Oleh:
1. WAHYU SATRIANSYAH (205080500113009)
2. AMANDA CLARISA ETANTYO (215080500113001)
3. NADYA DEWI SEPTYANDRINI (215080500113003)
4. AGUSTIANO ALFEUS (215080500113005)
5. BELA SAFIRA (215080500113007)
6. MAYANG ANDI TIARA (215080500113009)
7. LOIS ELEASAR NAYOAN (215080500113011)
8. EBEN EZER SILABAN (215080500113013)
MATERI KELOMPOK 1
UNIVERSITAS BRAWIJAYA PSDKU KEDIRI
A. DEFINISI PLANKTON
Plankton adalah salah satu organisme hanyut apapun yang hidup dalam zona pelagik
(bagian atas) samudera, laut, dan badan air tawar.
Plankton berasal dari bahasa Yunani yaitu planktos yang berarti pengembara atau
penghanyut.
Istilah ini diterapkan pertama kali oleh Victor Hansen Direktur Ekspedisi Jerman pada
tahun 1887 yang terkenal dengan sebutan Plankton Expedition yang dibuat untuk
menentukan sistematika organisme laut. Setelah ekspedisi ini selesai disempurnakan
kembali oleh Haeckel pada tahum 1990.
Secara luas plankton dianggap sebagai salah satu organisme terpenting di dunia,
karena menjadi bekal makanan untuk kehidupan akuatik. Bagi kebanyakan makhluk
laut, plankton adalah makanan utama mereka. Plankton terdiri dari sisa-sisa hewan
dan tumbuhan laut.
DEFINISI FITOPLANKTON
Nama fitoplankton diambil dari istilah Yunani, phyton atau “tanaman” dan πλαγκτος
(“planktos”), berarti “pengembara” atau “penghanyut”.[1] Fitoplankton merupakan
tumbuh-tumbuhan air dengan ukuran yang sangat Kecil dan hidup melayang di
dalam air. Fitoplankton mempunyai peranan yang Sangat penting dalam ekosistem
perairan, sama pentingnya dengan peranan Tumbuh-tumbuhan hijau yang lebih
tingkatannya di ekosistem daratan. Fitoplankton juga merupakan produsen utama
(Primary producer) zat-zat organik Dalam ekosistem perairan, seperti tumbuh-
tumbuhan hijau yang lain. Fitoplankton Membuat ikatan-ikatan organik sederhana
melalui fotosintesa. Fitoplakton dikelompokkan dalam 5 divisi yaitu: Cyanophyta,
Crysophyta, Pyrrophyta, Chlorophyta dan Euglenophyta (hanya hidup di air tawar),
semua Kelompok fitoplankton ini dapat hidup di air laut dan air tawar kecuali
Euglenophyta. Fitoplankton yang dapat tertangkap dengan planktonet standar
adalah fitoplankton yang memiliki ukuran ≥ 20 µm, sedangkan yang biasa tertangkap
dengan jaring umumnya tergolong dalam tiga kelompok utama yaitu diatom,
dinoflagellata dan alga biru.
B. CIRI-CIRI FITOPLANKTON
1. Divisi Chlorophyta
Chlorophyceae (Ganggang hijau) adalah salah satu kelas dari ganggang yang sel-
selnya bersifat eukariotin (materi inti dibungkus oleh membran inti), pigmen
korofil terdapat dalam jumlah terbanyak sehingga ganggang ini berwarna hijau.
Pigmen lain yang dimiliki adalah Karoten dan Xantofil. Alga ini merupakan
kelompok alga terbesar dan yang paling beragam karena ada yang bersel
tunggal, koloni dan bersel banyak. warna hijau dari klorofil a dan b yang sama
dalam proporsi sebagai 'tinggi' tanaman serta c klorofil tetapi dilaporkan
terdapat di beberapa prasinophyceae; √ U-karoten, dan berbagai karakteristik
xanthophylls. Alga berperan sebagai produsen dalam ekosistem. Berbagai jenis
alga yang hidup bebas di air terutama yang tubuhnya bersel satu dan dapat
bergerak aktif merupakan penyusun pitoplankton. Sebagian fitolankton adalah
alga hijau, pigmen klorofil yang dimilikinya aktif melakukan fotosintesis sehingga
alga hijau merupakan produsen utama dalam ekosistem perairan.
