Dengan penuh kerendahan hati penulis panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa,karena atas berkat rahmatNya dan bimbinganNya penulis dapat menyelesaikan
tugas pembuatan program kerja bimbingan dan konseling yang akan dijadikan pedoman bagi
pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 1 Kesamben, sehingga
diharapkan program ini dapat berhasil untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
yang dalam hal ini adalah out put peserta didik.
Dalam setiap satuan pendidikan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang
tidak bisa dipisahkan dalam setiap kegiatan belajar,karena memiliki peranan yang sangat
penting untuk memberikan layanan yang prima bagi segenap peserta didik memerlukan
bantuan untuk mengatasi setiap permasalahan yang dihadapi peserta didik dalam proses
pembelajaran.
Agar kegiatan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 1 Kesamben dapat berjalan
secara efektif dan efisien, maka perlu landasan pacu yang baik untuk mencapai keberhasilan
dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling tersebut, untuk itulah penulis menyadari
perlunya program kerja bimbingan dan konseling, maka sedikit demi sedikit penulis
menyusun program kerja ini dari awal hingga terselesaikannya program ini secara
keseluruhan.
Segenap personal sekolah lainnya, terutama kepala sekolah, guru mata pelajaran dan
wali kelas diharapkan dapat bekerjasama untuk membantu kelancaran tugas–tugas guru
bimbingan dan konseling sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.
Sebagai manusia biasa penulis tentu memiliki banyak kekurangan dan keterbatasan
pengetahuan dalam menyusun program ini, sehingga penulis menyadari bahwa program ini
masih jauh dari kesempurnaan, sebagai upaya penyempurnaan program bimbingan dan
konseling ini, maka penulis secara terbuka menerima saran dan masukan dari semua pihak
demi perbaikan program bimbingan dan konseling ini.
Tak lupa penulis ucapkan banyak-banyak terima kasih kepeda semua pihak yang telah
membantu memberikan data,masukan dan saran dalam kaitannya dengan penyusunan program
kegiatan bimbingan dan konseling ini
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. LANDASAN REGULASI
2. LANDASAN KEILMUAN
3. LANDASAN FILOSOFIS
4. LANDASAN PSIKOLOGIS
5. LANDASAN SOSIAL BUDAYA
6. LANDASAN RELEGIUS
7. LANDASAN PEDAGOGIK
B. DASAR HUKUM BIMBINGAN DAN KONSELING
C. TUJUAN
D. MANFAAT
E. UNSUR-UNSUR PENYUSUNAN PROGRAM
1. VISI SEKOLAH
2. MISI SEKOLAH
B. TUJUAN KHUSUS
C. PERMASALAHAN
D. RENCANA KEGIATAN DAN OPERASIONAL
E. BIDANG BIMBINGAN
F. FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING
G. JENIS-JENIS LAYANAN
H. KEGIATAN PENDUKUNG
I. FORMAT KEGIATAN
1. PROGRAM HARIAN
2. PROGRAM MINGGUAN
3. PROGRAM BULANAN
4. PROGRAM SEMESTERAN
5. PROGRAM TAHUNAN
B. PENYUSUNAN PROGRAM
E. TAHAP-TAHAP PENILAIAN
F. PENJADWALAN
G. PENGAWASAN KEGIATAN
I. TINDAK LANJUT
J. LAPORAN
K. ANGGARAN
BAB IV PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. LANDASAN REGULASI
2. LANDASAN KEILMUAN
Adapun pengertian dari bimbingan dan konseling itu sendiri merupakan terjemahan
dari guidance and counseling dalam bahasa inggris, secara harfiyah istilah guidance itu
diambil dari akar kata guide yang berarti .
1. Mengarahkan (to direct).
2. Memandu (to pilot )
3. Mengelola (to manage)
4. Menyetir (to steer)
dan dapat bertindak secara wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan
sekolah,keluarga,masyarakat dan kehidupan pada umumnya. Dengan demikian dian
akan dapat menikmati kebahagiaan hidupnya,dan dapt memberikan sumbangan yang
berarti pada kehidupan masyarakat pada umumnya sehingga bimbingan dapat
membantu individu untuk mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk
sosial.
Bimbingan merupakan “helping” yang identik dengan “aiding assisting, atau availing”
yang berarti bantuan atau pertolongan. Makna bantuan dalam bimbingan menunjukan
bahwa yang aktif dalam mengembangkan diri, mengatasi masalah atau mengambil
keputusan adalah individu atau peserta didik sendiri. Dalam proses bimbingan
pembimbing tidak memaksakan kehendaknya sendiri,tetapi berperan sebagai fasilitator.
Istilah bantuan dalam bimbingan dapat juga dimaknai sebagai upaya untuk(a)
menciptakan lingkungan(fisik,psikis,sosial,dan spiritual) yang kondusif bagi
perkembangan siswa,(b) memberikan dorongan dan semangat,(c)mengembangkan
keberanian bertindak dan bertanggung jawab,dan (d) mengembangkan kemampuan
untuk memperbaiki dan mengubah prilakunya sendiri. Individu yang dibantu adalah
individu yang sedang berkembang dengan segala keunikannya. Bantuan dalam
bimbngan diberikan dengan pertimbangan keragaman dan keunikan individu tidak ada
teknik pemberian bantuan yang berlaku umum bagi setiap individu. Teknik bantuan
seyogyanya disesuaikan dengan pengalaman,kebutuhan,dan masalah individu. Untuk
membimbing individu diperlukan pemahaman yang komprehensif tentang karakteristik
kebutuhan,atau masalah individu.tujuan bimbingan adalah perkembangan optimal,yaitu
perkembangan yang sesuai dengan potensi dan sistem nilai tentang kehidupan yang baik
dan benar. Perkembangan optimal bulanlah semata-mata pencapaian tingkan
kemampuan intelektual yang tinggi, yang ditandai dengan penguasaan pengetahuan dan
keterampilan, melainkan suatu kondisi dinamik dimana individu (1) mampu mengenal
dan memahami diri (2) berani menerima kenyataan diri secara objektif (3) mengarahkan
diri sesuai dengan kemampuan, kesempatan, dan sistem nilai (4) melakukan pilihan dan
mengambil keputusan atas tanggung jawab sendiri. Diketahui sebagai kondisi dinamik,
karena kemampuan yyang disebutkan diatas akan berkembang terus dan hal ini terjadi
karena individu berada didalam lingkungan yang terus berubah dan berkembang.
Dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling ada bebrapa prinsip dasar yang
dipandang sebgai pondasi dalam memberikan layanan. Prinsip ini berasal dari konsep-
konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar dalam pemberian layanan
bantuan atau bimbingan baik di sekolah maupun diluar sekolah. Prinsip-prinsip tersebut
adalah :
j. Keahlian, yaitu menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana
bimbingan dan konseling hendaklah tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang
bimbingan dan konseling. Keprofesionalan konselor harus terwujud baik dalam
penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling maupun
dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
k. Alih tangan kasus, yaitu menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu
menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas
suatu permasalahan peserta didik(konseli) mengalih tangankan permasalahan itu
kepada pihak yang lebih ahli. Konselor dapat menerima alih tangan kasus dari
orang tua,guru-guru lain,atau ahli lain: dan demikian pula konselor dapat mengalih
tangankan kasus kepada guru mata pelajaran/praktik dan lain-lain.
l. Tut wuru handayani, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana
yang mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan,
memberikan rangsangan dan dorongan serta kesempatan yang seluas-luasnya
kepada peserta didik(konseli) untuk maju demikian juga segenap layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan hendaknya disertai dan
sekaligus dapat membangun suasana pengayoman, keteladanan dan dorongan
seperti itu.
4) Bidang Bimbingan
i. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain
dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan
dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
3. LANDASAN FILOSOFIS
John J. Pietrofesa et.al. (1980.30.31) mengemukakan bahwa terdapat beberapa
prinsip yang terkait dengan landasan filosofis dalam bimbingan dan konseling
yaitu,
1. Objective viewing, dalam hal ini konselor membantu klien agar memperoleh
perspektif tentang masalah khusus yang dihadapinya, dan membantunya untuk
menilai atau mengkaji berbagai alternatif atau strategi kegiatan yang
menungkinkan klien mampu merespon interes, minat atau keinginannya secara
konsruktif. Seseorang akan berada dalam dilema apabila dia merasa tidak
memiliki pilihan . melalui bimbingan seseorang akan dapat menggali atau
menemukan potensi dirinya dan kemampuan untuk beadaptasi dengan
peristiwa-peristiwa kehidupan baru yang dialaminya.
2. The counselor must have the best interest of the client at heart. Dalam hal ini
konselor harus merasa puas dalam membantu klien dalam mengatasi
masalahnya.
4. LANDASAN PSIKOLOGIS
Landasan psikologis merupakan orientasi layanan bimbingan dan konseling yang
menitik beratkan pada aspek kejiwaan dengan menerima segala keunikannya masing-
masing, sehingga proses layanan yang terjadi dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a) Masing- masing individu memiliki karakteristik pribadi yang unik. Dalam arti
terdapat perbedaan individual diantara mereka seperti yang menyangkut aspek
kecerdasan,emosi,sosialitas, sikap, kebiasaan dan penyesuaian diri.
6. LANDASAN RELEGIUS
Landasan religius adalah merupakan landasan yang didasarkan pada pandangan bahwa
hakikat manusia yang merupakan homo religius atau mahluk beragama, yaitu mahluk
yang mempunyai fitrah untuk memahami dan menerima nilai-nilai kebenaran yang
bersumber dari agama, serta sekaligus menjadikan agama itu sebagai referensi sikap dan
prilakunya. Dapat juga dikatakan bahwa manusia adalah mahluk yang mempunyai motif
beragama, rasa keagamaan, dan kemampuan serta memahami serta mengamalkan nilai-
nilai agama, kefitrahannya inilah yang membedakan dirinya dengan
hewan dan juga yang mengangkat harkat dan martabatnya atau kemiliaannya disisi
Tuhan. Adapun alasan yang menjadikan agama sebagai landasan bimbingan dan
konseling adalah;
a) Agama merupakan pedoman hidup bagi manusia dalam rangka mencari
kebahagiaan yang hakiki di dunia ini dan di akhirat kelak. Karena agama sebagai
pedoman hidup, maka dalam semua kegiatan kehidupan manusia harus merujuk
kepada nilai-nilai agama.
b) Manusia adalah makhluk yang mempunyai fitrah beragama (homo religius) yang
berpotensi untuk dapt memahami dan mengamalkan nilai-nilai agama.
c) Hakikat manusia adalah makhluk Alloh yang berfungsi sebagai hamba dan
khalifahnya. Sebagai hamba, manusia mempunyai tugas suci untuk beribadah
kepadanya. Sebagai khalifah, manusia mempunyai kewajiban atau amanah untuk
menciptakan dan menata kehidupan yang bermakna bagi kesejahteraan hidup
bersama (rahmatan lil alamiin).
d) Berdasarkan pendapat para ahli dan temuan-temuan hasil penelitian menunjukkan
bahwa agama sangat berperan ( berkontribusi sangat signifikan) terhadap
pencerahan diri dan kesehatan mental individu. Bertitik tolak dari hal ini maka
pengintegrasian atau penerapan nilai-nilai agama dalam layanan bimbingan dan
konseling merupakan suatu keniscayaan yang harus ditumbuh kembangkan.
e) Agar penerapan nilai-nilai agama dalam layanan bimbingan dan konseling
berlangsung secara baik, maka konselor dipersyaratkan untuk memiliki pemahaman
dan pengamalan agama yang dianutnya dan menghormati agama konseli.
7. LANDASAN PEDAGOGIK
Dewey (1958:62) menekankan bahwa pendidikan itu merupakan suatu proses
pertumbuhan (growth). Dalam hal ini dia menulis: Karena pertumbuhan merupakan ciri
khas dari kehidupan, maka pendidikan menjadi satu dengan pertumbuhan, tanpa akhir.
Tolok ukur mutu pendidikan di sekoplah adalah sampai dimana sekolah itu dapat
menciptakan suasana untuk pertumbuhan dan menyajikan cara-cara untuk membuat
pertumbuhan itu terlaksana dengan baik.
B. DASAR HUKUM
C. TUJUAN
D. MANFAAT
Program bimbingan konseling yang baik akan membawa manfaat kepada peserta didik.
Adapun manfaat program bimbingan konseling :
1. Memungkinkan Guru BK untuk menghemat waktu, usaha, biaya, dengan
menghindarkan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi, dan usaha coba-coba
yang tidak menguntungkan.
2. Siswa asuh akan menerima pelayanan bimbingan dan konseling secara seimbang dan
menyeluruh, baik dalam hal kesempatan, bidang bimbingan dan jenis-jenis layanan
bimbingan yang diperlukan.
3. Setiap Guru BK mengetahui peranannya masing-masing dan mengetahui pula
bilamana dan dimana harus bertindak, dalam pada itu Guru BK akan menghayati
pengalaman yang sangat berguna untuk kemajuannya sendiri dan untuk kepentingan
siswa-siswa asuhnya.
2. MISI
1) Mewujudkan pengembangan kurikulum yang adaptif dan
proaktif
2) Mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien
3). Mewujudkan lulusan yang cerdas, terampil dan kompetitif
4). Mewujudkan sumber daya manusia pendidikan yang mampu dan tangguh
5). Mewujudkan sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan standart Nasional
Pendikaan
6). Mewujudkan kelembagaan dan manajemen sekolah yang tangguh
7). Mewujudkan pengembangan standart penilaian
B. TUJUAN KHUSUS
1. Siswa mempunyai rasa keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Siswa memahami dan dapat menyikapi perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada
dirinya
3. Siswa mempunyai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya sebagai pria dan
wanita serta kematangan sosial
4. Siswa berkepribadian santun sesuai dengan nilai yang ada di masyarakat
5. Siswa memahami kemampuan, bakat dan minat yang dimiliki serta
mengembangkannya
6. Siswa mempunyai gambaran tentang studi lanjut dan pengetahuan yang harus
dikembangkan
7. Siswa mempunyai kesadaran tanggung jawab intelektual yang tinggi
8. Siswa mampu mengembangkan dirinya dengan berbudi pekerti luhur sebagai
pribadi, anggota masayarakat dan warga Negara.
C. PERMASALAHAN
1. Kendala-kendala yang muncul dan belum tuntas tahun lalu
Ada beberapa kendala yang muncul dan belum tuntas dalam pelaksanaan program
BK pada tahun yang lalu, antara lain:
1. Layanan Data
Dari data yang masuk dapat diolah dalam bentuk grafis, sosiogram dan lain-lain
2. Layanan Konseling
Dari layanan konseling 80% klien menunjukkan perubahan tingkah laku yang
positif
Program BK yang kami rencanakan untuk tahun pelajaran 2013/2014 adalah sebagai
berikut:
1. PERSIAPAN
a. Penyusunan program
b. Pembagian tugas guru BK
c. Konsultasi program kegiatan BK
Bila kegiatan BK sudah tersusun maka langkah-langkah berikutnya konsultasi
dengan kepala sekolah untuk mendapatkan pengarahan dan persetujuan program.
d. Penyediaan fasilitas BK
2) Pembenahan dan pengadaan alat-alat administrasi BK
3) Buku piket BK
4) Buku lembar siswa
F. FUNGSI LAYANAN
a. Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri dan
lingkungannya.
G. JENIS-JENIS LAYANAN
a. Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik
memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-obyek
yang dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran
peserta didik di lingkungan yang baru.
b. Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik
menerima danmemahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan
pendidikan lanjutan.
c. Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang
membantu peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam
kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan kegiatan
ekstra kurikuler.
d. Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu
peserta didik menguasai konten tertentu, terumata kompetensi dan atau kebiasaan
yang berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
e. Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu
peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya.
f. Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu
peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan
belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu
melalui dinamika kelompok.
H. Kegiatan Pendukung
a. Aplikasi Instrumentasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri peserta didik
dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes.
b. Himpunan Data, yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan
pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematis,
komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia.
d. Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan komitmen bagi
terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan dengan orang tua dan atau
keluarganya.
f. Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah peserta
didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya.
I. FORMAT KEGIATAN
a. Individual, yaitu format kegiatan konseling yang melayani peserta didik secara
perorangan.
b. Kelompok, yaitu format kegiatan konseling yang melayani sejumlah peserta didik
melalui suasana dinamika kelompok.
c. Klasikal, yaitu format kegiatan konseling yang melayani sejumlah peserta didik
dalam satu kelas.
d. Lapangan, yaitu format kegiatan konseling yang melayani seorang atau sejumlah
peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan.
Pendekatan Khusus, yaitu format kegiatan konseling yang melayani kepentingan peserta
didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak yang dapat memberikan kemudahan.
BAB III
Program bimbingan dan konseling yang perlu dibuat guru pembimbing guna
merencanakan kegiatan bimbingan antara lain:
1. Program harian, yaitu program yang langsung diadakan pada hari-hari tertentu dalam
satu minggu.
2. Program mingguan, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk kurun
waktu satu minggu tertentu dalam satu bulan.
3. Program bulanan, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk kurun
waktu satu bulan tertentu dalam satu catur wulan.
4. Program semester, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk kurun
waktu satu semester tertentu dalam satu tahun ajaran.
5. Program Tahunan, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk kurun
waktu satu tahun tertentu dalam satu jenjang sekolah.
Kelima jenis program tersebut satu sama lain saring terkait. Program tahunan
didalamnya meliputi program semester, program semester didalamnya meliputi program
bulanan, program bulanan didalam meliputi agenda mingguan, dan agenda mingguan
didalamnya meliputi agenda harian. Agenda harian ini merupakan jabaran dari agenda
mingguan guru pembimbing pada kelas yang diasuhnya. Agenda ini dibuat secara tertulis
pada buku agenda yang berupa satuan layanan dan atau satuan pendukung. lebih jelasnya
lihat di lampiran.
B. Penyusunan Program
1. Satu kali kegiatan layanan atau kegiatan pendukung konseling berbobot ekuivalen 2
(dua) jam pembelajaran.
2. Tujuan Penilaian
Untuk mengetahui keberhasilan layanan dilakukan penilaian. Dengan penilaian ini
dapat diketahui apakah layanan tersebut efektif dan membawa dampak positif
terhadap siswa yang mendapatkan layanan. Penilaian ditujukan kepada perolehan
siswa yang menjalani layanan. Perolehan ini diorientasikan pada :
E. Tahap-tahap penilaian
Tahap penilaian bimbingan dan konseling dibagi dalam tiga tahap, yaitu:
1. . Penilaian segera (LAISEG), yaitu penilaian pada akhir setiap jenis layanan dan
kegiatan pendukung konseling untuk mengetahui perolehan peserta didik yang
dilayani.
2. . Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu
minggu sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis layanan dan atau kegiatan
pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui dampak layanan/kegiatan
terhadap peserta didik.
Hasil kegiatan pelayanan konseling secara keseluruhan dalam satu semester untuk setiap
peserta didik dilaporkan secara kualitatif.
F. Penjadwalan
Program bimbingan dapat dilaksanakan dalam bentuk (1) kontak langsung, dan (2) tanpa
kontak langsung dengan siswa. Untuk kegiatan kontak langsung yang dilakukan secara
klasikal di kelas perlu dialokasikan waktu terjadwal 1–2 jam pelajaran per-kelas per-
minggu. Sementara kegiatan langsung yang dilakukan secara individual dan kelompok
dapat dilakukan di ruang bimbingan, dengan menggunakan jadwal di luar jam pelajaran.
Adapun kegiatan bimbingan tanpa kontak langsung dengan siswa dapat dilaksanakan
melalui tulisan (seperti buku-buku, brosur, atau majalah dinding),
kunjungan rumah (home visit), konferensi kasus (case conference), dan alih tangan
(referral )
G. Pengawasan Kegiatan
(LIHAT Lampiran)
I. TINDAK LANJUT
Dari evaluasi program akan diketahui program mana yang sudah dan belum dilaksanakan.
Program yang belum dilksanakan akan dicarikan solusinya agar dapat dilaksanakan.
J. LAPORAN
K. ANGGARAN
Kesimpulan
Dalam pelaksanaan program yang ada pada layanan bimbingan dan konseling diharapkan
partisipasi dan dukungan pihak yang terkait antara lain :
1. Pihak sekolah, bantuan dan dukungan material dan spritual demi tercapainya
suasana pendidikan yang menyenangkan.
2. Guru dan wali kelas dapat kontribusi dalam penanganan membantu permasalahan
yang dialami oleh siswa.
3. Tenaga kependidikan yang ada di sekolah agar turut berperan serta dalam
pelaksanaan dibidang administrasi yang dibutuhkan.
4. Peran serta siswa dan seluruh unsur-unsur yang ada disekolah agar dapat
memahami dan menempatkan pungsi bimbingan konseling secara nyata, ikhlas dan
penuh rasa tanggung jawab.