OKTOBER 2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................1
A. UMUM........................................................................................................................2
B. ANALISA HIDRAULIKA.........................................................................................6
C. KESIMPULAN.........................................................................................................17
1
A. UMUM
Proyek pembangunan jalan kererta api lintas Makassar- Parepare antara kabupaten
Maros-Pangkajene dan Kepulauan memiliki panjang 29.5 km yaitu antara km 44+100 s.d
73+600. Pada jalur ini jalan kereta api melintasi delapan sungai yang berada di wilayah
kecamatan Labakkang dan Ma’rang. Pada jalur ini terdapat persilangan dengan saluran
784713.89 ; 9470833.02.
2
Pada persilangan jalur KA KM. 46+800 terdapat pintu air saluran irigasi yang terkena
badan jalan KA, sehingga diperlukan relokasi pintu air dan pengalihan saluran irigasi.
Pada pekerjaan ini diperlukan Analisa hidraulika sebagai acuan penentuan dimensi box
culvert persilangan saluran agar debit aliaran irigasi dapat berjalan sesuai dengan
fungsinya.
Dari kondisi saluran irigasi jalur Labakkang terdapat 6 saluran yang terkena badan jalan
KA yang harus direlokasi, dari ke-5 saluran tersebut terdapat satu saluran sekunder dan 5
saluran tersier.
3
Berdasarkan skema jaringan saluran irigasi wilayah Labakkang, saluran yang terkena
Labakkang 3 kanan (L3.ka), Ma’rang kiri (M.Ki) dan Ma’rang kanan (M.Ki).
Berdasarkan kondisi tersebut pada pembangunan jalur KA mengusulkan relokasi pintu air
dan saluran irigasi. Dimana saluran irigasi akan dilewatkan melalui box culvert melintasi
4
tubuh baan badan jalan KA. Berikut rencana relokasi pintu air dan saluran irigasi di KM.
46+800 .
Ruas 4
L3.Ka3
L3.Ka2a
Ma.1Ka
Ma.1Ki
L3.Ka
L3.Ka1
Ruas3
5
6
B. ANALISA HIDRAULIKA
1. Saluran Ruas 4
Dengan :
Q = Debit air (m3/detik)
n = Koefisien Manning (Tabel. 1)
R = Jari-jari Hidraulik saluran
S = Kemiringan dasar saluran
7
b. Saluran Terbuka
Dengan :
Q = Debit air (m3/detik)
n = Koefisien Manning (Tabel. 1)
R = Jari-jari Hidraulik saluran
S = Kemiringan dasar saluran
8
2. Saluran Labakkang 3 Kanan 1 (L3.Ka.1)
Dengan :
Q = Debit air (m3/detik)
n = Koefisien Manning (Tabel. 1)
R = Jari-jari Hidraulik saluran
S = Kemiringan dasar saluran
9
3. Saluran Box Culvert penggabungan Saluran L3.Ka.2a dan L3.Ka.3
Dengan :
Q = Debit air (m3/detik)
n = Koefisien Manning (Tabel. 1)
R = Jari-jari Hidraulik saluran
S = Kemiringan dasar saluran
10
4. Saluran Labakkang 3 Kanan 2a (L3.Ka.2a)
Dengan :
Q = Debit air (m3/detik)
n = Koefisien Manning (Tabel. 1)
R = Jari-jari Hidraulik saluran
S = Kemiringan dasar saluran
11
5. Saluran Labakkang 3 Kanan 3 (L3.Ka.3)
Dengan :
Q = Debit air (m3/detik)
n = Koefisien Manning (Tabel. 1)
R = Jari-jari Hidraulik saluran
S = Kemiringan dasar saluran
12
6. Saluran Labakkang 3 Kanan (L3.Ka)
a. Box Culvert 1
Dengan :
Q = Debit air (m3/detik)
n = Koefisien Manning (Tabel. 1)
R = Jari-jari Hidraulik saluran
S = Kemiringan dasar saluran
13
c. Box Culvert 2
Dengan :
Q = Debit air (m3/detik)
n = Koefisien Manning (Tabel. 1)
R = Jari-jari Hidraulik saluran
S = Kemiringan dasar saluran
14
d. Saluran Terbuka
Dengan :
Q = Debit air (m3/detik)
n = Koefisien Manning (Tabel. 1)
R = Jari-jari Hidraulik saluran
S = Kemiringan dasar saluran
15
7. Saluran Ma’rang 1 Kiri (Ma1. Ki)
Dengan :
Q = Debit air (m3/detik)
n = Koefisien Manning (Tabel. 1)
R = Jari-jari Hidraulik saluran
S = Kemiringan dasar saluran
16
8. Saluran Ma’rang 1 Kanan (Ma.1.Ka)
Dengan :
Q = Debit air (m3/detik)
n = Koefisien Manning (Tabel. 1)
R = Jari-jari Hidraulik saluran
S = Kemiringan dasar saluran
17
C. KESIMPULAN
1. Saluran baru mengikuti dimensi saluran lama baik secara dimensi maupun material
yang digunakan.
2. Pada saluran yang bersilangan dengan badan jalan KA menggunakan box culvert
dengan luas area melebihi saluran terbuka yang dapat mengalirkan debit rencana
saluran
18