Chlorophyta biasanya hidup di air tawar, air laut, air payau tanah – tanah yang
basah , ada pula yang hidup di tempat – tempat kering. Pada umumnya melekat
pada batuan, dan seringkali muncul kepermukaan apabila air surut merupakan
suatu penyusun plankton atau sebagai bentos. Struktur tubuh bervariasi baik
dalam ukuran, bentuk maupun susunanya. Untuk mencakup sejumlah besar
variasi tersebut, maka alga hijau dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1) Sel tunggal (uniseluler) dan motil (ex: Chlamydomonas)
2. Divisi Cyanophyta
Cyanophyta bersifat prokariotik, berbentuk uniseluler koloni, atau filamen,
memiliki pigmen klorofil, karotenoida, serta pigmen fikobilin, bersifat autotrof,
dinding sel mengandung peptide, hemiselulosa dan selulosa, mempunyai selaput
berlendir.
3. Divisi Crysophyta
Bersel satu atau bersel banyak berupa benang, berwarna kuning agak keemasan,
kloroplas kecil-kecil berbentuk cakram atau lembaran, habitatnya di tempat yang
basah dan air tawar maupun air laut
4. Divisi Pyrrophyta
Uniseluler, dapat bergerak aktif, selnya berdinding dan di sebelah luar sel
terdapat alur, yang mengandung flagelata, mempunyai plastida, reproduksi
dengan membelah diri, bersifat fosforensi.
5. Divisi Euglenophyta
Memiliki flagela yang tidak sama panjang (Heterokontae), bersifat motil,
mengandung klorofil, sel berbentuk oval memanjang, autotrof atau heterotrof,
hidup di air tawar yang kaya bahan organik
C. EKOLOGI FITOPLANKTON (FISIKA DAN KIMIA AIR)
Faktor Fisika Kimia Air
1) Suhu
Suhu merupakan parameter fisik yang sangat mempengaruhi pola
kehidupan organisme perairan, seperti distribusi, komposisi, kelimpahan dan
mortalitas. Suhu juga akan menyebabkan kenaikan metabolisme organisme
perairan, contohnya Fitoplankton. Perubahan suhu berpengaruh terhadap
proses fisika, kimia dan biologi badan air.
2) Kecerahan
Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan. Kecerahan merupakan
ukuran transparansi perairan yang ditentukan secara visual dengan
menggunakan Secchi disk. Kecerahan juga mempengaruhi pertumbuhan
beberapa organisme atau biota perairan seperti fitoplankton. Kecerahan
perairan merupakan kemampuan dari cahaya dapat menembus masuk ke dalam
perairan.Kecerahan perairan dipengaruhi oleh adanya penetrasi
cahaya matahari yang memasuki perairan.
3) pH
Derajat keasaman (pH) merupakan logaritma negative dari konsentrasi ion-ion
hidrogen yang terlepas dalam suatu cairan dan merupakan indikator baik
buruknya suatu perairan. pH suatu perairan merupakan salah satu parameter
kimia yang cukup penting dalam memantau kestabilan perairan Variasi nilai pH
perairan sangat mempengaruhi biota di suatu perairan. Selain itu, tingginya nilai
pH sangat menentukan dominasi fitoplankton yang mempengaruhi tingkat
produktivitas primer suatu perairan dimana keberadaan fitoplankton didukung
oleh ketersediaanya nutrien diperairan laut (Hamuna et al., 2018)
4) DO (oksigen terlarut)
Menurut Effendi (2003), menyatakan bahwa oksigen terlarut (DO) adalah
konsentrasi gas oksigen yang terlarut dalam air yang berasal dari hasil
fotosintesis fitoplankton dan tumbuhan air serta hasil difusi dari udara. Oksigen
terlarut dalam perairan merupakan faktor penting sebagai pengatur
metabolisme tubuh organisme untuk tumbuh dan berkembang biak. Selain
pengukuran konsentrasi oksigen juga perlu dilakukan pengukuran terhadap
tingkat kejenuhan oksigen dalam air
5) Salinitas
Salinitas didefinisikan sebagai berat dalam gram dari semua zat padat yang
terlarut dalam 1 kilo gram air laut. Nilai salinitas dinyatakan dalam g/kg. Salinitas
di perairan penting untuk mempertahankan tekanan osmotik antara tubuh
organisme dengan perairan, karena itu salinitas dapat mempengaruhi
kelimpahan dan distribusi fitoplankton.
