OLEH:
04064822124007
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
salah satu penyebab terbanyak morbiditas di bidang saraf pada anak yang
kembang, kesulitan belajar, serta dapat menentukan potensi dan kualitas hidup
anak pada masa yang akan datang. Epilepsi dapat terjadi pada wanita maupun
pria, tanpa memandang umur dan ras (Lestari dan Mudapati, 2014).
neurologi yang paling umum secara global. Hampir 80% orang yang
epilepsi adalah pengobatan yang dilakukan dalam jangka waktu yang panjang,
sehingga diperlukan kerja sama yang baik antara dokter, pasien, dan keluarga
dari dosis rendah dan dilanjutkan dengan dinaikkan bertahap sampai dosis
efektif tercapai. Jika bangkitan tidak dapat dihetikan dengan OAE lini pertama
nyeri dan rasa tidak nyaman pada pasien anak-anak. Kondisi rawat di rumah
sakit, merupakan lingkungan yang baru dan menimbulkan stres bagi anak.
Anak dapat menjadi sangat tertekan terhadap lingkungan yang tidak familiar,
dengan pakaian yang tidak biasa, misalnya masker, sikap tenaga kesehatan
yang cenderung tegas dari pada orang biasa ditemui anak, serta suara bising
dan bau- bauan yang tidak familiar dapat menimbulkan perasaan takut bagi
Nyeri merupakan sumber utama stress bagi anak dan keluarga mereka
invasif, seperti pemasangan infus dan pemberian obat melalui selang infus.
lebih dari 6 tahun maka penilaian nyeri dapat diungkapkan atau dilaporkan
secara langsung. Sedangkan untuk anak usia kurang dari 6 tahun, skala nyeri
perilaku bisa digunakan juga (Beltramini, Milojevic dan Pateron, 2017). Anak
menarik diri terhadap jarum karena menimbulkan rasa nyeri yang nyata dan
yang lainnya. Dalam hal ini perawat mempunyai kesempatan untuk membantu
2017).
dijalankan, dan bertindak sebagai advokat pasien saat intervensi tidak efektif.
Selain itu, perawat berperan sebagai pendidik atau edukator untuk pasien dan
Teknik yang dapat diberikan untuk menurunkan skala nyeri anak salah
anak usia pra sekolah yang memiliki daya imajinasi tinggi. Audiovisual dapat
ingat melalui audiovisual, taknik ini juga dapat membantu perawat dalam
anak dengan epilepsi untuk menurunkan skala nyeri akibat prosedur invasif.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
ini.
2. Tujuan Khusus
dengan epilepsi
C. Manfaat
D. Metode
1. Mencari dan memilih tiga pasien keloaan dengan kriteria yaitu sebagai
evaluasi keperawatan.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Epilepsi
International League Against Epilepsy (ILAE) pada tahun 2005, epilepsi yang
disebabkan oleh lepasnya muatan listrik secara sinkron dan berlebihan dari
B. Etiologi Epilepsi
1. Struktural
2. Genetik
langsung yang diketahui atau diduga dari mutasi genetik, gejala inti dari
banyak keluarga yang memiliki mutasi salah satu dari gen kanal kalium,
hanya diketahui pada sebagian kecil individu saat ini (Scheffer et al.,
2017).
Kedua, etiologi genetik dapat disarankan dengan penelitian klinis
satu gen atau varian nomor salinan dari efek utama. Terdapat peningkatan
kurang tidur, stres, dan sakit. Etiologi genetik mengacu pada varian
3. Infeksi
sebagai akibat dari infeksi. Konsep dari etiologi infeksi adalah epilepsi
terjadi sebagai hasil secara langsung dari infeksi yang diketahui bahwa
4. Metabolik
dari epilepsi metabolik adalah epilepsi terjadi sebagai hasil langsung yang
2017).
5. Imunitas
Faktor risiko menurut Raharjo (2007), yaitu: fakotr prenatal, natal, dan
postnatal.
1. Faktor Prenatal
Usia ibu pada waktu hamil <20 tahun atau >35 tahun dapat
(Raharjo, 2007).
2. Faktor Natal
a. Afiksia
(Raharjo, 2007)
b. Partus lama
(Raharjo, 2007)
kerusakan otak yang permanen lebih besar. Oleh karena itu, setiap
kerusakan yang lebih luas (Raharjo, 2007). Pada bayi yang lahir
3. Faktor Postnatal
a. Kejang demam
b. Trauma kepala
gejala sisa berupa jaringan sikatrik yang dalam kurun waktu 3-5
tahun akan menjadi fokus epilepsi. Bangkitan epilepsi pasca cedera
2007):
genetik.
onset fokal didefinisikan sebagai “berasal dari jaringan yang terbatas pada
satu hemisfer. Mereka mungkin lokal atau tersebar lebih luas. Kejang
fokal dapat berasal dari struktur subkortikal. Kejang dari onset umum
masa depan, sebuah reklasifikasi dari kejang dengan onset yang belum
diketahui menjadi onset fokal atau umum mungkin dapat terjadi. Oleh
karena itu, onset yang belum diketahui bukan sebuah karakteristik kejang,
bilateral sejak onset, tetapi di klasifikasi dasar, tipe aktivitas motor tidak
kategori tidak terklasifikasi terdiri dari keduanya yaitu kejang yang tidak
cocok dengan kategori lain atau kejang yang tidak memilki cukup
kategori dari onset fokal tidak secara hierarki, menamai tingkat kesadaran
pada kejang onset umum, jadi tingkat kesadaran tidak digunakan sebagai
onset umum yang tidak bisa dikatakan hal lain, tetapi istilah “motor” dan
dihilangkan untuk kejang seperti absence yang hanya hadir dengan onset
Kejang dengan onset tidak diketahui dapat dibagi menjadi motor atau
kejadian yang tidak biasa yang menyerupai kejang, namun tidak dapat
E. Patofisiologis Epilepsi
reseptor akan terjadi perubahan lokal sistem elektrik neuron, yang dapat
berupa eksitasi dan inhibisi pada impuls saraf sehingga terjadi aksi potensial
eksitabilitas sel-sel saraf dan hubungan antar sel-sel saraf. Kejang dapat
dipicu oleh eksitasi ataupun inhibisi pada sel saraf. Glutamat yang
reseptor NMDA akan menghasilkan tipe EPSP yang lebih lambat (Vera et
al., 2014).
menyebabkan masuknya ion Cl-ke dalam sel neuron. Masuknya ion Cl-ini
2014).
2013).
adalah daerah pertemuan atau sinaps antara membran sel saraf motorik dan
sejumlah ion natrium untuk berdifusi ke bagian dalam membran serat otot
Diagnosis epilepsi pada anak dan remaja dapat ditegakkan oleh dokter
spesialis anak yang sudah dilatih dan/atau pakar di bidang epilepsi. Diagnosis
1. Anamnesis
Tabel
Perbedaan kejang dan bukan kejang
(IDAI, 2016)
Klinis Kejang Bukan Kejang
Awitan Tiba-tiba Gradual
Kesadaran Terganggu (tidak Tidak terganggu
terganggu pada kejang
fokal sederhana)
Gerakan ekstremitas Sinkron Asinkron
Sianosis Sering Jarang
Gerakan abnormal mata Selalu Jarang
Serangan khas Sering Jarang
Lama Detik-menit Beberapa menit
Dapat diprovokasi Jarang Hampir selalu
Abnormalitas EEG Selalu Tidak pernah
(iktal)
berlangsung?
4) Apa yang terjadi setelah kejang berhenti? Apakah anak
penurunan kesadaran
2. Pemeriksaan Fisik
gejala yang tergantung dengan usia, seperti umur saat onset dan
a. EEG
penyebarannya
dihentikan
b. MRI
defisit
tiga bulan
8) Status epileptikus
G. Penatalaksanaan Epilepsi
sel-sel otak. Apabila kejang terjadi terus-menerus, kerusakan sel-sel otak akan
rendah dan dinaikkan bertahap sampai dosis efektif tercapai atau timbul
efek samping. Jika bangkitan tidak dapat dihetikan dengan OAE lini
kegagalan mengontrol bangkitan dengan lebih dari dua OAE lini pertama
dengan rata-rata serangan lebih dari satu kali per bulan selama 18 bulan
dan interval bebas bangkitan tidak lebih dari tiga bulan. Penderita epilepsi
untuk epilepsi yang baru didiagnosis pada anak-anak. Jika satu OAE tidak
bekerja, obat kedua harus diperkenalkan saat anak masih menerima obat
kontrol bangkitan dicapai dengan obat baru, OAE yang tidak efektif
dilakukan jika bangkitan tidak dapat diatasi dengan penggunaan dua obat
yang adekuat dari dua obat yang ditoleransi dan dipilih secara tepat dan
OAE yang tidak efektif atau tidak ditoleransi, karena jika tidak, seorang
anak akan mendapat empat atau lima OAE. Hal ini meningkatkan risiko
sudah tepat, apakah kepatuhan minum obat sudah baik dan apakah pilihan
a. Diet Ketogenik
Protokol ini terdiri dari lemak dan rasio 4:1 dengan gabungan protein
dan karbohidrat. Pada protokol ini, pasien masuk rumah sakit dan
konstipasi dan diare. (Wisnu et al., 2017). Pada diet ketogenik energi
otak bukan dari glukosa sebagai hasil glikolisis, namun dari keton
b. Tindakan Bedah
(IDAI, 2016).
H. Prognosis Epilepsi
untuk memastikan tidak terjadi kejang kembali (IDAI, 2016). Individu dengan
berulang sebesar 80% (IDAI, 2016). Kematian pada anak dengan epilepsi
BAB III
Ny. S dan Tn. C datang ke RSMH bersama dengan An. F (laki-laki, 2 tahun).
sebelum masuk rumah sakit, frekuensi kejang sebanyak 3x, durasi kejang
kurang lebih 10-15 menit interval antar kejang sekitar 3-5 jam. Ny. S
mengatakan selama kejang anaknya tidak sadarkan diri dan setelah kejang
anaknya menangis, tipe kejang kelanjotan seluruh tubuh dan mata mendelik
selama pengkajian An. F aktif bermain bersama ibunya dan sering tertawa.
Pada ekstremitas kiri terpasang akses intravena. Ny. S mengatakan tidak ada
fenitoin 100 mg dalam NaCl 0.9% injeksi dan setiap diberikan obat tersebut
dari obat fenitoin tersebut akan menimbulkan rasa nyeri pada kulit dan
saja setiap jam makan. Ny. S mengatakan An. F lebih suka makan roti yang
dihaluskan dengan air dari pada makan bubur yang diberikan dari rumah sakit.
secara tiba-tiba pada tangan dan kaki. An. F melakukan aktivitas dan
menghabiskan waktu paling banyak di atas tempat tidur, terlihat beberapa kali
An. F dan Ny. S duduk dan tidur di tempat tidur tidak memasang pagar tempat
x/menit, suhu 36.8°C, RR 28 x/menit tinggi badan 85 cm, berat badan 11 kg.
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Usia : 2 tahun
No. 32
b. Keluhan Utama
(aktivitas)
4. Cry (menangis)
5. Consability
(konsabilitas)
Total 4 (nyeri sedang)
c. Riwayat Kehamilan
(200 mg/kgBB)
Lain-lain:
kejang-kejang baik dari keluarga pihak ibu maupun ayah dari An. F.
f. Genogram
An. F
Keterangan
g. Riwayat Sosial
i. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : kesadaran komposmentis, anak tampak menangis
dan memeluk ibunya, kulit anak A terasa hangat, warna kulit kuning
langsat.
Tanda vital :
TD : 110/70 mmHg
HR : 110 x/menit
RR : 28 x/menit
Suhu : 36.8°C
Mata
Hidung
Inspeksi : septum nasal sejajar, tidak ada sumbatan jalan napas, tidak
ada sekret
Mulut
Inspeksi : mukosa bibir pucat, jumlah gigi susu 20 buah, gigi tidak
Telinga
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada pina dan tidak ada benjolan di
belakang telinga
Dada
pernapasan
Jantung
Abdomen
menonjol
Punggung
Genetalia
Ekstremitas
Inspeksi : lengkap, tidak ada lesi, tidak ada edema, Ny. S mengatakan
Kekuatan otot
4 4
4 4
Kulit
Lain-lain
IMT : BB
TB 2
11 kg
0,72 m
15, 27
: 11 – 12.2
13. 6 – 12.2
: - 1.2
1,4
: - 0.857
k. Pemeriksaan Penunjang
sebelah kiri
2. Rumusan Masalah
a. Analisa Data
Nyeri akut
2. DS: Fraktor predisposisi: Risiko defisit
- Ny. S mengatakan struktural, genetik, nutrisi
sejak dirawat di infeksi, metabolik,
rumah sakit, An. F imunitas, dan tidak
mengalami diketahui
penurunan nafsu
makan, makan hanya
3 sendok bubur dan Gangguan pada neuron
tidak menghabiskan atau sel-sel
snack
- Ny. S mengatakan
An. F lebih suka Pelepasan energi
makan roti yang elektrokimia
dihaluskan dengan
air dari pada makan
bubur yang Lepasnya muatan
diberikan dari rumah listrik yang berlebih di
sakit neuron saraf pusat
DO:
- Inspeksi abdomen Pelepasan impuls
perut berbentuk abnormal secara
cekung ke dalam mendadak dan
- Tinggi badan 85 cm, berlebihan di otak
berat badan 11 kg
- IMT : 15,27
(intrepretasi : berat Ketidakseimbangan
badan kurang) impuls
- Z score : (- 0.857)
intrepretasi gizi baik
Epilepsi
Efek terapi
Penurunan nafsu
makan
Risiko defisit nutrisi
3. DS: Fraktor predisposisi: Risiko jatuh
- Ny. S mengatakan struktural, genetik,
kejag terjadi secara infeksi, metabolik,
tiba-tiba imunitas, dan tidak
DO: diketahui
- An. F melakukan
aktivitas dan
menghabiskan waktu Gangguan pada neuron
paling banyak di atas atau sel-sel
tempat tidur
- Terlihat beberapa
kali An. F dan Ny. S Pelepasan energi
duduk dan tidur di elektrokimia
tempat tidur tidak
memasang pagar
tempat tidur Lepasnya muatan
listrik yang berlebih di
neuron saraf pusat
Pelepasan impuls
abnormal secara
mendadak dan
berlebihan di otak
Ketidakseimbangan
impuls
Epilepsi
Penurunan kesadaran
Risiko jatuh
4. DS: Fraktor predisposisi: Risiko gangguan
- Ny. S mengatakan struktural, genetik, perkembangan
anaknya sering infeksi, metabolik,
menangis karena imunitas, dan tidak
mengalami kekauan diketahui
otot secara tiba-tiba
pada tangan dan
kaki. Gangguan pada neuron
atau sel-sel
DO:
- An. F telah
terdiagnosis epilepsi Pelepasan energi
sejak usia 9 bulan elektrokimia
dan rutin
mengonsumsi asam
valproat 2 x 1,8 ml Lepasnya muatan
(200 mg/kgBB) listrik yang berlebih di
neuron saraf pusat
Pelepasan impuls
abnormal secara
mendadak dan
berlebihan di otak
Ketidakseimbangan
impuls
Epilepsi
Risiko gangguan
perkembangan
b. Diagnosa Keperawatan
DS:
DO:
DS:
DO:
DS:
DO:
DS:
kaki.
DO:
Edukasi
- Jelaskan manfaat dan jenis distraksi
(audiovisual) kepada keluarga
- Anjurkan menggunakan teknik sesuai dengan
tingkat energi, kemampuan usia, tingkat
perkembangan
- Anjurkan berlatih teknik distraksi kepada
keluarga
2. Risiko defisit nutrisi d.d Setelah dilakukan intervensi Manajemen nutrisi
DS: selama 3x24 jam maka status Observasi
- Ny. S mengatakan sejak nutrisi membaik dengan - Identifikasi status nutrisi
dirawat di rumah sakit, kriteria hasil : - Identifikasi makanan yang disukai
An. F mengalami - Porsi makan yang - Monitor asupan makanan
penurunan nafsu makan, dihabiskan meningkat - Monitor berat badan
makan hanya 3 sendok dari jam makan
bubur dan tidak sebelumnya Terapeutik
menghabiskan snack - Frekuensi makan - Lakukan oral hygiene, sebelum makan, jika
- Ny. S mengatakan An. F membaik dengan makan perlu
lebih suka makan roti sedikit tapi sering - Sajikan makanan yang menarik dengan suhu
yang dihaluskan dengan - Nafsu makan membaik yang sesuai
air dari pada makan dengan mau makan
bubur yang diberikan dari yang diberikan dari Edukasi
rumah sakit rumah sakit - Anjurkan posisi duduk, jika mampu
DO:
- Inspeksi abdomen perut Kolaborasi
berbentuk cekung ke dalam - Kolaborasikan dengan ahli gizi untuk
- Tinggi badan 85 cm, berat menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
badan 11 kg yang dibutuhkan
- IMT : 15,27 (intrepretasi :
berat badan kurang)
- Z score : (- 0.857)
intrepretasi gizi baik
Edukasi
- Ajarkan cara mengunakan bel pamanggil
untuk memanggil perawat
4. Risiko gangguan perkembangan Setelah dilakukan intervensi Promosi perkembangan anak
d.d selama 3x24 jam maka status Observasi
DS: perkembangan membaik - Identifikasi kebutuhan khusus anak dan
- Ny. S mengatakan anaknya dengan kriteria hasil kemampuan adaptasi anak
sering menangis karena - Keterampilan/perilaku
mengalami kekauan otot sesuai usia meningkat Terapeutik
secara tiba-tiba pada - Kemampuan melakukan - Fasilitasi hubungan anak dengan teman sebaya
tangan dan kaki. perawatan diri - Dukung anak berinteraksi dengan anak lain
DO: meningkat - Berikan mainan yang sesuai dengan usia anak
- An. F telah terdiagnosis - Bernyanyi bersama anak lagu lagu yang
epilepsi sejak usia 9 bulan disukai anak
dan rutin mengonsumsi
asam valproat 2 x 1,8 ml Edukasi
(200 mg/kgBB) - Demonstrasikan kegiatan yang meningkatkan
perkembangan kepada keluarga
A:
Masalah risiko jatuh
teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
pencegahan jatuh
A:
Masalah keperawatan
nyeri akut teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
teknik distraksi dengan
video yang bervariasi
6. 8/6/2021 Risiko defisit 1. Memonitor asupan makan 12.30 S:
nutrisi - Ny. S menagatakan An. F makan dengan - Ny. S mengatakan pagi
makanan yang diberikan dari rumah ini anak F makan bubur
sakit dan roti-rotian yang dihaluskan yang diberikan
- Ny. S mengatakan
2. Mengidentifikasi makanan yang disukai tetap memberikan anak
An. F F bubur namun sedikit-
- An. F suka makan roti marie yang sedikit diselingi
dihaluskan dengan air dengan roti kesukaan
- An. F suka minum susu kedelai, Ny. S anaknya
mengatakan An. F setiap hari setelah
makan bubur dari rumah sakit selalu O:
minum susu kedelai - Frekuensi makan
anakF 3-5x sehari
3. Memonitor asupan makan pagi ini untuk menghabiskan
- An. F makan bubur yang diberikan dari bubur yang diberikan
rumah sakit, makan buah semangka dan - Anak F tidak
minum susu kedelai menghabiskan snack
yang diberikan
4. Mengingatkan kepada Ny. S untuk tetap - Inspeksi abdomen
memberikan makan kepada An. F dengan perut berbentuk
sedikit-sedikit tapi sering diselingi dengan cekung ke dalam
makanan kesukaannya - IMT : 15,27
(intrepretasi : berat
5. Mengingatkan kepada Ny. S untuk tetap badan kurang)
menjaga kebersihan gigi dan mulut An. F - Z score : (- 0.857)
selama di rumah sakit intrepretasi gizi baik
P:
Lanjutkan intervensi
manajemen nutrisi
7. 8/6/2021 Risiko jatuh 1. Mengidentifikasi faktor risiko jatuh 12.30 S:
- An. F berusia 2 tahun yang dapat - Ny. S mengatakan
mengalami kejang secara tiba-tiba jika beliau ingin pergi
- An. F menghabiskan waktu beraktivitas ke kamar mandi maka
dan bermain paling banyak di atas anaknya akan ikut
tempat tidur atau meminta tolong
- Terlihat pagar tempat tidur tidak di pada orang tua lain
pasang untuk mengawasi
- Yang mengawasi an. F hanya 1 orang membantu
yakni ibunya saja mengawasi anaknya
selama Ny. S berada
2. Mengidentifikasi faktor lingkungan yang di kamar mandi
meningkatkan risiko jatuh - Ny. F mengatakan
- Lantai rumah sakit yang setelah dipel sudah memasang
akan licin pagar tempat tidur
- Penerangan dalam ruangan cukup untuk mencegah jatuh
O:
3. Memastikan roda tempat tidur selalu - An. F menghabiskan
dalam keadaan terkunci waktu beraktivitas
bermain bersama
4. Memasang pagar empat tidur dan selalu ibunya di atas tempat
mengingatkan Ny. S untuk tidak tidur
meninggalkan An. F diluar pengawasan - Tampak pagar tempat
tidur ditegakkan
5. Mengingatkan Ny. S untuk memanggil - Ny. S menggunakan
perawat menggunakan bel atau ke ners sendal yang tidak
station bila akan ke kamar mandi, perawat berhak tinggi
bisa membantu dalam melakukan - Lampu ruangan
pengawasan dan penjagaan pasien terang
- Lantai rumah sakit
tidak licin
A:
Masalah risiko jatuh
teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
pencegahan jatuh
A:
Masalah risiko defisit
nutrisi teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
dengan manajemen nutrisi
B. Kasus Pasien Kelolaan II
Ny. E dan Tn. A datang ke rumah sakit bersama dengan An. N (perempuan, 6
tahun). Pasien di rujuk dari rumah sakit swasta dengan diagnosis status
Sejak 1 tahun yang lalu Tn. A mengatakan telah menghentikan minum obat
karena merasa anaknya tidak kejang lagi. Namun sejak 2 bulan sebelum
kejang dan menghentikan minum obat dari dokter. Tn. A mengatakan dua hari
A mengatakan An. N terpasang NGT karena An. N tidak mau makan selama
dirawat dirumah sakit, An. N mengalami penurunan nafsu makan, tidak mau
makan makanan yang diberikan dan hanya mau minum air saja. An. N
NaCl 0.9%. Tn. A mengatakan anaknya selalu menangis saat diberikan injeksi
fenitoin 100 mg dalam NaCl 0.9%. Wajah An. N tampak meringis dan
Anak N bersama dengan ayahnya sedang di atas tempat tidur namun pagar
tempat tidur tidak di pasang. An. N tampak kurus dan lemah, BB 14 kg, TB
22x/ menit
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Usia : 6 tahun
Alamat : Palembang
b. Keluhan Utama
(aktivitas)
4. Cry (menangis)
5. Consability
(konsabilitas)
Total 4 (nyeri sedang)
Pengkajian PQRST
NaCl 0.9%.
S: skala nyeri 3
0.9% saja
c. Riwayat Kehamilan
mual dan muntah, tidak ada riwayat jatuh di kamar mandi, tidak ada
presentasi kepala, tidak ada lilitan tali pusat, tidak ada penyulit
selama kehamilan
obat
rumah sakit
Lain-lain:
f. Genogram
X
An. N
Keterangan
g. Riwayat Sosial
h. Kebutuhan Dasar
i. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : kesadaran komposmentis, An. N tampak lemah
Tanda vital :
TD : 94/66 mmHg
HR : 77 x/menit
RR : 22 x/menit
Suhu : 36°C
Hidung
terpasang NGT
Mulut
Inspeksi : mukosa bibir pucat, gigi seri depan ompong, tidak ada gigi
Telinga
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada pina dan tidak ada benjolan di
belakang telinga
Dada
Inspeksi : bentuk dada simetris, tidak ada pergerakan otot bantu
pernapasan
Jantung
Abdomen
Inspeksi : perut rata, warna kulit kuning langsat, tidak ada lesi,
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada distensi kandung kemih,
Punggung
Genetalia
Tidak terkaji
Ekstremitas
Kekuatan otot
5 5
5 5
Kulit
Inspeksi : warna kulit kuning langsat, turgor kulit elastis, CRT < 2
detik
Lain-lain
IMT : BB
TB 2
14 kg
1,25 m
11,2
: 11.2 – 15.3
14.1 – 13.3
: - 4.1
0,8
: - 5.1
Interpretasi : gizi kurang
k. Pemeriksaan Penunjang
orang tuanya d tempa tidur, selain itu bermain game yang ada di
rumah sakit, namun sebelum masuk rumah sakit, An. N aktif bermain
bersama teman-temannya
Kognitif dan bahasa : An. N dapat berbicara dengan suara yang
2. Rumusan Masalah
a. Analisa Data
Efek terapi
Penurunan nafsu
makan
Ketidakseimbangan
impuls
Epilepsi
Penurunan kesadaran
Risiko jatuh
4. DS: Fraktor predisposisi: Defisit
- Tn. A mengatakan struktural, genetik, pengetahuan
sejak 1 tahun yang infeksi, metabolik,
lalu telah imunitas, dan tidak
menghentikan diketahui
minum obat kepada
anaknya karena
merasa anaknya Gangguan pada neuron
tidak kejang lagi. atau sel-sel
Namun sejak 2 bulan
sebelum masuk
rumah sakit Tn. A Pelepasan energi
mengatakan anaknya elektrokimia
kembali mengalami
kejang
- Tn. A mengatakan Lepasnya muatan
anaknya dibawa listrik yang berlebih di
berobat ke dokter neuron saraf pusat
spesialis. Tn. A
mengatakan An. N
diberikan obat oral Pelepasan impuls
asam valproat 2x5 abnormal secara
ml (35 mendadak dan
mg/kgBB/hari) berlebihan di otak
namun masih
mengalami kejang
sehingga Tn. A Ketidakseimbangan
membawa anaknya impuls
berobat ke dukun
- Tn. A mengatakan
sejak anaknya di Epilepsi
bawa ke dukun, Tn.
A menghentikan
anaknya untuk
minum obat dari Kerusakan sel neuron
dokter
DO:
Risiko gangguan
perkembangan
b. Diagnosa Keperawatan
- Pengkajian PQRST
NaCl 0.9%.
S: skala nyeri 3
0.9% saja
DO:
DS:
- Tn. A mengatakan An. N terpasang NGT karena An. N tidak mau
mau makan makanan yang diberikan dan hanya mau minum air saja
DO:
- Inspeksi abdomen perut rata, warna kulit kuning langsat, tidak ada
- BB 14 kg, TB 112 cm
DS:
DO:
DS:
DO:
3. Intervensi Keperawatan
DO:
P:
Lanjutkan intervensi
pencegahan jatuh
A:
Masalah risiko defisit
pengetahuan teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
dengan masalah
keperawatan lain
5. 8/6/2021 Nyeri akut 1. Mengidentifikasi skala nyeri menggunakan 17.00 S:
metode PQRST dan FLACC - Anak N mengeluh
- Hasil pengkajian nyeri nyeri setelah
mengunakanmetode FLACC : 3 diberikan obat
Interpretasi : nyeri sedang fenitoin 100mg dalam
- Hasil pengkajian PQRTS NaCl 0,9 %
P: nyeri bertambah ketika dimasukkan - An. N mengatakan
obat fenitoin 100 mg dalam NaCl 0.9%. nyeri pada tangannya
Q: nyeri seperti gatal dan pedih menurun setelah
R: nyeri pada daerah tangan menjalar menonton kartun saat
sampai ke kepala diberikan injeksi obat
S: skala nyeri 2 - Pengkajian PQRST
T: nyeri saat dilakukan injeksi obat P: nyeri bertambah
fenitoin 100 mg dalam NaCl 0.9% saja ketika dimasukkan
obat fenitoin 100 mg
dalam NaCl 0.9%.
Q: nyeri seperti gatal
2. Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan pedih
dan meringankan nyeri R: nyeri pada daerah
- An. N selalu menangis setelah mendapat tangan menjalar
injeksi obat fenitoin 100 mg dalam sampai ke kepala
NaCl 0.9% melalui jalur intravena. S: skala nyeri 1
Pemberian obat fenitoin memiliki efek T: nyeri saat
samping yan dapat menyebabkan nyeri dilakukan injeksi
- An. N terlihat lebih tenang setelah obat fenitoin 100 mg
dipeluk oleh ayahnya dalam NaCl 0.9%
saja
3. Memberikan teknik distraksi audiovisual
dengan menonton kartun selama 3-5 menit
- An. N menonton film kartun yang O:
diberikan saat akan diberikan injeksi - Pengkajian nyeri
obat metode FLACC :
- An. N dan ayahnya memperhatikan total 2 (nyeri ringan)
laptop yang ada di depannya dan tidak mengeluh
lagi setelah diberikan
4. Menganjurkan kepada orang tua untuk teknik distraksi
memberikan kenyamanan dalam rangka audiovisual
membantu An. N tidur seperti menggunakan - Perhatian anak tertuju
selimut dan bantal yang empuk pada layar laptop
sanbil senyum-
6. Mengajarkan dan mengingatkan kepada senyum saat
orang tua cara melakukan teknik distraksi menonton
audiovisual - Wajah anak N tidak
- Teknik distraksi dilakukan ketika anak tampak meringis
mengalami nyeri setelah diberikan obat - Anak N tampak tidak
injeksi fenitoin intravena gelisah
- Video yang dapat diberikan berupa
video edukasi seperti belajar alfabet, A:
mengenal nama nama hewan dan Masalah keperawatan
tumbuhan dengan tampilan kartun lucu nyeri akut teratasi
dan menarik perhatian anak sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
teknik distraksi dengan
video yang bervariasi
6. 8/6/2021 Risiko defisit 1. Memonitor asupan makan 17.00 S:
nutrisi - An. N makan makanan yang diberikan - Tn. A mengatakan
dari rumah sakitmengunakan selang anaknya makan masih
NGT menggunakan selnag
- An. N dapat makan secara oral, namun NGT
malas makan - Tn. A mengatakan
- An. N hanya mau makan peroral seperti anaknya mau makan
roti-roti yang teksturnya lembut, puding, makanan keseukaannya
dan buah-buahan dan disuapi
A:
Masalah risiko jatuh
teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
pencegahan jatuh
9. 9/6/2021 Nyeri akut 1. Mengidentifikasi skala nyeri menggunakan 17.00 S:
metode PQRST dan FLACC - Anak N mengatakan
- Hasil pengkajian nyeri nyeri tidak terasa jika
mengunakanmetode FLACC : 2 saat dilakukan injeksi
Interpretasi : nyeri sedang sambil menonton film
- Hasil pengkajian PQRTS kartun
P: nyeri bertambah ketika dimasukkan - Pengkajian PQRST
obat fenitoin 100 mg dalam NaCl 0.9%. P: nyeri bertambah
Q: nyeri seperti gatal dan pedih ketika dimasukkan
R: nyeri pada daerah tangan menjalar obat fenitoin 100 mg
sampai ke kepala dalam NaCl 0.9%.
S: skala nyeri 1 Q: nyeri seperti gatal
T: nyeri saat dilakukan injeksi obat dan pedih
fenitoin 100 mg dalam NaCl 0.9% saja R: nyeri pada daerah
tangan menjalar
sampai ke kepala
S: skala nyeri 1
2. Mengidentifikasi faktor yang memperberat T: nyeri saat
dan meringankan nyeri dilakukan injeksi
- An. N selalu menangis setelah mendapat obat fenitoin 100 mg
injeksi obat fenitoin 100 mg dalam dalam NaCl 0.9%
NaCl 0.9% melalui jalur intravena. saja
Pemberian obat fenitoin memiliki efek
samping yang dapat menyebabkan nyeri
- An. N terlihat lebih tenang setelah O:
dipeluk oleh ayahnya - Pengkajian nyeri
- Anak dapat mengalihkan fokus nyeri metode FLACC :
kepada animasi kertun total 2 (nyeri ringan)
dan tidak mengeluh
3. Memberikan teknik distraksi audiovisual lagi setelah diberikan
dengan menonton kartun selama 3-5 menit teknik distraksi
- An. N menonton film kartun yang audiovisual
diberikan saat akan diberikan injeksi - Perhatian anak tertuju
obat sampai 3-5 menit obat selesai pada layar laptop
diberikan - Wajah anak N tidak
- An. N memperhatikan laptop yang ada tampak meringis
di depannya - Anak N tampak tidak
gelisah
4. Menganjurkan kepada orang tua untuk
memberikan kenyamanan dalam rangka A:
membantu An. N tidur seperti menggunakan Masalah keperawatan
selimut dan bantal yang empuk nyeri akut teratasi
A:
Masalah risiko defisit
nutrisi teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
manajemen nutrisi secara
mandiri
C. Kasus Pasien Kelolaan III
sering muncul sejak 2 minggu lalu. Ny. E mengatakan anaknya kelang kurang
sakit meningitis. Pasien datang saat kondisi bebas kejang. Pasien di diagnosa
anak A terlihat lemah dan lemas. An. A tampak meringis, mengangis dan
gelisah sambil teriak memanggil ibunya saat diberikan injeksi fenitoin. Ny. E
sehingga dipasang selang NGT, namun anak A masih minum secara oral. Ny.
dan makan. Terlihat pagar tempat tidur beberapa kali tidak di pasang, namun
anak A selalu di dampingi oleh ibunya. Ny.E mengatakan 2 hari ini ananya
permenit. Saat dilakukan pengkajian anak A tampak lesu dan lemah sambil
mmHg, HR: 100x/menit, suhu 37.8°C, RR: 20x/menit, tinggi badan 85 cm,
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Usia : 2 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
b. Keluhan Utama
(aktivitas)
4. Cry (menangis)
5. Consability
(konsabilitas)
Total 4 (nyeri sedang)
c. Riwayat Kehamilan
praktik bidan dibantu oleh bidan dan perawat yang bekerja di tempat
Lain-lain:
f. Genogram
An. A
Keterangan
g. Riwayat Sosial
An. A tinggal bersama ayah dan ibunya. An. A belum bersekolah,
bermain.
h. Kebutuhan Dasar
i. Pemeriksaan Fisik
Tanda vital :
TD : 112/78 mmHg
HR : 100x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 37.8°C
Mata
Hidung
Inspeksi : septum nasal sejajar, tidak ada sumbatan jalan napas, tidak
Mulut
Inspeksi : mukosa bibir pucat, jumlah gigi susu 20 buah, gigi tidak
Telinga
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada pina dan tidak ada benjolan di
belakang telinga
Dada
pernapasan
Jantung
Abdomen
Punggung
Genetalia
Ekstremitas
Inspeksi : lengkap, tidak ada lesi, tidak ada edema, kaki kiri
Kekuatan otot
5 5
5 5
Kulit
Lain-lain
IMT : BB
TB 2
13 kg
0,72 m
18
: 13 – 12.2
13. 6 – 12.2
: - 0.8
1,4
: - 0.571
k. Pemeriksaan Penunjang
Pemasangan NGT
a. Analisa Data
Pelepasan impuls
abnormal secara
mendadak dan
berlebihan di otak
Ketidakseimbangan
impuls
Epilepsi
Efek terapi
Nyeri akut
2. DS: Fraktor predisposisi: Hipertermi
- Ny.E mengatakan 2 struktural, genetik,
hari ini ananya infeksi, metabolik,
mengalami imunitas, dan tidak
demamkemudian diketahui
An. A diberikan
infus paracetamol
20x/tetes permenit Gangguan pada neuron
atau sel-sel
DO:
- Suhu 37.8°C
- Minum kurang lebih Pelepasan energi
200 CC perhari elektrokimia
- Inspeksi warna kulit
kemerahan
Lepasnya muatan
listrik yang berlebih di
neuron saraf pusat
Pelepasan impuls
abnormal secara
mendadak dan
berlebihan di otak
Ketidakseimbangan
impuls
Epilepsi
Penurunan nafsu
makan dan minum
Dehidrasi
Hipertermi
3. DS: Fraktor predisposisi: Risiko defisit
- Ny. E mengatakan struktural, genetik, nutrisi
sejak masuk rumah infeksi, metabolik,
sakit, anaknya imunitas, dan tidak
menjadi malas diketahui
makan sehingga
dipasang selang
NGT dan makan 3x Gangguan pada neuron
sehari. An. A juga atau sel-sel
makan peroral dan
minum susu.
Pelepasan energi
DO: elektrokimia
- Inspeksi abdomen
perut berbentuk
datar Lepasnya muatan
- Tinggi badan 85 cm, listrik yang berlebih di
berat badan 13 kg. neuron saraf pusat
- IMT : 18
(intrepretasi : berat
badan kurang) Pelepasan impuls
- Z score : (-0.571) abnormal secara
intrepretasi gizi baik mendadak dan
berlebihan di otak
Ketidakseimbangan
impuls
Epilepsi
Efek terapi
Penurunan nafsu
makan
Pelepasan impuls
abnormal secara
mendadak dan
berlebihan di otak
Ketidakseimbangan
impuls
Epilepsi
Penurunan kesadaran
Risiko jatuh
b. Diasgnosa Keperawatan
DS:
- Anak A mengeluh nyeri dan menangis ketika dimasukkan obat
fenitoin 2x30 mg intravena
DO:
DS:
- Ny.E mengatakan 2 hari ini ananya mengalami demamkemudian
An. A diberikan infus paracetamol 20x/tetes permenit
DO:
- Suhu 37.8°C
- Minum kurang lebih 200 CC perhari
- Inspeksi warna kulit kemerahan
DS:
- Ny. E mengatakan sejak masuk rumah sakit, anaknya menjadi
malas makan sehingga dipasang selang NGT dan makan 3x sehari.
An. A juga makan peroral dan minum susu.
DO:
DS:
- Ny. E mengatakan kejag terjadi secara tiba-tiba
DO:
- An. A menghabiskan waktu di atas tempat tidur. Anak A
membawa mainan dari rumah dan bermain bersama ibunya.
- Terlihat pagar tempat tidur tidak terpasang
3. Intervensi Keperawatan
Teknik distraksi
Observasi
- Identifikasi teknik distraksi yang diinginkan
(audiovisual : menonton kartun)
Terapeutik
- Gunakan teknik distraksi (menonton kartun
mengunakan laptop)
Edukasi
- Jelaskan manfaat dan jenis distraksi
(audiovisual) kepada keluarga
- Anjurkan menggunakan teknik sesuai dengan
tingkat energi, kemampuan usia, tingkat
perkembangan
- Anjurkan berlatih teknik distraksi kepada
keluarga
2. Hipertermi b.d dehidrasi d.d Setelah dilakukan intervensi Manajemen hipertermia
DS: 3x24 jam maka termogulasi Observasi
- Ny.E mengatakan 2 hari membaik dengan kriteria - Identifikasi penyebab hipertermia
ini ananya mengalami hasil: - Monitor suhu tubuh
demamkemudian An. A - Suhu tubuh membaik
diberikan infus dengan nilai normal Terapeutik
paracetamol 20x/tetes 36.5-37.5°C - Longgarkan atau lepaskan pakauan
permenit - Kulit tidak teraba - Basahi permukaan tubuh
hangat - Berikan cairan oral
DO: - Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika
- Suhu 37.8°C mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih)
- Minum kurang lebih 200
CC perhari Kolaborasi
- Inspeksi warna kulit - Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
kemerahan intravena, jika perlu
3. Risiko defisit nutrisi d.d Setelah dilakukan intervensi Manajemen nutrisi
DS: selama 3x24 jam maka status Observasi
- Ny. E mengatakan sejak nutrisi membaik dengan - Identifikasi status nutrisi
masuk rumah sakit, kriteria hasil : - Identifikasi makanan yang disukai
anaknya menjadi malas - Porsi makan yang - Monitor asupan makanan
makan sehingga dipasang dihabiskan meningkat - Monitor berat badan
selang NGT dan makan 3x dari jam makan
sehari. An. A juga makan sebelumnya Terapeutik
peroral dan minum susu. - Frekuensi makan - Lakukan oral hygiene, sebelum makan, jika
DO: membaik dengan makan perlu
- Inspeksi abdomen perut sedikit tapi sering - Sajikan makanan yang menarik dengan suhu
berbentuk datar - Nafsu makan membaik yang sesuai
- Tinggi badan 85 cm, berat dengan mau makan
badan 13 kg. yang diberikan dari Edukasi
- IMT : 18 (intrepretasi : rumah sakit - Anjurkan posisi duduk, jika mampu
berat badan kurang)
- Z score : (-0.571) Kolaborasi
intrepretasi gizi baik - Kolaborasikan dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan
4. Risiko jatuh d.d Setelah dilakukan intervensi Pencegahan jatuh
DS: selama 3x24 jam maka Observasi
- Ny. E mengatakan kejag tingkat jatuh menurun - Identifikasi faktor risiko jatuh
terjadi secara tiba-tiba dengan kriteria hasil : - Identifikasi risiko jatuh setidaknya sekali
DO: - Jatuh dari tempat tidur setiap shift atau sesuai dengan kebijakan
- An. A menghabiskan tidak ada institusi
waktu di atas tempat tidur. - Jatuh saat berdiri tidak - Identifikasi faktor lingkungan yang
Anak A membawa mainan ada meningkatkan risiko jatuh
dari rumah dan bermain - Jatuh saat duduk tidak
bersama ibunya. ada Terapeutik
- Terlihat pagar tempat tidur - Jatuh saar berjalan tidak - Orientasikan ruangan pada keluarga
tidak terpasang ada - Pastikan roda tempat tidur selalu dalam
keadaan terkunci
- Pasang handrail tempat tidur
- Atur tempat tidur mekanis pada posisi
terendah
Edukasi
- Ajarkan cara mengunakan bel pamanggil
untuk memanggil perawat
P:
Lanjutkan intervensi
manajemen hipertermi
3. 7/6/2021 Risiko defisit 1. Mengidentifkasi berat badan 17.00 S:
nutrisi - Berat badan An. A 13 kg - Ny. E mengatakan
akan tetap memberikan
2. Mengidentifikasi status nutrisi anak A makan secara
- IMT: 18 (intrepretasi : berat badan oral untuk melatih
kurang) makanan dan selang
- Z score : (-0.571) intrepretasi gizi baik NGT dapat di lepas
P:
Lanjutkan intervensi
manajemen hipertermi
7. 8/6/2021 Risiko defisit 1. Memonitor asupan makan 12.30 S:
nutrisi - Ny. E menagatakan An. A makan - Ny. E mengatakan pagi
dengan makanan yang diberikan dari ini An. A makan diet
rumah sakit menggunakan selang NGT cair menggunakan
selang NGT
2. Mengidentifikasi makanan yang disukai - Ny. E mengatakan
An. A anaknya makan buah
- An. A suka makan buah –buahan yang pisang 1 buah
manis dengan porsi yang seidkit dan - Ny. E mengatakan
suka minum susu tetap memberikan anak
A makan makanan
3. Memonitor asupan makan pagi ini sedikit sedikit tapi
- An. A makan diet cair yang diberikan sering peroral
dari rumah sakit melalui selang NGT,
anak A makan buah pisang 1 buah O:
- Frekuensi makan
4. Mengingatkan kepada Ny. E untuk tetap anak A 3x sehari
memberikan makan peroral kepada An. A dengan selang NGT
dengan sedikit-sedikit tapi sering - Anak A mau makan
peroral buah-buhaan
5. Mengingatkan kepada Ny. E untuk tetap dan minum susu
menjaga kebersihan gigi dan mulut An. A - Inspeksi abdomen
selama di rumah sakit perut berbentuk datar
- IMT : 18 (intrepretasi
6. Bersama-sama dengan Ny. E untuk : berat badan kurang)
melatih An. A makan sambil duduk - Z score : (-0.571)
intrepretasi gizi baik
A:
Masalah risiko defisit
nutrisi teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
manajemen nutrisi
8. 9/6/2021 Nyeri akut 1. Mengidentifikasi skala nyeri menggunakan 12.30 S:
metode FLACC - Anak A mengeluh
- Hasil pengkajian nyeri dan menangis setelah
mengunakanmetode FLACC : 2 diberikan obat
Interpretasi : nyeri ringan fenitoin 2x30 mg
- Ny. E mengatakan
2. Mengidentifikasi faktor yang memperberat anak A menjadi lebih
dan meringankan nyeri tenang dan fokus
- An. A selalu menangis setelah mendapat penglihatannya
injeksi obat fenitoin 2x30 mg melalui teralihkan kepada
jalur intravena. Pemberian obat fenitoin layar laptop
memiliki efek samping yang dapat
menyebabkan nyeri O:
- An. A terlihat lebih tenang setelah - Pengkajian nyeri
dipeluk oleh ibunya metode FLACC :
- An. A terlihat lebih tenang dan perlahan total 1 (nyeri ringan)
berhenti menangis setelah menonton lalu berhenti
video kartun yang diberikan menangis dan
memerhatikan layar
3. Memberikan teknik distraksi audiovisual laptop
dengan menonton kartun selama 3-5 menit - Perhatian anak tertuju
- An. A memperhatikan laptop yang ada pada layar laptop
di depannya Anak A berhenti
menangis
4. Menganjurkan kepada orang tua untuk - Anak A tampak tidak
memberikan kenyamanan dalam rangka gelisah
membantu An. F tidur
A:
5. Mengingatkan kembali kepada orang tua Masalah keperawatan
cara melakukan teknik distraksi audiovisual nyeri akut teratasi
- Teknik distraksi dilakukan ketika anak
mengalami nyeri setelah diberikan obat P:
injeksi fenitoin intravena Lanjutkan intervensi
- Video yang dapat diberikan berupa teknik distraksi dengan
video edukasi seperti belajar alfabet, video yang bervariasi
mengenal nama nama hewan dan secara mandiri
tumbuhan dengan tampilan kartun lucu
dan menarik perhatian anak
P:
Lanjutkan intervensi
manajemen hipertermi
secara mandiri
10. 9/6/2021 Risiko defisit 1. Memonitor asupan makan 12.30 S:
nutrisi - Ny. E menagatakan An. A makan - Ny. E mengatakan pagi
dengan makanan yang diberikan dari ini An. A makan diet
rumah sakit menggunakan selang NGT cair menggunakan
selang NGT
2. Memonitor asupan makan pagi ini - Ny. E mengatakan
- An. A makan diet cair yang diberikan anaknya makan buah
dari rumah sakit melalui selang NGT, apel 1 buah
anak A makan buah apel 1 buah - Ny. E mengatakan
tetap memberikan anak
3. Mengingatkan kepada Ny. E untuk tetap A makan makanan
memberikan makan peroral kepada An. A sedikit sedikit tapi
dengan sedikit-sedikit tapi sering sering peroral
P:
Lanjutkan intervensi
manajemen nutrisi secara
mandiri