Anda di halaman 1dari 6

Nur Shabrina Hajarani / P27224018127 (31)

D4 Kebidanan Reg B Smt 7

THE EFFECT OF GINGER AND LEMON AROMATHERAPY ON NAUSEA AND


VOMITING AMONG PREGNANT WOMEN

Pengaruh Jahe dan Aromaterapi Lemon pada Nausea dan Mual Muntah pada Ibu Hamil

Latar Belakang

Mual muntah kehamilan (nausea dan vomiting of pregnancy/NVP) adalah keluhan yang
paling umum dari wanita selama kehamilan NVP berdampak pada kualitas hidup, social dan
kesejahteraan ibu hamil. Mual dan muntah, yang sering disebut sebagai "morning sickness"
dialami oleh 50-80% ibu hamil (Parisa, Farzaneh, Mahnaz &Hossein, 2014; Farzaneh,
Zohreh,Masoumeh, & Mahboobeh, 2013). Sekitar 2% wanita hamil melaporkan bahwa mual dan
muntah terjadi di pagi hari. Namun, hampir 80% dari wanita hamil mengatakan bahwa itu terjadi
sepanjang hari dengan ringan hingga sedang kriteria pada usia kehamilan 9 minggu dan menurun
sebelum minggu ke 14. Sebanyak 13% ibu hamil mengalami mual dan muntah sampai 20
minggu kehamilan (Mahmoud & Ahmed Ibrahim, 2013). Mual dan muntah saat hamil ditemukan
mengganggu fungsi kehidupan sehari-hari dari ibu hamil, termasuk merawat anak-anak (84%),
menurunkan produktivitas kerja (94%) dan kualitas hidup serta meningkatkan tingkat kecemasan
(Heitmann, 2017; Beyazit & Sahin, 2018).

Patofisiologinya proses mual dan muntah selama kehamilan tidak diketahui dengan jelas.
Beberapa pengobatan diberikan untuk mengobati gejala. Pengobatan diberikan sesuai dengan
keparahan dan variasi perubahan pola makan dan gaya hidup (Heitmann, Svendsen, Sporsheim,
& Holst, 2016). Sebanyak 34% wanita tidak mengonsumsi vitamin B6 dan 26% dari mereka
mengurangi dosis karena mereka takut akan efek samping dari obat yang digunakan selama
kehamilan. Sebagai Akibatnya, banyak ibu hamil lebih memilih untuk menggunakan pengobatan
nonfarmakologis untuk mengobati gejalanya. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa beberapa
non-farmakologis perawatan efektif untuk mengobati mual dan muntah kehamilan, termasuk
akupunktur, ekstrak jahe, mint dan lemon (Farzaneh et al., 2013; Ozgoli, Goli, & Simbar, 2009;
Heitmann Nordeng, & Holst, 2013; pasha, Behmanesh, Mohsenzadeh, Hajahmadi,
Moghadamnia, 2012).

Jahe adalah tanaman herbal milik Cardamon dan keluarga kunyit-kunyitan. Memiliki
aroma yang kuat dan tumbuh tersebar luas di Asia. Jahe digunakan untuk pengobatan dalam
berbagai kondisi seperti: mual, muntah, kehamilan, dan radang sendi (Giacosa et al., 2015; Lete
& Allue 2016). Secara farmakologi, jahe memiliki banyak senyawa kimia yang berfungsi sebagai
anti inflamasi, analgesic, anti-oksidan, dan stimulant kekebalan. Jahe juga nisa digunakan untuk
mengatasi ketidaknyamanan. Jahe juga dapat mengatur tingkat reseptor serotonin dalam
percernaan saluran. (Thomson, 2014; Gianoca at al., 2015).

Pengobatan non-farmakologis lainnya yang sering digunakan ibu hamil dan aman untuk
kehamilan yaitu minyak esensial lemon. Satu sampai dua tetes minyak esensial lemon yang
ditaruh dikapas atau didekat tempat tidur ternyata efektif untuk mengurangi mual dan muntah.
(Kim, Lee, Yang, & Hur, 2011; Pasha dkk., 2012). Sebanyak karena 40% wanita menggunakan
aroma lemon untuk mengobati mual dan 26,5% dari mereka melaporkannya efektif untuk
mengontrol gejala (Parisa et al., 2014; Mahmud & Ahmad Ibrahim, 2013).

