Anda di halaman 1dari 2

Jawaban:

1. – jenis tulisan: Otobiografi.


- Gaya tutur:
- Alur: alur mundur.
- Setting:
 tempat: stasiun kereta api, dalam kereta api, di alfamart, dalam taxi dan di
rumah
 waktu:sore hari, pukul 3.30 sore, tengah malam, pukul 11.30 dan hamper 24
jam.
 Suasana: cemas, bingung dan ketakutan.

- Tokoh:
Aku, petugas stasiun, petugas loket, DIA, Perempuan menor, sopir taksi, mami dan
perempuan berambut pendek.
2. Setelah membaca cerita di atas, kisah yg berhasil di ceritakan kembali oleh si tokoh
utama bisa di tarik keesimpulan bahwa ceritanya membuat pembaca seperti ikut larut
dalam cerita, bagaimana pembaca bisa ikut merasakan ketakutan, kecemasan dan
kekhawatiran si tokoh AKU yang baru pertama kali harus melakukan perjalanan hingga
larut malam sebelum sampai rumah, karena si penulis bisa mendeskripsikan cerita seolah
olah benar2 hidup dan pembaca bisa berimajinasi dengan cerita si Tokoh utama.
3. Ide pokok:
 Paragraph 1: setelah menyelesaikan beberapa urusan di kampus, sore itu aku
terburu buru menuju stasiun untuk tujuan solo.
 Paragraph 2: perjalanan ini akan sangat membosankan.
 Paragraph 3:taksi hitam yang ku gunakan melaju menembus pekatnya malam dgn
supir berwajah arab yg mengendarai mobil dgn ugal ugalan.
 Paragraph 4: setidaknya aku sudah melewati moment mengerikan bersama taksi
gila itu dimana aku sudah melewati hamper 24 jam di atas roda.
 Paragraph 5: benar benar melelahkan. Namun setidaknya lelah itu terobati oleh
senyum manis yang aku tangkap setelah dia menyodorkan tangannya tanda
ucapan selamat datang.

4. Kata tidak baku: Bising, tampaknya, gak, copot. banget.


5. Cerita ini menceritakan tentang si AKU yang akan melakukan perjalanan ke kota
solo. Harga tiket yang aku beli adalah Rp. 105.000 untuk kereta ekonomi matarmaja. Di
tiket tertuliskan aku akan turun di stasiun solo jebres jam 10. 26 tengah malam, dimana
saat itu jam masih menunjukkan pukul 03.30, tapi perasaanku sudah berkecamuk lebih
dulu dan membayangkan banyak hal yg akan terjadi nantinya dalam benakku. Tibalah
saatnya petugas stasiun memanggil penumpang untuk boarding karena kereta sebentar
lagi akan melaju. Aku duduk di gerbong 2 kursi 4b. menurutku perjalanan ini akan sangat
membosankan nantinya dan entah kenapa kereta api matarmaja ini adalah kereta api yg
bising dan jorok. Tapi kebosananku sedikit terobati karena ada si DIA yang menemaniku
via SMS karena khawatir dgn perjalanan pertamaku di malam hari, belum lg karena ada
si perempuan menor yg selalu saja berbicara. Jam sudah menunjukkan pukul 11.30 dan
sdah seperti dugaanku sebelumnya jika kereta ini pasti terlambat sampai stasiun jebres.
Begitu sampai, aku langsung memesan taksi untuk mengantarku ke tujuan.

Taksi yang aku pesan berwarna hitam, supirnta bertampang arab dan dia mengendarai mobil
dgn ugal ugalan. Rasa ketakutan pun mulai muncul yg ku pikir apakah disini nyawa murah?
Mengapa semua kendaraan melaju dgn ngawur di jalan yg rusak parah? Itu pikirku. Si supir
taksi mampir ke alfamart membeli sesuatu dan aku tdk peduli akan hal itu yg jelas peganganku
tdk lepas sampai aku turun dari taksi. Setelah berjalan beberapa saat, aku mulai berbasa basii
dngan supir itu, apakah masih jauh mas? Dia menjawab “sebentar lagi” dgn kelajuan tinggi.
Seperti sebuah isyarat, aku merasa seperti ada seorang perempuan berambut pendek di seberang
jalan sedang melambaikan tangan ke arahku sambil memanggil manggilku. Ku beritau pak supir
akan hal itu, si pak supir hanya menjawab ah masa dik? Si pak supir segera memutar stirnya
karena ternyata dia memang salah, musholla yg menjadi patokanku tidak terlihat karena
kelajuannya.

Aku bahagia karena akhirnya aku sampai jg di tujuan dgn melewati segala hal yg mengerikan
bersama taksi itu. Yang ku pikirkan adalah bahagianya jika aku bisa rebahan di atas kasur setelah
perjalanan panjang ini. Perempuan itu menyapaku kembali dan mengatakan jika mami sudah
tidur lebih dulu karena mereka sudah menungguku sejak tadi. Dia bertanya pula padaku apakah
aku ingin makan atau mandi dulu? Aku menjawab mungkin mandi lebih tepat saat ini karena
kelelahan karena rasa laparku sudah terganjal mie instant di kereta api. Akupun mandi kemudian
di atas kasur yg masih baru. Perempuan itu mondar mandir di depanku, aku pikir mungkin dia
hanya sekedar cari perhatian saja. Tapi segera saja ku tarik tangannya dan mengajaknya
berbincang, “duduklah temani aku, aku kesini untuk kamu bukan untuk numpang makan dan
minum, dia menunduk malu, apa kabarmu, Em? Baik baik sajakah? Dan lagi lagi dia tetap diam,
aku bingung dalam hatipun ikut berkecamuk “ apa yg harus aku lakukan?” tanyaku dalam hati.

Anda mungkin juga menyukai