Salinitas merupakan salah satu parameter yang menentukan jenis-jenis
fitoplankton yang terdapat dalam suatu perairan, meskipun salinitas
mempengaruhi produktivitas fitoplankton, namun umumnya peranannya tidak
begitu besar karena salinitas bersama-sama dengan suhu menentukan densitas
air maka salinitas ikut pula mempengaruhi pengembangan atau penenggelaman
fitoplankton (Widigdo, 2001)
6) N-total
Kandungan posfat dan N-total secara alamiah berasal dari perairan itu sendiri
yaitu melalui proses-proses penguraian pelapukan ataupun dekomposisi
tumbuh-tumbuhan dan sisa-sisa organisme mati. Posfat dan N-total dibutuhkan
dalam proses dan perkembangan hidup organisme seperti fitoplankton,
sedangkan oksigen terlarut digunakan oleh organisme perairan dalam proses
respirasi (Patty, 2014).Konsentrasi N-total di lapisan permukaan yang lebih
rendah dibandingkan di lapisan dekat dasar disebabkan karena N-total di lapisan
permukaan lebih banyak dimanfaatkan atau dikomsumsi oleh fitoplankton
8) Klorofil-α
Klorofil-α adalah suatu pigmen aktif dalam sel tumbuhan yang mempunyai
peranan penting dalam berlangsungnya proses fotosintesis di perairan yang
dapat digunakan sebagai indikator banyak atau tidaknya ikan di suatu wilayah
dari gambaran siklus rantai makanan yang terjadi di lautan. Konsentrasi Klorofil-
α pada suatu perairan sangat tergantung pada ketersediaan nutrien dan
intensitas cahaya matahari. Bila nutrien dan intensitas matahari cukup tersedia,
maka konsentrasi Klorofil-α akan tinggi dan sebaliknya (Effendi et al., 2012)
D. REPRODUKSI MAKANAN FITOPLANKTON SECARA BIOLOGI
Fitoplankton berkembang biak atau bereproduksi secara seksual dan aseksual.
1) Secara Aseksual
Reproduksi aseksual terjadi dengan cara membentuk sel khusus yang mampu
berkembang menjadi individu baru tanpa terjadinya peleburan sel kelamin. Tiap-
tiap jenis fitoplankton mempunyai cara reproduksi aseksual yang berbeda-beda.
Perkembangbiakan fitoplankton secara aseksual dapat melalui pembelahan sel,
fragmentasi, maupun pembentukan spora.
a) Pembelahan sel
Pembelahan sel terjadi dengan cara sel membelah menjadi 2 yang saling
terpisah sehingga membentuk sel–sel tunggal. Pada beberapa generasi,
sel – sel membelah searah dan tidak saling terpisah sehingga membentuk
filamen yang terdiri atas deretan mata rantai sel yang disebut trichome.
Contoh fitoplankton yang bereproduksi secara aseksual dengan
pembelahan sel dari golongan alga antara lain Gleocapsa dan Chlorella.
Pada algae, khususnya adalah Tetraselmis. Dari divisi Chlorophyta,
reproduksi aseksual dimulai dengan membelahnya protoplasma sel
menjadi dua, empat, delapan dalam bentuk zoospore setelah masing-
masing melengkapi diri dengan flagella. Dalam hal ini protoplasma sel
vegetatif mengadakan pembelahan berulang-ulang sehingga dari satu sel
induk dapat terbentuk 2– 16 sel anak.
b) Fragmentasi
Fragmentasi adalah cara memutuskan bagian tubuh tumbuhan yang
kemudian membentuk individu baru. Fragmentasi dilakukan dengan cara
melepas sebagian koloninya dan membentuk koloni baru. Pada filamen
yang panjang bila salah satu selnya mati maka sel mati itu membagi
filamen menjadi 2 bagian atau lebih. Masing – masing bagian disebut
hormogonium. Bila hormogonium terlepas dari filament induk maka akan
menjadi individu baru. Contoh jenis fitoplankton yang bereproduksi
secara aseksual dengan cara fragmentasi dari golongan alga yaitu Volvox
yang merupakan alga dari divisi Chlorophyta berbentuk koloni yang dapat
bergerak, dan Spyrogyra yang merupakan Chlorophyta berbentuk benang
c) Pembentukan zoospora (sel berflagel dua)
Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan zoospora, yaitu spora
yang dapat bergerak atau berpindah tempat. Zoospora berbentuk seperti
buah pir yang memiliki dua sampai empat bulu cambuk, vakuola
kontraktil, dan satu bintik mata berwarna merah (stigma).
Perkembangbiakan secara aseksual terjadi dengan pembentukan
zoospora, yang berbentuk buah per dengan 2 – 4 bulu cambuk tanpa
rambut-rambut mengkilap pada ujungnya, mempunyai 2 vakuola
kontraktil, kebanyakan juga suatu bintik mata merah dengan kloroplas di
bagian bawah berbentuk piala / pot.
Jenis alga yang melakukan reproduksi atau berkembang biak secara
aseksual dengan cara pementukan spora antara lain Chlorococcum. (alga
dari divisi Chlorophyta bersel tunggal tidak bergerak) dan
Chlamidomonas. (alga dari divisi Chlorophyta bersel tunggal dapat
bergerak
2) Secara seksual
Meskipun bukan yang biasa seperti reproduksi aseksual, ada jenis fitoplankton
yang bereproduksi secara seksual. Gamet (jantan atau betina sel-sel reproduksi
seksual) yang dilepaskan ke dalam air oleh sel dewasa. Gamet jantan melebur
dengan gamet betina, kemudian menggabungkan untuk menciptakan sel yang
lengkap yang sepenuhnya matang dan dapat segera mulai fotosintesis.
E. HABITAT
Mikroalga hidup di berbagai habitat perairan dan dapat ditemukan mulai di bagian
sedimen sampai zona intertidal.Mikroalga umumnya bersel satu atau berbentuk
benang dan mampu memproduksi komponen yang bernilai tinggi. Pada saat air
surut, zona intertidal akan terekspos, sedangkan saat pasang akan tertutup air.
Habitat hidupnya meliputi seluruh wilayah perairan di dunia, baik lingkungan air
laut, air payau, dan air tawar. Habitat hidup mikroalga adalah di perairan atau
tempat-tempat lembab.
Organisme ini merupakan produsen primer perairan yang mampu berfotosintesis
seperti layaknya tumbuhan tingkat tinggi lainya. Oleh karenanya, mikroalga lazim
disebut sebagai fitoplankton. Fitoplankton memiliki zat hijau daun yaitu klorofil yang
berperan dalam menghasilkan bahan organik dan oksigen dalam air.
Fitoplankton adalah komponen autotrof plankton. Autotrof adalah organisme yang
mampu menyediakan makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan
anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof
berfungsi sebagai produsen.
Sebagian besar fitoplankton berukuran terlalu kecil untuk dapat dilihat
dengan mata telanjang. Akan tetapi, ketika berada dalam jumlah yang besar, mereka
dapat tampak sebagai warna hijau di air karena mereka mengandung klorofil dalam
sel-selnya walaupun warna sebenarnya dapat bervariasi untuk
setiap spesies fitoplankton karena kandungan klorofil yang berbeda beda atau
memiliki tambahan pigmen seperti phycobiliprotein.
b) Nekton
Organisme yang bergerak aktif ( berenang ) seperti katak dan ikan.
c) Neuston
Organisme yang mengapung di permukaan air, seperti eceng gondok,
serangga air, ganggang dan teratai.
d) Bentos
Organisme yang berada di dasar perairan, seperti cacing, udang, ganggang
dan kepiting.
e) Perifiton
Organisme yang melekat pada organisme lain seperti siput dan ganggang