Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN

PERAN BIDAN SEBAGAI MOTIVATOR

NAMA DOSEN : MUGIATI, SKM, M.Kes

PENYUSUN :
Nama : Rr. DIAN PERMATA PUTRI
NIM : 1915401145
Kelas : Reguler 3 Tingkat II

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN TANJUNGKARANG


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam pembelajaran.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isinya sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Bandar lampung, 17 Januari 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 2

1.3 Tujuan .......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Peran Bidan Sebagai Motivator ................................................... 3

2.2 Kategori Tugas Bidan Sebagai Motivator .................................... 3

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................... 13

3.2 Saran ......................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tuntutan berat terhadap tugas bidan adalah selalu berhadapan dengan
sasaran dan target pelayanan kebidanan, KB dan pelayanan kesehatan
masyarakat dengan memperkuat kepercayaan, sikap, ilmu pengetahuan, dan
sejumlah keahlian yang telah diterima dan berguna bagi masyarakat.
Konsekuensi logis dari semua itu karena kepercayaan, sikap, ilmu
pengetahuan, dan keahlian yang bermanfaat dan diterima oleh sebuah
masyarakat itu senantiasa berubah. Maka untuk menghadapi masyarakat
seperti itu seorang bidan harus bisa mempersiapkan segenap kemampuan dan
keahliannya untuk menghadapi segala bentuk perubahan. Proses dinamika
masyarakat itulah yang menyebabkan bidan dapat menjadi agen pembaharu
yang mengambil peran besar, dan peran ini akan dapat dimainkan oleh bidan
jika atasannya memang mendayagunakannya secara optimal. Masalah
ketenagaan atau bidan merupakan masalah besar yang dihadapi para
pemimpin instansi pelayanan kesehatan apalagi jika kaitannya terhadap
kebutuhan untuk mengembangkan sumber daya manusia itu (bidan) terutama
pada saat bertugas di desa padalingkungan yang memiliki kebudayaan yang
sangat beragam(Wahyuni, 1996 ; 158). Tantangan besar ini umumnya tidak
akan bisa dijawab oleh Kepala Puskesmas yang seringkali hanya banyak
melontarkan wacana retorik, sebaliknya tidak membuktikan diri memiliki
kemampuan kerja profesional (Gerbang, 2004 ; 47)
Peranan bidan yang tampak nyata adalah sebagai role model masyarakat,
sebagai anggota masyarakat, advocatoar motivator, educator dan
motivator,fasilitator, tentunya kompetensi seperti ini yang akan dikembangkan
lebih lanjut melalui pendidikan dan pelatihan bagi para bidan. Peranan yang
harus di lihat sebagai “main idea” untuk membentuk sebuah peradaban dan
tatanan seebuah pelayanan kesehatan. Tuntutan professional diseimbangkan
dengan kesejahteraan bidan daerah terpencil. Pemerintah telah mencanangkan
mengangkat bidan sebagai PNS. Suatu langkah aktif dalam rangka
menyongsong peningkatan pelayanan di daerah terpencil.

1
Peran bidan mengacu pada keputusan Menkes RI no.
900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktik bidan. Bidan dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat, khususnya ibu hamil, melahirkan
dan senantiasa berupaya mempersiapkan ibu hamil sejak kontak pertama saat
pemeriksaan kehamilan memberikan penyuluhan tentang manfaat pemberian
ASI secara berkesinambungan sehingga ibu hamil memahami dan siap
menyusui anaknya dan juga bidan dapat memberikan informasi tentang KB
yang sesuai terhadap masing-masing individu dalam masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan peran bidan sebagai motivator?
2. Apa saja kategori tugas bidan sebagai motivator?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaskud dengan peran bidan sebagai
motivator
2. Untuk mengetahui kategori tugas bidan sebagai motivator

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Peran bidan sebagai motivator


Memberikan motivasi, arahan, bimbingan dan meningkatkan kesadaran
pihak yang dimotivasi (dukun, kader kesehatan, masyarakat) untuk tumbuh
kembang kearah pencapaian tujuan yang diinginkan. Bidan ingin memotivasi
dukun, kader kesehatan, masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat terutama KIA/KB.
Upaya yang di lakukan bidan sebagai pendamping adalah menyadarkan
dan mendorong kelompok untuk mengenali potensi dan masalah, dan dapat
mengembangkan potensinya untuk memecahkan masalah itu

2.2 Kategori tugas bidan sebagai motivator


Sebagai motivator, bidan memiliki tiga kategori tugas, yaitu tugas mandiri,
tugas kolaborasi, dan tugas ketergantungan.
1. Tugas mandiri
Tugas-tugas mandiri bidan, yaitu:
1) Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang
diberikan, mencakup:
a. Mengkaji status kesehatan untuk memenuhi kebutuhan asuhan
klien.
b. Menentukan diagnosis.
c. Menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah yang dihadapi.
d. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
e. Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan.
f. Membuat rencana tindak lanjut kegiatan/tindakan.
g. Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan/tindakan.

2) Memberi pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan dengan


melibatkan mereka sebagai klien, mencakup:
a. Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan anak remaja dan wanita
dalam masa pranikah.

3
b. Menentukan diagnosis dan kebutuhan pelayanan dasar.
c. Menyusun rencana tindakan/layanan sebagai prioritas mendasar
bersama klien.
d. Melaksanakan tindakan/layanan sesuai dengan rencana.
e. Mengevaluasi hasil tindakan/layanan yang telah diberikan bersama
klien.
f. Membuat rencana tindak lanjut tindakan/layanan bersama klien.
g. Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan.

3) Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal,


mencakup:
a. Mengkaji status kesehatan klien yang dalam keadaan hamil.
b. Menentukan diagnosis kebidanan dan kebutuhan kesehatan klien.
c. Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai dengan
prioritas masalah.
d. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah
disusun.
e. Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan bersama klien.
f. Membuat rencana tindak lanjut asuhan yang telah diberikan
bersama klien.
g. Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien,
h. Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan yang telah
diberikan.

4) Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinar


dengan melibatkan klien/keluarga, mencakup:
a. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada klien dalam masa
persalinan.
b. Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan dalam
masa persalinan.
c. Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai dengar
prioritas masalah.

4
d. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah
disusun.
e. Mengevaluasi asuhan yang telah diberikan bersama klien.
f. Membuat rencana tindakan pada ibu selama masa persalinan sesuai
dengan prioriras.
g. Membuat asuhan kebidanan.

5) Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, mencakup:


a. Mengkaji status keselhatan bayi baru lahir dengan melibatkan
keluarga.
b. Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi
baru lahir.
c. Menyusun rencana asuhan kebidanan sesuai prioritas.
d. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah
dibuat.
e. Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan.
f. Membuat rencana tindak lanjut.
g. Membuat rencana pencatatan dan pelaporan asuhan yang telah
diberikan.

6) Memberi asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan


melibatkan klien/keluarga, mencakup:
a. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas.
b. Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan pada masa
nifas.
c. Menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarkan prioritas
masalah.
d. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana.
e. Mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan yang telah
diberikan.
f. Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien.

5
7) Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang
membutuhkan pelayanan keluarga berencana, mencakup:
a. Mengkaji kebutuhan pelayanan keluarga berencana pada pus
(pasangan usia subur)
b. Menentukan diagnosis dan kebutuhan pelayanan.
c. Menyusun rencana pelayanan KB sesuai prioritas masalah bersama
klien.
d. Melaksanakan asuhan sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
e. Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan.
f. Membuat rencana tindak lanjut pelayanan bersama klien.
g. Membuat pencatatan dan laporan.

8) Memberi asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem


reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium serta menopause,
mencakup:
a. Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan asuhan klien.
b. Menentukan diagnosis, prognosis, prioritas, dan kebutuhan asuhan.
c. Menyusun rencana asuhan sesuai prioritas masalah bersama klien.
d. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana.
e. Mengevaluasi bersama klien hasil asuhan kebidanan yang telah
diberikan.
f. Membuat rencana tindak lanjut bersama klien.
g. Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan.

9) Memberi asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan


keluarga, mencakup:
a. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan sesuai dengan tumbuh
kembang bayi/balita.
b. Menentukan diagnosis dan prioritas masalah.
c. Menyusun rencana asuhan sesuai dengan rencana.
d. Melaksanakan asuhan sesuai dengan prioritas masalah.
e. Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan.

6
f. Membuat rencana tindak lanjut.
g. Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan.

2. Tugas Kolaborasi
Tugas-tugas kolaborasi (kerja sama) bidan, yaitu:
1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan
sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
mencakup:
a. Mengkaji masalah yang berkaitan dengan komplikasi dan kondisi
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas kegawatdaruratan
yang memerlukan tindakan kolaborasi.
c. Merencanakan tindakan sesuai dengan prioriras kegawatdaruratan
dan hasil kolaborasi serta berkerjasama dengan klien.
d. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana dan dengan
melibatkan klien.
e. Mengevaluasi hasil tindakan yang telah diberikan.
f. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.
g. Membuat pencatatan dan pelaporan.

2) Memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan risiko tinggi dan
pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang memerlukan
tindakan kolaborasi, mencakup:
a. Mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus risiko tinggi dan keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
b. Menentukam diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan
faktor risiko serta keadaan kegawatdaruratan pada kasus risiko
tinggi.
c. Menyusun rencana asuhan dan tindakan pertolongan pertama
sesuai dengn prioritas

7
d. Melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus ibu hamil dengan
risiko tinggi dan memberi pertolongan pertama sesuai dengan
prioritas.
e. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama.
f. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.
g. Membuat pencatatan dan pelaporan.

3) Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan


resiko tinggi serta keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan
pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan
klien dan keluarga, mencakup:
a. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa
persalinan dengan risiko tinggi dan keadaan kegawatdaruratan
yang memerlukan tindakan kolaborasi.
b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan
faktor risiko dan keadaan kegawatdaruratan
c. Menyusun rrencana asuhan kebidanan pada i6tl dalam masa
persalinan dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama sesuai
dengan prioritas.
d. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan
dengan risiko tinggi dan memberi pertolongan pertama sesuai
dengan priositas.
e. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama
pada ibu hamil dengan risiko tinggi.
f. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.
g. Membuat pencatatan dan pelaporan.

4) Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan risiko
tinggi serta pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan
yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga,
mencakup:

8
a. Mengkaji kebutuhan asuhan pada ibu dalam masa nifas dengan
risiko tinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan
tindakan kolaborasi.
b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan
faktor risiko serta keadaan kegawatdaruratan.
c. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas
dengan risiko tinggi dan pertolongan pertarna sesuai dengan
prioritas.
d. Melaksanakan asuhan kebidanan dengan risiko tinggi dan memberi
pertolongan pertama sesuai dengan rencana.
e. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama.
f. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.
g. Membuat pencatatan dan pelaporan.

5) Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan risiko tinggi
dan pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruraran yang
memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga,
mencakup:
a. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir de
ngan risiko tinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi.
b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan
Faktor risiko serta keadaan kegawatdaruratan.
c. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
risiko tinggi dan memerlukan pertolongan pertama sesuai dengan
prioritas.
d. Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan risiko
tinggi dan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.
e. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama.
f. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.
g. Membuat pencatatan dan pelaporan.

9
6) Memberi asuhan kebidanan pada balita dengan risiko cinggi serta
pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi betsamut klien dan keluarga,
mencakup:
a. Mengkaji kebutuhan asuhan pada balita dengan risiko tinggi dan
keadaan kegawatdaruratan yang nemerlukan tindakan kolaborasi.
b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioricas sesuai dengan
faktor risiko serta keadaan kegawatdaruratan.
c. Menyvsun rencana asuhan kebidanan pada balita dengan risiko
tinggi dan memerlukan pertolongan pertama sesuai dengan
prioritas.
d. Melaksanakan asuhan kebidanan pada balita dengan risiko tinggi
dan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.
e. Mengevaluasi hasil asuhan kebidaman dan pertolongan pertama.
f. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.
g. Membuat pencatatan dan pelaporan.

