Anda di halaman 1dari 4

NAMA : NAUFAL HAKIM

NPM : 2115011030
MATA KULIAH : BAHASA INDONESIA

Pendahuluan
Penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah EBI (Ejaan Bahasa Indonesia) menjadi harapan bagi pecinta
bahasa Indonesia. Ejaan adalah salah satu cara menggambarkan bunyi-bunyi seperti kata, kalimat dan lain
sebagainya dalam bentuk tulisan atau (huruf-huruf) serta menggunakan tanda baca. PUEBI (pedoman
umum ejaan bahasa indonesia) ditetapkan oleh pemerintah pada 30 November tahun 2015.
Banyak sekali masyarakat bahkan pelajar yang masih rancu dalam menempatkan kata kalimat. Disadari
atau tidak, penulisan katanya sering tidak sesuai dengan penulisan kaidah bahasa Indonesia. Di samping itu
kerancuan pun kerap membingungkan masyarakat dalam penggunaan bahasa baku. Masyarakat atau pelajar
sering kali tidak memperhatikan apakah tulisannya sesuai aturan atau tidak, yang terpenting tujuan dan
maksud mereka tersampaikan.
Oleh karena itu, pada tugas kali ini penulis akan menyajikan beberapa kesalahan penggunaan bahasa
Indonesia di dalam spanduk, papan reklame, dan poster yang penulis dapatkan dari lapangan.

Pembahasan
Gambar 1
Papan Reklame ini diambil melalui aplikasi Google Street
yang berlokasi di Jl. Ahmad Yani, Kec. Pringsewu,
Kabupaten Pringsewu, Lampung.

Penggunaan tanda hubung pada kata ganti “-nya” tidak


sesuai jika disandingkan dengan kata “Hukuman” karena
kata hukuman bukan merupakan kata singkatan berhuruf
kapital. Penggunaan yang benar seharusnya
“Hukumannya”.
Gambar 2
Gambar ini diambil melalui aplikasi Google Street yang
berlokasi di Jl. Ahmad Yani, Kec. Pringsewu,
Kabupaten Pringsewu, Lampung.

Ada dua penggunaan kata yang tidak baku atau tidak


ada di dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia),
yaitu kata “ngantuk” dan kata “silahkan”. Dua kata
tersebut seharusnya diganti menjadi “mengantuk” dan
“silakan”.

Gambar 3
Gambar ini diambil melalui aplikasi Google Street yang
berlokasi di Jl. Ahmad Yani, Kec. Pringsewu,
Kabupaten Pringsewu, Lampung.

Kata “dibulan” pada papan reklame di samping


mengalami kekeliruan, yaitu “di” dijadikan sebagai
imbuhan, seharusnya “di” dijadikan sebagai preposisi
karena kata tersebut merujuk ke nama tempat bukan
kata kerja. Jadi, seharusnya kata “dibulan” diganti
menjadi “di bulan”.
Gambar 4
Gambar ini diambil melalui aplikasi Google Street
yang berlokasi di Jl. Ahmad Yani, Kec. Pringsewu,
Kabupaten Pringsewu, Lampung.

Kekeliruan pada gambar ini memiliki kesamaan


dengan gambar tiga, yaitu pada penggunaan “di”
sebagai imbuhan dan “di” sebagai preposisi. Pada kata
“disini” seharusnya diganti menjadi “di sini” karena
kata dasarnya merujuk ke nama tempat bukan kata
kerja.

Gambar 5
Gambar ini penulis potret pada tanggal 28 Agustus,
2021 di Jl. Ahmad Yani, Kec. Pringsewu, Kabupaten
Pringsewu, Lampung.

Kalimat pada gambar di samping mengalami


beberapa kekeliruan. Kekeliruan yang pertama, yaitu
sebaiknya kata kendara pada gambar di samping
dihilangkan agar kalimat menjadi efektif. Kekeliruan
yang kedua, yaitu penggunaan konjungsi korelatif
pada kalimat “… berkendara baik jauh ataupun
dekat”, seharusnya kalimat tersebut diubah menjadi
“… berkendara baik jauh maupun dekat” karena
pasangan dari konjungsi koordinatif “baik” yaitu
“maupun” bukan “ataupun”.
Kesimpulan
Sangat disayangkan, masih banyak masyarakat kita yang keliru dalam menggunakan kalimat atau kata yang
sesuai dengan EBI dan KBBI. Bahkan pada gambar-gambar di atas terdapat juga gambar yang berasal dari
lembaga negara. Oleh karena itu, sebagai pelajar dan generasi penerus bangsa, kita harus mempelajari
penggunaan ejaan bahasa Indonesia yang sesuai dengan EBI dan KBBI lalu membagikan ilmunya kepada
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai