Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH BAHASA INDONESIA

KALIMAT EFEKTIF

KELOMPOK 6 :

NAUFAL HAKIM (2115011030)

MUHAMMAD AGUNG WIJDAN JALAL (2115011062)

THALITA ATHA SALSABILA (2115011090)

HELEN OCTARIANA (2115011112)

DOSEN PENGAMPU :

SISKA MEIRITA,S.Pd.,M.Pd.

UNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS TEKNIK

TEKNIK SIPIL 2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan nikmat


dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Kalimat Efektif”. Ucapan
terima kasih juga kami ungkapkan kepada Dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia Ibu
Siska Meirita M.Pd. Atas bimbingan dan masukan serta ilmu pengetahuan pada mata kuliah
Bahasa Indonesia. 

Karya tulis yang berupa makalah berkat kerjasama kelompok 6, dan ini merupakan
kutipan-kutipan dari berbagai macam sumber dan referensi yang dianggap sesuai dengan tema
yaiut kalimat efektif.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan dalam pengantar ini, semoga makalah yang
kami sajikan ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagaimana mestinya

Bandar Lampung, September 2021

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
............................................................................................................................................................
i

KATA PENGANTAR
............................................................................................................................................................
ii

DAFTAR ISI
............................................................................................................................................................
iii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang Masalah


............................................................................................................................................................
1

1.2   Rumusan Masalah
............................................................................................................................................................
1

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kalimat Efektif


............................................................................................................................................................
2

2.2 Unsur – unsur Kalimat


............................................................................................................................................................
3

2.2 Ciri – ciri Kalimat Efektif


............................................................................................................................................................
10

2.4 Syarat – syarat Kalimat Efektif


............................................................................................................................................................
11

2.5 Tujuan Manfaat Kalimat Efektif


............................................................................................................................................................
16

iii
BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan
............................................................................................................................................................
18

3.2 Saran ...............................................................................................................


...............................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA
............................................................................................................................................................
19

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipakai oleh masyarakat. Dalam bahasa terdapat ide, gagasan,
pikiran, dan perasaan yang mewakili diri seseorang. Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki
seseorang pada praktiknya harus dituangkan ke dalam bentuk kalimat. Kalimat yang dapat mencapai
sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif. Kalimat yang efektif mempersoalkan bagaimana
ia dapat mewakili secara tepat isi pikiran atau perasaan penulis atau pembicara, bagaimana ia dapat
mewakilinya secara tepat, dan mampu menarik perhatian pembaca dan pendengar terhadap apa yang
dibicarakan.

Dalam berkomunikasi dengan orang lain, kita mengenal bahasa lisan dan bahasa tulisan. Kedua bahasa
ini sering menimbulkan kesalahpahaman. Penggunaan kalimat yang baik dan benar (yang disebut juga
kalimat efektif) akan memudahkan pemahaman orang lain sehingga kesalahpahaman yang sering terjadi
dapat terhindarkan.

Jika gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar atau pembaca dapat memahami pikiran tersebut
dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan
tetapi pada kenyataannya, harapan itu terkadang tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara
atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat yang
dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus
lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat yang seharusnya ada tidak boleh dihilangkan.
Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan
keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan
kaidah bahasa Indonesia.

Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi syarat sebagai bahasa
ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin kalimat-kalimat yang dituliskan kacau, tidak logis,
atau bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang kita
sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk
membahas kalimat efektif dengan segala permasalahannya.

1.2.   Rumusan Masalah

 a. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?

 b. Bagaimana ciri-ciri kalimat efektif?

 c. Apa saja syarat-syarat dari kalimat efektif?

 d. Apa saja tujuan dan manfaat dari penggunaan kalimat efektif?

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur atau penulisnya secara
tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar atau pembaca secara tepat. Efektif dalam hal ini adalah
ukuran kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan gagasan atau pikiran pada pendengar atau
pembaca. Dengan kata lain, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau
pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan
mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.

Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada sasaran yang
tepat. Pengertian efektif dalam kalimat adalah dan ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa
tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula. Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa
ahli bahasa:

1.  Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal,
dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya
khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)

2.      Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami orang lain
secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)

3.     Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan
enak dibaca. (Arifin: 1989)

4.     Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi
tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009)

6.    Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat,
sehingga pendengar atau pembaca memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap
seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. (Suyanto dkk. : 2013)

8.   Kalimat efektif adalah kalimat yang secara jitu atau tepat mewakili gagasan atau perasaan penulis.
(Utorodewo dkk. : 2011)

9.    Kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat dapat mewakili ide pembicara atau penulis dan
mampu menimbulkan ide yang sama tepatnya dengan pikiran pendengar atau pembaca. (Gani dan
Fitriyah : 2010)

       Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif yaitu sesuai kaidah
bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah
bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.

2
2.2  Unsur-unsur Kalimat Efektif

Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa Indonesia lama lazim disebut
jabatan kata dan kini disebut peran kata dalam kalimat, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O),
pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket). Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas
dua unsur, yakni subjek dan predikat.

1.         Subjek (S)

Subjek (S) adalah bagian kalimat menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal, suatu masalah
yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh jenis kata/frasa benda (nominal),
klausa, atau frasa verbal. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini.

a) Ayahku  sedang melukis.

b) Meja direktur besar.

c) Yang berbaju batik dosen saya.

d) Berjalan kaki menyehatkan badan.

e) Membangun jalan layang sangat mahal.

Kata-kata yang dicetak tebal pada kalimat di atas adalah S. Contoh S yang diisi oleh kata dan frasa benda
terdapat pada kalimat (a) dan (b), contoh S yang diisi oleh klausa terdapat pada kalimat (c), dan contoh S
yang diisi oleh frasa verbal terdapat pada kalimat (d) dan (e).

Dalam bahasa Indonesia, setiap kata, frasa, klausa pembentuk S selalu merujuk pada benda (konkret
atau abstrak). Pada contoh di atas, kendatipun jenis kata yang mengisi S pada kalimat (c), (d) dan (e)
bukan kata benda, namun hakikat fisiknya tetap merujuk pada benda. Bila kita menunjuk pelaku pada
kalimat (c) dan (d), yang  berbaju batik  dan  berjalan kaki  tentulah orang (benda). Demikian
juga membangun jalan layang  yang menjadi S pada kalimat (e), secara implisit juga merujuk pada “hasil
membangun” yang tidak lain adalah benda juga. Di samping itu, kalau diselami lebih dalam, sebenarnya
ada nomina yang lesap, pada awal kalimat (c) sampai (e), yaitu orang  pada awal kalimat (c)
dan kegiatan  pada awal kalimat (d) dan (e).

Selain ciri di atas, S dapat juga dikenali dengan cara bertanya dengan memakai kata tanya siapa  (yang)…
atau apa  (yang)… kepada P. Kalau ada jawaban yang logis atas pertanyaan yang diajukan, itulah S. Jika
ternyata jawabannya tidak ada dan atau tidak logis berarti kalimat itu tidak mempunyai S. Inilah contoh
“kalimat” yang tidak mempunyai S karena tidak ada/tidak jelas pelaku atau bendanya.

a) Bagi siswa sekolah dilarang masuk.

b) Di sini melayani obat generic.

c) Memandikan adik di pagi hari.

3
Contoh (a) sampai (c) belum memenuhi syarat sebagai kalimat karena tidak mempunyai S. Kalau ditanya
kepada P, siapa yang dilarang masuk  pada contoh (a) siapa yang melayani resep  pada contoh (b)
dan siapa yang memandikan adik  pada contoh (c), tidak ada jawabannya. Kalaupun ada, jawaban itu
terasa tidak logis.

2.        Predikat (P)

Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan
bagaimana subjek (pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu kalimat). Selain memberitahu tindakan atau
perbuatan subjek (S), P dapat pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jatidiri S. termasuk juga
sebagai P dalam kalimat adalah pernyataan tentang jumlah sesuatu yang dimiliki oleh S. predikat dapat
juga berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau adjektiva, tetapi dapat juga numeralia,
nomina, atau frasa nominal. Perhatikan contoh berikut.

a) Kuda meringkik.

b) Ibu sedang tidur siang.

c) Putrinya cantik jelita.

d) Kota Jakarta dalam keadaan aman.

e) Kucingku belang tiga.

f) Robby mahasiswa baru.

g) Rumah Pak Hartawan lima.

Kata-kata yang dicetak tebal dalam kalimat di atas adalah P. Kata meringkik  pada kalimat (a)
memberitahukan perbuatan kuda. Kelompok kata sedang tidur siang  pada kalimat (b) apa yang sedang
ibu lakukan, cantik jelita  pada kalimat (c) memberitahukan bagaimana putrinya, dalam keadaan
aman  pada kalimat (d) memberitahukan situasi kota Jakarta, belang tiga  pada kalimat (e)
memberitahukan ciri kucingku, mahasiswa baru  pada kalimat (f) memberitahukan status Robby,
dan lima  pada kalimat (g) memberitahukan jumlah rumah Pak Hartawan.

Berikut ini contoh kalimat yang tidak memiliki P karena tidak ada kata-kata menunjuk pada perbuatan,
sifat, keadaan, ciri, atau status pelaku atau bendanya.

a) Adik saya yang gendut lagi lucu itu.

b) Kantor kami yang terletak di Jln. Gatot Subroto.

c) Bandung yang terkenal kota kembang.

Walaupun contoh (a), (b), (c) ditulis persis seperti lazimnya kalimat normal, yaitu diawali dengan
huruf  kapital dan diakhiri dengan tanda titik, namun di dalamnya tidak ada satu kata pun yang berfungsi
sebagai P. Tidak ada jawaban atas pertanyaan melakukan apa adik yang gendut lagi lucu (pelaku) pada

4
contoh (a), tidak ada jawaban atas pertanyaan kenapa atau ada apa dengan kantor di Jalan Gatot
Subroto dan Bandung terkenal sebagai kota kembang itu pada contoh (b) dan (c). karena tidak ada
informasi tentang tindakan, sifat, atau hal lain yang dituntut oleh P, maka contoh (a), (b), (c) tidak
mengandung P. Karena itu, rangkaian kata-kata yang cukup panjang pada contoh (a), (b), (c) itu belum
merupakan kalimat, melainkan baru merupakan kelompok kata atau frasa.

3.        Objek (O)

Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. objek pada umumnya diisi oleh nomina, frasa
nominal, atau klausa. Letak O selalu di belakang P yang berupa verba transitif, yaitu verba yang
menuntut wajib hadirnya O, seperi pada contoh di bawah ini.

a) Nurul menimang …

b) Arsitek merancang …

c) Juru masak menggoreng …

Verba transitif  menimang, merancang,  dan  menggoreng    pada contoh tersebut adalah P yang


menuntut untuk dilengkapi. Unsur yang akan melengkapi P pada ketiga kalimat itulah yang dinamakan
objek. Jika P diisi oleh verba intransitif, O tidak diperlukan. Itulah sebabnya sifat O dalam kalimat
dikatakan tidak wajib hadir. Verba intransitif mandi, rusak, pulang  yang menjadi P dalam contoh berikut
tidak menuntut untuk dilengkapi.

a) Nenek mandi.

b) Komputerku rusak.

c) Tamunya pulang.

Objek dalam kalimat aktif dapat berubah menjadi S jika kalimatnya dipasifkan. Perhatikan contoh
kalimat berikut yang letak O-nya di belakang dan ubahan posisinya bila kalimatnya dipasifkan.

a) Martina Hingis mengalahkan  Yayuk Basuki  (O)

Yayuk Basuki  (S) dikalahkan oleh Martina Hingis.

b) Orang itu menipu  adik saya  (O)

Adik saya  (S) ditipu oleh orang  itu.

4.        Pelengkap (pel)

Pelengkap (pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi Predikat. letak Pelengkap
umumnya di belakang P yang berupa verba. Posisi seperti itu juga ditempati oleh O, dan jenis kata yang
mengisi Pel dan O juga sama, yaitu dapat berupa nomina, frasa nominal, atau klausa. Namun, antara Pel
dan O terdapat perbedaan. Perhatikan contoh di bawah ini.

5
a)        Ketua MPR  membacakan  Pancasila.

S                P                  O

b)        Banyak orpospol  berlandaskan  Pancasila.

           S                           P                Pel

Kedua kalimat aktif (a) dan (b) yang Pel dan O-nya sama-sama diisi  oleh nomina Pancasila,  jika hendak
dipasifkan ternyata yang bisa hanya kalimat (a) yang menempatkan Pancasila sebagai O. Ubahan kalimat
(a) menjadi kalimat pasif adalah sebagai berikut.

Pancasila  dibacakan oleh ketua MPR.

      S                     P                  O

Posisi Pancasila  sebagai Pel pada kalimat (b) tidak bisa dipindah ke depan menjadi S dalam kalimat pasif.
Contoh berikut adalah kalimat yang tidak gramatikal.

Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol.

Hal lain yang membedakan Pel dan O adalah jenis pengisinya. Selain diisi oleh nomina dan frasa nominal,
Pelengkap dapat juga diisi oleh frasa adjectival dan frasa preposisional.

Di samping itu, letak Pelengkap tidak selalu persis di belakang P. Apabila dalam kalimatnya terdapat O,
letak pel adalah di belakang O sehingga urutan penulisan bagian kalimat menjadi S-P-O-Pel. Berikut
adalah beberapa contoh pelengkap dalam kalimat.

a) Sutardji membacakan pengagumnya  puisi kontemporer.

B) Mayang mendongengkan Rayhan  Cerita si Kancil.

c)  Sekretaris itu mengambilkan atasannya  air minum.

d) Annisa mengirimi kakeknya  kopiah bludru.

e) Pamanku membelikan anaknya  rumah mungil.

5.        Keterangan (ket)

Keterangan (ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian kalimat yang
lainnya. Unsur Ket dapat berfungsi menerangkan S, P, O, dan Pel. Posisinya bersifat bebas, dapat di awal,
di tengah, atau di akhir kalimat. Pengisi Ket adalah frasa nominal, frasa preporsisional, adverbia, atau
klausa. Berdasarkan maknanya, terdapat bermacam-macam Ket dalam kalimat. Para ahli membagi
keterangan atas Sembilan macam (Hasan Alwi dkk, 1998:366) yaitu seperti yang tertera pada tabel di
bawah ini.

6
Tabel 2.1 Jenis Keterangan dan Contoh Pemakaiannya

No.     Jenis Posisi/penghubung Contoh pemakaian


keterangan

1. Tempat Di Di kamar, di kota

Ke Ke Surabaya, ke rumahnya

Dari Dari Manado, dari sawah

Pada Pada permukaan

2. Waktu - Sekarang, kemarin

Pada Pada pukul 5 hari ini

Dalam Dalam 2 hari ini

Se- Sepulang kantor

Sebelum Sebelum mandi

Sesudah Sesudah makan

Selama Selama bekerja

Sepanjang Sepanjang perjalanan

3. Alat Dengan Dengan pisau, dengan mobil

4. Tujuan Supaya/agar Supaya/agar kamu faham

Untuk Untuk kemerdekaan

Bagi Bagi masa depan

Demi Demi orang tuamu

5. Cara Secara Secara hati-hati

Dengan cara Dengan cara damai

Dengan jalan Dengan jalan berunding

6. Kesalingan - Satu sama lain

7. Similatif Seperti Seperti angin

Bagaikan Bagaikan seorang dewi

7
Laksana Laksana bintang di langit

8. Penyebab Karena Karena perempuan itu

Sebab Sebab kegagalannya

9. Penyerta Dengan Dengan adiknya

Bersama Bersama orang tuanya

Beserta Beserta saudaranya

2.3  Ciri-ciri Kalimat Efektif

Ciri-ciri dari kalimat efektif adalah sebagai berikut.

A. Minimal terdiri atas unsur subjek dan predikat.

Contoh:

1)        Adik menangis

S          P

2)        Mereka  sedang bermain

S                   P

B. Tidak boleh hanya terdiri atas klausa bawahan.

Contoh:

1)        ketika hujan deras

2)        sambil bernyanyi

3)        karena tidak suka

C. Subjek tidak boleh didahului kata depan.

Contoh:           

1)        Kepada hadirin harap tenang.

2)        Bagi para siswa harap menyelesaikan semua tugas dengan tepat waktu.

Kedua kalimat tersebut tidak efektif karena subjek menggunakan kata depan.

8
D. Hemat dalam pilihan kata.

E. Paralelisme

F. Menggunakan pilihan kata yang tepat.

G. Logis atau dapat diterima akal.

2.4  Syarat-syarat Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat berikut.

1.   Ketatabahasaan

Syarat ketatabahasaan merupakan faktor penting dan mendasar dalam kalimat efektif. Salah satu
contoh ketidakefektifan kalimat karena tidak sesuai dengan aturan tata bahasa adalah adanya
pemakaian –kan    dan –i  yang salah.

Contoh :

a) Dosen menugaskan kami membuat makalah

b) Ayah mewarisi sebidang tanah untuk saya.

Jika dikaitkan dengan ciri pertama dari kalimat efektif, kedua contoh kalimat tersebut kurang efektif.
Ada pun perbaikannya adalah sebagai berikut.

a) Dosen menugasi kami membuat makalah.

b) Ayah mewariskan sebidang tanah untuk saya.

Pada beberapa kata dasar tertentu seperti kata tugas, penambahan akhiran -kan menuntut objek yang
diam, sedangkan penambahan akhiran -i mengharuskan adanya objek yang bergerak. Perlu diingat
bahwa penggunaan imbuhan tersebut hanya untuk beberapa kata dasar tertentu.

2.   Kesatuan Gagasan atau Kesepadanan

Kesatuan gagasan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat. Yang dimaksud dengan
kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai.

Contoh:

a) Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.(Salah)

Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif. Kejelasan
subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di,
,dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.

a) Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.(Benar)

9
3.   Kehematan

Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa,
atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Hal ini disebabkan setiap unsur dalam kalimat hendaknya
tidak ada yang tidak bermanfaat. Namun, Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang
dapat menambah kejelasan kalimat. Penghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata
yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.

Contoh:

a) Saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri mahasiswa itu belajar seharian dari pagi sampai
petang.

Kalimat tersebut tidak hemat kata-kata. Ada pun perbaikannya adalah sebagai berikut.

a) Saya melihat sendiri mahasiswa itu belajar seharian.

Penghematan dalam membuat kalimat dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.

1)        Menghilangkan pengulangan subjek atau penggunaan subjek ganda.

Perhatikan contoh berikut.

a) Karena ia  tidak diundang, ia tidak datang ke tempat itu.

b) Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.

Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut.

a) Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.

b) Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.

2)        Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.

Perhatikan contoh berikut.

a) Ia memakai baju warna merah.

b) Di mana engkau menangkap burung pipit itu?

Kata merah sudah mencakupi kata warna.

Kata pipit sudah mencakupi kata burung.

Kalimat itu dapat diubah menjadi

a) Ia memakai baju merah.

10
b) Di mana engkau menangkap pipit itu?

3)        Menghindarkan sinonim dalam satu kalimat.

Contoh:

 i.   Sejak dari  pagi hingga sore anak itu terus menunggu ibunya pulang (Kurang hemat)

ii.   Sejak pagi hingga sore anak itu terus menunggu ibunya pulang (Lebih hemat)

4)        Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.

Contoh 1:

i.   Para tamu-tamu sudah berdatangan. (Salah)

ii.   Para tamu sudah berdatangan. (Benar)

iii.   Tamu-tamu sudah berdatangan.(Benar)

Contoh 2:

i.      Bapak-bapak, ibu-ibu, para hadirin sekalian yang kami hormati. (Salah)

ii.      Hadirin yang kami hormati. (Benar)

4.   Keparalelan atau Kesejajaran

Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan atau kesejajaran bentuk kata yang digunakan
dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina, maka unsur lain juga
menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan
verba. Sebagai contoh, apabila bentuk pertama menggunakan kata kerja, maka bentuk-bentuk
selanjutnya juga harus kata kerja. Begitu pula seharusnya untuk kata lain.

Contoh:

a) Mencegah lebih baik daripada pengobatan.

b) Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan,


pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

Kalimat (a) tidak mempunyai kesejajaran pada dua bentuk kata, yaitu mencegah dan pengobatan.
Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu, menjadi:

a) Mencegah lebih baik daripada mengobati.

Kalimat (b) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama bentuknya, yaitu
kata pengecatan, memasang, pengujian, dan pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi:

11
b) Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah
kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air,
dan pengaturan  tata ruang.

5.   Kecermatan atau Ketepatan

Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda (ambigu),
sehingga terbentuk pengertian yang bulat dan pasti.

Perhatikan kalimat berikut.

a) Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.

b) Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.

Kalimat (a) memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguruan tinggi?

Kalimat (b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uangnya, dua puluh lembar lima-ribuan (seratus
ribu rupiah) atau dua puluh lima seribuan (dia puluh lima ribu rupiah).

6.   Kepaduan atau Koherensi

Kepaduan dalam kalimat adalah hubungan timbal balik yang jelas antara unsur-unsurnya sehingga
informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.

Contoh:

a) Hidup jangan mengharapkan akan belas kasihan orang lain.

b) Surat itu saya sudah terima kemarin. 

Kedua contoh kalimat tersebut tidak efektif karena pada tiap-tiap kalimatnya tidak terdapat kepaduan
atau koherensi, Ada pun perbaikannya adalah sebagai berikut.

a) Hidup jangan mengharapkan belas kasihan orang lain.

b) Surat itu sudah saya terima kemarin.

7.   Kelogisan

12
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya
sesuai dengan ejaan yang berlaku.

Contoh            :

a) Waktu dan tempat kami persilakan.

b) Untuk mempersingkat waktu,  kita teruskan acara ini.

Kedua contoh kalimat tersebut tidak efektif karena pada tiap-tiap kalimatnya tidak mengandung unsur
kelogisan. Pada kalimat (a) siapakah yang dipersilakan? Apakah waktu dan tempat yang dipersilakan?
Pada kalimat (b) apakah waktu dapat dipersingkat? Ada pun perbaikannya adalah sebagai berikut.

a) Bapak Rektor, kami persilakan.

b) Untuk menghemat waktu, kita teruskan acara ini. 

2.5  Tujuan dan Manfaat Kalimat Efektif

Tujuan penggunaan kalimat efektif ialah sebagai berikut.

a. Menyampaikan gagasan, informasi, perasaan dari penulis kepada si pembaca agar tidak terjadinya
kesalahan.

b. Mempermudah pembaca atau pendengar dalam memahami makna yang disampaikan oleh si penulis
atau si pembicara.

c. Susunan dalam tata kepenulisan bisa dibuat dengan rapi, tidak bertele – tele atau menggunakan
bahasa yang berlebihan.

Manfaat dari penggunaan kalimat efektif dalam berbagai jenis kalimat:

1.    Kalimat Formal

Pada susunan kalimat formal biasanya menggunakan susunan kalimat efektif yang ditulis menggunakan
bahasa Indonesia baku atau resmi. Teks seperti ini biasanya terdapat pada susunan surat resmi atau
surat yang diberikan kepada atasan di sebuah perusahaan atau lembaga.

2.        Kalimat Argumentasi

Argumentasi atau opini yang berasal dari buah pemikiran seseorang harus disusun secara efektif karena
tujuan utamanya adalah menyampaikan ide tersebut kepada banyak orang. Jika susunan kalimat
argumentasi tidak dibuat efektif, maka opini (mungkin) tidak bisa diterima dengan baik karena tidak bisa
memberikan pemahaman yang tepat.

3.        Kalimat Penyampaian Gagasan atau Ide

13
Kalimat jenis ini hampir mirip dengan kalimat argumentasi, hanya saja ide bukan sekedar sebuah opini,
dan terkadang ide tersebut berupa wawasan, pengetahuan, atau informasi yang ingin disampaikan
penulis atau pembicara kepada pembaca atau pendengar.

4.        Kalimat pada Teks Pidato

Susunan teks pidato yang baik dan tepat ditulis menggunakan bahasa yang lebih informatif dan
interaktif, serta disusun dengan menggunakan kalimat efektif agar para pendengar dapat menyimak,
dan memahami pesan yang disampaikan dalam pidato tersebut.

5.        Kalimat pada Teks Ilmiah

Ada berbagai macam teks ilmiah dalam dunia kepenulisan, seperti esai, jurnal, makalah, artikel ilmiah,
laporan penelitian, dll. Teks tersebut pastinya harus ditulis dan disusun dengan rapi dan disusun dengan
menggunakan kalimat efektif.

14
BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga
pendengar atau pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti
apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Di dalam penyusunan kalimat efektif sangat perlu
diperhatikan struktur kalimat, kelugasan penyusunan kata serta faktor-faktor lainnya agar kalimat yang
disusun menjadi kalimat yang utuh dan efektif. Unsur-unsur dalam kalimat efektif, ialah: Subjek (S),
Predikat (P), Objek (O), Pelengkap (Pel), dan Keterangan (Ket).

 Kalimat efektif memiliki syarat-syarat yang meliputi ketatabahasaan, kesatuan atau kesepadanan,
kehematan, keparalelan atau kesejajaran, kecermatan atau ketepatan, kepaduan atau koherensi, dan
kelogisan.

Penggunaan kalimat efektif memiliki tujuan dan manfaat yaitu agar gagasan, informasi, maupun
perasaan dari penulis atau pembicara tidak bertele – tele ataupun menggunakan bahasa yang
berlebihan, sehingga dapat dengan mudah dipahami, dan tersampaikan dengan baik maknanya.

3.2  Saran

Saran yang bisa kami sampaikan yaitu kalimat efektif harus memenuhi syarat yang ada, agar kalimat
tersebut secara tepat mewakili gagasan pembicara atau penulisnya, menimbulkan gagasan yang sama
tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau
penulisnya.

15
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Soleh, dkk. (2015). Erlangga Fokus UN SMP/MTs 2016. Jakarta : Erlangga.

Indonesia, Forum Tentor. (2018). THE KING BEDAH KISI – KISI SBMPTN SAINTEK
2019. Yogyakarta : Forum Edukasi.

Keraf, Gorys. 2004. Komposisi. Semarang: Nusa Indah.

Alkadiah, Sabakti, dkk. 1991. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa     Indonesia. Jakarta:


Erlangga.

16

Anda mungkin juga menyukai