Anda di halaman 1dari 10

FIRE DETECTION DINI BERBASIS WIRELESS SENSOR NETWORK PROTOTYPE

Disusun oleh

Ayu Lestari (193010901002)


Natalia Resoldes Lbn Tobing (193020901008)
Boin Rolando Sidabutar (193020901018)

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
PALANGKA RAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami Tim Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Esa atas rahmat dan
berkat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Fire
Detector Dini Berbasis Wireless Sensor Network Prototype”. Karya ilmiah ini dibuat untuk
memenuhi UTS Metode Penelitian Fisika. Dalam karya tulis ilmiah ini kami membahas
bagaimana cara merancang fire detector berbasis WSN beserta penggunaannya bagi
masyarakat luas.
Kami Tim Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Namun, kami berharap lewat karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Akhir kata kami
Tim Penulis mengucapkan banyak terimakasih bagi pembaca sekalian. Kami menerima kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk pembelajaran yang lebih baik kedepannya.

Palangka Raya, 22 Oktober 2021

Tim Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

ABSTRAK

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki hutan terluas di dunia. Hutan di
Indonesia tersebar dari Pulau Sumatra hingga ke Papua. Pada tahun 2009 luas tutupan
hutan Indonesia adalah 88,17 juta ha atau sekitar 46,33 persen dari luas daratan
Indonesia. Sebaran tutupan hutan terluas berada di Pulau Papua dengan persentase
sekitar 38,72 persen dari total luas tutupan hutan Indonesia, atau sekitar 34,13 juta ha [1].
Hutan di Indonesia memiliki banyak peran yang penting, salah satunya sebagai paru-paru
dunia. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu banyak permasalahn yang terjadi berkaitan
dengan hutan.
Kebakaran hutan adalah salah satu permasalahan yang sering terjadi terutama di
Indonesia. Sepanjang tahun, akan ada banyak hutan yang terbakar diberbagai daerah.
Kebakaran hutan ini dapat disebabkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung
jawab. Misalnya saja pembukaan lahan yang dilakukan dengan cara membakar atau
puting rokok yang masih menyala dibuang sembarangan. Faktor cuaca juga
mempengaruhi terjadinya kebakaran hutan, biasanya kebakaran hutan akan meningkat
jika di musim kemarau. Kebakaran hutan ini menyebabkan banyak kerugian bagi
lingkungan, misalnya saja polusi udara dan gangguan pernapasan pada manusia.
Untuk mencegah hal ini terjadi sedini mungkin, dilakukan penelitian membuat atau
merancang alat fire detector menggunakan prototipe Wireless Sensor Network (WSN).
Seiring perkembangan teknologi yang semakin maju, wireless sering kali digunakan
karena teknologi ini mampu mengirim data tanpa harus menggunakan kabel. Dengan
adanya teknologi ini diharapkan mampu mengatasi penyebaran kebakaran di hutan. Fire
detector dirancang untuk dapat mendeteksi asap, api dan suhu.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, didapat rumusan masalah
tersebut adalah bagaimana cara merancang dan penggunaan fire detector berbasis
wireless sensor network prototype?

1.3 Tujuan Penelitian


Karya tulis ilmiah ini memiliki tujuan untuk mengetahui hasil akhir dari rancangan
dan pengguan fire detector berbasis prototype WSN.

1.4 Manfaat Penelitian


 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
pembaca tentang alat fire detector berbasis Wireless Sensor Network untuk
mencegah terjadinya kebakaran hutan menyebar dengan cepat dan luas.

 Manfaat Praktis
 Bagi penulis
Penelitian ini diharapkan daapt menjadi sarana yang bermanfaat dalam
merancang atau pun menggunakan fire detector berbasis WSN.
 Bagi masyarakat umum
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan digunakan bagi masyarakat
luas. Serta menyadarkan masyarakat untuk dapat lebih produktif dalam menjaga
atau pun mencegah kebakaran hutan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Wireless Sensor Network


Wireless Sensor Network (WSN) merupakan unit proses pengukuran, komputasi, dan
komunikasi yang memberikan kemampuan administratif ke perangkat, pengamatan untuk
setiap peristiwa dan fenomena yang terjadi di lingkungan menggunakan teknologi
nirkabel. Penggunaan WSN ini jauh lebih efisien daripada penggunaan kabel [2].
Wireless Sensor Network atau jaringan sensor nirkabel merupakan media nirkabel
untuk membentuk bidang sensor. WSN umunya terdiri dari beberapa kumpulan node
sensor yang tersebar pada area tertentu yang berfungsi untuk mengumpulkan data agar
dapat memonitoring tentang suatu sistem atau lingkungan. Monitoring yang dilakukan
seperti temperatur, kelembaban, tekanan, pergeseran dan lain-lain yang didukung secara
otomatis dengan peralatan cerdas dalam mengelola sumber daya serta mengoptimalkan
jadwal tugas secara real-time.
WSN jaringan sensor nirkabel telah diimplementasikan dalam lahan pertanian, yang
dapat memantau suhu udara, kelembaban dan intensitas cahaya sekitar di lahan panen.
Desain juga mencakup implementasi layanan jaringan yang diperlukan, manajemen
daya, pemantauan status node sensor dan akses data jarak jauh. Sensor di sini digunakan
untuk menangkap informasi sesuai dengan karakteristik dan penyajian informasi melalui
komunikasi internet [3]

2.2 Arsitektur Umum Wireless Sensor Network


Pada umumnya node WSN mempunyai sistem sensing, processing, communication
dan power. WSN juga memiliki sistem processor yang berperan penting karena dapat
mempengaruhi performance atau pun konsumsi energi. Beberapa pilihan processor yaitu
microcontroller. Digital signal processor, Application-specific IC dan Field
programmable gate array [4].
Gambar 1 Arsitektur umum sebuah WSN

2.3 Sensor Api


Sensor api atau sensor flame detector merupakan sistem sensor yang dapat
mendeteksi posisi nyala api dengan ketelitian tinggi yang menggunakan gabungan sensor
mata api dan motor servo. Sistem ini terdiri dari sebuah sensor photodioda yang
digunakan untuk mendeteksi mata api dan sebuah modul berbasis mikrokontroler yang
digunakan untuk mengatur kerja motor servo, mengambil sampling data sensor, dan
mengatur antarmuka dengan sistem lainnya [5].

Gambar 2 Flame Sensor Detector

2.4 Sensor Asap MQ 2


Sensor MQ-2 merupakan salah satu sensor sensitif terhadap gas. Bahan utama sensor
ini adalah SnO2 dengan konduktifitas rendah pada udara bersih. Jika terdapat kebocoran
gas konduktifitas sensor menjadi lebih tinggi, setiap kenaikan konsentrasi gas maka
konduktivitas sensor juga naik [6]. Sensor asap MQ 2 berfungsi untuk mengamati tingkat
kontaminasi udara yang disebabkan oleh asap pembakaran, asap rokok dan gas lainnya
yang mempunyai konsentrasi rendah [7]. Sensor MQ-2 terdapat 2 masukan tegangan
yakni VH dan VC. VH digunakan untuk tegangan pada pemanas (Heater) internal dan Vc
merupakan tegangan sumber. Catu daya yang dibutuhkan pada sensor MQ2 adalah Vc <
24VDC dan VH = 5V ±0.2V Tegangan AC atau DC [6].
2.5 Sensor Suhu LM35
Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk
mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor suhu
LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan
sensor suhu lainnya, LM35 memiliki keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang
tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta
tidak memerlukan penyetelan lanjutan [4].
sensor LM35 memiliki 3 kaki yaitu untuk ground, vcc dan output, kaki-kaki
dihubungkan ke Port di mikrokontroler yang kemudian mikrokontroler akan menerima
data input dari sensor sehingga data input dari sensor akan diproses oleh mikrokontroler
menjadi output pada LCD, kipas ataupun buzzer. Sensor suhu LM35 akan langsung
terkalibrasi untuk mendeteksi suhu dalam derajat Celcius. Sensor suhu mempunyai
spesifikasi range deteksi -55°C sampai dengan +150°C dan dioperasikan pada tegangan 4
sampai dengan 30 VDC [8].

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan penelitian dengan pendekatan desktiptif kualitatif dan
jenis penelitian yang digunakan dalam proses penyusunan karya ilmiah ini adalah
metode studi literatur. Jenis penelitian studi literatur ini digunakan untuk memperoleh
data yang bersifat teoritis sebagai landasan teori ilmiah, yaitu dengan memilih dan
menganalisa literatur-literatur atau artikel ilmiah yang relefan dengan judul yang diteliti.

3.2 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian karya tulis ilmiah ini
adalah menggunakan metode studi literatur. Metode literatur ini dilakukan dengan cara
mencari artikel-artikel ilmiah atau jurnal yang diperoleh dari website seperti google
scholar, researchgate dan website resmi lainnya.

3.3 Teknik Analisa Data


Merujuk pada jenis penelitian yang digunakan pada penulisan karya ilmiah penelitian
ini, maka dalam menganalisis data yang digunakan adalah analisis isi. Analisis data
didapat dari literatur atau artikel ilmiah dari website-website resmi. Disini kami akan
menganalisa isi artikel atau pun jurnal yang terkait dengan fire detector berbasis wireless
sensor network.

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Perancangan Rangkaian


a. Rangkaian sensor Suhu
Sensor suhu LM35 memiliki jangkauan pengukuran suhu maksimum antara
-55°C sampai dengan +150°C jika dikonfigurasikan maka akan terlihat seperti gambar
3 [9]. Pada perancangan ini LM35 hanya digunakan untuk jangkauan suhu antara 0°C
sampai dengan 150°C. Keluaran tegangan maksimum LM35 adalah sekitar 1,5 V.

Gambar 3 Konfigurasi Rangkaian sensor suhu LM35

b. Rangkaian Sensor Api


Pada penelitian [10] dapat dilihat gambar 4 di bawah ini menjelaskan
hubungan dari modul sensor api dengan mikrokontroler dimana modul sensor api ini
dihubungkan ke PortA di mikrokontroler yang kemudian akan mendeteksi adanya api
yang menyulut ke arah sensor tersebut. Input yang diterima oleh mikrokontroler dari
sensor api juga akan dibandingkan dengan input data dari sensor suhu. Hal ini
dikarenakan program yang ditanamkan pada mikrokontroler akan membaca deteksi
api dan membandingkan dengan besaran data input dari sensor suhu sehingga output
yang dihasilkan akan sesuai dengan yang diharapkan.

Gambar 4 Rangkaian Sensor api dengan mikrokontroler

c. Rangkaian Sensor Asap


Gambar 5 di bawah ini menjelaskan hubungan input dari modul sensor gas
dengan mikrokontroler dimana sensor modul sensor gas ini dihubungkan ke Port A di
mikrokontroler sehingga ketika diberi catu daya sensor akan mendeteksi kebocoran
gas yang kemudian akan dikirimkan ke mikrokontroler dan diproses untuk dijadikan
output pada LCD, buzzer ataupun kipas [10].

Gambar 5 Rangkaian Sensor Asap MQ-2 dengan Mikrokontroler

4.2 Perancangan dan Penjelasan Sistem


Perancangan sistem dapat dilihat pada blok diagram sistem di bawah ini.
Gambar 6 Diagram Blok Sistem

Dari diagram blok sistem di atas, saat sensor mendeteksi adanya asap, api dan suhu
yang tinggi, maka akan terbaca atau terdeteksi oleh mikrokontroler. Dari data yang
terbaca pada kontroler selanjutnya akan dikirimkan dengan menggunakan transceiver
untuk mengirim data pada server. Data yang terkirim dapat dilihat pada monitoring PC
atau pun notif alarm.
Dengan rancangan sistem ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat
untuk menjaga ke

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan untuk karya tulis ini dapat disimpulkan bahwa untuk
membuat rancangan Fire Detector berbasis wireless sensor network
5.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai