Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM AUDIT ENERGI

AUDIT ENERGI SISTEM KELISTRIKAN

Disusun Oleh :
191711044 - Firlana Trimurti Putra
191711056 - Shyfa Fayza Salsabila
191711057 - Sonu Adam Ferdiansyah
191711060 - Taufik Hidayat
191711063 - Yusup Hanafi

Kelompok 4
Kelas 3B TEN

Dosen Pembimbing : Ir. Kholiq Hernawan, M.T.

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONVERSI ENERGI


JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2021
1.1.Tujuan
1. Dapat melakukan Audit Energi pada sistem kelistrikan
2. Dapat melakukan persiapan Audit Energi pada sistem kelistrikan
3. Dapat melakukan survey (mengumpulkan data sekunder dan data primer/pengukuran)
Audit Energi pada sistem kelistrikan
4. Dapat melakukan analisa data (analisa teknik/konservasi dan analisa
ekonomi/kelayakan) Audit Energi pada sistem kelistrikan
5. Dapat membuat laporan Audit Energi
6. Dapat melakukan presentasi laporan Audit Energi ke Audite

1.2.Dasar Teori
A. Daya Listrik 3 Fasa
Pada sistem tenaga listrik terdapat 3 jenis daya listrik, diantaranya sebagai berikut.
a) Daya Aktif
Daya ini dinyatakan dengan simbol P dengan satuan Watt [W]. Besar dari daya
aktif 3 fasa ini dinyatakan dengan persamaan :

b) Daya Reaktif
Daya ini dinyatakan dengan simbol Q dengan satuan Volt Ampere Reactive
[VAR]. Besar dari daya reaktif 3 fasa ini dinyatakan dengan persamaan :

c) Daya Semu
Daya ini dinyatakan dengan simbol S dengan satuan Volt Ampere [VA]. Besar
dari daya semu 3 fasa ini dinyatakan dengan persamaan :

atau

Dengan :
Daya Aktif [W]
Q = Daya reaktif [VAR]
S = Daya Semu [VA]
= Tegangan Line to Line [V]
= Arus Line [A]

Hubungan dari ketiga jenis daya tersebut dapat dilihat pada gambar segitiga daya
sebagai berikut.

B. Daya Listrik Terpasang dan Daya Listrik Terpakai


Daya listrik terpasang merupakan jumlah kapasitas daya listrik maksimum yang dapat
digunakan oleh pengguna. Daya listrik terpasang 3 fasa dapat ditentukan nilainya
melalui persamaan sebagai berikut.

Sedangkan daya listrik terpakai merupakan jumlah daya listrik yang sedang
digunakan oleh pengguna atau daya listrik pada saat terkoneksi dengan beban. Daya
listrik terpakai 3 fasa saat kondisi beban seimbang dapat ditentukan nilainya melalui
persamaan sebagai berikut.

C. Load Factor
Load factor atau rasio penggunaan daya listrik merupakan perbandingan antara daya
listrik terpakai dengan daya listrik terpasang.

Menurut standar PLN, nilai load factor diharapkan tidak kurang dari 0.8 (80%).

D. Kualitas Daya Listrik (KDL)


Kualitas Daya Listrik harus diperhatikan karena suatu sistem tenaga listrik
dituntut harus memenuhi standar yang telah ditentukan dan menjadi syarat dasar
kebutuhan layanan (service requirement) kepada penggunanya.
Parameter-parameter yang menentukan kualitas daya listrik diantaranya adalah
sebagai berikut.

1. Fluktuasi tegangan
Fluktuasi tegangan adalah suatu perubahan tegangan yang sistematis atau
serangkaian perubahan tegangan secara acak, di mana magnitud dari tegangan
mempunyai nilai yang tidak semestinya (Roger C. Dugan, 1996), yaitu di luar rentang
tegangan standardnya.

Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No.04/2009, fluktuasi tegangan


dibatasi pada +5% dan -10% Misal tegangan 3 fasa senilai 380 V, maka batas
kestabilan tegangan berada rentang nilai 360V- 420V.

2. Ketidakseimbangan tegangan
Ketidakseimbangan tegangan disebabkan oleh beban antar fasa yang tidak
seimbang. Baik akibat perbedaan beban antar fasa atau sifat beban dalam satu
pembebanan setiap fasa pada waktu yang berbeda. Ketidakseimbangan tegangan
menyebabkan timbulnya tegangan urutan negatif dan tegangan urutan nol.

Vu = [(Vmax-Vr)/Vr] x 100% atau Vu = [(Vmin-Vr)/Vr] x 100%

Keterangan
Vu : persentase ketidakseimbangan tegangan
Vmax : tegangan maksimum
Vr : tegangan rata-rata
Vmin : tegangan minimum

Batasan ketidakseimbangan tegangan rata-rata adalah maksimum 2 % dalam


95% rentang waktu pengukuran. Periode pengukuran dilakukan selama 1 minggu
dengan rentang pengambilan waktu 10 menit. (Catatan: Pengukuran dengan
periode pengukuran diatas dianggap telah mewakili pengukuran untuk periode
billing bulanan).
Langkah-langkah untuk mengurangi pengaruh (mitigasi) ketidakseimbangan
tegangan dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Penyeimbangan beban pada instalasi pelanggan;
2. Pemindahan sambungan instalasi pelanggan ke instalasi dengan level
hubung singkatyang lebih tinggi;
3. Pemasangan peralatan kompesator (misal voltage compensator).

3. Ketidakseimbangan arus
Ketidakseimbangan beban distribusi phasa tunggal tidak boleh melebihi 10% :
Menentukan Ketidak seimbangan beban :

Iu = (Id X 100)/Ia

Keterangan
Iu : persentase ketidakseimbangan beban
Id : arus maksimun
Ia : arus rata-rata tiga phasa

4. Power factor
Power factor atau Faktor daya merupakan pergeseran fasa antara tegangan dan
arus, faktor daya yang rendah dapat menimbulkan efek-efek merugikan, seperti
memperbesar rugi-rugi saluran, pemborosan kapasitas sistem (VA), mengurangi
efisiensi sistem (W). Biasanya standar yang digunakan PLN pada umumnya nilai
minimal dari faktor daya yang digunakan pada sistem kelistrikan di Indonesia adalah
0,85.
5. Harmonisa (THD Arus dan THD Tegangan)
a) Pengertian Harmonisa
Harmonisa adalah gangguan yang terjadi dalam sistem distribusi tenaga
listrik yang disebabkan adanya distorsi gelombang arus dan tegangan. Distorsi
gelombang arus dan tegangan ini disebabkan adanya pembentukan gelombang-
gelombang dengan frekuensi kelipatan bulat dari frekuensi fundamental-nya.
Gelombang tegangan maupun arus yang awalnya berupa sinusoidal murni akan
terdistorsi menjadi tidak sinusoidal murni lagi.

Gambar 2.11 Distorsi gelombang akibat harmonisa

Salah satu dampak yang umum dari gangguan harmonisa adalah panas lebih
pada kawat netral dan transformator serta terjadinya penurun kapasitas pada
transformator. Frekuensi harmonisa yang lebih tinggi dari frekuensi kerjanya
akan mengakibatkan penurunan efisiensi atau terjadi kerugian daya.

b) Sumber Harmonisa
Harmonisa terjadi dikarenakan adanya beban non linier. Dalam sistem tenaga
listrik dikenal dua jenis beban yaitu beban linier dan beban non linier.
 Beban linier
Beban linier adalah beban yang komponen arusnya proporsional terhadap
tegangannya. Terdapat hubungan yang linier antara arus dan tegangan
sehingga bentuk gelombang arus akan sama dengan bentuk gelombang
tegangannya, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini. Beban linier
menyerap arus sinusoidal bila disuplai oleh tegangan sinusoidal. Contoh
beban linier antara lain motor listrik, pemanas, lampu pijar, dan lainnya.

Gambar 2.12 Bentuk gelombang arus dan tegangan pada beban linier

 Beban non-linier
Beban yang komponen arusnya tidak proporsional terhadap komponen
tegangannya, sehingga bentuk gelombang arusnya tidak sama dengan bentuk
gelombang tegangannya. Tidak terdapat hubungan yang linier antara arus
dan tegangan. Beban non-linier menyerap arus non sinusoidal demikian juga
arus harmonik, walaupun disuplai oleh tegangan sinusoidal. Seperti Gambar
2 di bawah ini. Contoh beban non-linier antara lain penyearah, UPS,
komputer, pengaturan kecepatan motor, lampu-lampu pelepasan, alat-alat
ferromagnetik, motor DC, dan tungku busur api, dan lain-lainnya.

Gambar 2.13 Bentuk gelombang arus dan tegangan pada beban non-linier

c) Standard Harmonisa
Berdasarkan standar IEEE 519-1992, ada dua kriteria yang digunakan
untuk mengevaluasi distorsi harmonisa, yaitu batasan untuk harmonisa arus dan
batasan harmonisa tegangan.
Tabel 2.4 Standar Harmonisa Tegangan IEEE Standard 519-1992, standar batas
distorsi tegangan harmonisa maksimum
IHDV THDV
Sistem Voltage
(%) (%)
Vrms ≤ 69 kV 3.0 5.0
69 kV < Vrms ≤ 161 kV 1.5 2.5
Vrms > 161 kV 1.0 1.5

Tabel 2.5 Standar Batas Distorsi Arus Harmonisa Maksimum, IEEE


Standard 519-1992
MAXIMUM HARMONINC CURRENT DISTORTION IN % OF
FUNDAMENTAL
Harmonic order (Odd Harmonic)
ISC/IL 11 ≤ h < 17 ≤ h < 23 ≤ h < 35 ≤ THD(%)
< 11 17 23 25 h
<20* 4.0 2.0 1.5 0.6 0.3 5.0
20-50 7.0 3.5 2.5 1.0 0.5 8.0
50-100 10.0 4.5 4.0 1.5 0.7 12.0
100 -1000 12.0 5.5 5.0 2.0 1.0 15.0
>1000 15.0 7.0 6.0 2.5 1.4 20.0

d) IHD dan THD

Distorsi Harmonisa Individu (IHD) adalah rasio antara nilai rms dari
harmonisa individual terhadap nilai rms dari dasar standar harmonisa yang
digunakan dan nilai rms dari fundamental.
Total Harmonic Distortion (THD) adalah perbandingan antara nilai rms dari
seluruh komponen harmonisa terhadap nilai rms dari nilai fundamentalnya
biasanya dinyatakan dalam persen (%). Nilai dari THD ini digunakan untuk
mengukur besarnya penyimpangan dari bentuk gelombang periodik yang
mengandung harmonisa dari gelombang sinusiodal murninya. Untuk gelombang
sinusiodal sempurna nilai dari THD adalah bernilai 0 %. Untuk mencari nilai
THD untuk tegangan dan arus dapat menggunkan rumus sebagai berikut :

THDv = x 100% ………… 0

Dimana :
Vn = Nilai tegangan harmonisa (V)
V1 = Nilai fundamental (V)
n = Komponen harmonisa maksimum yang diamati

THDi = x 00% …………

Dimana :
In = Komponen Harmonisa (A)
I1 = Komponen fundemntal (A)
n = Komponen harmonisa maksimum yang diamati

e) Perbaikan untuk Mengurangi Harmonisa


Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi pengaruh
harmonik pada sistem distribusi antara lain

1. Memperbesar Kawat Netral


Setiap sistem distribusi biasanya memakai sistem 3 phase empat kawat, yaitu
3 kawat untuk ketiga phase dan 1 kawat lagi untuk netral. Apabila beban yang
dipasok non linier sehingga pengaruh harmonik lebih dominan maka untuk
mengatasi panas lebih pada kawat netral akibat pengaruh harmonik sebaiknya
ukuran kawat netral diperbesar dari ukuran standarnya. Begitu juga pada
panel-panel listrik disarankan kawat netral untuk sistem pentanahannya
diperbesar dari ukuran standarnya.

2. Menurunkan Kapasitas Transformator


Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi pengaruh harmonik
pada sistem distribusi adalah dengan mengurangi kapasitas suplai daya
transformator (derating fransformator). Dalam menentukan besarnya
pengurangan kapasitas transformator ada metode sederhana yang dapat
dipergunakan yaitu dengan memakai persamaan sebagai berikut :
KVA baru = THDF x KVA pengenal

Dimana THDF adalah Transformator Harmonic Derating Factor,


THDF = [1,414 x (arus phase rms) / (arus puncak phase sesaat)] x 100%
= [(1,414 x 1/3 x (Ir + Is + It)rms / 1/3 x (Ir + Is + It)puncak] x 100%

3. Penanganan Lebih Lanjut


Untuk instalasi konsumen yang memerlukan kualitas listrik yang lebih
baik dan handal, untuk mengurangi pengaruh harmonik maka pada
transformator distribusi atau panel kontrol utama perlu dipasang peralatan
proteksi, yaitu antara lain filter harmonik (harmonic filter), reaktor blok
(bloking reactor) atau bank kapasitor (capacitor bank).

E. Kelayakan Ekonomi
Ekonomi teknik adalah disiplin ilmu yang berkaitan dengan aspekaspek
ekonomi dalam teknik; yang terdiri dari evaluasi sistematis dari biaya-biaya dan
manfaat usulan pada proyek teknik. Jadi ekonomi teknik melibatkan analisis-analisis
teknis, yang menitikberatkan aspek ekonomi dan bertujuan membantu membuat serta
mengambil keputusan. Pada awalnya para perancang teknik masih lebih
memfokuskan rancangannya pada aspek teknis saja tanpa mempertimbangkan aspek
efisiensi pemakaian sumber daya. Hal itu dimungkinkan karena sumber daya yang
dibutuhkan relatif banyak dan murah. Namun, dengan semakin terbatasnya sumber
daya alam dan semakin mahal biaya untuk mendapatkan sumber daya alam tersebut,
maka semua perancang teknik (engineer) dituntut untuk mendapatkan rancangan
yang lebih efektif dan efisien.

1. Metode Pengembalian Modal (Payback Period)


Yang dimaksud dengan periode pengembalian adalah jangka waktu yang
diperlukan untuk mengembalikan modal suatu investasi yang dihitung dari aliran
kas bersih. Aliran kas bersih yang dimaksud adalah selisih pendapatan terhadap
pengeluaran per tahun. Unit satuan periode pengembalian ini biasanya dinyatakan
dalam jangka waktu per tahun.
Metode payback period ini banyak digunakan dalam berbagai bidang dan
alternative yang dipilih memakai metode ini adalah alternative yang memiliki
pengembalian paling singkat. Semakin cepat dalam pengembalian biaya investasi
sebuah proyek, semakin baik proyek tersebut karena semakin lancer perputaran
modalnya.
Disamping itu metode payback period ini telah digunakan sebagai ukuran
tingkat resiko suatu investasi, karena likuiditasnya berhubungan dengan berapa
cepat suatu investasi dapat dikembalikan. Secara sederhana metode payback period
ini adalah menghitung jumlah tahun yang diperlukan untuk arus kas masuk agar
sama dengan arus kas keluar.
Payback period(k) = Biaya Investasi Total …
Aliran kas masuk bersih

Dalam kasus diatas payback period memberikan petunjuk bahwa investasi


dengan periode pengembalian lebih cepat akan lebih menguntungkan. Jika hasil
PBP < n umur investasi maka rencana investasi dikatakan layak (feasible).

2. Metode Nilai Bersih Sekarang (Net Present Value, NPV)


Net present value adalah selisih antara pengeluaran dan pemasukan setelah
sudah disesuaikan dengan memanfaatkan social opportunity cost of capital sebagai
suatu faktor diskon yang ada. Itu artinya, net present value adalah arus kas
perkiraan yang dilakukan pada masa yang akan datang dan disesuaikan dengan
kondisi saat ini. Secara sederhana, net present value adalah selisih antara nilai pada
masa kini dari sejumlah arus kas yang masuk dan dibandingkan dengan nilai arus
saat ini dari arus kas yang keluar dalam beberapa periode waktu tertentu.
Umumnya, istilah net present value digunakan dalam suatu proyeksi arus kas
ataupun proyeksi untung rugi di dalam suatu proyek, bisnis, ataupun investasi.
Tujuan perhitungan net present value adalah guna mengetahui nilai aset ataupun
kas perusahaan yang ada pada saat ini, yang juga disetarakan dengan nilai kas pada
masa yang akan datang.
Net present value juga memiliki hubungan yang erat dengan teori time value
of money, yakni uang dengan jumlah tertentu yang sama akan mempunyai nilai
yang berbeda dalam beberapa periode waktu yang akan datang. Dengan
menghitung nilai net present value sebelum melakukan investasi, diharapkan
mampu memberikan dampak yang cukup positif bagi performa keuangan
perusahaan. Tim direksi juga nantinya akan mampu mempertanggung jawabkan
usaha mereka ketika berbisnis, terutama dalam hal menjaga aset ataupun finansial
perusahaan.
NPV = PWB – PWC ……………………………………………… 8
Keterangan :
PWB : Present Worth Benefit
PWC : Present Worth Cost
Jika NPV > 0, maka investasi akan menguntungkan/layak
Jika NPV < 0, maka investasi tidak menguntungkan/tidak layak
1.3.Peralatan
1. APD (helm, wearpack, safety shoes, kacamata, sarung tangan berisolasi untuk
tegangan >1 kV)
2. Power quality analyzer
3. Gulungan kabel

1.4.Prosedur percobaan
1. Siapkan dan gunakan alat pengaman diri
2. Pinjam power quality analyzer dan gulungan kabel untuk mensuplai power quality
analyzer
3. Menuju panel yang mau diukur, buka pintu panel, lihat dan teliti mana terminal fasa
RST dan Netral grounding nya
4. Setelah mengetahui kondisi panel, cari sumber tegangan untuk memasang power
supply pada power quality analyzer.
5. Pasang power supply pada power quality analyzer dan pastikan dalam kondiisi off
6. Pasang terminal tegangan PQA pd terminal panel dengan masing2 fasa (tidak boleh
terbalik, jika terbalik maka pengukurannya akan salah)
7. Pasang terminal arus, pasangan fasanya harus sama
8. Nyalakan power quality analyzer
yang fluks QA mahal itu cuman bisa mengukur ini saja (ada di software saja, di
record harus dihungankan ke QA) : mengukur, harmoni arus, daya aktif, reaktif, dll.
kalo yg di china : gausah di set parameter yg dikur, tapi langsung keluar semua
parameter (micro sd --- excel gausah dihubungankan QA) minimal 3 data
9. Hold/ berhentikan, lalu lihat datanya sudah tersimpan atau tidak. Pastikan alat ukur
sudah menyimpan data
10. Matikan power quality analizer supaya tidak ada tegangan atau arus masuk ke alat
ukur lain
11. Lepaskan satu persatu alat ukurnya, yang pertama kabelnya digulung per fasa dalam
bentuk lingkaran dimasukan ke tempta/tasnya, pastikan di terminal tidak ada alat yg
terpasang lagi pada panel.
12. Tutup panel, rapihkan alat ukur, lalu kembalikan alat ke teknisi
VI. DATA PERCOBAAN

TEGANGAN (VOLT) ARUS


No POWER FAKTOR DAYA NYATA (W) DAYA SEMU (VA) THD (%)
LINE- NETRAL (AMPERE)
TEGAN
R S T R S T R S T R S T 3 PHASA R S T 3 PHASA ARUS
GAN
1 250 223 190 23 30 35 0.6 0.65 0.7 3.45 4.683 4.655 12.788 5.75 6.69 6.65 19.09 15 10
2 249 224 189 22 29 33 0.65 0.64 0.7 3.561 4.547 4.366 12.474 5.478 6.496 6.237 18.211 15 10
3 248 225 188 21 28 31 0.66 0.63 0.7 3.437 4.41 4.08 11.927 5.208 6.3 5.828 17.336 15 10
4 247 226 187 20 27 29 0.67 0.62 0.7 3.31 4.271 3.796 11.377 4.94 6.102 5.423 16.465 15 10
5 246 227 186 19 26 27 0.68 0.61 0.7 3.178 4.131 3.515 10.825 4.674 5.902 5.022 15.598 15 10
6 245 228 185 18 25 25 0.69 0.6 0.7 3.043 3.99 3.238 10.27 4.41 5.7 4.625 14.735 15 10
7 244 229 184 17 24 23 0.68 0.59 0.7 2.821 3.847 2.962 9.63 4.148 5.496 4.232 13.876 16 12
8 243 230 183 19 26 21 0.67 0.58 0.69 3.093 4.126 2.652 9.871 4.617 5.98 3.843 14.44 17 14
9 242 231 182 21 28 19 0.66 0.57 0.68 3.354 4.398 2.351 10.104 5.082 6.468 3.458 15.008 18 16
10 241 232 181 23 30 17 0.65 0.58 0.67 3.603 4.663 2.062 10.328 5.543 6.96 3.077 15.58 19 18
11 240 233 180 25 32 19 0.64 0.59 0.66 3.84 4.921 2.257 11.018 6 7.456 3.42 16.876 20 20
12 239 234 179 27 34 21 0.63 0.6 0.65 4.065 5.171 2.443 11.68 6.453 7.956 3.759 18.168 21 22
13 238 235 178 29 36 23 0.62 0.61 0.64 4.279 5.414 2.62 12.314 6.902 8.46 4.094 19.456 22 24
14 237 234 177 31 38 25 0.61 0.62 0.63 4.482 5.602 2.788 12.871 7.347 8.892 4.425 20.664 23 26
15 236 233 176 33 40 27 0.6 0.63 0.62 4.673 5.778 2.946 13.397 7.788 9.32 4.752 21.86 24 28
16 235 232 175 35 42 29 0.59 0.64 0.61 4.853 5.944 3.096 13.892 8.225 9.744 5.075 23.044 25 30
17 234 231 174 37 44 31 0.58 0.65 0.6 5.022 6.098 3.236 14.356 8.658 10.164 5.394 24.216 26 32
18 233 230 173 39 46 33 0.59 0.66 0.59 5.361 6.242 3.368 14.972 9.087 10.58 5.709 25.376 28 34
19 232 229 172 41 48 35 0.6 0.67 0.6 5.707 6.595 3.612 15.914 9.512 10.992 6.02 26.524 30 33
20 231 228 171 43 50 32 0.61 0.68 0.61 6.059 6.954 3.338 16.351 9.933 11.4 5.472 26.805 32 36
21 230 227 170 40 46 29 0.62 0.69 0.62 5.704 6.474 3.057 15.235 9.2 10.442 4.93 24.572 34 39
22 229 226 169 37 42 26 0.63 0.7 0.63 5.338 5.98 2.768 14.086 8.473 9.492 4.394 22.359 36 42
23 228 225 168 34 38 23 0.64 0.71 0.64 4.961 5.472 2.473 12.906 7.752 8.55 3.864 20.166 38 45
24 227 224 167 31 34 20 0.65 0.71 0.65 4.574 4.95 2.171 11.695 7.037 7.616 3.34 17.993 40 48
VIII. ANALISA

A. ANALISA TEKNIS
→ Pengolahan data semua kualitas daya listrik
→ Status dibandingkan dengan standar apakah baik atau tidak
→ Jika tidak baik, konservasinya apa dan cari alternatif tanpa biaya, sedikit
biaya, medium biaya, dan biaya tinggi

1. Daya Terpasang
Diketahui : Kapasitas MCB (IL) = 200 A
VLL = 380 V
Maka, daya yang terpasang (SMCB ) = √
= √ 200
= 131.635,86 VA
= 131,64 kVA
2. Daya Terpakai
Diketahui : SR = 6,76 kVA
SS = 8,05 kVA
ST = 4,71 kVA
Maka, daya yang terpakai (STOT) = SR + S S + ST
= 6,76 + 8,05 + 4,71
= 19,52 kVA
3. Load Factor

LF = = = 0,1483 (14,83%)

4. Ketidakseimbangan Tegangan

Vrata-rata = = = 215,3 V

% unbalance = = = 0,1076 (10,76%)

5. Ketidakseimbangan Arus/Beban

I rata-rata = = = 30,02 A
% unbalance = = = 0,1702 (17,02%)

