Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Fibonaci

e-ISSN : 2746 -3656


Volume 1 No. 2: 15 - 12, 2020

Analisis Kemampuan Bernalar Siswa SMA Dalam Memaknai


Permasalahan Integral Berbasis Konteks
Afifah Rahmi1, Anisa Putri Hairi1, Alphiyani Lukman1, Andrea Arifsyah
Nasution1,
1Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Negeri Medan,
Jl. Willem Iskandar Pasar V – Kotak Pos No. 1589 - 20221
*Penulis Korespondensi : afifahrahmi30@gmail.com

Abstrak. Materi integral merupakan salah satu materi pokok dalam kurikulum matematika di Sekolah
Menengah Atas. Dalam penelitian ini, siswa dituntut untuk memiliki kemampuan bernalar. Kemampuan
tersebut sangat dibutuhkan dalam penyelesaian masalah integral, khususnya pada permasalahan luas daerah
di bawah kurva. Hal tersebut tentunya membutuhkan pemahaman konsep, kemampuan penalaran dan
interpretasi. Pada kenyataannya, banyak siswa merasa kesulitan untuk mengatasi permasalahan integral.
Akibatnya, siswa mengalami banyak kekeliruan dalam menyelesaikan masalah terkait dengan luas daerah di
bawah kurva. Pada artikel ini penulis mencoba untuk menjelaskan secara deskriptif tentang bagaimana siswa
menggunakan kemampuan awal mereka pada permasalahan berbasis konteks. Penelitian ini dilakukan di kelas
XI yang menduduki semester kedua yang terdiri dari 40 siswa. Pengumpulan data diperoleh melalui tes awal
(Student’s Worksheet), wawancara, dan catatan lapangan. Wawancara dilakukan dengan tujuan
mendapatkan informasi mengenai bagaimana siswa menyelesaikan permasalahan integral yang disajikan.
Hasil dari kegiatan tersebut menunjukan bahwa kemampuan siswa umumnya tidak dapat membantu mereka
dalam menyelesaikan permasalahan integral berbasis konteks. Dalam hal ini, penulis menemukan bahwa
beberapa siswa tidak dapat menyelesaikan permasalahan; sementara itu beberapa siswa lainnya menerapkan
cara lain, seperti dengan menggunakan rumus dan menuangkan dengan kata-kata. [ANALISIS
KEMAMPUAN BERNALAR SISWA SMA DALAM MEMAKNAI PERMASALAHAN INTEGRAL
BERBASIS KOTEKS] (Jurnal Fibonaci, XX(X): X - X, 2020)

Kata Kunci: Hasil Kerja Siswa; Kemampuan Bernalar; Permasalahan Berbasis Konteks; Integral

Pendahuluan pemberian rumus-rumus dan demostrasi


Pentingnya belajar matematika tidak penyelesaian soal oleh guru kepada siswa
terlepas dari perannya dalam berbagai aspek (Nasution, 2015). Pembelajaran seperti ini
kehidupan (Maulana, 2013) yang terus menjadikan siswa cenderung menghafal rumus
berkembang sesuai dengan perkembangan dan dan hanya mengikuti cara guru dalam
kebutuhan manusia untuk menyelesaikan menyelesaikan masalah matematika, termasuk
masalah. Dalam menyelesaikan permasalahan permasalahan integral. Hal ini berdampak
tersebut, seseorang tidak hanya dituntut untuk pada kurang berkembangnya kemampuan
memiliki kemampuan kognitif saja, akan tetapi penalaran siswa, padahal kemampuan ini
dibutuhkan juga kemampuan penalaran sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran
(Hidayati, 2015). Kemampuan penalaran matematika (Fuadi, 2016). Menurut Peraturan
merujuk kepada salah satu kompetensi yang Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
harus dimiliki oleh seseorang yang mencakup Indonesia nomor 22 (2016) tentang standar
suatu kegiatan, proses dan aktivitas berpikir proses Pendidikan Dasar dan Menengah, salah
untuk menarik kesimpulan (King, 2012). Salah satu sasaran yang paling utama dalam setiap
satu cara yang dapat dilakukan untuk proses pembelajaran adalah keterampilan yang
mengembangkan kemampuan bernalar adalah dapat diperoleh melalui aktivitas bernalar
melalui pendidikan formal, seperti sekolah. (Mahendra, 2015). Oleh karena itu,
Pada umumnya, pembelajaran kemampuan bernalar sudah menjadi tajuk
matematika di sekolah hanya berfokus kepada utama yang harus dikembangkan dalam diri
Program Studi Pendidikan Matematika
Universitas Negeri Medan
1
Analisis Kemampuan Bernalar Siswa SMA Dalam Memaknai Permasalahan Integral Berbasis Konteks

