Disusun Oleh :
191711044 - Firlana Trimurti Putra
191711056 - Shyfa Fayza Salsabila
191711057 - Sonu Adam Ferdiansyah
191711060 - Taufik Hidayat
191711063 - Yusup Hanafi
Kelompok 4
Kelas 3B TEN
1.2.Dasar Teori
A. Daya Listrik 3 Fasa
Pada sistem tenaga listrik terdapat 3 jenis daya listrik, diantaranya sebagai berikut.
a) Daya Aktif
Daya ini dinyatakan dengan simbol P dengan satuan Watt [W]. Besar dari daya
aktif 3 fasa ini dinyatakan dengan persamaan :
√
b) Daya Reaktif
Daya ini dinyatakan dengan simbol Q dengan satuan Volt Ampere Reactive
[VAR]. Besar dari daya reaktif 3 fasa ini dinyatakan dengan persamaan :
√
c) Daya Semu
Daya ini dinyatakan dengan simbol S dengan satuan Volt Ampere [VA]. Besar
dari daya semu 3 fasa ini dinyatakan dengan persamaan :
√
atau
√
Dengan :
Daya Aktif [W]
Q = Daya reaktif [VAR]
S = Daya Semu [VA]
= Tegangan Line to Line [V]
= Arus Line [A]
Hubungan dari ketiga jenis daya tersebut dapat dilihat pada gambar segitiga daya
sebagai berikut.
Sedangkan daya listrik terpakai merupakan jumlah daya listrik yang sedang
digunakan oleh pengguna atau daya listrik pada saat terkoneksi dengan beban. Daya
listrik terpakai 3 fasa saat kondisi beban seimbang dapat ditentukan nilainya melalui
persamaan sebagai berikut.
√
C. Load Factor
Load factor atau rasio penggunaan daya listrik merupakan perbandingan antara daya
listrik terpakai dengan daya listrik terpasang.
Menurut standar PLN, nilai load factor diharapkan tidak kurang dari 0.8 (80%).
1. Fluktuasi tegangan
Fluktuasi tegangan adalah suatu perubahan tegangan yang sistematis atau
serangkaian perubahan tegangan secara acak, di mana magnitud dari tegangan
mempunyai nilai yang tidak semestinya (Roger C. Dugan, 1996), yaitu di luar rentang
tegangan standardnya.
2. Ketidakseimbangan tegangan
Ketidakseimbangan tegangan disebabkan oleh beban antar fasa yang tidak
seimbang. Baik akibat perbedaan beban antar fasa atau sifat beban dalam satu
pembebanan setiap fasa pada waktu yang berbeda. Ketidakseimbangan tegangan
menyebabkan timbulnya tegangan urutan negatif dan tegangan urutan nol.
Keterangan
Vu : persentase ketidakseimbangan tegangan
Vmax : tegangan maksimum
Vr : tegangan rata-rata
Vmin : tegangan minimum
3. Ketidakseimbangan arus
Ketidakseimbangan beban distribusi phasa tunggal tidak boleh melebihi 10% :
Menentukan Ketidak seimbangan beban :
Iu = (Id X 100)/Ia
Keterangan
Iu : persentase ketidakseimbangan beban
Id : arus maksimun
Ia : arus rata-rata tiga phasa
4. Power factor
Power factor atau Faktor daya merupakan pergeseran fasa antara tegangan dan
arus, faktor daya yang rendah dapat menimbulkan efek-efek merugikan, seperti
memperbesar rugi-rugi saluran, pemborosan kapasitas sistem (VA), mengurangi
efisiensi sistem (W). Biasanya standar yang digunakan PLN pada umumnya nilai
minimal dari faktor daya yang digunakan pada sistem kelistrikan di Indonesia adalah
0,85.
5. Harmonisa (THD Arus dan THD Tegangan)
a) Pengertian Harmonisa
Harmonisa adalah gangguan yang terjadi dalam sistem distribusi tenaga
listrik yang disebabkan adanya distorsi gelombang arus dan tegangan. Distorsi
gelombang arus dan tegangan ini disebabkan adanya pembentukan gelombang-
gelombang dengan frekuensi kelipatan bulat dari frekuensi fundamental-nya.
Gelombang tegangan maupun arus yang awalnya berupa sinusoidal murni akan
terdistorsi menjadi tidak sinusoidal murni lagi.
Salah satu dampak yang umum dari gangguan harmonisa adalah panas lebih
pada kawat netral dan transformator serta terjadinya penurun kapasitas pada
transformator. Frekuensi harmonisa yang lebih tinggi dari frekuensi kerjanya
akan mengakibatkan penurunan efisiensi atau terjadi kerugian daya.
b) Sumber Harmonisa
Harmonisa terjadi dikarenakan adanya beban non linier. Dalam sistem tenaga
listrik dikenal dua jenis beban yaitu beban linier dan beban non linier.
Beban linier
Beban linier adalah beban yang komponen arusnya proporsional terhadap
tegangannya. Terdapat hubungan yang linier antara arus dan tegangan
sehingga bentuk gelombang arus akan sama dengan bentuk gelombang
tegangannya, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini. Beban linier
menyerap arus sinusoidal bila disuplai oleh tegangan sinusoidal. Contoh
beban linier antara lain motor listrik, pemanas, lampu pijar, dan lainnya.
Gambar 2.12 Bentuk gelombang arus dan tegangan pada beban linier
Beban non-linier
Beban yang komponen arusnya tidak proporsional terhadap komponen
tegangannya, sehingga bentuk gelombang arusnya tidak sama dengan bentuk
gelombang tegangannya. Tidak terdapat hubungan yang linier antara arus
dan tegangan. Beban non-linier menyerap arus non sinusoidal demikian juga
arus harmonik, walaupun disuplai oleh tegangan sinusoidal. Seperti Gambar
2 di bawah ini. Contoh beban non-linier antara lain penyearah, UPS,
komputer, pengaturan kecepatan motor, lampu-lampu pelepasan, alat-alat
ferromagnetik, motor DC, dan tungku busur api, dan lain-lainnya.
Gambar 2.13 Bentuk gelombang arus dan tegangan pada beban non-linier
c) Standard Harmonisa
Berdasarkan standar IEEE 519-1992, ada dua kriteria yang digunakan
untuk mengevaluasi distorsi harmonisa, yaitu batasan untuk harmonisa arus dan
batasan harmonisa tegangan.
Tabel 2.4 Standar Harmonisa Tegangan IEEE Standard 519-1992, standar batas
distorsi tegangan harmonisa maksimum
IHDV THDV
Sistem Voltage
(%) (%)
Vrms ≤ 69 kV 3.0 5.0
69 kV < Vrms ≤ 161 kV 1.5 2.5
Vrms > 161 kV 1.0 1.5
Distorsi Harmonisa Individu (IHD) adalah rasio antara nilai rms dari
harmonisa individual terhadap nilai rms dari dasar standar harmonisa yang
digunakan dan nilai rms dari fundamental.
Total Harmonic Distortion (THD) adalah perbandingan antara nilai rms dari
seluruh komponen harmonisa terhadap nilai rms dari nilai fundamentalnya
biasanya dinyatakan dalam persen (%). Nilai dari THD ini digunakan untuk
mengukur besarnya penyimpangan dari bentuk gelombang periodik yang
mengandung harmonisa dari gelombang sinusiodal murninya. Untuk gelombang
sinusiodal sempurna nilai dari THD adalah bernilai 0 %. Untuk mencari nilai
THD untuk tegangan dan arus dapat menggunkan rumus sebagai berikut :
Dimana :
Vn = Nilai tegangan harmonisa (V)
V1 = Nilai fundamental (V)
n = Komponen harmonisa maksimum yang diamati
Dimana :
In = Komponen Harmonisa (A)
I1 = Komponen fundemntal (A)
n = Komponen harmonisa maksimum yang diamati
E. Kelayakan Ekonomi
Ekonomi teknik adalah disiplin ilmu yang berkaitan dengan aspekaspek
ekonomi dalam teknik; yang terdiri dari evaluasi sistematis dari biaya-biaya dan
manfaat usulan pada proyek teknik. Jadi ekonomi teknik melibatkan analisis-analisis
teknis, yang menitikberatkan aspek ekonomi dan bertujuan membantu membuat serta
mengambil keputusan. Pada awalnya para perancang teknik masih lebih
memfokuskan rancangannya pada aspek teknis saja tanpa mempertimbangkan aspek
efisiensi pemakaian sumber daya. Hal itu dimungkinkan karena sumber daya yang
dibutuhkan relatif banyak dan murah. Namun, dengan semakin terbatasnya sumber
daya alam dan semakin mahal biaya untuk mendapatkan sumber daya alam tersebut,
maka semua perancang teknik (engineer) dituntut untuk mendapatkan rancangan
yang lebih efektif dan efisien.
1.4.Prosedur percobaan
1. Siapkan dan gunakan alat pengaman diri
2. Pinjam power quality analyzer dan gulungan kabel untuk mensuplai power quality
analyzer
3. Menuju panel yang mau diukur, buka pintu panel, lihat dan teliti mana terminal fasa
RST dan Netral grounding nya
4. Setelah mengetahui kondisi panel, cari sumber tegangan untuk memasang power
supply pada power quality analyzer.
5. Pasang power supply pada power quality analyzer dan pastikan dalam kondiisi off
6. Pasang terminal tegangan PQA pd terminal panel dengan masing2 fasa (tidak boleh
terbalik, jika terbalik maka pengukurannya akan salah)
7. Pasang terminal arus, pasangan fasanya harus sama
8. Nyalakan power quality analyzer
yang fluks QA mahal itu cuman bisa mengukur ini saja (ada di software saja, di
record harus dihungankan ke QA) : mengukur, harmoni arus, daya aktif, reaktif, dll.
kalo yg di china : gausah di set parameter yg dikur, tapi langsung keluar semua
parameter (micro sd --- excel gausah dihubungankan QA) minimal 3 data
9. Hold/ berhentikan, lalu lihat datanya sudah tersimpan atau tidak. Pastikan alat ukur
sudah menyimpan data
10. Matikan power quality analizer supaya tidak ada tegangan atau arus masuk ke alat
ukur lain
11. Lepaskan satu persatu alat ukurnya, yang pertama kabelnya digulung per fasa dalam
bentuk lingkaran dimasukan ke tempta/tasnya, pastikan di terminal tidak ada alat yg
terpasang lagi pada panel.
12. Tutup panel, rapihkan alat ukur, lalu kembalikan alat ke teknisi
VI. DATA PERCOBAAN
A. ANALISA TEKNIS
→ Pengolahan data semua kualitas daya listrik
→ Status dibandingkan dengan standar apakah baik atau tidak
→ Jika tidak baik, konservasinya apa dan cari alternatif tanpa biaya, sedikit
biaya, medium biaya, dan biaya tinggi
1. Daya Terpasang
Diketahui : Kapasitas MCB (IL) = 200 A
VLL = 380 V
Maka, daya yang terpasang (SMCB ) = √
= √ 200
= 131.635,86 VA
= 131,64 kVA
2. Daya Terpakai
Diketahui : SR = 6,76 kVA
SS = 8,05 kVA
ST = 4,71 kVA
Maka, daya yang terpakai (STOT) = SR + S S + ST
= 6,76 + 8,05 + 4,71
= 19,52 kVA
3. Load Factor
LF = = = 0,1483 (14,83%)
4. Ketidakseimbangan Tegangan
Vrata-rata = = = 215,3 V
5. Ketidakseimbangan Arus/Beban
I rata-rata = = = 30,02 A
% unbalance = = = 0,1702 (17,02%)
1) Fluktuasi Tegangan
Fluktuasi tegangan adalah suatu perubahan tegangan yang sistematis atau
serangkaian perubahan tegangan secara acak, dimana magnitude dari tegangan
mempunyai nilai yang tidak semestinya (Roger C. Dugan, 1996). Beban yang berubah
sangat cepat dan terjadi terus-menerus, dan menghasilkan arus beban yang besar dapat
menyebabkan variasi tegangan yang sering disebut sebagai flicker atau kedip tegangan.
Tegangan lebih pada sistem akan mengakibatkan arus listrik yang mengalir
menjadi besar, mempercepat kemunduran isolasi (deterioration of insulation) sehingga
menyebabkan kenaikan rugi-rugi daya dan operasi, memperpendek umur kerja
peralatan. Besarnya tegangan sangat mempengaruhi operasi dari suatu peralatan,
apabila tegangan disuplai ke peralatan melebihi tegangan nominalnya akan terjadi
beberapa kerugian diantaranya adalah timbulnya arus yang melebihi nominalnya, selain
akan memperburuk operasi peralatan juga dapat memperpendek life time peralatan
tersebut. Fluktuasi tegangan menunjukkan kondisi beban yang baik. Batas toleransi +-
10% dari SNI 57-2-1-2001.
2) Ketidakseimbangan Tegangan
Ketidakseimbangan tegangan didefinisikan sebagai penyimpanan atau deviasi
maksimum dari nilai rata-rata tegangan sistem 3 fasa tegangan, dibagi dengan nilai rata-
rata tegangan 3 fasa atau arus tersebut, yang dinyatakan dalam persentase.
Standar ANSI C84. 1-1995 dan EASA (hal. 6-11) 2000, kesetimbangan tegangan
adalah < = 3% dari fasa. Di bawah ini merupakan hasil perhitungan yang kami lakukan
untuk mengidentifikasi nilai ketidakseimbangan tegangan yang terjadi pada komponen
pompa dan fan yang terdaftar di tempat pembangkitan :
3) Ketidakseimbangan Arus
Ketidakseimbangan arus pada suatu sistem tenaga listrik selalu terjadi. Akibatnya
muncullah arus di netral trafo. Arus yang mengalir ini menyebabkan terjadinya losses,
diantaranya losses arus netral pada penghantar netral trafo dan losses arus netral ke
tanah. Standar SNI 04-0225-2000 untuk ketidakseimbangan arus adalah < = 10%.
4) Power Faktor
Faktor daya merupakan pergeseran fasa antara tegangan dan arus, faktor daya yang
rendah dapat menimbulkan efek-efek merugikan, seperti memperbesar rugi-rugi
saluran, pemborosan kapasitas sistem (VA), mengurangi efisiensi sistem (W).
Berdasarkan standar yang digunakan PLN pada umumnya, nilai minimal dari faktor
daya yang digunakan pada sistem kelistrikan di Indonesia adalah 0,85.
5) Harmonisa
Total Harmonic Distortion (THD) adalah perbandingan antara nilai rms dari
seluruh komponen harmonisa terhadap nilai rms dari nilai fundamentalnya biasanya
dinyatakan dalam persen (%). Nilai dari THD ini digunakan untuk mengukur besarnya
penyimpangan dari bentuk gelombang periodik yang mengandung harmonisa dari
gelombang sinusiodal murninya. Untuk gelombang sinusiodal sempurna nilai dari THD
adalah bernilai 0 %.
IX. REKOMENDASI
X. DAFTAR PUSTAKA