Anda di halaman 1dari 1

Bahan Pelajaran Sejarah Kelas X

Bab 2

Sejak semula tampak bahwa letak geografis nusantara (yang kemudian menjadi Indonesia)
memainkan peran utama sejak zaman praaksara. Faktor geografis ini tampaknya merupakan
faktor permanen dalam perjalanan sejarah indonesia sepanjang masa. Peran itu ditunjukkan d
zaman hindu budha ketika jalur utama dalam pelayaran samudra semakin pesat dan
mengintegrasikan daerah antar pulau. Kondisi demikian didukung dengan keterblibatan
nenek moyang kita yang secara aktif dalam perdagangan laut dan mengarungi lautan. Ini pada
gilirannya telah menumbuhkan kekuatan ekonomi dan politik yang besar di Nusantara
sehingga mampu mengintegrasikan wilayah-wilayah di Nusantara terutama Kerajaan
Sriwijaya, Singhasari dan Majapahit.

Silang budaya nusantara terlihat jelas ketika pengaruh budaya Austonesia masuk. Sebagian
besar dimungkinkan berkat posisi silang letak geografis Nusantara (di antar dua benua dan
dua samudra). Sekali lagi pola itu diulangi lewat integrasi budaya dominan seperti Hindu-
Buddha. Sumbangan terbesar dari budaya Hindu-Buddha ialah membebaskan Nusantara dari
zaman praaksara dan memberi jalan bagi kemajuan dan ilmu pengetahuan dan teknologi
untuk zamannya. Budaya tulis tetap menjadi bagian penting dalam perkembangan peradaban
sampai saat ini. Meskipun sekarang kita sudah mengenal media maya, budaya tulisan tidak
akan pernah ditinggalkan dan bahkan semakin maju apabila generasi kita semakin menguasai
baca tulis

Interaksi antara budaya nusantara dengan budaya dominan Hindu- Buddha waktu
itu,menunjukkan busaya Indonesia bukanlah penerima yang pasif melainkan aktif. Jadi terjadi
upaya seleksi (filter) tanpa perlu merendahkan, apalagi mengucilkan budaya nenek moyang
kita yang sebelumnya. Proses inilah yang disebut Akulturasi Budaya. Bangsa Indonesia juga
melahirkan modifikasi-modifikasi lokalgenius, yaitu semacam kritik dan mempertanyakan
budaya yang lama sambil memperbaruidan memperkuatnya sehingga mampu menghasilkan
peradaaban tinggi (great tradition) hasil modifikasi interaksi budaya asli Nusantara dengan
budaya Hindu-Buddha.

Tumbuhnya negara-negara tradisional (kerajaan) yang bercorak Hindu-Buddha tidak hanya


mewariskan peninggalan-peninggalan sejarah dengan peradaban yang lebih tinggi dari masa
nenek moyang sebelumnya, tetapi juga semacam mahakarya yang abadi seperti Candi
Borobudur. Lebih dari itu kekayaan pemikiran mengenai konsep kekuasaan, bahasa, dan
sastra serta kosmologi alam makro dan mikro. Semuanya tereksperikan dalam perilaku
sehari-hari dan sebagian besar masih hidup dalam masyrakat sampai sekarang.

Anda mungkin juga menyukai