siswa, termasuk siswa Sekolah Menengah Atas karakteristik tertentu dalam menemukan
(SMA). kebenaran. Agar pengetahuan yang dihasilkan
Walaupun kemampuan bernalar penalaran itu mempunyai dasar kebenaran
matematika telah menjadi salah satu fokus maka proses berpikir itu harus dilakukan
utama dalam pembelajaran, akan tetapi pada dengan suatu cara tertentu sehingga penarikan
umumnya banyak guru yang mengeluh karena kesimpulan baru tersebut dianggap sahih
pengetahuan peserta didiknya tidak cukup (valid). Penalaran juga harus dilakukan
untuk menyelesaikan masalah integral, seorang siswa saat ia sedang belajar. Aktivitas
khususnya berbasis konteks. Hal ini mungkin penalaran merupakan kegiatan yang dilakukan
saja disebabkan karena metode pengajaran oleh peserta didik dalam memahami suatu
yang dilakukan oleh guru dalam mengajarkan permasalahan matematika yang disertai
topik integral tidak memberikan ruang kepada dengan proses berpikir induktif dan deduktif
siswa untuk mengembangkan penalaran yang bertujuan untuk mendapatkan suatu
mereka (Hutagaol, 2013), seperti metode kebenaran. Kebenaran yang diperoleh dapat
ceramah dan ekspositori. Kedua metode menjadi kesimpulan dari permasalahan yang
tersebut biasanya dilakukan oleh guru di kelas, ada. Oleh karena itu kemampuan penalaran
dimana guru hanya menerangkan materi harus dikembangkan pada diri peserta didik.
sedangkan siswa cenderung mendengarkan, (Sa’adah, 2010).
mencatat, mengerjakan latihan soal, menghafal Pada penelitian ini, digunakan penalaran
rumus, dan menyelesaikan pekerjaan rumah matematika. Penalaran matematika
sehingga proses belajar dan mengajar menjadi (mathematical reasoning) diperlukan oleh siswa
pasif. Oleh karena itu, mengembangkan untuk menentukan apakah sebuah argumen
kemampuan bernalar siswa pada topik integral matematika benar atau salah dan juga dipakai
sangat penting dilakukan. untuk membangun suatu argumen
Disamping itu, penyelesaian masalah matematika. Penalaran matematika adalah
integral berbasis konteks membutuhkan proses berpikir secara logis dalam menghadapi
penalaran konsep yang baik, pemahaman problema dengan mengikuti ketentuan-
formulasi yang tepat, serta kejelian dan ketentuan yang ada. Proses penalaran
kreativitas yang tinggi (Mikrayanti, 2016). matematika diakhiri dengan memperoleh
Proses yang kompleks ini menjadikan kesulitan kesimpulan (Sa’adah, 2010).
tersendiri dalam mempelajarinya. Akibatnya, Kemampuan penalaran (reasoning)
siswa sering melakukan kesalahan dalam matematis telah dijelaskan dalam dokumen
menyelesaikan permasalahan integral. Oleh Peraturan Dirjen Dikdasemen melalui
karena itu, penelitian ini dilakukan dengan Peraturan No. 506/C/PP/2004, TIM PPPG
tujuan untuk menganalisis kemampuan Matematika, sebagai berikut:
penalaran siswa SMA dalam memaknai a. Menyajikan pernyataan atau masalah
permasalahan integral berbasis konteks. Untuk matematika secara lisan, tertulis, gambar,
mencapai tujuan tersebut, penulis dan diagram;
memformulasikan rumusan masalah dalam b. Mengajukan dugaan (conjectures);
penelitian ini yaitu “Bagaimana siswa SMA c. Melakukan manipulasi matematika;
menggunakan pengetahuan mereka d. Menarik kesimpulan, menyusun bukti,
sebelumnya dalam menyelesaikan memberikan alasan atau bukti terhadap
permasalahan integral berbasis konteks?” beberapa solusi;
e. Menarik kesimpulan dari pernyataan;
Tinjauan Teoretis f. Memeriksa kesahihan suatu argument;
Kemampuan Penalaran Matematika g. Menemukan pola atau sifat dari gejala
Penalaran merupakan suatu proses matematis untuk membuat generalisasi
berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang (Shadiq, 2009).
berupa pengetahuan dan mempunyai
Integral
2 Jurnal Fibonaci  Volume 1  Nomor 2  Juni - Desember 2020
Analisis Kemampuan Bernalar Siswa SMA Dalam Memaknai Permasalahan Integral Berbasis Konteks

Integral adalah kebalikan (invers) Jika diambil ∆𝑥0 = ∆𝑥1 = ∆𝑥2 = ... = ∆𝑥𝑛 =
dari pendiferensialan. Jika F(x) adalah fungsi L maka didapati metode integral Reimann
umum yang bersifat F‘(x) = f(x) maka F(x) sebagai berikut:
𝑏 𝑛
merupakan himpunan anti-turunan atau
himpunan pengintegralan F‘(x) = f(x). ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = ℎ ∑ 𝑓(𝑥𝑖 )
Himpunan anti turunan fungsi f(x) dinotasikan 𝑎 𝑖=0

dengan: ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥. Secara umum, integral


(Basuki, 2005)
dibagi kepada dua bagian, yakni integral tak
tentu dan integral tertentu (Zaelani, 2014). Pada
Kurikulum Matematika SMA Tentang
penelitian kami, kami menggunakan integral
Integral
tertentu. Integral tentu juga disebut pula
Berdasarkan Silabus Mata Pelajaran
Integral Riemann. Ide dasarnya bermula dari
SMA/MA/SMK/MAK dalam Kurikulum 2013,
pemartisian suatu daerah atau benda menjadi
siswa akan menerima materi pelajaran aspek
bagian-bagian yang sangat kecil. Jumlah
kalkulus yaitu pada saat duduk di kelas XI
Riemann dapat ditafsirkan sebagai jumlah luas
SMA/MA/SMK/MAK (Kementerian
persegi panjang penghampir. Integral tentu
Pendidikan dan Kebudayaan, 2016), termasuk
sangat berguna dalam menentukan luas daerah
integral. Ketika siswa-siswa tersebut duduk di
ataupun volume benda ruang. Dalam
kelas XI, mereka akan menerima materi
penerapannya, perhitungan integral tentu
integral lebih dalam dan lanjut, yang termasuk
menggunakan rumus yang berlaku pada
ke dalam matematika wajib dan matematika
integral tak tentu (Marsigit, dkk. Metode
peminatan. Kemampuan awal siswa dalam
Integral Reimann ini merupakan metode
memahami materi integral sangat penting
integral yang digunakan dalam kalkulus, dan
untuk didalami, agar siswa lebih mudah
didefinisikan dengan:
𝑏 𝑛 memahami materi pelajaran berikutnya yang
∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = lim ∑ 𝑓(𝑥𝑖 )∆𝑥 berkaitan dengan integral, salah satunya
∆𝑥→0 adalah menghitung luas daerah. Standar
𝑎 𝑖=0
Pada metode ini, luasan yang dibatasi Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus
oleh y = f(x) dan sumbu x dibagi menjadi N siswa tempuh selama belajar mengenai integral
bagian pada range x = [a, b] yang akan dihitung. terlihat pada Tabel 1 di bawah ini.
Kemudian dihitung tinggi dari setiap 3 tep ke-I Tabel 1. Kurikulum Matematika Kelas XI
yaitu f(xi). Li adalah luas setiap persegi panjang SMA Tentang Integral
dimana Li = f(xi). ∆xi. Standar Kompetensi: Menggunakan Konsep
Integral dalam Pemecahan Masalah
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran

1. Memahami 1.1. Pengertian


konsep integral Integral.
tak tentu dan 1.2. Integral Tak Tentu.
integral tentu. 1.3. Integral Tertentu.
Gambar 1.Integral Riemann 1.4. Aturan Rantai
Luas keseluruhan adalah jumlah Li dan untuk Mencari
dituliskan: Turunan Fungsi.
L = L0 + L1 + L2+...+Ln 1.5. Pengertian
= f (x0 ) x 0 + f (x1 ) x1 + f (x2 Integral.
) x 2 + ... + f (x n ) x3 1.6. Integral Tak Tentu.
1.7. Integral Tertentu.
= ∑𝑛𝑖=0 𝑓(𝑥𝑖 )∆𝑥 2. Menghitung 2.1. Pengintegralan
integral tak dengan
tentu dan Substitusi
integral tentu Aljabar.
Jurnal Fibonaci  Volume 1  Nomor 2  Juni - Desember 2020 3
Analisis Kemampuan Bernalar Siswa SMA Dalam Memaknai Permasalahan Integral Berbasis Konteks

dari fungsi 2.2. Pengintegralan mengetahui kemampuan penelaran awal siswa


aljabar dan dengan pada materi integral berdasarkan
fungsi Substitusi permaslaahan yang disajikan. Setelah
trigonometri Trigonometri. dilakukan tes tertulis, lembar jawaban siswa
yang sederhana 2.3. Integral Parsial. dikategorikan berdasarkan jawaban yang cara
3. Menggunakan 3.1. Luas Daerah penyelesaiannya serupa. Misalnya, jawaban
integral untuk Antara Kurva siswa dengan menggunakan rumus, atau
menghitung dengan Sumbu kesalahan siswa pada penggunaan rumus
luas daerah di X.
integral. Setelah jawaban dikelompokan,
bawah kurva 3.2. Luas Daerah
kegiatan selanjutnya adalah wawancara.
dan volume Antara Dua
Wawancara dilakukan untuk mengetahui
benda putar. Kurva.
bagaimana cara siswa dalam menjawab tes
3.3. Volume Benda
tertulis tersebut, atau mengapa siswa memilih
Putar
langkah tersebut dalam menjawab tes tersebut.
Dengan mempertimbangkan kurikulum
Dalam hal ini, wawancara tidak dilakukan
matematika untuk kelas XI
kepada seluruh subjek penelitian tetapi
SMA/MA/SMK/MAK di atas, kita dapat
ditujukan untuk beberapa siswa yang jawaban
melihat dengan jelas bahwa pengalaman
mereka perlu di eksplorasi lebih lanjut.
belajar siswa sebelumnya yang membutuhkan
Misalnya, siswa menjawab dengan
penalaran merupakan hal sangat mendasar
menghitung kotak-kotak yang yang berada di
dalam pembelajaran integral, khususnya
bawah kurva. Mereka diminta untuk
perhitungan luas daerah. Dari tabel di atas,
bagaimana mereka melakukan hal tersebut dan
dapat kita lihat bahwa setiap materi
menyimpulkan bahwa itu merupakan solusi
pembelajaran mancakup aturan-aturan yang
dari permasalahan yang disajikan. Rekaman
menjelaskan teknik pengintegralan. Dengan
video digunakan untuk merekam proses
diaturnya kurikulum matematika seperti ini
wawancara kepada siswa dan segala aktivitas
diharapkan memberikan kontribusi dalam
selama penelitian berlangsung. Selama
mendukung pencapaian kompetensi siswa
kegiatan penelitian berlangsung, seluruh
melalui pengalaman belajar, agar mampu
kegiatan direkam yang kemudian dianalisis
melakukan penalaran matematis yang meliputi
untuk merepresentasikan kemampuan
membuat dugaan dan memverifikasinya
bernalar siswa. Kemudian, catatan lapangan
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
digunakan untuk mendapatkan informasi
2016).
selama kegiatan penelitian yang tidak dapat
direkam kamera dan audio.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Permasalahan Terkait Penalaran Matematika
Negeri (MAN) 1 Medan pada bulan Januari tahun Pada pelaksanaan tes tertulis, siswa
2019. Penelitian ini melibatkan siswa yang disajikan empat permasalahan kontekstual
berjumlah 40 orang yang sedang mempelajari mengenai integral yang berkaitan dengan
materi integral tentu. Selain itu, penelitian ini menghitung luas daerah dibawah kurva.
juga melibatkan guru mata pelajaran Pertanyaan tersebut didesain dengan tujuan
matematika sebagai subjek penelitian. untuk mengetahui tingkat kemampuan
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif bernalar siswa dalam menyelesaikan soal
deskriptif. Proses pengumpulan data berbasis konteks. Siswa diminta menyelesaikan
dilakukan dengan beberapa cara seperti, pertanyaan-pertanyaan dibawah ini.
Lembar Kerja Siswa (LKS), wawancara, 1. Perhatikan gambar dibawah ini.
rekaman video, dan catatan-catatan lapangan
yang disebut “Data Triangulation”. Lembar
Kerja Siswa (LKS) digunakan untuk

4 Jurnal Fibonaci  Volume 1  Nomor 2  Juni - Desember 2020


Analisis Kemampuan Bernalar Siswa SMA Dalam Memaknai Permasalahan Integral Berbasis Konteks

