Oleh :
NAMA : SARI BULAN WAHYUNI
NIM : 1614440003
ANGKATAN : 2016
11. Seorang anak bernama Adi sedang bermain riang bersama sekumpulan anak-anak
lainnya. Sekilas tidak tampak adanya perbedaan, tetapi setelah diperhatikan seksama
tampak ada ciri lain yang dimiliki Adi. Kedua tangan dan kaki adi cuma berjari dua.
Sebahagian keluarga besar Adi mempunyai ciri yang sama, mereka dijuluki “mappakka”
oleh masyarakat sekitar. Bapak dan ibu Adi tidak mappakka, tetapi paman dan tante dari
keduanya(bapak dan ibu Adi) ada yang mappakka. Sebagai mahasiswa yang memahami
pewarisan sifat, bagaimana penjelasan Anda mengenai ciri khas yang dimiliki Adi
padahal kedua orangtuanya tidak mappakka?
Jawab :
Hal tersebut dapat terjadi karena kedua orang tua Adi yang normal tersebut memiliki
genotype heterozigot (carrier) dan Adi yang Mappakka menerima sepasang alel resesif
yang berasal dari kedua orang tuanya.Pola pewarisan sifat yang terjadi adalah resesif
autosomal.
12. Mauti duduk termenung di tengah semilir angin lereng gunung. Keindahan lereng gunung
bukannya menghibur hatinya, tetapi malah makin membuatnya gundah. Seminggu lagi
hari penikahannya dengan sepupunya, Alif. Perjodohan yang telah diatur keluarga. Mauti
mencemaskan masa depan bahtera rumah tangga mereka nantinya. Keluarga besar
mereka yang hidup di lereng gunung Kabupaten Barru mempunyai ciri khas. Ciri khas ini
pulalah yang jadi julukan mereka oleh masyarakat sekitar, “Toballo”. Ciri ini dimiliki
oleh sebagian besar anggota keluarganya, yaitu kulit belang di hampir sekujur tubuh.
Sebahagian belang dapat tertutupi oleh baju, tapi jidat dan betis dapat mudah terlihat.
Mauti tidak ingin keturunannya bersama sepupunya kelak berkulit belang seperti kelurga
besar lainnya seperti ayah dan ibu Mauti, Ayah Alif, dan sebahagian paman, tante serta
sepupu. Sebagai mahasiswa yang memahami pola pewarisan sifat, uraikan argumen Anda
sekaligus mengatasi kegundahan Mauti!
Jawab :
Muti tidak perlu gundah karena dia dan sepupunya alif memiliki genotip homozigot
resesif (normal) sehingga keturunannya tidak akan memiliki ulit belang (To Balo) seperti
anggota keluarganya yang lain.
13. Seorang wanita bergolongan darah B berlesung pipi Berambut keriting mempunyai anak
bergolongan darah AB tidak berlesung pipi berambut lurus. Tunjukkan pola/diagram
perkawinan yang terjadi dan tentukan genotip semua individu beserta genotip dan fenotip
sang ayah!
Jawab :
P :♀ IB IB LlKk x ♂ IAIALlKk
perempuan Gol. B Laki-laki Gol. AB berlesung pipi dan
berlesung pipi dan rambut keriting berambut lurus
G : IBLK IALK
IBLk IALk
IBlK IAlK
IBlk IAlk
F1 :
50 % Braktidaktili (Bb)
25 % Normal (bb)
21. Buktikan data berikut, apakah menunjukkan sifat yang diwariskan secara kuantitatif?
Tinggi badan 160 cm= 9 orang, 145cm=3 orang,150cm=6 orang,163=10 orang,170=3
orang, 175=1 orang
Jawab :
Interval kelas Frekuensi
145 cm 3
150 cm 6
160 cm 9
163 cm 10
170 cm 3
175 cm 1
Grafik
frekuensi
12
10 10
9
8
6 6
4
3 3
2
1
0
145 cm 150 cm 160 cm 163 cm 170 cm 175 cm
Berikut contoh-contoh silsilah keluarga dengan sifat yang sedang ditinjau. Buatlah
analisisnya untuk menentukan pola pewarisannya!
22.
Jawab :
Dilihat dari silsilah keluarga tersbut pola pewarisan sifat nya dapat diasumsikan sebagai
berikut :
Asumsi I : jika Y-linkage kromosom Y hanya dimiliki oleh orang laki-laki saja,
sehingga sifat keturunan yang ditentukan oleh gen pada kromosom Y hanya akan
diwariskan kepada keturunan laki-laki saja.Tapi pada silsilah keluarga wanita dan
pria sama-sama memiliki kelainan tersebut.
Asumsi II :Jika X- linkage dominan pada perkawinan antara laki-laki berpenyakit
dan wanita normal (bergenotip resesif homozigot) akan diperoleh semua anak
perempuannya berpenyakit dan semua anak laki-lakinya normal. Tetapi pada
silsilah anak laki-laki dan perempuan juga memiliki penyakit Dari uji perkawinan
tersebut menunjukkan ketidaksesuaian dengan pola fenotip yang ada sehingga
dugaan bahwa gen yang menyebabkan adanya penyakit A terletak pada
kromosom X dan bersifat dominan tidak dapat dibenarkan.
Asumsi III : jika X-linkage resesif apabila suatu karakter adalah X linkage
resesif, dari perkawinan antara laki-laki normal dan perempuan berpenyakit akan
diperoleh semua anak laki-laki berpenyakit. Tapi pada silsilah keluarga semua
anaknya laki-lakinya normal. Jadi dugaan bahwa gen yang menyebabkan
terjadinya cadel terletak pada kromosom X dan bersifat resesif juga tidak dapat
dibenarkan.
Asumsi IV : jika penyakit pola pewarisan gen yang ekspresinya dibatasi oleh seks
adalah gen yang diturunkan dengan cara yang sama pada kedua jenis kelamin
tetapi hanya menampakkan karakternya pada jenis kelamin tertentu saja. Dan
hanya akan kita jumpai pada salah satu seks saja karena hanya memperlihatkan
diri atau mengekspresikan diri pada salah satu seks saja. Tapi pada silsilah
keluarga terdapat pada orang laki-laki dan juga pada orang perempuan. Dengan
demikian penyakit pada pola pewarisan ini adalah bukan gen yang ekspresinya
dibatasi oleh seks.
Asumsi V : jika penyakit memiliki pola pewarisan gen yang ekspresinya
dipengaruhi oleh jenis kelamin adalah sifat yang tampak pada kedua macam seks,
tetapi pada salah satu seks ekspresinya lebih besar dari pada untuk seks lainnya
atau dengan kata lainnya gen-gen tersebut dominansinya bergantung dari jenis
kelamin individu. Perkawinan antara laki-laki berpenyakit dan perempuan normal
tentulah memperoleh anak perempuan yang semuanya berpenyakit dan semua
anak laki-lakinya normal. Tetapi pada silsilah keluarga anak laki-laki dan
perempuannya berpenyakit, sehingga asumsi ini tidak dibenarkan.
Asumsi VI : Dugaan jika penyakit memiliki pola pewarisan secara dominan
autosom juga tidak dapat dibenarkan, karena tidak terlihat adanya ciri pola
pewarisan sifat secara dominan autosom yaitu bahwa sifat keturunan ini
diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya secara vertical atau tidak
terjadinya pelompatan generasi dalam pemunculan sifat. Sedangkan pada silsilah
keluarga penyakit ini hanya pada generasi I dan muncul lagi pada generasi ke IV
dan V.
Asumsi VII : Dari keseluruhan pola pewarisan karakter yang ada, maka pola
pewarisan untuk karakter yang paling sesuai dengan pola fenotip yang ada adalah
resesif autosomal. Hal ini berdasarkan analisa : Adanya pelompatan generasi
dalam munculnya suatu karakter, karena kerja gen resesif ditutupi oleh
pasangannya yang dominan. Pada perkawinan III2 dan III3 (antara laki-laki dan
perempuan normal) diperoleh adanya anak mengalami berpenyakit, hal ini
dimungkinkan apabila kedua orang tua normal tersebut memiliki genotip
heterezigot (carrier) dan anaknya yang berpenyakit menerima sepasang alel
resesif yang berasal dari kedua orang tuanya.Karena orang berpenyakit bergenotip
resesif homozigot, maka perkawinan antara dua orang berpenyakit didapati semua
anaknya cadel seperti pada generasi IV3 dan IV4.
23.
Jawab :
Dilihat dari silsilah keluarga pola pewarisan sifat nya dapat diasumsikan sebagai berikut :
Asumsi I : jika Y-linkage, sifat keturunan yang ditentukan oleh gen pada
kromosom Y hanya akan diwariskan kepada keturunan laki-laki saja. Tapi pada
silsilah keluarga generasi I1 dan I2 hanya ada satu anak laki-laki yang berpenyakit
dan anak laki-laki lainnya normal. Sehingga dapat dipastikan bahwa itu bukan
termasuk Y-linkage, asumsi tidak benar.
Asumsi II : Jika X-linkage dominan pada perkawinan antara laki-laki berpenyakit
dan wanita normal (bergenotip resesif homozigot) akan diperoleh semua anak
perempuannya berpenyakit dan semua anak laki-lakinya normal. Tetapi pada
silsilah keluarga generasi I1 dan I2 (perkawinan antara laki-laki normal dengan
perempuan berpenyakit) memperoleh anak perempuan yang berpenyakit dan
semua anak laki-laki-normal. Sehingga dari uji-uji perkawinan tersebut
menunjukkan ketidaksesuaian dengan pola fenotip yang ada sehingga dugaan
bahwa gen yang menyebabkan adanya penyakit A terletak pada kromosom X dan
bersifat dominan tidak dapat dibenarkan.
Asumsi III : jika X-linkage resesif apabila suatu karakter adalah X-linkage
resesif, dari perkawinan antara laki-laki normal dan perempuan berpenyakit akan
diperoleh semua anak laki-laki berpenyakit. Tapi pada silsilah keluarga semua
anaknya laki-lakinya normal. Jadi dugaan bahwa gen yang menyebabkan
terjadinya cadel terletak pada kromosom X dan bersifat resesif juga tidak dapat
dibenarkan
Asumsi IV: jika penyakit memiliki pola pewarisan gen yang ekspresinya
dipengaruhi oleh jenis kelamin bahwa perkawinan antara laki-laki berpenyakit
dan perempuan normal tentulah akan memperoleh anak perempuan yang
semuanya berpenyakit dan semua anak laki-lakinya normal. Tetapi pada silsilah
keluarga anak laki-laki dan perempuannya berpenyakit, sehingga asumsi ini tidak
dapat dibenarkan
Asumsi V : jika penyakit dipengaruhi oleh gen resesif autosom, akan terjadi
pelompatan generasi dan akan muncul kembali ke generasi berikutnya. Tapi pada
silsilah keluarga tidak terjadi pelompatan sehinggal asumsi ini tidak dibenarkan.
Asumsi VI : Dugaan jika penyakit memiliki pola pewarisan secara dominan
autosom juga tidak dapat dibenarkan, karena tidak terlihat adanya ciri pola
pewarisan sifat secara dominan autosom yaitu bahwa sifat keturunan ini
diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya secara vertical atau tidak
terjadinya pelompatan generasi dalam pemunculan sifat. Sedangkan pada silsilah
ini terjadi pelompatan generasi
Asumsi VII : Dari keseluruhan pola pewarisan karakter yang ada, maka pola
pewarisan untuk karakter yang paling sesuai dengan pola fenotip yang ada adalah
dibatasi oleh seks, bahwa pola pewarisan gen yang ekspresinya dibatasi oleh
seks adalah gen yang diturunkan dengan cara yang sama pada kedua jenis kelamin
tetapi hanya menampakkan karakternya pada jenis kelamin tertentu saja. Dan
hanya akan kita jumpai pada salah satu seks saja karena hanya memperlihatkan
diri atau mengekspresikan diri pada salah satu seks saja. Dapat dilihat pada
silsilah keluarga bahwa yang berkelainan adalah wanita dan penyakit ini
diturunkan ke wanita tidak pada laki-laki, sehingga asumsi ini dapat dibenarkan
24. Pada silsilah “b” di atas. Individu yang diarsir menderita. Berapakah peluang
memperoleh anak yang menderita jika individu III5 menikah dengan individu III15?
Jawab :
Jika individu III5 menikah dengan individu III15 (antara wanita berpenyakit dengan laki-
laki normal) jika dikawinkan dengan laki-laki yang memiliki gen heterozigot (aa) maka
peluang memperoleh anak adalah 50%. Tetapi jika laki-lakinya memiliki gen homozigot
(AA) maka peluang anaknya menderita tidak ada, tetapi 100% normal .