MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Audit
Disusun Oleh :
2021
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………........... iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………..…………………………… 1
B. Rumusan Masalah……………..…….………………….………...….…. 2
C. Tujuan Penulisan……………………………...………………...……….. 2
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………….............................22
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Audit laporan keuangan adalah penilaian atas suatu perusahaan atau badan
hukum lainnya (termasuk pemerintah) sehingga dapat dihasilkan pendapat yang
independen tentang laporan keuangan yang relevan, akurat, lengkap dan disajikan
secara wajar. Hasil audit laporan keuangan harus memiliki manfaat baik bagi pihak
internal maupun eksternal perusahaan. Selain itu, laporan audit memiliki keterbatasan
tertentu dan beberapa penyimpangan dari standar laporan audit, dan auditor harus
mengetahui semuanya.
Dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membuat makalah tentang
“Audit Laporan Keuangan” agar nantinya mahasiswa yang telah memperlajari mata
kuliah audit setidaknya dapat memahami dan menyatakan pendapat atas kewajaran
laporan keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
B. Rumusan Masalah
3. Bagaimana isi dan struktur Standar profesional akuntan publik yang berlaku
saat ini?
C. Tujuan Penelitian
BAB II
PEMBAHASAN
Namun dalam sebagian besar audit, lebih-lebih dalam audit laporan keuangan,
terdapat hubungan yang erat dan banyak melibatkan data akuntansi. Sebagaimana
diketahui akuntansi didefisinikan sebagai proses mengindentifikasi, mengukur, dan
mengomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Pelaporan keuangan yang merupakan tahap pengkomunikasian dalam akuntansi
adalah penyampaian informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan, meski pun
konsep laporan keuangan tidak terbatas hanya pada keuangan.
PELAPORAN KEUANGAN
AKUNTANSI AUDITING
Tanggungjawab Manajemen
Menganalisis kejadian Mendapatkan dan mengevaluasi
bukti tentang laporan keuangan
dan transaksi
Apabila informasi berasal dari pihak lain, maka kemungkinan (disengaja atau
tidak disengaja) adanya informasi yang tidak benar menjadi bertambah besar. Resiko
salah informasi semakin meningkat ketika obyek yang dilaporkan berjauhan dengan
penerima informasi.
Apabila informasi disusun oleh pihak atau orang lain yang tujuannya tidak
selaras dengan tujuan pengambilan keputusan, maka informasi bisa menjadi bias
demi keuntungan si pembuat informasi.
3.Volume Data
4.Kerumitan Transaksi
Ada tiga pilihan yang mungkin dilakukan untuk mengurangi resiko informasi,
yaitu:
E.Keterbatasan Audit
Auditor tidak bisa memberi jaminan penuh bahwa laporan keuangan yang
telah di audit nya bebas dari kesalahan penyajian material yang timbul akibat
kesalahan atau pun kecurangan. Laporan keuangan yang telah di audit tidak dapatb
benar-benar akirat. Hal ini disebabkan oleh proses akuntansi yang melahirkan laporan
keuangan, ,maupun oleh proses pengauditan itu sendiri.
Keterbatasan audit yang timbul karna proses audit itu sendiri, bisa terjadi
karna berbagai hal. Idealnya auditor harus bisa memperoleh bukti tangan pertama
untuk mendukung setiap asersi yang melekat dalam laporan keuangan, tetapi hal
seperti itu kadang-kadang tidak prakstis atau tidak mungkin.
A.Manajamen
Standar audit tidak secara eksplisit menyebut nama badan/dewan atau orang
yang dimaksud sebagai pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola. Hal ini bisa
dimengerti karena standar audit ini adalah standar yang berlaku secara internasional
yang harus bisa merangkum semua pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
dinegara manapun. Padahal, struktur tata kelola bervariaso berdasarkan yurisdiksi dan
entitas, menggambarkan pengaruh seperti perbedaan latar belakangan budaya dan
hukum, dan ukuran serta karakteristik kepemilikan yang berbada. Sebagai contoh,
dalam beberapa kasus, beberapa atau semua pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelola terlibat dalam pengelolaan entitas. Dalam kasus yang lainnya, pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola dan manajemen terdiri dari individu-individuyang
berbeda. Dalam beberapa kasus, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
bertanggung jawab untuk menyetujui laporan keuangan entitas.dalam kasus lainnya
tanggung jawab tersebut berada pada manajemen.
Jika tata kelola adalah tanggung jawab bersama, suatu subgrup seperti komite
audit bahkan seorang individu, mungkin dapat bertanggung jawab atas tugas tertentu
untuk membantu badan tata kelola (dewan komisaris) dalam memenuhi tanggung
jawabnya. SA 260.A7 menyatakan bahwa keberadaan komite audit tedapat dalam
banyak entitas. Meskipun wewenang dan fungsi mereka dapat berbeda, komunikasi
dengan komite audit, jika ada, telah menjadi elemen kunci komunikasi auditor dengan
pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.prinsip tata kelola yang baik
menyarankan bahwa :
Auditor akan diundang secara teratur untuk hadir dalam rapat dengan komite
audit.
Ketua komite audit dan,jika relevan, anggota lainnya dari komite audit, akan
berhubungan dengan auditor secara periodik.
Komite audit akan bertemu dengan auditor tanpa kehadiran pihak manajemen
paling sedikit satu tahun sekali.
C. Auditor Internal
Intenal auditor adalah auditor yang berkerja pada satu entitas, dan oleh
karenanya merupakan pegawai dan tunduk pada manajemen entitas dimana ia
berkerja. Fungsi audit internal anatara lain pemeriksaan, pengevaluasian, dan
pemantauan kecukupan dan efektivitas pengendalian internal. Tujuan fungsi internal
auditor ditentukan oleh manajemen, dan jika relevan, pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola. Walaupun tujuan fungsi auditor internal berbeda dengan auditor
eksternal, beberapa cara yang digunakan oleh fungsi auditor internal dan auditor
eksternal mungkin sama.
Aktifitas fungsi audit internal dapat mencakup satuatau lebih hal-hal sebagai
berikut :
D. Pemegang Saham
Standar audit adalah pedoman umum untuk membantu para auditor dalam
memenuhi tanggung jawab profesional mereka dalam pengauditan laporan keuangan
historis. Standar tersebut mencakup pertimbangan kualitas profesional antara lain
persyaratan kompetensi dan independensi, pelaporan, dan bukti.
Isi dan struktur SPAP wajib dipahami oleh para auditor dan calon auditor,
karena SPAP merupakan panduan utama yang wajib dilaksanakan dalam pengauditan
laporan keuangan historis berdasarkan standar audit. Walaupun isinya mengandung
banyak persamaan, sistimatika dan struktur SPAP yang sekarang berlaku sangat
berbeda bila dibandingkan dengan SPAP yang berlaku sebelumnya. Berikut ini
adalah judul-judul dari isi standar audit yang telah diberlakukan oleh IAASB dan
diadopsi oleh IAPI.
SA 240 Tanggung jawab auditor terkait dengan kecurangan dalam suatu audit
atas laporan keuangan
SA 260 Komunikasi dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
300-499 Penilaian resiko dan respons terhadap resiko yang telah dinilai
SA 540 Audit atas estimasi akuntansi, termasuk estimasi akuntansi nilai wajar,
dan pengungkapan yang bersangkutan
SA 706 Paragraf penekanan suatu hal dan paragraf hal lain dalam laporan
auditor independen
SA 720 Tanggung jawab auditor terkait dengan informasi lain dalam dokumen-
dokumen yang berisi laporan keuangnan auditan
SA 805 Pertimbangan khusus – audit atas laporan keuangan tunggal dan suatu
unsur, akun, atau pos tertentu dalam laporan keuangan
Struktur setiap standar audit yang tercakup dalam standar profesional akuntan
publlik mengikuti struktur yang terdapat dalam ISA yang menggelompokan informasi
dalam seksi yang berbeda, yaitu : pengantar, tujuan, definisi, ketentuan, dan materi
penerapan dan penjelasan lain..
a. Pengantar
b. Tujuan
Setiap standar audit (SA) berisi pernyataan yang jelas tentang tujuan auditor
mengenai hal-hal yang dibahas dalam (SA) tersebut.
c. Definisi
Agar diperoleh pemahaman yang lebih baik tentang SA, istilah-istilah terkait
didefinisikan dalam setiap SA.
d. Ketentuan
Materi penerapan dan penjelasan lain menjelaskan secara lebih tepat makna
dari suatu ketentuan atau apa yang dimaksudkan untuk dicakup, atau menyertakan
contoh-contoh prosedur yang mungkin cocok dalam situasi yang dihadapi.
Berikut ini adalah daftar situasi yang dapat mengakibatkan tambahan infomasi
penjelasan pada laporan standar dengan pendapat wajar tanpa pengecualian :
1) Apakah bukti yang mencukupi telah diperoleh dalam audit guna mendapatkan
dasar yang layak untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan?
2) Apakah laporan keuangan telah menyajikan secara wajar dalam semua hal yang
material, posisi keuangan, hasil operasi dan arus kas sesuai dengan GAAP?
Materialitas merupakan hal yang penting dalam menjawab kedua pertanyaan tersebut.
Apabila pengaruh dari suatu hal di mana bukti yang telah diperoleh adalah tidak material,
atau apabila keidak sesuaian dengan GAAP mempunyai pengaruh dari suatu hal di mana
bukti yang tidak mencukupi yang telah diperoleh adalha idak material, atau apabial
ketidaksesuaian dengan GAAP mempunyai pengaruh yang tidak material terhadap laporan
keuangan, maka jawaban yang mengiyakan dapat diberikan kepada setiap pertanyaan
dalam menerbitkan suatu pendapat wajar tanpa pengecualian. Jawaban negative atas
pertanyaan pertama berarti ada pembatasan rung lingkup dalam pelaksanaan audit.
Demikian pula, Jawaban negative atas pertanyaan kedua berarti ada ketidaksesuaian yang
material dalam GAAP.
Opsi pelaporan dari kedua jenis penyimpangan ini adalah sebagai berikut:
Akibat wajar dari kosep materialitas adalah penyebaran yang bekaitan dengan jumlah
pos-pos laporan keuangan yang dipengaruhi oleh situasinya. Apabiala jumlah pos yang
dipengaruhi kecil, auditor biasanya akan memberilkan pendapat wajar dengan pengecualian
karena pengaruhnya dapat dijelaskan secara meamdai dalam paragraph penjelasan, dan
keseluruhan laporan keuangan masih berguna. Sebaliknya jika jumlah pos yang dipengaruhi
besar, maka tidaklah praktis untuk berusaha menjelaskan semua pengaruh dalam paragraph
penjelasan dan penolakan memberikan pendapat atau pendapat tidak wajar akan
diterbitkan.
Berikut ini adalah daftarn situasi yang dapat mengakibatkan penerbitan pendapat wajar
dengan pengecualian, pendapat tidak wajar atau penolakan memberikan pendapat:
Pembatasan ruang lingkup dapat ditentukan oleh klien atau beralsal dari berbagai
situasi. Contoh – contoh pembatasn yang diajukan oleh klien adalah penolakan untuk
memeperkenakan konfirmasi piutang, mendandatangani surat representasi klien tau
memberikan auditor akses ke catatan rapat dewan komisaris. Contoh pembatasan yang
berasal dari berbagai situasi adalah penetapan waktu prosedur, seperti perjanjian yang
terlalu lambat untuk dapat melakukan prosedur yang dianggap perlu dalam situasi – situasi ,
dan catatan klien yang tidak memadai.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Audit laporan keuangan adalah penilaian atas suatu perusahaan atau badan
hukum lainnya (termasuk pemerintah) sehingga dapat dihasilkan pendapat yang
independen tentang laporan keuangan yang relevan, akurat, lengkap dan disajikan
secara wajar. Hasil audit laporan keuangan harus memiliki manfaat baik bagi pihak
internal maupun eksternal perusahaan.
Tergantung pada situasinya, laporan auditor dapat mengambil salah satu bentukbentuk
berikut: (1) laporan standar yang berisi pendapat wajar anpa pengecualian, (2) laporan yang
berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan tambahan, (3) laporan
yang menyatakan salah satu dari tiga jenis pendapat lain-wajar dengan pengecualian, tidak
wajar, atau penilakan memberikan pendapat.
DAFTAR PUSTAKA
William C. Boynton, Raymond N. Johnnson, Wallter G. Kell. 2003. Modern Auditing Jilid II
Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga.