Anda di halaman 1dari 16

2. Apa virus corona yang saat ini menyebar termasuk wabah, dan apa pengertiannya?

Iya termasuk wabah, pengertiannya dapat ditemukan dalam Surat Himbauan Sekjen Kemenkes
Nomor: PK.02.01/B.VI/839/2020 dinyatakan bahwa Covid-19 adalah penyakit yang menyerang
saluran pernafasan, disebabkan virus yang menyebar melalui droplet/percikan dahak yang saat ini
belum ditemukan obat dan vaksinya.

3. Siapa pihak yang bertanggung jawab untuk menanggulangi penyebaran wabah penyakit Virus
Corona Covid-19?

Berdasarkan Pasal 10 Undang-Undang Nomor 4 tahun 1984 Tentang Wabah Penyakit Menular,
disebutkan bahwa Pemerintah bertanggung jawab untuk melaksanakan upaya penanggulangan
wabah.

4. Ketika terjadi penyebaran wabah penyakit menular seperti Virus Corona Covid-19, seperti apa cara
pemerintah menanggulanginya?

Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 4 tahun 1984 Tentang Wabah Penyakit
Menular disebutkan bahwa upaya penanggulangan wabah meliputi:

penyelidikan epidemiologis;

pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan isolasi penderita, termasuk tindakan karantina;

pencegahan dan pengebalan;

pemusnahan penyebab penyakit;

penanganan jenazah akibat wabah;

penyuluhan kepada masyarakat;

upaya penanggulangan lainnya.

5. Apakah dalam menanggulangi wabah penyakit menular, masyarakat harus dilibatkan?

Masyarakat dilibatkan secara aktif, sebagaimana Pasal 6 Ayat (1) UU Nomor 4 Tahun 1984 yang
menyebutkan bahwa upaya penanggulangan wabah dilakukan dengan mengikutsertakan
masyarakat secara aktif.
7. Apakah bagi masyarakat yang terkena dampak penanggulangan wabah penyakit menular seperti
Virus Corona Covid-19 dapat meminta ganti rugi kepada pemerintah?

Masyarakat dapat meminta ganti rugi, sebab berdasarkan Pasal 8 UU Nomor 4 Tahun 1984,
disebutkan bahwa kepada mereka yang mengalami kerugian harta benda yang diakibatkan oleh
upaya penanggulangan wabah dapat diberikan ganti rugi.

8. Bagaimana mekanisme bagi masyarakat dalam meminta ganti rugi karena dampak
penanggulangan wabah penyakit menular seperti Virus Corona Covid-19 dapat meminta ganti rugi
kepada pemerintah?

Masyarakat dapat mengajukan permohonan ataupun laporan kepada Pemerintah Pusat,


Pemerintah Daerah dan Kementrian Terkait, jika tidak dikabulkan dapat mengajukan gugatan
perdata perbuatan melawan hukum kepada pemerintah sesuai dengan kitab hukum acara perdata.

9. Apakah kepada tim medis, yang saat ini bekerja keras melawan Virus Corona Covid-19 dapat
diberikan penghargaan tanda jasa?

Perjuangan tim medis yang saat ini melawan penyebaran Virus Corona dapat diberikan penghargaan
tanda jasa oleh pemerintah, hal itu disebutkan secara tegas dalam Pasal 9 UU Nomor 4 Tahun 1984
yang menyatakan bahwa kepada para petugas tertentu yang melaksanakan upaya penanggulangan
wabah dapat diberikan penghargaan atas risiko yang ditanggung dalam melaksanakan tugasnya.

10. Apa peran utama dari ketua RT dan RW ketika terjadinya penyebaran wabah Virus Corona Covid-
19?

Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 Ayat (1) UU No 4 Tahun 1984, Barang siapa yang
mempunyai tanggung jawab dalam lingkungan tertentu yang mengetahui adanya penderita atau
tersangka penderita penyakit (wabah), wajib melaporkan kepada Kepala Desa atau Lurah dan/atau
Kepala Unit Kesehatan terdekat dalam waktu secepatnya. Sehingga, kewajiban Ketua RT dan RW
yang paling utama adalah melaporkan kepada Kepala Desa atau Lurah tentang adanya tersangka
atau penderita Virus Corona Covid-19

11. Dalam keadaan wabah penyakit virus corona yang saat ini menyebar luas, apa saja hak-hak
kesehatan yang dapat diperoleh masyarakat?

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan disebutkan dalam Pasal 5
Ayat (1) Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di
bidang kesehatan. (2) Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu, dan terjangkau. (3) Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab
menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya. sehingga, kesehatan
merupakan hak bagi semua orang tanpa memandang suku, budaya, agama maupun strata ekonomi
dan pemerintah maupun pemerintah daerah serta masyarakat bertanggung jawab atas
penyelenggaraan upaya kesehatan tersebut sebagaimana disebutkan dalam Pasal 49 (1) UU No 36
Tahun 2009.

12. Apakah pasien penderita wabah penyakit menular seperti Virus Corona Covid-19 dapat menolak
tindakan pertolongan medis?

Pasien positif pederita Virus Corona tidak dibenarkan untuk menolak upaya pertolongan medis,
sebab berdasarkan UU No 36 Tahun 2009 disebutkan dalam Pasal 56 Ayat (1) Setiap orang berhak
menerima atau menolak sebagian atau seluruh tindakan pertolongan yang akan diberikan
kepadanya setelah menerima dan memahami informasi mengenai tindakan tersebut secara lengkap.
Sedangkan, dalam Pasal 56 Ayat (2) Hak menerima atau menolak sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tidak berlaku pada: a. penderita penyakit yang penyakitnya dapat secara cepat menular ke dalam
masyarakat yang lebih luas; b. keadaan seseorang yang tidak sadarkan diri; atau c. gangguan mental
berat.

13. Apakah pasien penderita Virus Corona Covid-19 dapat merahasiakan kondisi kesehatan
pribadinya?

Pasien penderita Virus Corona Covid-19 dapat merahasiakan kondisi kesehatannya hal ini diatur
dalam Pasal 57 Ayat (1) UU No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, akan tetapi apabila kepentingan
masyarakat menghendaki akan perlunya informasi kesehatan pribadi seseorang tersebut, maka
informasi kondisi kesehatan pribadi tersebut dapat disebar luaskan, hal ini berdasarkan bunya Pasal
57 Ayat (2) UU No 36 Tahun 2009 yang menyatakan Ketentuan mengenai hak atas rahasia kondisi
kesehatan pribadi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku dalam hal: a. perintah undang-
undang; b. perintah pengadilan; c. izin yang bersangkutan; d. kepentingan masyarakat; atau e.
kepentingan orang tersebut.

14. Apakah bagi orang yang mengganggu proses penanggulangan wabah penyakit menular seperti
Virus Corona Covid-19 dapat dikenakan pidana?

Bagi orang yang terbukti dengan sengaja menghalangi pelaksanaan penanggulangan wabah diancam
dengan pidana penjara selama-lamanya 1 (satu) tahun dan/atau denda setinggi-tingginya Rp
1.000.000,- (satu juta rupiah). Sedangkan bagi orang yang karena kealpaannya mengakibatkan
terhalangnya pelaksanaan penanggulangan wabah, diancam dengan pidana kurungan selama-
lamanya 6 (enam) bulan dan/atau denda setinggitingginya Rp 500.000,- (lima ratus ribu rupiah). hal
itu diatur dalam Pasal 14 Ayat (1) dan (2) UU No 4 Tahun 1984.
15. Bisnis/kantor apa saja yang tidak dapat beroperasi dalam kondisi Virus Corona COVID-19?

Pada dasarnya dalam kondisi Pandemi Virus Corona Covid-19 perusahan apapun tetap dapat
beroperasi dengan anjuran untuk melakukan pekerjaan dari rumah (work from home), namun ketika
kondisi PSBB (Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar) ada beberapa kantor/instansi yang
diliburkan seperti:

peliburan sekolah dan tempat kerja;

pembatasan kegiatan keagamaan;

pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum;

pembatasan kegiatan sosial dan budaya;

pembatasan moda transportasi; dan

pembatasan kegiatan lainnya khusus terkait aspek pertahanan dan keamanan.

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) Permenkes No. 9 Tahun 2020 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus
Desease 2019 .

16. Apakah ojek online tetap dapat bekerja ?

Tetap dapat bekerja seperti biasa, dengan catatan Pasal 15 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9
Tahun 2020 tentang Pedoman PSBB dalam Rangka Percepatan Penanganan COVID-19 dinyatakan
bahwa ojek daring hanya boleh beroperasi mengangkut barang, bukan orang. Aturan tersebut juga
diadaptasi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam Peraturan Gubernur no 33 tahun 2020.
Dalam aturan itu Anies juga melarang ojol untuk mengangkut penumpang, dan hanya boleh
beroperasi mengangkut barang. Namun, Kementerian Perhubungan selaku regulator pengatur
transportasi memberikan celah agar Ojek Online bisa mengangkut penumpang, dengan ketentuan
yang diatur dalam Pasal 11 Huruf (c) dan (d) Permenhub No 18 Tahun 2020 menyebutkan dalam
huruf (c). sepeda motor berbasis aplikasi dibatasi penggunaannya hanya untuk pengangkutan
barang, sedangkan dalam huruf (d) dalam hal tertentu untuk tujuan melayani kepentingan
masyarakat dan untuk kepentingan pribadi, sepeda motor dapat mengangkut penumpang dengan
ketentuan harus memenuhi protokol kesehatan sebagai berikut:

aktivitas lain yang diperbolehkan selama Pembatasan Sosial Berskala Besar;

melakukan disinfeksi kendaraan dan perlengkapan sebelum dan setelah selesai digunakan;

menggunakan masker dan sarung tangan; dan

tidak berkendara jika sedang mengalami suhu badan diatas normal atau sakit.
Sehingga, dalam hal ini, maka kami menganjurkan agar pengemudi ojek online harus bijak, dalam
menjalankan pekerjaannya dengan tetap mengutamakan kesehatan.

17. Apakah warung makan seperti warteg tetap dapat buka?

Tetap dapat buka seperti biasa, sebab berdasarkan Pasal 13 Ayat (7) Huruf (a) Permenkes No. 9
Tahun 2020 disebutkan bahwa pembatasan tempat atau fasilitas umum dikecualikan untuk: a.
supermarket, minimarket, pasar, toko atau tempat penjualan obat-obatan dan peralatan medis,
kebutuhan pangan, barang kebutuhan pokok, barang penting, bahan bakar minyak, gas, dan energi.
Dengan catatan di DKI Jakarta yang telah menerapkan PSBB tidak diperbolehkan bagi pengusaha
memberikan pelayanan makan di lokasi, sehingga hanya menerima pesanan saja berdasarkan Pasal
10 Ayat (3) Huruf (a) Peraturan Gubernur DKI No. 33 tahun 2020.

18. Apa sanksi bagi pelaku bisnis yang tetap beroperasi padahal sudah dilarang?

pelaku usaha yang telah dilarang untuk beroperasi di kantor, namun tetap melakukan kegiatan
seperti biasa, maka dapat sanksi dikenakan sanksi pencabutan izin usaha, bahkan ancaman pidana
sebagaimana dimaksud dalam UU No. 4 Tahun 1984 Tentang Wabah Penyakit Menular, UU Nomor 6
tahun 2018 Tentang Kekarantinaan Kesehatan, dan Peraturan Gubernur DKI No. 33 tahun 2020.

19. Apakah diperbolehkan melakukan PHK dengan alasan Virus Corona Covid-19?

Tidak diperbolehkan, sebab Presiden Joko Widodo telah meminta/menghimbau perusahaan tidak
melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terkait adanya penyebaran Virus Corona Covid-19,
dengan meminta perusahaan untuk tetap menjalankan usaha dengan cara tetap bekerja dari rumah.
Namun, apabila perusahaan mengalami kebangkrutan atau dalam kondisi memaksa (force majeur),
maka tentunya PHK terhadap pekerja dapat dilakukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 164 UU
No. 13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

20. Apakah boleh menunda pembayaran kredit dengan alasan virus corona Covid-19?

Boleh, sebab Virus Corona telah menjadi Bencana Nasional yang bersifat non alam, bahkan
berdasarkan Peraturan OJK No.11/POJK.03/2020, menyatakan adanya keringanan pembayaran
kredit yang diberikan sebelum maupun setelah debitur terkena dampak penyebaran Covid-19.

21. Apa bentuk bantuan pemerintah terhadap usaha mikro kecil dan menengah?
Bantuan Pemerintah saat ini meliputi kebijakan penetapan kualitas aset, dan kebijakan
restrukturisasi kredit atau pembiayaan sebagaimana disebutkan dalam Pasal 2 Ayat (2) Peraturan
OJK No.11/POJK.03/2020 Tentang Stimulus Perekonomian Nasional sebagai Kebijakan
Countercyclical Dampak Penyebaran Coronavirus Desease.

26. Apakah pekerja yang bekerja dari rumah boleh dipotong gajinya?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat didasarkan dengan SE Menaker 3/2020 Skema
Perlindungan Upah, para Gubernur juga diminta untuk melaksanakan perlindungan pengupahan
bagi pekerja/buruh terkait pandemi COVID-19.

Bagi pekerja/buruh yang dikategorikan sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP) COVID-19
berdasarkan keterangan dokter sehingga tidak dapat masuk kerja paling lama 14 hari atau sesuai
standar Kementerian Kesehatan, maka upahnya dibayarkan secara penuh.

Bagi pekerja/buruh yang dikategorikan kasus suspek COVID-19 dan dikarantina/diisolasi menurut
keterangan dokter, maka upahnya dibayarkan secara penuh selama menjalani masa
karantina/isolasi.

Bagi pekerja/buruh yang tidak masuk kerja karena sakit COVID-19 dan dibuktikan dengan
keterangan dokter, maka upahnya dibayarkan sesuai peraturan perundang-undangan.

Bagi perusahaan yang melakukan pembatasan kegiatan usaha akibat kebijakan pemerintah di daerah
masing-masing guna pencegahan dan penanggulangan COVID-19, sehingga menyebabkan sebagian
atau seluruh pekerja/buruhnya tidak masuk kerja, dengan mempertimbangkan kelangsungan usaha
maka perubahan besaran maupun cara pembayaran upah pekerja/buruh dilakukan sesuai dengan
kesepakatan antara pengusaha dengan pekerja/buruh.

C. Pertanyaan Terkait Bidang Hukum dan Persidangan

27. Apakah persidangan tetap dilanjutkan dalam keadaan pandemi covid-19?

Berdasarkan SEMA No. 1 Tahun 2020 persidangan tetap dilanjutkan dengan ketentuan tetap
menjaga jarak (social distancing), menggunakan masker dan sarung tangan medis bagi hakim.

28. Apakah boleh menunda persidangan dengan alasan adanya pandemi Covid-19?
Boleh asalakan permintaan tersebut dikabulkan oleh majelis hakim, dengan ketentuan Persidangan
perkara pidana, pidana militer, dan jinayat tetap dilaksanakan khusus bagi terdakwa yang sedang
ditahan dan penahanannya tidak dapat diperpanjang lagi selama masa pencegahan penyebaran
COVID-19 berlangsung. Sedangkan, persidangan perkara pidana, pidana militer dan jinayat terhadap
terdakwa yang secara hukum masa penahanannya masih beralasan untuk dapat diperpanjang,
ditunda sampai dengan berakhirnya masa pencegahan penyebaran COVID-19. Penundaan
persidangan dapat dilakukan dengan hakim tunggal. Kemudian untuk perkara-perkara yang dibatasi
jangka waktu pemeriksaannya oleh ketentuan perundang-undangan, hakim dapat menunda
pemeriksaannya walaupun melampaui tenggang waktu pemeriksaan. Penundaan disertai dengan
perintah kepada panitera pengganti agar mencatat dalam Berita Acara Sidang mengenai adanya
keadaan luar biasa berdasarkan SEMA No. 1 Tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas
Selama Masa Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Lingkungan
Mahkamah Agung dan Badan Peradilan Di Bawahnya, yang mana telah diganti dengan SEMA No. 2
Tahun 2020 dan SEMA No. 3 Tahun 2020.

29. Apakah bisa persidangan dilakukan secara Online?

Bisa, dalam mencegah penyebaran Virus Corona Covid-19 beberapa pengadilan telah melakukan
persidangan secara online, seperti yang telah dilakukan oleh PN Jakarta Selatan. bahkan, menurut
SEMA No. 1 Tahun 2020 yang telah diganti dengan SEMA No. 2 Tahun 2020 dan SEMA No. 3 Tahun
2020, untuk perkara-perkara yang perdata, perdata agama, dan tata usah Negara dianjurkan untuk
menggunakan aplikasi e-litigation.

30. Apakah narapidana dapat dibebaskan karena adanya pandemi covid-19?

Dapat dibebaskan berdasarkan Peraturan Menkumham No. 10 Tahun 2020 Tentang Syarat
Pemberian Asimilasi dan Hak Integrasi bagi Narapidana dan Anak dalam Rangka Pencegahan dan
Penanggulangan Penyebaran Covid-19 dan Keputusan Menkumham (Kepmen) Nomor M.HH-
19.PK.01.04.04 Tahun 2020 tentang Pengeluaran dan Pembebasan Narapidana dan Anak melalui
Asimilasi dan Integrasi dalam Rangka Pencegahan dan Penanggulangan Penyebaran Covid-19.

31. Apakah yang dimaksud dengan asimilasi?

Berdasarkan Pasal 1 Ayat (3) Peraturan Menkumham No. 10 Tahun 2020 Tentang Syarat Pemberian
Asimilasi dan Hak Integrasi bagi Narapidana dan Anak dalam Rangka Pencegahan dan
Penanggulangan Penyebaran Covid-19, dijelaskan bahwa asimilasi adalah proses pembinaan
Narapidana dan Anak yang dilaksanakan dengan membaurkan Narapidana dan Anak dalam
kehidupan masyarakat.
32. Apakah yang dimaksud dengan Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, dan Cuti
Bersyarat?

Berdasarkan Pasal 1 Ayat (5) disebutkan bahwa Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, dan
Cuti Bersyarat adalah program pembinaan untuk mengintegrasikan Narapidana dan Anak ke dalam
kehidupan masyarakat setelah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

33. Apa saja syarat narapidana dapat diberikan asimilasi karena adanya pandemi covid-19?

Berdasarkan Pasal 3 Ayat (2) Peraturan Menkumham No. 10 Tahun 2020, Anak yang dapat diberikan
Asimilasi harus memenuhi syarat: a. berkelakuan baik yang dibuktikan dengan tidak sedang
menjalani hukuman disiplin dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan terakhir; b. aktif mengikuti program
pembinaan dengan baik; dan c. telah menjalani masa pidana paling singkat 3 (tiga) bulan.

34. Apa saja syarat anak dapat diberikan asimilasi karena adanya pandemi covid-19?

Berdasarkan Pasal 2 Ayat (2) Peraturan Menkumham No. 10 Tahun 2020 Narapidana yang dapat
diberikan Asimilasi harus memenuhi syarat: a. berkelakuan baik dibuktikan dengan tidak sedang
menjalani hukuman disiplin dalam kurun waktu 6 (enam) bulan terakhir; b. aktif mengikuti program
pembinaan dengan baik; dan c. telah menjalani ½ (satu per dua) masa pidana.

35. Apa saja dokumen yang diperlukan bagi Narapidana atau Anak yang ingin mendapatkan
Asimilasi?

Berdasarkan Pasal 4 Peraturan Menkumham No. 10 Tahun 2020 disebutkan dengan melampirkan
dokumen berupa:

fotokopi kutipan putusan hakim dan berita acara pelaksanaan putusan pengadilan;

bukti telah membayar lunas denda dan uang pengganti sesuai dengan putusan pengadilan atau
melaksanakan subsidaer pengganti denda dijalankan di rumah dalam pengawasan oleh Kejaksaan
dan Balai Pemasyarakatan;

laporan perkembangan pembinaan yang ditandatangani oleh Kepala Lapas;

salinan register F dari Kepala Lapas;

salinan daftar perubahan dari Kepala Lapas; dan

surat pernyataan dari Narapidana tidak akan melarikan diri dan tidak melakukan perbuatan
melanggar hukum.
36. Apakah dengan adanya Penyebara Virus Corona kepada Narapidana dapat diberikan
pembebasan bersyarat dan cuti menjelang bebas?

Berdasarkan Pasal 9 Peraturan Menkumham No. 10 Tahun 2020 disebutkan bahwa Pembebasan
Bersyarat dan Cuti Menjelang Bebas dapat diberikan kepada Narapidana yang telah memenuhi
syarat:

telah menjalani masa pidana paling singkat 2/3 (dua per tiga), dengan ketentuan 2/3 (dua per tiga)
masa pidana tersebut paling sedikit 9 (sembilan) bulan;

berkelakuan baik selama menjalani masa pidana paling singkat 9 (sembilan) bulan terakhir
dihitung sebelum tanggal 2/3 (dua per tiga) masa pidana;

telah mengikuti program pembinaan dengan baik, tekun, dan bersemangat; dan d. masyarakat
dapat menerima program kegiatan pembinaan Narapidana.

37. Apakah dengan adanya Penyebara Virus Corona kepada Narapidana dapat diberikan cuti
bersyarat ?

berdasarkan Pasal 10 Peraturan Menkumham No. 10 Tahun 2020 Pemberian Cuti Bersyarat dapat
diberikan kepada Narapidana yang telah memenuhi syarat:

telah menjalani masa pidana paling singkat 2/3 (dua per tiga), dengan ketentuan 2/3 (dua per tiga)
masa pidana tersebut paling sedikit 6 (enam) bulan;

berkelakuan baik selama menjalani masa pidana paling singkat 6 (enam) bulan terakhir dihitung
sebelum tanggal 2/3 (dua per tiga) masa pidana;

telah mengikuti program pembinaan dengan baik, tekun, dan bersemangat; dan d. masyarakat
dapat menerima program kegiatan pembinaan Narapidana.

38. Apakah dengan adanya Penyebara Virus Corona kepada Anak dapat diberikan pembebasan
bersyarat?

Berdasarkan Pasal 11 Peraturan Menkumham No. 10 Tahun 2020 Pembebasan Bersyarat dapat
diberikan kepada Anak yang sedang menjalani pidana penjara di LPKA yang telah memenuhi syarat:

telah menjalani masa pidana paling sedikit 1/2 (satu per dua) masa pidana; dan
berkelakuan baik selama menjalani masa pidana paling singkat 3 (tiga) bulan terakhir dihitung
sebelum tanggal 1/2 (satu per dua) masa pidana.

39. Apakah pemberian asimilasi, pembebasan bersyarat, cuti menjelang bebas dan cuti bersyarat
berlaku untuk semua tindak pidana?

Tidak berlaku untuk semua tindak pidana, dalam hal Asimilasi tindak pidana seperti terorisme,
narkotika dan prekursor narkotika, psikotropika, korupsi, kejahatan terhadap keamanan negara dan
kejahatan hak asasi manusia yang berat, serta kejahatan transnasional terorganisasi, warga negara
asing tidak berhak mendapatkan Asimilasi sebagaimana dalam Judul Bab II Peraturan Menkumham
No. 10 Tahun 2020, dengan tetap memperhatikan Pasal 8 Peraturan Menkumham No. 10 Tahun
2020 yang menyatakan bahwa Narapidana yang dipidana karena melakukan tindak pidana narkotika
dan prekursor narkotika, psikotropika hanya berlaku pada narapidana yang dipidana dengan pidana
penjara dibawah 5 (lima) tahun. Begitupula dengan pembebasan bersyarat cuti menjelang bebas dan
cuti bersyarat berlaku hal yang sama, sebagaimana disebutkan dalam judul Bab III dan
memperhatikan Pasal 22 Peraturan Menkumham No. 10 Tahun 2020.

40. Apakah diperbolehkan berboncengan dalam keadaan pandemi covid-19?

Berboncengan dengan kendaraan beroda dua, masih diperbolehkan, khusus untuk masa PSBB di DKI
Jakarta hanya diperbolehkan untuk kendaran pribadi dengan syarat memakai masker dan sarung
tangan, namun bagi ojek online dilarang. Sebagaimana dimaksud dalam Pergub DKI Jakarta No. 33
Tahun 2020 dan dalam lampiran Permenkes No. 9 Tahun 2020.

41. Apakah berkendaraan keluar rumah diperbolehkan?

Diperbolehkan dengan anjuran tetap memakai masker dan menjaga jarak (social distancing) bahkan
dalam keadaan diterapkannya PSBB juga tetap boleh, sebagaimana disebutkan dalam Pasal 18 Ayat
(5) Pergub DKI Jakarta No. 33 Tahun 2020 selama dengan syarat sebagaimana berikut:

digunakan hanya untuk pemenuhan kebutuhan pokok dan/atau aktivitas lain yang diperbolehkan
selama PSBB;

melakukan disinfeksi kendaraan dan atribut setelah selesai digunakan,

menggunakan masker dan sarung tangan; dan

tidak berkendara jika sedang mengalami suhu badan diatas normal atau sakit.

42. Apakah dalam keadaan virus corona diharuskan memesan makanan atau mengirim barang
melalui penyedia jasa transportasi online?
Tidak diharuskan, namun untuk mengurangi adanya kerumunan, maka sangat dianjurkan untuk
menggunakan jasa pengiriman dan pemesanan secara online, sebagaimana dimaksud dalam
Permenkes No. 9 Tahun 2020.

43. Apakah diperbolehkan mudik saat terjadinya pandemi virus corona covid-19?

Sebelum munculnya Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020, mudik diperbolehkan
dengan tetap menjaga kesehatan dan menjaga jarak (social distancing) sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 18 Tahun 2020. Namun, dengan munculnya Permenhub No.
25 Tahun 2020 tersebut, untuk sementara waktu mudik idul fitri tahun ini dilarang, sampai tanggal
31 Mei 2020.

44. Apakah ada larangan terkait orang asing masuk ke Indonesia, terkait bahanya penyebaran Virus
Corona Covid-19?

Larangan tersebut terdapat dalam Pasal 2 Peraturan Menkumham Nomor 11 Tahun 2020 Tentang
Pelarangan Sementara Orang Asing Masuk Wilayah Negara Republik Indonesia sebagaimana
disebutkan bahwa Melarang sementara Orang Asing untuk memasuki/transit di Wilayah Indonesia.

45. Apakah orang asing yang dikecualikan, sehingga dapat memasuki wilayah Indonesia saat ini?

Berdasarkan Pasal 3 Ayat (1) dan (2) Peraturan Menkumham Nomor 11 Tahun 2020 Pelarangan
dikecualikan terhadap:

Orang Asing pemegang Izin Tinggal Terbatas dan Izin Tinggal Tetap;

Orang Asing pemegang Visa Diplomatik dan Visa Dinas;

Orang Asing pemegang Izin Tinggal Diplomatik dan Izin Tinggal Dinas;

Tenaga bantuan dan dukungan medis, pangan dan alasan kemanusiaan;

Awak alat angkut; dan

Orang Asing yang akan bekerja pada proyek strategis nasional.

Dengan catatan Orang Asing sebagaimana tersebut di atas dapat masuk Wilayah Indonesia setelah
memenuhi persyaratan:
surat keterangan sehat dalam bahasa inggris dari otoritas kesehatan di masing-masing negara;

telah berada 14 (empat belas) hari di wilayah/negara yang bebas virus Covid-19; c. pernyataan
bersedia masuk karantina selama 14 (empat belas) hari yang dilaksanakan oleh pemerintah Republik
Indonesia.

E. Pertanyaan Terkait Bidang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Karantina Kesehatan

46. Apa yang dimaksud dengan PSBB ?

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI Nomor 9 Tahun 2020 yang dimaksud
dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk
dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sedemikian rupa
untuk mencegah kemungkinan penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-I9). Sehingga, yang
dibatasi hanya kegiatan tertentu.

47. Apa tujuan dilakukannya PSBB ?

Tujuan utama penerapan PSBB adalah untuk mencegah kemungkinan penyebaran Corona Virus
Disease 2019 (COVID-I9) yang semakin meluas di tengah masyarakat. Sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan dan Peraturan Menteri
Kesehatan (Permenkes) RI Nomor 9 Tahun 2020.

48. Apa yang dimaksud dengan kekarantinaan kesehatan

Kekarantinaan Kesehatan adalah upaya mencegah dan menangkal keluar atau masuknya penyakit
dan/atau faktor risiko kesehatan masyarakat yang berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan
masyarakat. Sebagaiman dimaksud dalam Undang-Undang No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan
Kesehatan.

49. Apa perbedaan PSBB dengan karantina?

Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan, Perbedaan yang
signifikan antara PSBB dengan Karantina adalah terkait pembatasan aktivitas sosial masyarakat,
dalam kondisi PSBB yang dibatasi hanya kegiatan tertentu, sedangkan dalam Kondisi karantina yang
dibatasi jauh lebih luas yakni pembatasan kegiatan dan/atau pemisahan seseorang yang terpapar
penyakit menular meskipun belum menunjukkan gejala apapun atau sedang berada dalam masa
inkubasi, dan/atau pemisahan peti kemas, Alat Angkut, atau Barang apapun yang diduga
terkontaminasi dari orang dan/atau Barang yang mengandung penyebab penyakit atau sumber
bahan kontaminasi lain untuk mencegah kemungkinan penyebaran ke orang dan/atau Barang di
sekitarnya.

50. Apa saja bentuk karantina yang bisa digunakan untuk menangkal Virus Corona Covid-19?

Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 2018 Karantina terbagi menjadi tiga bentuk yakni Karantina
Rumah, Karantina Rumah Sakit, Karantina Wilayah.

51. Apa yang dimaksud dengan karantina rumah, dan apa konsekwensinya?

Menurut Pasal 1 Angka (8) Undang-Undang No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan
dijelaskan bahwa Karantina Rumah adalah pembatasan penghuni dalam suatu rumah beserta isinya
yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah
kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi. konsekwensinya dijelaskan dalam pasal 50,
Pasal 51 dan Pasal 52 Undang-Undang No. 6 Tahun 2018 yakni penghuni rumah dilarang keluar
rumah selama waktu yang ditetapkan oleh petugas kesehatan dengan jaminan semua biaya
kebutuhan hidup dasar dan pakan hewan ternak dalam rumah tersebut ditanggung biayanya oleh
pemerintah pusat dengan melibatkan pemerintah daerah.

52. Apa yang dimaksud dengan karantina rumah sakit, dan apa konsekwensinya?

Menurut Pasal 1 Angka (9) Undang-Undang No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan
dijelaskan bahwa Karantina Rumah Sakit adalah pembatasan seseorang dalam rumah sakit yang
diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan
penyebaran penyakit atau kontaminasi. konsekwensinya dijelaskan dalam pasal 57 dan Pasal 58
Undang-Undang No. 6 Tahun 2018 yakni Rumah sakit yang dikarantina diberi garis karantina dan
dijaga terus menerus oleh Pejabat Karantina Kesehatan, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia
yang berada di luar wilayah karantina.) Seluruh orang, Barang, dan/atau hewan yang berada di
rumah sakit yang dikarantina tidak boleh keluar dan masuk rumah sakit. Selama dalam tindakan
Karantina Rumah Sakit, kebutuhan hidup dasar seluruh orang yang berada di rumah sakit menjadi
tanggung jawab Pemerintah pusat dan/atau Pemerintah Daerah.

53. Apa yang dimaksud karantina wilayah, dan apa konsekwensinya?

Menurut Pasal 1 Angka (10) Undang-Undang No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan
dijelaskan bahwa Karantina Wilayah adalah pembatasan penduduk dalam suatu wilayah termasuk
wilayah pintu Masuk beserta isinya yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi
sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi.
konsekwensinya dijelaskan dalam pasal 54 dan Pasal 55 Undang-Undang No. 6 Tahun 2018 yakni
Wilayah yang dikarantina diberi garis karantina dan dijaga terus menerus oleh pejabat Karantina
Kesehatan dan Kepolisian Negara Republik Indonesia yang berada di luar wilayah karantina. Anggota
masyarakat yang dikarantina tidak boleh keluar masuk wilayah karantina. Jika selama masa
Karantina Wilayah ternyata salah satu atau beberapa anggota di wilayah tersebut ada yang
menderita penyakit Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang sedang terjadi maka dilakukan
tindakan Isolasi dan segera dirujuk ke rumah sakit. Selama dalam masa Karantina Wilayah,
kebutuhan hidup dasar orang dan makanan hewan ternak yang berada di wilayah karantina menjadi
tanggung jawab Pemerintah Pusat dengan melibatkan Pemerintah Daerah.

54. Mana yang lebih efektif menangkal penyebaran virus corona PSBB atau karantina ?

Jika berpijak dari ketentuan Undang-Undang No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.
Maka, Karantina jauh lebih efektif dibandingkan PSBB disebabkan yang dibatasi bukan hanya
kegiatan sosial masyarakat, namun juga semua aktivitas keluar masuk rumah, rumah sakit dan
wilayah dijaga secara ketat dengan jaminan kebutuhan hidup dasar masyarakat dan hewan ternak
dijamin oleh pemerintah pusat dengan melibatkan pihak-pihak terkait.

55. Apa saja kegiatan yang dibatasi saat PSBB terjadi ?

Selama berlangsungya PSBB maka sebagaimana diatur dalam Permenkes No. 9 Tahun 2020.
Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar meliputi: a. peliburan sekolah dan tempat kerja; b.
pembatasan kegiatan keagamaan; c. pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum; d.
pembatasan kegiatan sosial dan budaya; e. pembatasan moda transportasi; dan f. pembatasan
kegiatan lainnya khusus terkait aspek pertahanan dan keamanan.

56. Adakah kegiatan yang tidak dibatasi saat PSBB terjadi ?

Sebagaimana diatur dalam Permenkes No. 9 Tahun 2020 ada beberapa sektor yang tetap dapat
melakukan kegiatannya seperti sediakala, yakni bagi kantor atau instansi strategis yang memberikan
pelayanan terkait pertahanan dan keamanan, ketertiban umum, kebutuhan pangan, bahan bakar
minyak dan gas, pelayanan kesehatan, perekonomian, keuangan, komunikasi, industri, ekspor dan
impor, distribusi, logistik, dan kebutuhan dasar lainnya.

57. Apa sanksi bagi yang melanggar aturan PSBB?

Bukan hanya sekedar dapat berupa teguran, pembubaran, penutupan. Bahkan, pencabutan izin
usaha dan sanksi pidana dapat diterapkan sebagaimana diatur dalam UU No. 4 Tahun 1984 Tentang
Wabah Penyakit Menular dan UU Nomor 6 tahun 2018 Tentang Kekarantinaan Kesehatan.
58. Daerah mana saja yang telah menerapkan PSBB?

Untuk saat ini yang telah menerapkan PSBB adalah Provinsi DKI Jakarta, Kota Bogor, Kabupaten
Bogor, Kota Depok, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kota
Tangerang Selatan, dan Kota Pekanbaru.

59. Apa persyaratan agar dapat diberlakukannya PSBB?

Prasyarat diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar adalah terpenuhinya kriteria situasi
penyakit berupa peningkatan signifikan jumlah kasus dan/atau kematian akibat penyakit,
penyebaran kasus yang cepat ke beberapa wilayah, dan terdapat kaitan epidemiologis dengan
kejadian serupa di wilayah atau negara lain. Karenanya, penetapan Pembatasan Sosial Berskala
Besar oleh Menteri didasarkan pada terjadinya peningkatan jumlah kasus dan/atau kematian secara
bermakna dalam kurun waktu tertentu, penyebaran kasus secara cepat di wilayah lain dalam kurun
waktu tertentu, dan ada bukti terjadi transmisi lokal. serta Selain berdasarkan di atas penetapan
Pembatasan Sosial Berskala Besar juga mempertimbangkan kesiapan daerah dalam hal-hal yang
terkait dengan ketersediaan kebutuhan hidup dasar rakyat, ketersediaan sarana dan prasarana
kesehatan, ketersediaan anggaran dan operasionalisasi jaring pengaman sosial untuk rakyat
terdampak, dan aspek keamanan. hal tersebut dijelaskan dalam Pasal 9 Ayat (1) dan (2) serta dalam
lampiran Permenkes No. 9 Tahun 2020.

60. Bagaimana mekanisme daerah dapat diperbolehkan menerapkan PSBB?

Yakni melalui Mekanisme permohonan oleh Gubernur/bupati/walikota dengan menyampaikan


usulan kepada Menteri disertai dengan data gambaran epidemiologis dan aspek lain seperti
ketersediaan logistik dan kebutuhan dasar lain, ketersediaan fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan,
dan perbekalan kesehatan termasuk obat dan alat kesehatan. Data yang disampaikan kepada
Menteri juga termasuk gambaran kesiapan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) Daerah. hal tersebut dijelaskan dalam lampiran Permenkes No. 9 Tahun
2020.

61. Berapa lama PSBB di DKI Jakarta berlangsung?

PSBB di DKI Jakarta berlangsung selama 14 Hari, terhitung mulai tanggal 10 April 2020 sampai
dengan 23 April 2020, dengan kemungkinan diperpanjang sampai 22 Mei 2020 dan diperpanjang lagi
sampai tanggal 4 Juni 2020.
62. Apa hal sederhana yang harus dilakukan masyarakat DKI Jakarta ketika PSBB berlangsung?

Yakni bagi setiap orang ketika keluar rumah diwajibkan menggunakan masker, bagi pengguna
sepeda motor pribadi diwajibkan untuk mengikuti ketentuan sebagai berikut: a. digunakan hanya
untuk pemenuhan kebutuhan pokok dan/atau aktivitas lain yang diperbolehkan selama PSBB; b.
melakukan disinfeksi kendaraan dan atribut setelah selesai digunakan; c. menggunakan masker dan
sarung tangan; dan d. tidak berkendara jika sedang mengalami suhu badan diatas normal atau sakit.
Sebagaimana diatur dalam Pergub DKI Jakarta No. 33 Tahun 2020.

63. Apakah masyarakat mendapatkan bantual sosial selama berlangsungnya PSBB di DKI Jakarta?

Dapat, bagi mereka yang terkena dampak dari penyebaran Virus Corona Covid-19, sebagaimana
disebutkan dalam Pasal 21 Pergub DKI Jakarta No. 33 Tahun 2020.

64. Adakah sanksi bagi yang melanggar aturan PSBB di DKI Jakarta?

Dikatakan secara tegas dalam Pasal 27 Pergub DKI Jakarta No. 33 Tahun 2020, bahwa pelanggaran
terhadap pelaksanaan PSBB dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, termasuk sanksi pidana.

65. Apakah tempat ibadah masih bisa melakukan kegiatan seperti biasa saat PSBB DKI Jakarta?

Berdasarkan Pasal 11 Pergub No. 33 Tahun 2020 dinyatakan bahwa Selama pemberlakuan PSBB,
maka dilakukan penghentian sementara kegiatan keagamaan di rumah ibadah dan/atau di tempat
tertentu. Selama penghentian sementara kegiatan keagamaan di rumah ibadah dan/ atau di tempat
tertentu tersebut, kegiatan keagamaan dilakukan di rumah masing-masing. Namun, kegiatan
penanda waktu ibadah seperti adzan, lonceng, dan/atau penanda waktu lainnya dilaksanakan seperti
biasa.

Anda mungkin juga menyukai