Penelitian ini diharapkan akan menambahkan terapi berbasis evidence based practice
untuk meningkatkan kualitas hidup wanita selama kehamilan. Efektif, efisien, praktis dengan
biaya yang terjangkau dapat menjadi solusi yang tepat untuk masalah-masalah pada masa awal
kehamilan.

Metode

Metode penelitian ini menggunakan randomized control trial dengan sebanyak 90 ibu
hamil sebagai samplenya. Mereka dibagi menjadi tiga kelompok, jahe, lemon atau plasebo
(minyak almond). Kriteria sampel adalah ibu hamil dengan usia kehamilan maksimal 16
minggu, mengalami mual ringan sampai sedang, muntah, hamil tunggal, tidak memiliki penyakit
gastrointestinal, tidak memiliki riwayat pengobatan antiemetik dalam tiga minggu terakhir.

Prosedur dilakukan selama 7 hari. Responden mengisi kuesioner PUQE24 dari hari ke-1
sampai hari ke-7. Selama tiga hari pertama tidak diberikan intervensi apapun, tetapi diajarkan
pola makan yang dianjurkan untuk mengurangi mual dan muntah, seperti makan sedikit tapi
sering,
mengurangi makanan tinggikarbohidrat dan lemak, menghindari makanan yang merangsang
mual dan muntah, menghindari makanan yang digoreng dan pedas, menghindari minuman yang
mengandung gas, mulai makan sebelum lapar. Ibu hamil juga diminta untuk tidak merokok dan
makan biskuit saat bangun tidur. Semua saran dicatat dalam buku catatan harian. Setelah itu,
pada hari ke 4 sampai hari ke 7 semua kelompok (jahe, lemon, dan plasebo) mendapat perlakuan.
Minyak atsiri jahe dan lemon diencerkan dalam minyak almond untuk mendapatkan konsentrasi
akhir 10%. Kelompok plasebo hanya menerima minyak almond. Minyak dikemas dalam
bungkus yang sama dan diberi nomor 10 cc per botol. 7. Responden diminta untuk mengambil 2
tetes minyak atsiri dan dioleskan pada kapas kemudian dihirup selama maksimal 3-5 menit
sampai gejala berkurang. Peneliti melakukan kunjungan sebanyak 3 kali, pertama pada hari ke-1
saat memberikan penjelasan dan informed consent,kunjungan kedua pada hari ke-4 dan
kunjungan terakhir pada hari ke-8 untuk mengumpulkan kuesioner dan melakukan evaluasi

Hasil

Tabel 1 menunjukkan gambaran karakteristik responden, antara lain: usia responden, usia
kehamilan,pendidikan dan pekerjaan. Hasil menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rerata usia
responden dan usia kehamilan antar kelompok. Pekerjaan dan tingkat pendidikan juga tidak
berbeda antar kelompok. Tabel 2 menunjukkan distribusi skor PUQE sebelum dan sesudah
aromaterapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor PUQE antar
kelompok. Terdapat juga perbedaan penurunan skor PUQE sebelum dan sesudah perlakuan antar
kelompok. Skor PUQE pada hari 1-7 menunjukkan pada tabel 3 terdapat perbedaan durasi mual
muntah antar kelompok, kecuali hari ke 7. Frekuensi muntah kering tidak berbeda secara
signifikan antar kelompok,kecuali hari ke 7.

Diskusi

Penelitian ini menunjukkan bahwa aromaterapi jahe dapat menurunkan durasi mual
muntah, frekuensi mual muntah kering mulai hari ke 4 sampai dibandingkan dengan plasebo.
Farzaneh dkk.(2013) menemukan bahwa aromaterapi jahe mampu mengurangi mual dan muntah
sekitar 52% dan 48%. Persentase ini lebih rendah dibandingkan Ensiyeh (2009) yang
menemukan mampu mengurangi muntah hingga 82,8%. Aromaterapi dapat merangsang
fisiologis dan psikologis tanggapan. Saat menghirup aromaterapi, zat tersebut mengeluarkan
molekul, dan kemudian sel reseptor di hidung mengirimkan impuls langsung ke saraf penciuman
di otak. Impuls ini bereaksi dan melepaskan hormon yang merangsang, menenangkan, dan
meningkatkan suasana hati yang mengarah pada respons fisik dan psikologis yang lebih baik
(Pillitteri, 2010; Dvivedi, Dvivedi, Mahajan, Mittal, & Singhal, 2008)

Aromaterapi jahe ditemukan dapat mengurangi mual dan muntah hingga sekitar 43,6%.
Jahe memblokir reseptor serotonin dan menginduksi efek antiemetik dalam gastrointestinal dan
saraf pusat sistem (Wiraharja Heidy, Rustam, & Iskandar, 2011). Kondisi ini menjelaskan
mengapa jahe bisa mengurangi mual dan muntah pada kehamilan. Senyawa fitokimia jahe
seperti jaheaku, shogaol danzingerone memberikan farmakologi dan efek fisiologis seperti
antioksidan, anti-inflamasi, analgesik, anti-karsinogenik, tidak beracun, dan tidakmutagenik.
Oleoresin jahe mengandung lemak, lilin, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Oleoresin
memberikan aroma pedas yang berkisar antara 4%-7% dan merupakan sumber antioksidan (Kim
et al., 2011). Jahe juga mengandung minyak atsiri yang berfungsi sebagai anti inflamasi. Jahe
dapat mengurangi frekuensi mual dan muntah akibat peradangan yang berhubungan dengan
infeksi H. pylori. Terapi aroma lemon juga terbukti efektif mengurangi gejala mual dan muntah
di sekitar 39,6%. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa minyak atsiri lemon merupakan
alternatif pengobatan non-farmakologis yang efektif mengurangi mual dan muntah pada ibu
hamil (Parisa et al., 2014). Aromaterapi menggunakan peppermint ternyata tidak efektif untuk
mengatasi mual dan muntah. Ini mungkin karena jumlah sampel yang sedikit (Pasha et al., 2012).
Kelompok plasebo tidak efektif mengurangi mual dan muntah yang mengandung minyak
almond. Perubahan gejala mual pada kelompok plasebo bersifat subjektif dan berdasarkan
sugesti ibu hamil. Ketika ibu hamil menerima aromaterapi dari hari ke 4-7, tanggapan bervariasi.
Beberapa tidak menyukai baunya. Yang lain menyatakan bahwa aromanya kurang kuat tetapi
mengurangi mual. Keterbatasan penelitian ini adalah kondisi psikologis ibu hamil saat
menghirup aroma terapi tidak dipertimbangkan.

Kesimpulan

Aromaterapi menggunakan minyak esensial jahe dan lemon sama efektifnya dalam
mengobati mual dan muntah pada ibu hamil. Produk dapat digunakan untuk meminimalkan
keparahan tingkat mual. Bidan dapat menggunakan jenis terapi ini untuk mengobati NVP
(Nausea and Vomiting of Pregnancy).
Analisis Jurnal Menggunakan PICO

Masalah : Apakah terdapat pengaruh penggunaan aromaterapi jahe dan aromaterapi lemon dalam
mengatasi mual muntah pada ibu hamil?

Analisis PICO

Problem

Sebanyak 90 ibu hamil dengan usia kehamilan maksimal 16 minggu, mengalami mual ringan
sampai sedang, muntah, hamil tunggal, tidak memiliki penyakit gastrointestinal, tidak memiliki
riwayat pengobatan antiemetik dalam tiga minggu terakhir.

Intervention

Intervensi yang diberikan adalah pemberian aromaterapi jahe dan lemon.

Comparison

Tidak ada jurnal pembanding

Outcome

Hasil analisa : Hasil menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rerata usia responden dan usia
kehamilan antar kelompok. Pekerjaan dan tingkat pendidikan juga tidak berbeda antar kelompok.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor PUQE antar kelompok. Terdapat
juga perbedaan penurunan skor PUQE sebelum dan sesudah perlakuan antar kelompok. Skor
PUQE pada hari 1-7 menunjukkan terdapat perbedaan durasi mual muntah antar kelompok,
kecuali hari ke 7. Frekuensi muntah kering tidak berbeda secara signifikan antar
kelompok,kecuali hari ke 7.

Sample : Kelompok sample terdiri dari 90 ibu hamil dengan usia kehamilan maksimal 16
minggu.

Kelebihan Jurnal:

1. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami, tidak banyak menggunakan bahasa ilmiah.
2. Penggunaan tanda baca yang tepat dan sesuai
3. Kata-kata yang digunakan dalam jurnal bersifat baku dan sesuai EYD.
4. Menyertakan daftar pustaka.

Kelemahan Jurnal:

1. Kondisi psikis ibu tidak terlalu dipertimbangkan.

Anda mungkin juga menyukai