Gambar 2. Penjelasan Soal Nomor 1 Gambar 4. Penjelasan Soal Nomor 3


Gambar diatas menjelaskan tentang Gambar diatas menjelaskan tentang
martin yang sedang liburan bersama teman- seekor kucing yang sedang berlari untuk
temannya di Taman Impian Ancol. Disana, mengejar seekor tikus. Kucing tersebut lalu
Martin bersama teman-temannya menaiki menemukan jejak kaki tikus yang membentuk
salah satu wahana yaitu roller coaster. Roller sebuah kurva 𝑦 = 𝑥 2 − 4𝑥 + 4. Jejak kaki itu
coaster itu turun ke titik −3 kemudian terlihat menyinggung titik 𝑥 = 2 pada bagian
melewati titik 1 untuk menuju puncak titik 3 puncaknya. Caca si pemilik kucing melihat
hingga berakhir pada titik −3. Lintasan roller jejak kaki tikus tersebut. Bantulah Caca
coaster tersebut ternyata membentuk sebuah bagaimana cara menghitung luas daerah yang
kurva seperti gambar disamping. Bantulah terbentuk dari jejak kaki tikus tersebut.
Martin dan teman-temannya menghitung luas 4. Perhatikan gambar dibawah ini.
bidang yang terbentuk dari awal lintasan
hingga titik finish.
2. Perhatikan gambar dibawah ini.

Gambar 5. Penjelasan Soal Nomor 4


Gambar diatas menjelaskan tentang
Shinchan yang sedang mengikuti perlombaan
Gambar 3. Penjelasan Soal Nomor 2 lari jarak jauh. Pada babak pertama shincan
Gambar diatas menjelaskan tentang Ara melewati lintasan yang diberi warna coklat dan
yang hendak menghitung luas tanahnya. babak kedua melewati lintasan yang diberi
Tanah Ara dibatasi oleh tembok berwarna warna hijau. Kedua lintasan lari pada babak
coklat, kuning, dan biru. Jika tembok biru pertama dan kedua ternyata membentuk
1
adalah 𝑥 2 − 8 dan tembok coklat 𝑥 + 2. sebuah kurva yang berlawanan arah seperti
2
Bantulah Ara bagaimana menghitung luas gambar disamping. Bantulah Shinchan untuk
tanahnya tersebut. menentukan luas daerah yang terbentuk dari
3. Perhatikan gambar dibawah ini. kedua lintasan tersebut.

Alternatif Penyelesaian Permasalahan


Pertanyaan pertama
Pada pertanyaan pertama didesain untuk
mengetahui kemampuan dasar siswa dalam
menyelesaikan permasalahan integral tentu
Jurnal Fibonaci  Volume 1  Nomor 2  Juni - Desember 2020 5
Analisis Kemampuan Bernalar Siswa SMA Dalam Memaknai Permasalahan Integral Berbasis Konteks

dengan menggunakan grafik. Permasalahan siswa dapat mengerjakan dengan mempartisi


yang diberikan kepada siswa untuk mencari luas daerah yang ada dibawah kurva.
luas daerah dibawah kurva. Untuk Sedemikian sehingga siswa akan
menyelesaikan permasalahan tersebut, siswa menjumlahkan daerah yang telah dipartisi
harus memahami konsep luas. Kemampuan tersebut.
lain yang dibutuhkan adalah mengetahui
rumus integral tentu. Analisis jawaban siswa Pertanyaan keempat
menjawab soal dengan menghitung satuan Pertanyaan keempat ini dirancang untuk
persegi yang terdapat di dalam gambar untuk meningkatkan kemampuan bernalar dan
menentukan luas daerah yang dibentuk oleh menginterpretasikan permasalahan yang
lintasan roller coaster tersebut. Karena pada disajikan. Permasalahan yang disajikan kepada
dasarnya apabila siswa menghitung luas siswa adalah menentukan luas daerah yang
daerah dibawah kurva dengan menggunakan dibatasi oleh dua kurva. Pada permasalahan ini
integral maka jawaban yang dihasilkan dari siswa diharapkan sudah mampu untuk
menghitung jumlah satuan persegi hasilnya menerapkan konsep luas. Jadi bukan hanya
sama. menggunakan formulasi yang sudah ada
melainkan sudah mampu dalam
Pertanyaan kedua menginterpretasikan gambar atau kurva yang
Pada pertanyaan kedua disajikan kepada sajikan serta menggunakan konsep luas.
siswa dengan tujuan untuk memahami konsep
jumlah integral reimann dan integral tentu Hasil dan Pembahasan
suatu fungsi yang disajikan dalam gambar.
Hasil Penelitian
Pertanyaan ini ditujukan untuk mengetahui
kemampuan bernalar siswa dan bagaimana Untuk mendaptkan informasi/jawaban
siswa mengaplikasikan konsep luas terhadap dari rumusan masalah pada penelitian ini
permasalahan yang disajikan. Untuk menjawab mengenai “Bagaimana kemampuan bernalar
pertanyaan ini siswa memulai dengan matematika siswa SMA dalam memaknai
mengamati kurva yang telah disajikan. Kurva permasalahan integal berbasis konteks” kami
tersebut digambar diatas kertas berpetak, membuat sebuah pretest pada penelitian
dengan dibatasi oleh dua buah garis. Untuk penelitian ini. Dari 40 siswa yang mengikuti
menghitung luas daeranya seharusnya siswa pretest, hanya 27 orang (17% dati total
menghitung kotak-kotak yang memenuhi luas mahasiswa) yang dapat menjawab keemapat
daerah tersebut. pertanyaan tersebut; akan tetapi, dengan
penjelasan yang tidak cukup. Sedangkan 22
Pertanyaan ketiga orang (14%) siswa yang lainnya mencoba
Petanyaan ketiga ini bertujuan untuk menyelesaikan keempat pertanyaan tersebut,
meningkatkan kemampuan bernalar dengn akan tetapi jawaban mereka masih belum
cara siswa tersebut mampu untuk mengolah benar.
data dan membuat model fungsi sederhana
nonnegatif dari masalah nyata. Serta, Pembahasan
menginterpretasikan masalah dalam gambar Permasalahan Pertama
dan menyelesaikan masalah dengan Pada permasalahan pertama ini, 32% dari
menggunakan konsep dan aturan integral siswa yang mengerjakan prestest dapat
tentu. Dalam menyelesaikan permasalahan menentukan luas daerah yang dibentuk oleh
tersebut yang menjadi dasar utama ialah lintasan roller coaster namun penjelasan belum
kemampuan bernalar siswa. Dengan cukup. Pada umumnya siswa
kemampuan tersebut siswa tidah harus menyelesaikannya dengan menggunakan
menyelesaikan permasalahan dengan formulasi dasar integral. Formulasi tersebut
menggunakan formula integral tentu. Tetapi dikerjakan dengan menjumlahkan hasil

6 Jurnal Fibonaci  Volume 1  Nomor 2  Juni - Desember 2020


Analisis Kemampuan Bernalar Siswa SMA Dalam Memaknai Permasalahan Integral Berbasis Konteks

pengintegralan luas daerah lintasan yang mengenai eksplorasi jawaban dari siswa
berada di bawah sumbu-x dan di atas sumbu-x tersebut.
dengan batas yang terlihat pada gambar. Salah
saorang siswa mencoba menggunakan cara Pertanyaan kedua
yang berbeda dari kebanyakan siswa lain. Dari 40 siswa yang menjadi subjek
Siswa tersebut menggunakan konsep luas penelitian, hanya 1 siswa yang dapat
(panjang x lebar) pada langkah awal menyelesaikan permasalahan tersebut. Akan
penyelesaiannya, namun untuk langkah tetapi dalam menjawab permasalahan ini siswa
selanjutnya belum benar. Strategi siswa menjawab dengan langsung menggunakan
tersebut dapat dilihat dengan jelas pada formulasi integral tentu. Siswa tidak
Gambar 6 dibawah ini. melakukan pengeksplorasian terhadap
permasalahan yang disajikan. Siswa mampu
dalam menyelesaikan permasalahan dengan
menggunakan formulasi akan tetapi masih
terjadi kekeliruan dalam proses mengintegrasi
fungsi. Berikut ini jawaban siswa :

Gambar 6. Jawaban Siswa dengan Menggunakan


Konsep Luas
Pada Gambar 6 diatas, dapat dilihat
bahwa siswa tersebut mengambil jalan lain
pada langkah awal dalam menyelesaikan
masalah 1. Pada gambar terlihat siswa tersebut
menghitung luas sumbu-y dan sumbu-x. Selain
2
itu siswa tersebut juga mengalikan pada Gambar 7. Jawaban Siswa dengan Formulasi Integral
3
setiap luas dalam perhitungannya kemudian Tentu
menjumlahkan kedua luas tersebut. Akan Berdasarkan Gambar tersebut, siswa
tetapi, masih tidak jelas mengapa dia belum bisa dalam menentukan batas-batas
2 daerah tersebut. siswa kurang jeli dalam
mengalikan dengan bilangan pada setiap
3
melihat soal dan menelaah soal. Seharusnya
perhitungan luasnya.
dalam penyelesaiannya siswa tidak harus
Disamping itu siswa tersebut
menghitung dengan formulasi integral tetapi
menganggap lebar = 1; tinggi = 3 dalam
bisa langsung menghitung kotak-kotak yang
perhitungan luas sumbu-y. Kemudian
mengisi daerah pada gambar. Hal ini
menganggap lebar = 2; tinggi = -3. Untuk
membuktikan bahwa siswa hanya terpaut
mengklarifikasi jawaban tersebut, kami
dengan rumus. Hal pertama yang muncul
melakukan wawancara dengan siswa.
ketika dihadapi oleh permasalahan matematika
Berdasarkan hasil wawancara terkait
adalah formulasi matematika itu sendiri. Tidak
penyelesaian soal ini dapat disimpulkan bahwa
ada eksplorasi terlebih dahulu.
siswa memiliki cara lain dalam menghitung
luas tersebut dengan cara mengalikan satuan
Pertanyaan Ketiga
lebar dan tinggi dari kurva yang dibentuk roller
Dari 40 orang siswa yang mengerjakan
coaster. Seperti halnya rumus luas pada
worksheet ini, pada umumnya siswa
umumnya adalah (panjang x lebar). Akan
mengerjakan soal ketiga dengan menggunakan
tetapi, seperti yang terlihat pada gambar, siswa
rumus dasar perhitungan integral tertentu.
belum mampu menyelesaikan masalah dengan
Beberapa siswa menjawab dengan langsung
sempurna serta dia masih sulit
menyelesaikan perhitungan integral tentu
mengungkapkan “mengapa” mereka
dengan memasukkan nilai batas atas dan batas
mendapatkan hasil seperti itu. Sehingga kami
bawah dalam pengintegralan tersebut. Namun
tidak mendapatkan penjelasan yang mendalam
Jurnal Fibonaci  Volume 1  Nomor 2  Juni - Desember 2020 7
Analisis Kemampuan Bernalar Siswa SMA Dalam Memaknai Permasalahan Integral Berbasis Konteks

ada siswa yang terlebih dahulu mencari nilai x


dan y agar secara pasti dapat diketahui titik
puncak dari fungsi tersebut dan daerah mana
yang harus diselesaikan. Perhatikan Gambar 8
di bawah ini.

Gambar 9. Jawaban Siswa dengan Mencari Titik Potong


Kedua Kurva
Pada Gambar diatas, dapat dilihat bahwa
siswa sudah memiliki pemahaman dalam
Gambar 8. Jawaban Siswa dengan Perhitungan Rumus penggunaan formulasi integral pada
Integral Tentu umumnya. Siswa menjadikan titik
Pada Gambar di atas, dapat dilihat perpotongan dua kurva tersebut sebagai batas
dengan jelas bahwa siswa ini terlebih dahulu dari luas yang akan dicari. Dalam hal ini
ingin memastikan daerah mana yang menjadi dilakukan wawancara untuk mengklarifikasi
penyelesaian dari fungsi tersebut dan titik jawaban tersebut.
manakah yang menjadi titik puncaknya. Dari hasil penyelesaian masalah dan
Setelah siswa mendapatkan nilai x dan y, siswa hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa
mencari titik puncak fungsi dan akhirnya siswa sudah ada pemahaman dalam
didapatlah titik puncak fungsi sebagai batas menentukan luas daerah yang dibentuk oleh
atas dan bawah dalam proses pengintegralan. kurva. Akan tetapi siswa tidak memiliki
Langkah yang dilakukan siswa ini sudah alternatif lain dalam menyelesaikan
cukup baik. Akan tetapi, jawaban yang permasalahan selain menggunakan cara
diharapkan sesuai dengan penalaran konsep tersebut. Sehingga siswa hanya mengingat
integral belum benar. Hal ini menunjukkan formulasi dari integral tersebut.
bahwa siswa tersebut belum memiliki
pemahaman dan penalaran yang baik terhadap Penutup
konsep dasar integral pada saat awal
Berdasarkan pengumpulan data, dapat
mempelajarinya.
disimpulakan bahwa ada tiga faktor utama
dalam penelitian ini. Pertama, umumnya siswa
Permasalahan Keempat
tidak menggunakan keterampilan penalaran
Pada permasalahan keempat ini, hanya
dalam proses penyelesaian masalah. Sebagai
satu siswa yang terlihat mencoba
contoh, siswa hanya melakukan semua
menyelesaikan permasalahan ini walaupun
masalah dengan formula integral. Kedua,
jawaban belum tepat. Dalam menentukan luas
Namun siswa sudah dapat menggunakan
daerah yang dibentuk oleh dua kurva yang
formulasi matematika dalam menyelesaikan
saling berpotongan siswa tersebut mampu
masalah yang telah disajikan. Ketiga, Tidak ada
menyelesaikan langkah awal dengan mencari
siswa yang menafsirkan masalah yang
titik perpotongan kedua kurva. Kemudian dia
disajikan. Mereka segera menyelesaikan
menggunakan formulasi integral biasa dalam
masalah tanpa eksplorasi sebelumnya. Artikel
mencari luas daerah. Akan tetapi siswa
ini menjadi salah satu bukti bahwa
melakukan sedikit kekeliruan dalam
kemampuan awal siswa diperlukan guru
perhitungannya sehingga membuat hasil akhir
sebagai bahan pertimbangan dalam mendesain
menjadi salah. Strategi siswa tersebut dapat
pembelajaran integral di dalam kelas.
dilihat dengan jelas pada gambar dibawah ini

8 Jurnal Fibonaci  Volume 1  Nomor 2  Juni - Desember 2020


Analisis Kemampuan Bernalar Siswa SMA Dalam Memaknai Permasalahan Integral Berbasis Konteks

Ucapan Terima Kasih Mikrayanti, 2016. Meningkatkan


Pada akhir penelitian ini kami mengucapkan kemampuan penalaran matematis
terimakasih kepada Madrasah Aliyah Negeri 1 melalui pembelajaran berbasis
Medan, Universitas Negeri Medan, dan pihak masalah. Suska Journal of
terkait. Mathematics Education 2(2): 97-
102.
Mujib, Abdul. (2017). Identificating Students
Daftar Pustaka 'Misconception Using CRI On 2nd
Basuki, Achmad. (2005). Numerical Methods Calculus Course, Journal Mosharafa,
and Computing Algorithms. 6(2), 2-4.
Yogyakarta: Andi Publisher. Nasution, Andrea Arifsyah., Agung Lukito.
Fuadi, Rahmi., Rahmah Johar., Said Munzir. (2015). Developing Student’s
(2016). Increased Mathematical Proportional Reasoning Through
Understanding and Reasoning through Informal Way. Journal of Science
Contextual Approach. Mathematics and Mathematics Education in
Didactic Journal, 3 (1), 47-54. Southeast Asia, 38 (1): 77-101.
Hidayati, A. 2015. Proses Penalaran Sa'adah, W, N. (2010). Improved Mathematical
Matematis Siswa dalam Reasoning Ability Grade VIII students of
Memecahkan Masalah Matematika SMP Negeri 3 Banguntapan in
Pada Materi Pokok Dimensi Tiga Mathematics Learning Through
Berdasarkan Kemampuan Siswa di Indonesian Realistic Mathematics
SMA Negeri 5 Kediri. J Math Education Approach (PMRI). [Online]
Educator Nusantara 1(1): 1-2. Available: eprints.uny.ac.id/2273/. [2018,
King, Laura A (2012). General Psychology. Des 20].
Jakarta: Salemba Humanika, 88-89. Shadiq, F. (2009). Solving Problems with
Mahendra, Rengga., Wasilatul Murtafiah., Reasoning and Communication.
Fatriya Adamura. (2015). Reasoning Yogyakarta: Mathematics Teacher
Profile of Class X High School Students Development and Upgrading Center.
in Resolving Quadratic Equation
Problems Judging from Students' Initial
Ability. Scientific Journal of Mathematical
Education, 4 (1), 763-771
Marsigit. (2008). Mathematics 3 High School
Class XII. Jakarta: Quadra.
Maulana, Ady, S. 2013. Penerapan Strategi
React Untuk Meningkatkan
Kemampuan Koneksi Matematis
Siswa SMP.
<http://repository.upi.edu>. Diakses
tanggal 21 September 2018.Ministry
of Education and Culture. (2016).
Constitutionlessons Mathematics Subject
of Middle School / Madrasah Aliyah /
Vocational School of Middle School /
Madrasah Aliyah Vocational School
(SMA/MA/SMK/MAK). Jakarta:
Ministry of Education and Culture
Indonesia.

Jurnal Fibonaci  Volume 1  Nomor 2  Juni - Desember 2020 9

Anda mungkin juga menyukai