3. Tugas ketergantungan
Tugas-tugas ketergantungan (merujuk) bidan, yaitu:
1) Menerapkan manajamen kebidanan ,pada setiap asuhan kebidanan
sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dan keluarga, mencakup:
a. Mengkaji kebutuhan asuhan kebndanan yang memerlukan tindakan
di luar lingkup kewenangan bidan dan memerlukan rujukan.
b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas serta
sumbersumber dan fasilitas untuk kebmuuhan intervensi lebih
lanjut bersama klien/keluarga.
c. Merujuk klien uncuk keperluan iintervensi lebih lanjuc kepada
petugas/inscitusi pelayanan kesehaatan yang berwenang dengan
dokumentasi yang lengkap.
d. Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan
seluruh kejadian dan incervensi.

10
2) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada kasus
kehamilan dengan risiko tinggi serta kegawatdaruratan, mencakup:
a. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan
rujukan.
b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas.
c. Memberi pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan
rujukan.
d. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan.
e. Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada
petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang.
f. Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan
seluruh kejadian dan intervensi.

3) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta rujukan pada


masa persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan
keluarga, mencakup:
a. Mengkaji adanya penyulit dan kondisi kegawatdaruratan pada ibu
dalam persalinan yang memerlukan konsultasi dan rujukan.
b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas.
c. Memberi pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan
rujukan.
d. Merujuk klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada
petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang.
e. Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikae
seluruh kejadian dan intervensi.

4) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu


dalam masa nifas yang disertai penyulit tertentu dan kegawatdaruratan
dengan melibatkan klien dan keluarga, mencakup:
a. Mengkaji adanya penyulit dan kondisi kegawatdaruratan pada ibu
dalam masa nifas yang memerlukan konsultasi serta rujukan.
b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas.

11
c. Memberi pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan
rujukan.
d. Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada
petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang
e. Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan
seluruh kejadian dan intervensi.

5) Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan


tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta
rujukan dengan melibatkan keluarga, mencakup:
a. Mengkaji adanya penyulit dan kondisi kegawatdaruratan pada bayi
baru lahir yang memerlukan konsulrasi serta rujukan.
b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas.
c. Memberi pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan
rujukan
d. Merujuk klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada
petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang.
e. Membuat pencatatan dan pelaporan serta dokumentasi.

6) Memberi asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan


tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta
rujukan dengan melibatkan klien/keluarga, mencakup:
a. Mengkaji adanya penyulit dan kegawatdaruratan pada balita yang
memerlukan konsultasi serta rujukan.
b. Menenrukan diagnosis, prognosis, dan prioritas.
c. Memberi pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan
rujukan
d. Merujuk klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada
petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang.
e. Membuat pencatatan dan pelaporan serta dokumentasi.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Persyaratan utama untuk masyarakat berpartisipasi adalah motivasi.


Tanpa motivasi masyarakat sulit untuk berpartisipasi di segala program.
Timbulnya motivasi harus dari masyarakat itu sendiri dan pihak luar hanya
menstimulasi saja, untuk itu, maka pendidikan atau promosi kesehatan sangat
diperlukan dalam rangka merangsang tumbuhnya motivasi.

3.2 Saran

Sebagai tenaga medis diharapkan untuk dapat senantiasa memberi


motivasi kepada masyarakat untuk berubah menjadi lebih baik dan
menyumbangkan pengetahuan yang dimilikinya kepada masyarakat untuk
kemajuan dan pemecahan masalah yang dihadapi dilingkungannya.

Sebagai mahasiswa diharapkan dapat mempelajari dengan baik dan


nantinya dapat menerapkan dalam dunia kerja, peran bidan sebagai motivator
untuk kemajuan suatu wilayah.

13
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan


.Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi.


Jakarta: Rineka Cipta

Nesi Novita,dkk. 2012. Promosi Kesehatan Pelayanan Asuhan Kebidanan.


Salemba : Yogyakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai