Disusun Oleh :
Susila 20160610127
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bencana alam merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari dan harus dihadapi
oleh manusia. Ancaman akan terjadinya bencana dari waktu ke waktu semakin luas
dan cenderung meningkat. Menurut Van Wassenhove (2006), setiap tahun terjadi
sekitar 500 bencana alam yang membunuh 75.000 manusia dan berdampak pada 200
suatu kejadian yang unik/tidak ada satu pun bencana yang sama.
aktif, sehingga Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi
sebesar 83% dari wilayah Indonesia merupakan wilayah yang rawan bencana.
perlunya usaha pencegahan dan mitigasi bencana serta kesiap- siagaan masyarakat
menjadikan bencana sebagai sebuah ancaman yang serius. Hal ini dapat dilihat dari
seringnya terjadi bencana dengan korban dan kerugian yang besar serta dampak
penanggulangan pada saat bencana dan pasca bencana, yang secara spesifik
diperuntukkan untuk menangani kondisi kritis. Kondisi kritis yang terjadi pada saat
bencana dan sesaat setelah bencana, dinyatakan sebagai fase tanggap darurat. Fase
terutama mobilisasi dan suplai sumber daya yang besar. Mobilisasi dan suplai
sumber daya yang besar dalam waktu yang singkat tersebut menjadikan aktivitas
prioritas dari aspek logistik dalam operasi penanganan bencana terletak pada
Semua manusia tidak ada yang menginginkan terjadinya bencana karna dampak
yang ditimbulkan tidak bisa diperkirakan. Dampak bencana dalam tataran sistem
metodologi yang belum bisa bersifat universal dalam mengukur dampak bencana.
1
Ardya Adrianus, Skripsi : “MODEL SISTEM LOGISTIK BENCANA BERBASIS SCM BERDASARKAN
KASUS ERUPSI GUNUNG MERAPI 2010”, (Yogyakarta : Universitas Atmajaya Yogyakarta, 2012) ,1.
sebuah metodologi yang dirancang untuk melakukan penilaian dampak bencana
kerusakan pada aset tetap, modal dan persediaan barang jadi dan setengah jadi,
bahan baku dan suku cadang yang terjadi secara bersamaan sebagai konsekuensi
langsung. Pada tahap ini akan menyangkut pengeluaran untuk bantuan darurat.
Kedua, Indirect damages (kerusakan tidak langsung), dampaknya lebih pada arus
barang yang tidak akan diproduksi dan jasa yang tidak akan diberikan setelah
layanan alternatif (alternatif cara produksi, distribusi dan penyediaan barang dan
jasa). Ketiga, Secondary effect (dampak sekunder), meliputi dampak pada kinerja
ekonomi secara keseluruhan yang diukur melalui variabel ekonomi makro yang
paling signifikan. Variabel yang relevan dapat Produk Domestik Bruto (PDB) yang
tingkat utang dan cadangan moneter, keadaan keuangan publik dan investasi modal
bruto. Pada sisi keuangan publik seperti penurunan pendapatan pajak atau
peningkatan pengeluaran dapat menjadi sangat penting. Dampak sekunder ini akan
sangat dirasakan pada tahun fiskal dimana bencana terjadi, namun memungkinkan
2
Endang Listya, “DAMPAK EKONOMI MAKRO BENCANA :INTERAKSI BENCANA DAN PEMBANGUNAN
EKONOMI NASIONAL”, Seminar Nasional Informatika 2011 (semnasIF 2011) ISSN: 1979-2328 UPN ”Veteran”
Yogyakarta, 2 Juli 2011
Bila melihat citacita ASEAN, ASEAN berharap dapat membangun pasar
tunggal pada 2015 (Syukriah, 2013). Komunitas Ekonomi ASEAN akan menjadi
karakteristik utama berikut: (a) pasar tunggal dan basis produksi; (B) wilayah
ekonomi yang sangat kompetitif; (c) wilayah pembangunan ekonomi yang adil; dan
(d) suatu wilayah yang sepenuhnya terintegrasi ke dalam ekonomi global (ASEAN
AEC, 2015).3 Semua ini bisa terwujud dengan adanya pemersatu negara negara di
ASEAN ketika salah satu dari anggota tertimpa bencena alam. Sehingga Negara
tersebut bisa pulih kembali dan bisa mendudukung harapan ASEAN tersebut.
terhadap kehidupan social. Namun pasca bencana alam yang terjadi, yang tidak
kalah mengerikan ialah bencana sosial akibat rangkaian dampak dari bencana alam
yang terjadi seperti kasus peningkatan jumlah angka kemiskinan, wabah penyakit
dan lain sebagainya. Kemiskinan tidak bisa dihindari karna setelah bencana harta
sudah entah kemana, semua manusia hanya membawa dirinya. Bersyukur bagi yang
masih bisa berlindung dan membawa harta bendanya, namun tetap tidak bisa semua.
Seperti makanan, pakaian, dan keperluan lainnya. Tidak jarang para korban bencana
alam mencuri atau menjarah suatu took atau tempat demi memenuhi kebutuhannya
sehari-hari karna para korban tidak mempunya uang yang cukup untuk membeli.
Dari kemiskinanan ini akan berdampak pada asupan yang kurang. Penyakit akan
3
Yordan Gunawan, Endyka Yovi Cajapa, 2017, The Protection of Small and Medium Enterprises in
Yogyakarta: The Challenges of ASEAN Economic Community, Pertanika J. Soc. Sci. & Hum. 25 (S):
199 - 206 (2017), ISSN: 0128-7702, Kuala Lumpur, Universiti Putra Malaysia Press, Diakses juga pada
laman: http://www.pertanika.upm.edu.my/Pertanika%20PAPERS/JSSH%20Vol.%2025%20(S)%20Oct.
%202017/JSSH(S)-0550-2017.pdf pada tanggal 2 Januari 2019, pukul 20.25 WIB
mudah masuk dalam tubuh para korban bencana alam.mereka tidak punya rumah
maupun
perlindungan, gizi tidak terpenuhi. Kasus stunting bisa saja meningkat karena
kekurangan gizi dan menjadi abnormal secara fisik dan mental dan kecerdasan.4
terbangun lebih dari tiga puluh tahun lamanya. Deklarasi Bangkok tahun 1967 yang
terutama di saat salah satu anggotanya tertimpa bencana. 5 Melalui Komunitas Sosial
ASEAN.
sangat dipengaruhi bencana besar yaitu peristiwa tsunami Aceh. Hal tersebut
cukup memadai untuk penanganan bencana dalam skala besar. Dalam kaitan ini,
4
Redaksi kicknews.today, “pasca bencana, waspadai bencana social!”
https://kicknews.today/2018/09/30/pasca-bencana-alam-waspadai-bencana-sosial/, 2018, 3 Oktober.
5
Anik Yuniarti, “Penanganan Bencana Alam dalam Wacana pembangunan ASEAN Community 2015”,
Isu Bencana dalam Hubungan Internasional, ed. June Cahyaningtyas dan Ludro Madu (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2013) 17.
Khusus Para Pemimpin ASEAN Pasca Gempa Bumi dan Tsunami di Jakarta pada
bencana, mulai dari sistem peringatan dini, penanganan pada periode tanggap
darurat, tahap rehabilitasi dan rekonstruksi serta pengurangan resiko bencana. Pada
menteri luar negeri negara anggota ASEAN pada bulan Juni 2005 dan kemudian
kerangka kerja untuk merealisasikan program dalam kaitan kerjasama dalam hal
resiko bencana, pemantauan dan peringatan dini, pencegahan dan mitigasi, kesiapan
kerangka kerja Aksi Hyogo yang ditetapkan oleh Konferensi Dunia mengenai
Pengurangan Bencana pada Januari 2005, antara lain ditekankan adanya keperluan
6
Ibid,18
7
Ibid, 18-19
bencana secara cepat dan efektif di dalam situasi yang melampaui kapasitas
(AHA Centre) pada tahun 2011. AHA Centre merupakan pusat koordinasi ASEAN
PEMBAHASAN
Satuan reaksi cepat penanggulangan bencan alam ini terdiri dari beberapa unsur
TNI AD, AL dan AU. Pasukan ini dibentuk untuk menanggulangi atau
8
Tabloid Diplomasi, “Pembentukan Rencana Aksi Penanganan Bencana”, Tabloid Diplomasi, (15
September 2010) interet, 23 November 2015,www.tabloiddiplomasi.org
9
AHA Centre, “About AHA Centre”, AHA Centre, internet, 13 Oktober 2015, www.ahacentre.org/about-
aha-centre
10
Anik yuniarti, penanganan bencana alam dalam wacana pembagunan asean community,2015.
http://repository.upnyk.ac.id/7384/ 3 anuari 2019, pukul 23.41WIB
kemanusiaan dan penanganan bencana (humanitarian assistance and disaster
relief/HADR). Dalam hal ini pentingnya operasi gabungan selain perang dalam
Centre). AHA Centre yang berpusat di Indonesia dibentuk atas dasar tujuan dan
beban Negara anggota yang tertimpa bencana”. AHA Center ini semacam pusat
bencana apa saja terkait gempa bumi, tsunami dan longsor serta kebakaran hutan
kawasan ASEAN. AHA centre juga diharapkan bisa memberi informasi yang
tepat, cepat dan akurat bagi negara-negara ASEAN yang dilanda bencana serta
science and technology terutama untuk wilayah Asean, kedua Information and
Communication Technology yang merupakan key factor dari center ini dan
11
Anik yuniarti, penanganan bencana alam dalam wacana pembagunan asean community,2015.
http://repository.upnyk.ac.id/7384/ 3 anuari 2019, pukul 23.41WIB
ketiga yaitu disaster management. Tugas di AHA Center adalah mengumpulkan
Untuk sementara, ada tujuh key area yang ditangani oleh AHA Center,
parner kita di AHA Center ini diantaranya yaitu Australia, Jepang, New Zealand,
Amerika Serikat dan Uni Eropa. pentingnya AHA Center tersebut sebagai pusat
adanya AHA Center kita harus bisa menghilangkan hambatan bagi pihak yang
sehingga seluruh tim yang terlibat di AHA Center ini memiliki kemampuan
yang sama. Dengan kemampuan SDM yang bagus dan fasilitas yang memadai
CENTRE)
ASEAN Human Assistance (AHA Center) merupakan lembaga atau organisasi
dan juga penanganan terjadinya bencana yang melanda. AHA Centre mengkasifikais
bahwa oraginiasi tersebut berfungsi dalam lima bisang yakni dalam pusat informasi
koordinasi administrasi, dan pusat koordinasi untuk pengetahuan dan studi tentang
bencana di ASEAN.12
Executive Director
oprasional dalam melakukan bantuan bencana dan tanggap darurat, yakni Standard
Disaster Relief and Emergency Response (ASEAN SASOP) dan ASEAN Emergency
Rapid Team (ASEAN ERAT). perangak tersebut merupakan bagain dari AHA Centre
yang menjalankan sistem oprasional dalam bantuan atau tanggap darurat. ASEAN
ASEAN SASOP memiliki prosedur yakni permintaan bantuan dan penawaran bantuan.
Dalam menjalankan ASEAN SASOP dibutuh juga National Focal Point (NFP) dan juga
Competent Authority (CA). dengan mana, negara yang terkena bencana melalui FNP
12
http://www.bt.com.bn/editorial/2013/01/14/disaster-control. Diakses 3 januari 2019
yang dibentuk dapat melakukan pengajuan bantuan. Dengan mana FNP harus gesit
dalam memberikan informasi yang jelas kepada AHA Centre dengan mana kemudian
dianalisis laporan awal yang diberikan. Dengan kemudian AHA Centre akan
disimpulkan bahwa ASEAN SASOP sebagai petunjuk oprasional yang mana dapat
ASEAN ERAT yakni sebuah tim yang beranggota individu yang terlatih dan
cukup ahli dalam menanggulangi bencana. Yang mana dibentuk berdasarkan kata
terjadinya bencana dan bekerja sama dengan pejabat tinggi pemerintah untuk
dampak bencana dan juga kepada interim AHA Centre dan kemudian disalurkan kepada
negara-negara angota lain. Kemuain negara tersebut memberi bantuan seperti bantuan
Peran AHA Centre cukup berpengaruh dalam penangana bencana alam yang
muncul. Yang mana, AHA Centre merupakan pusat informasi dalam bencana yang ada.
Strategi inti dan pilar yang menerjemahkan semangat AADMER dan prinsip-prinsip
ASEAN dalam penanggulangan bencana menjadi tindakan nyata, terdiri dari penilaian
serta pemulihan.13
Kegiatan ini meriputi pengidentifikasian populasi dari wilayah yang geografis dapat
menimbulkan resiko yang tinggi dan juga dalam memahami bahaya untuk
13
AADMER Work Programme. Op. Cit. Hal 9
efektifitas dalam melaksanakan perencanaan, penanganan dan pemulihan dari
seknifikan dan akurat dalam penilaian dampak yang akan terjadi, serta
bencana dadakan.
3. Pemantauan (Monitoring)
untuk mnaggulangi resiko bencana dan juga untuk mefasilitasi hubungan kerjasana
antara negara anggota dan juga sebagai pertukaran informasi pengikatan dini. Hasil
yang lebih baik serta meningkatkan kapasitas dan kemampuan dari negara anggota
dibentuknya startegi untuk pencegahan dan mitigasi untuk memelihara harta benda
manejemen bencana alam, juga menguatkan kerjasama antara pemerintah NGO dan
para pengambil kebijakan lainnya untuk implementasi DRR National Action Plan,
serta memasukkan DRR ke agenda pengembangan negara para negara anggota, dan
14
AADMER Work Programme. Ibid. Hal 12
juga menguatkan komitmen para negara anggota ASEAN untuk membangun
sama merespon keadaan darurat bencana melalui upaya bersama tingkat nasional
koloktif, handal, serta cepat untuk nentukan jalan sebagai pelengkap antara ASEAN
6. Pemulihan (Recovery)
Pasal 17 AADMER merangkum bahwa negara anggota harus, secara bersama atau
PENUTUP
A.Kesimpulan
Centre for Humanitarian Assistance on Disaster (AHA Centre). Tindak lanjut dari
perjanjian antara Indonesia dengan asean dalam mendirikan AHA Center di Jakarta
Center yang di didirikan di Jakarta , undang-udang ini berjalan sebagian acuan dalam
yang bertujuan untuk memfasilitasi dalam koordinasi dalam bantuan kemanusiaan dan
juga penanganan terjadinya bencana yang melanda. AHA Centre mengkasifikais bahwa
oraginiasi tersebut berfungsi dalam lima bisang yakni dalam pusat informasi bencana
administrasi, dan pusat koordinasi untuk pengetahuan dan studi tentang bencana di
Coordination of Join Disaster Relief and Emergency Response (ASEAN SASOP) dan
ASEAN Emergency Rapid Team (ASEAN ERAT) adalah dua penggerak dibawah AHA.
Strategi inti dan pilar yang menerjemahkan semangat AADMER dan prinsip-prinsip
ASEAN dalam penanggulangan bencana menjadi tindakan nyata, terdiri dari penilaian
serta pemulihan.
B.Saran
Saran kami untuk pemerintah Indonesia dapat bekerja sama dengan baik dan
kooperatif. Agar ketika Indonesia atau negara lain terkena bencana alam tidak
membutuhkan waktu lama untuk pemulihan kondisi. Kondisini disini meliputi wilayah,
ekonomi, kesehatan fisik dan kesehatan mental. Pemerintah Indonesia juga harus selalu
patuh akan perjanjian ini agar menjadi panutan atau contoh bagi negara lain.
DAFTAR PUSTAKA
3. Yordan Gunawan, Endyka Yovi Cajapa, 2017, The Protection of Small and
Community, Pertanika J. Soc. Sci. & Hum. 25 (S): 199 - 206 (2017), ISSN:
0128-7702, Kuala Lumpur, Universiti Putra Malaysia Press, Diakses juga pada
laman: http://www.pertanika.upm.edu.my/Pertanika%20PAPERS/JSSH
%20Vol.%2025%20(S)%20Oct.%202017/JSSH(S)-0550-2017.pdf pada
June Cahyaningtyas dan Ludro Madu (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013) 17.
5. Tabloid Diplomasi, “Pembentukan Rencana Aksi Penanganan Bencana”,
2015,www.tabloiddiplomasi.org
6. AHA Centre, “About AHA Centre”, AHA Centre, internet, 13 Oktober 2015,
www.ahacentre.org/about-aha-centre
2019
https://kicknews.today/2018/09/30/pasca-bencana-alam-waspadai-bencana-
BEKERJA
(1-100)
20160610127 Susila 90 Ya Ya Ya
K.A.