1) Fluktuasi Tegangan
Fluktuasi tegangan adalah suatu perubahan tegangan yang sistematis atau
serangkaian perubahan tegangan secara acak, dimana magnitude dari tegangan
mempunyai nilai yang tidak semestinya (Roger C. Dugan, 1996). Beban yang berubah
sangat cepat dan terjadi terus-menerus, dan menghasilkan arus beban yang besar dapat
menyebabkan variasi tegangan yang sering disebut sebagai flicker atau kedip tegangan.
Tegangan lebih pada sistem akan mengakibatkan arus listrik yang mengalir
menjadi besar, mempercepat kemunduran isolasi (deterioration of insulation) sehingga
menyebabkan kenaikan rugi-rugi daya dan operasi, memperpendek umur kerja
peralatan. Besarnya tegangan sangat mempengaruhi operasi dari suatu peralatan,
apabila tegangan disuplai ke peralatan melebihi tegangan nominalnya akan terjadi
beberapa kerugian diantaranya adalah timbulnya arus yang melebihi nominalnya, selain
akan memperburuk operasi peralatan juga dapat memperpendek life time peralatan
tersebut. Fluktuasi tegangan menunjukkan kondisi beban yang baik. Batas toleransi +-
10% dari SNI 57-2-1-2001.

Tabel 7.1 - Kualitas Fluktuasi Tegangan Aktual terhadap Standar ???

2) Ketidakseimbangan Tegangan
Ketidakseimbangan tegangan didefinisikan sebagai penyimpanan atau deviasi
maksimum dari nilai rata-rata tegangan sistem 3 fasa tegangan, dibagi dengan nilai rata-
rata tegangan 3 fasa atau arus tersebut, yang dinyatakan dalam persentase.
Standar ANSI C84. 1-1995 dan EASA (hal. 6-11) 2000, kesetimbangan tegangan
adalah < = 3% dari fasa. Di bawah ini merupakan hasil perhitungan yang kami lakukan
untuk mengidentifikasi nilai ketidakseimbangan tegangan yang terjadi pada komponen
pompa dan fan yang terdaftar di tempat pembangkitan :

Tabel 7.2 - Kualitas Ketidakseimbangan Tegangan Aktual terhadap Standar ???

3) Ketidakseimbangan Arus
Ketidakseimbangan arus pada suatu sistem tenaga listrik selalu terjadi. Akibatnya
muncullah arus di netral trafo. Arus yang mengalir ini menyebabkan terjadinya losses,
diantaranya losses arus netral pada penghantar netral trafo dan losses arus netral ke
tanah. Standar SNI 04-0225-2000 untuk ketidakseimbangan arus adalah < = 10%.

Tabel 7.3 - Kualitas Ketidakseimbangan Arus Aktual terhadap Standar ???

4) Power Faktor
Faktor daya merupakan pergeseran fasa antara tegangan dan arus, faktor daya yang
rendah dapat menimbulkan efek-efek merugikan, seperti memperbesar rugi-rugi
saluran, pemborosan kapasitas sistem (VA), mengurangi efisiensi sistem (W).
Berdasarkan standar yang digunakan PLN pada umumnya, nilai minimal dari faktor
daya yang digunakan pada sistem kelistrikan di Indonesia adalah 0,85.

Tabel 7.4 - Kualitas Faktor Daya Aktual terhadap Standar ???

5) Harmonisa
Total Harmonic Distortion (THD) adalah perbandingan antara nilai rms dari
seluruh komponen harmonisa terhadap nilai rms dari nilai fundamentalnya biasanya
dinyatakan dalam persen (%). Nilai dari THD ini digunakan untuk mengukur besarnya
penyimpangan dari bentuk gelombang periodik yang mengandung harmonisa dari
gelombang sinusiodal murninya. Untuk gelombang sinusiodal sempurna nilai dari THD
adalah bernilai 0 %.

Tabel 7.5 - Kualitas Harmonisa Aktual terhadap Standar ???


B. ANALISA EKONOMI/KELAYAKAN
Analisa kelayakan menggunakan metode PP dan NPV
VIII. KESIMPULAN

IX. REKOMENDASI

X. DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai