Anda di halaman 1dari 4

Praktikum Reproduksi Ikan

Kelompok 9 A–Akuakultur
Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga 2021

Pengaruh Lama Perendaman Air Kelapa (Cocos nucifera L) Pada Pemijahan Ikan
Guppy (Poecilia reticulata) Terhadap Tingkat Kelangsungan Hidup dan Jenis Kelamin

Putri Eriza Riyanto, Muhammad Naufal Alif Rofi, Denny Faizal Rachman, Bimo Aryo
Wicaksono

Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga


Jl. Dharmahusada Permai No. 330, Mulyorejo Surabaya-60115

ABSTRAK

Kata Kunci :

PENDAHULUAN

Ikan Guppy (Poecillia reticulata) adalah salah satu ikan gonochoris, ikan jantan memiliki morfologi
yang lebih menarik daripada ikan betina seperti bentuk tubuh, pola warna tubuhdan sirip. Ikan guppy
merupakan ikan hias yang memiliki nilai komersial tinggi baik untuk pasar dalam negeri maupun luar
negeri. Perkembangan jumlah ekspor mendorong peningkatan produksi ikan guppy jantan untuk
memenuhi permintaan pasar. Fekunditas rendah (ukuran induk kecil) mempengaruhi biaya produksi
dan kelimpahan menjadi kendala dalam pemasaran ikan guppy. (Eko.2013) Khususnya jenis ikan hias
yang nilai jual jantannya lebih tinggi daripada betina akan membutuhkan bantuan dari teknologi untuk
memnuhi kebutuhan pasar dari ikan guppy.

Selama ini, produksi ikan dengan populasi jantan masih direkayasa dengan menggunakan teknologi
hormonal sex reversal, dengan memanfaatkan perbedaan kelamin.Pada fase tersebut, gonad masih
bipotensial, dan dapat diarahkan menjadi jantan atau betina (plastisitas kelamin). Keturunan monoseks
secara massal,dapat diperoleh dengan teknologi membalikkan arah perkembangan seksual yaitu
dengan sex reversal. Secara umum, untuk menghasilkan benih monoseks jantan atau maskulinisasi
bahan sintetis seperti 17αmethy l testosterone (17α-MT) dapat digunakan. Tetapi penggunaan bahan
sintetis memiliki beberapa kelemahan: yaitu harga yang relatif mahal dan berdampak negatif terhadap
ketahanan lingkungan. (Sarida,dkk.2011)

Maka dari itu perlu adanya pencarian bahan alternatif untuk membantu rekayasa genetika tersebut,
dalam hal ini adalah digunakannya air kelapa. Air kelapa mengandung glukosa dan fruktosa yang juga
terkandung dalam sperma, sehingga dapat digunakan oleh spermatozoa sebagai sumber energi, dan
sperma bisa bertahan selama ada penyimpanan singkat. Air kelapa memiliki ketersediaan yang
melimpah di daerah tropis, murah dan praktis (Sulmartiwi et al., 2011). Sehingga pada penelitian yang
Praktikum Reproduksi Ikan
Kelompok 9 A–Akuakultur
Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga 2021

kami lakukan tertuju pada induk dan bibit ikan guppy (Poecillia reticulata) dengan merendamnya
dalam larutan air kelapa dalam beberapa perlakuan, untuk memperoleh hasil dalam pengaruh dan
dosis air kelapa sebagai efek rekayasa genetika ikan guppy. Baik jenis kelamin dan mortalitas.

MATERIAL DAN METODE

Peralatan yang digunakan untuk pemijahan ikan guppy yaitu toples, aerasi, thermometer,
kertas pH, dan DO meter. Sedangkan bahan yang digunakan antara lain induk ikan guppy, air kelapa
40%, pellet, Dhapnia sp., dan Tubifex sp. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuannya diantara
perendaman induk guppy (Poecilia reticulata) pada air kelapa selama A (4 jam), B (6 jam), C (8 jam),
D (10 jam), dan E (12 jam) (Finanta, dkk., 2020).

Prosedur dalam pemijahan ikan guppy (Poecilia reticulata) dimulai dari tahap persiapan
wadah pemijahan. Dalam tahap ini wadah yang digunakan adalah toples digunakan sebagai tempat
indukan memijah. Serta selang aerasi digunakan sebagai penyalur oksigen di masing-masing wadah.
Wadah tersebut setelah disiapkan, dilakukan pencucian menggunakan sabun dan dibilas dengan air
tawar kemudian dikeringkan selama satu hari. Tahap kedua yakni persiapan ikan uji. Ikan yang
digunakan adalah ikan guppy yang berukuran 3-4 cm dengan jumlah 15 ekor jantan dan 15 ekor
betina. Ikan tersebut harus ikan yang sehat atau tidak sedang terserang penyakit, nafsu makan yang
tinggi, serta gerakan yang lincah. Selain itu, indukan ini harus matang gonad, induk betina biasanya
dicirikan dengan adanya bercak noda hitam dibagian perut belakang dengan kondisi sehat dan tidak
cacat. Tahap ketiga yakni aklimatisasi. Ikan yang telah didapatkan dengan ukuran yang sama dan
bobot yang sama serta keadaaan benar-benar sehat maka perlu dilakukan penyesuaian lingkungan
selama 4 hari dan diberikan pakan pelet 2 kali sehari pagi dan sore secara adliblitum. Tahap keempat
yakni pemijahan, induk ikan guppy dikawinkan secara alami antara jantan dan betina dalam toples
dengan perandingan 1:1. Proses perkawinan dilakukan selama 4 hari, kemudian dilakukan pemisahan
antara induk jantan dan betina. Induk betina yang sudah kawin diletakkan pada toples yang sudah
diberi aerasi, setelah 2 minggu dapat diketahui induk betina yang bunting dengan melihat adanya
daerah gelap pada bagian sirip anal dan perutnya sedikit membengkak (Nurlina dan Zulfikar, 2016).

Tahapan selanjutnya yakni persiapan media perlakuan. Media yang digunakan pada
penelitian ini adalah air kelapa (Cocos nucifera) dan air tawar dengan perbandingan 40:60. Toples
yang telah disiapkan diisi dengan campuran air kelapa, kemudian memindahkan induk betina
kedalamnya dan dilkukan perendaman sesuai dengan perlakuan yakni 4 jam, 6 jam, 8 jam, 10 jam, dan
12 jam. Setelah perendaman induk betina dipindahkan kembali kedalam toples sebelumnya yang
Praktikum Reproduksi Ikan
Kelompok 9 A–Akuakultur
Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga 2021

berisi aerasi hingga melahirkan. Pada saat selesai melahirkan induk betina langsung dipindahkan ke
akuarium pemeliharaan dan menyisahkan larva ikan guppy didalam toples. Tahap kelima yaitu
pemeliharaan larva. Larva yang ada didalam toples dipelihara selama 1 bulan dengan pemberian pakan
alami berupa Daphnia, sedangkan pakan Tubifex pada larva berumur lebih dari 30 hari hingga dapat
dibedakan antara jantan dan betina (Finanta, dkk., 2020). Pemberian pakan larva ikan guppy dilakukan
secara adliblitum dengan tujuan agar tidak kekurangan pakan (Apriyani, dkk., 2019). Pemberian pakan
ini dilakukan 3 kali sehari yakni pada pukul 09.00, 12.00, dan 15.00 (Priyono, dkk., 2013).

Pengamatan kelangsungan hidup dilakukan pada saat larva dipisahkan dari induk hingga 30
hari kemudian. Pengamatan dilakukan setiap hari selama penelitian dengan melihat berapa larva yang
hidup dan yang mati dalam media pemeliharaan, dalam tahap ini pengamatan dilakukan dengan mata
telanjang tanpa menggunakan alat apapun. Selain kelangsungan hidup dilakukan pengamatan jenis
kelamin berdasarkan morfologinya, pada ikan jantan warna pada sirip ekor lebih menonjol daripada
ikan betina dan ukuran lebih besar (Lubis, 2014).

Parameter yang diuji secara statistik adalah presentase ikan jantan dan tingkat kelangsungan
hidup menggunakan metode ANOVA pda taraf nyata 5%. Jika perlakuan memberikan pengaruh
berbeda nyata terhadap parameter yang di uji maka pengujian lebih lanjut menggunakan HRD dengan
level 5%.

HASIL

PEMBAHASAN

DAFTAR PUSTAKA

Apriyani, N. E., Setyaningrum, G. N., dan Susanto. 2019. Pengaruh Bacillus thuringiensis israelensis
Sebagai Laevasida Vektor Demam Berdarah Dengue (DBD) Terhadap Ikan Guppy (Poecilia
reticulata). Jurnal Penelitian Biologi. Vol. 6 (1): 927-935.

Eko Priyono, Muslim, Yulisman. 2013. MASKULINISASI IKAN GAPI (Poecilia reticulata)
MELALUI PERENDAMANINDUK BUNTING DALAM LARUTAN MADU DENGAN
LAMAPERENDAMAN BERBEDAMasculinitation of guppy (Poecilia reticulata) by dipping
Praktikum Reproduksi Ikan
Kelompok 9 A–Akuakultur
Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga 2021

pregnant guppy in honeysolution with different dipping time. Program Studi Budidaya Perairan
Fakultas PertanianUniversitas Sriwijaya, Indralaya

Finanta, A., Paryono, dan Mukhlis, A. 2020. Pengaruh Durasi Perendaman Ikan Guppy (Poecilia
reticulata) Dalam Air Kelapa (Cocos nucifera L) Terhadap Efektifitas Maskulinisasi. Jurnal
Perikanan. Vol. 10 (2): 175-182.

Lubis, M. Z. 2014. Bioakustik Stridulatory Gerak Ikan Guppy (Poecilia reticulata) Saat Proses
Aklimatisasi Kadar Garam. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Bogor. Pp 1-8.

Munti Sarida, Dieswan Dwi Putra, Heronimus Sandi Yudhistira Marsewi.2011. PRODUKSI
MONOSEKS GUPPY (Poecilia reticulata) JANTAN DENGAN PERENDAMAN INDUK
BUNTING DAN LARVA DALAM PROPOLIS BERBAGAI ARAS DOSIS. Budidaya Perairan,
Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Bandar Lampung

Nurlina, dan Zulfikar. 2016. Pengaruh Lama Perendaman Induk Ikan Guppy (Poecilia reticulata)
Dalam Madu Terhadap Nisbah Kelamin Jantan (Sex Reversal) Ikan Guppy. Acta Aquatica. Pp 75-
80.

Priyono, E., Muslim, dan Yulisman. 2013. Maskulinisasi Ikan Gapi (Poecilia reticulata) Melalui
Perendaman Induk Bunting dalam Larutan Madu Dengan Lama Perendaman Berbeda. Jurnal
Akuakultur Rawa Indonesia. Vol. 1 (1): 14-22.

Sulmartiwi, L., E. Ainurrohmah, danA. S. Mubarak. 2011. PengaruhKonsentrasi Air Kelapa Mudadan
Madu dalam Larutan NaClFisiologis terhadap Motilitasdan Lama Hidup Spermatozoa Ikan Patin
(Pangasiuspangasius). Jurnal IlmiahPerikanan dan Kelautan,3(1):67-71.

Anda mungkin juga menyukai