Nim : 200205502008
Multimedia Pembelajaran
Yaitu media yang penampilannya tanpa menggunakan media proyeksi, memiliki panjang dan lebar,
dan media pembelajaran dua dimensi hanya bisa diamati dari satu arah pandangan saja. Contohnya:
peta, gambar bagan, dan semua jenis media yang hanya dilihat dari sisi datar saja.
Yaitu media yang penampilannya tanpa menggunakan media proyeksi, mempunyai ukuran panjang,
lebar dan tinggi/tebal serta dapat diamati dari arah pandang mana saja. Contohnya: meja, kursi, mobil,
rumah, gunung, dan lain-lain.
Yaitu media yang menggunakan media proyeksi dan hanya menampilkan gambar diam di layar (tidak
bergerak/statis). Contohnya: foto, tulisan, atau gambar binatang yang dapat diproyeksikan.
a. Media audio: media yang menghasilkan bunyi, misalnya Audio Cassette, tape recorder, dan radio.
b. Media visual: media visual dua dimensi, dan media visual tiga dimensi.
c. Media audio-visual: media yang dapat menghasilkan rupa dan suara dalam suatu unit media. Misalnya
film bersuara dan televisi.
d. Media audio motion visual: penggunaan segala kemampuan audio dan visual kedalam kelas, seperti
televisi, video tape/cassette recorder dan sound-film.
e. Media audio still visual: media lengkap kecuali penampilan motion/geraknya tidak ada, seperti sound-
filmstrip, sound-slides, dan rekaman still pada televisi
f. Media audio semi-motion: media yang berkemampuan menampilkan titik-titik tetapi tidak bisa
menstransmit secara utuh suatu motion yang nyata. Misalnya: telewriting dan recorded telewriting.
R. Murry Thomas mengklasifikasikan media pembelajaran berdasarkan pengalaman yang
diperoleh. Thomas menggolongkan media pembelajaran ke dalam tiga jenjang pengalaman, yaitu
sebagai berikut.
a. Pengalaman langsung (the real life experiences). Berupa pengalaman langsung dalam
suatu peristiwa (first hands experiences) maupun mengamati kejadian atau objek sebenarnya.
b. Pengalaman tiruan (the subtitute of the real experiences). Berupa tiruan atau model
dari objek atau benda yang berwujud model tiruan, tiruan dari situasi melalui dramatisasi atau
sandiwara dan berbagai rekaman atau objek atau kejadian.
c. Pengalaman dari kata-kata (words only). Berupa kata-kata lisan yang diucapkan,
rekaman kata-kata dari media perekam dan kata-kata yang ditulis maupun dicetak.
a. Media pembelajaran yang penggunaannya secara individual. Contohnya laboratorium bahasa, IPA, IPS
serta laboratorium Pusat Sumber Belajar.
b. Media pembelajaran yang penggunaannya secara kelompok. Contohnya film dan slides.
c. Media pembelajaran yang penggunaannya secara massal. Contohnya televisi, radio, dan lain-lain.
h. Media cetak
Edgar Dale dalam bukunya “Audio Visual Methode in Teaching”, mengklasifikasi media
pembelajaran berdasarkan jenjang pengalaman yang diperoleh orang yang belajar. Dalam kerucut
pengalaman Dale, jenjang pengalaman disusun secara urut menurut tingkat kekongkritan dan
keabstrakkannya. Pengalaman yang paling kongkrit diletakkan pada dasar kerucut dan semakin ke
puncak pengalaman yang diperoleh semakin abstrak. Berikut kerucut pengalaman dale :
Azhar Arshad (2006). Klasifikasi media pembelajran tidak jauh berbeda dengan bentuknya.