Oleh :
ENANG SOLEHUDIN
NIM. 834901751
UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH JAKARTA
POKJAR CIAMPEL
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat tugas akhir program S1
NIM : 834901751
Waktu Pelaksanaan :
ii
ABSTRAK
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya Sehingga
peneliti dapat menyelesikan tugas membuat Karya Tulis dengan baik.
Karya Tulis ini disusun untuk memenuhi persyaratan mengikuti mata kuliah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) / IDIK 4008 yang wajib diikuti mahasiswa S1 PGSD.
Melalui Karya Tulis ini diharapkan mahasiswa diberi kesempatan untuk berlatih
meningkatkan kemampuan mengajar melalui kegiatan menemukan dan mengatasi masalah
pembelajaran. Oleh karena itu, setelah menempuh mata kuliah ini diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan professional guru serta mampu menemukan dan memecahkan
masalah pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Karya tulis ini dapat tersusun berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini, peneliti menyampaikan banyak terima kasih kepada :
1. Rektor Universitas Terbuka
2. Dekan FKIP Unifersitas Terbuka
3. Kepala UPBJJ UT Jakarta
4. Dosen Pembimbing UPBJJ Pokjar Ciampel
5. Kepala SD Negeri Tunggakjati III Kec.Karawang Barat Kab.Karawang
6. Segenap rekan guru SD Negeri Tunggakjati III Kec.Karawang Barat
7. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya karya tulis ini, yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari sempurna, oleh karena itu
peneliti sangat mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
karya tulis ini.
Semoga laporan karya tulis ini bermanfaat bagi kita semua demi kemajuan
pendidikan di tanah air Indonesia. Amin.
DAFTAR ISI
iv
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….. i
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………… ii
ABSTRAK ………………………………………………………................. iii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………… iv
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. v
DAFTAR TABEL …………………………………………………………..
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………..................... 6
C. Tujuan Penelitian ……………………………………................ 6
D. Manfaat Penelitian ………………………………. ................... 7
v
DAFTAR TABEL
Tabel
1 Hasil Tes Formatif Mata Pelajaran Sains ……………………………
2 Hasil Persentase Tes Formatif Mata Pelajaran Sains Siklus I, II,
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1 Proses Pengkajian Penelitian Tindakan Kelas ……………………..
2 Diagram Siklus Penelitian Tindakan Kelas ………………………..
3 Grafik Persentase Ketuntasan Belajar ……………………………..
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus 1 ………………………………….
2. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus 2 ………………………………….
3. Lembar Kerja Siswa …………………………………………………………
4. Surat Pernyataan Observer ………………………………………………….
5. Lembar Observasi Siswa ……………………………………………………
6. Lembar Observasi Guru …………………………………………………….
7.Foto Kegiatan …………………………………………………….................
8.Surat Izin / Keterangan dari Kepala Sekolah ………………………………..
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
sosial. Dengan demikian, siswa akan menghayati dan menarik pelajaran dari
pengalamannya sebagai hasil belajar yang merupakan bagian dari dirinya.
Proses pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen-
komponen pendukung pembelajaranyang meliputi tujuan pembelajaran, guru, siswa,
materi, media, metode, dan penilaian serta berbagai aspek lainnya. Komponen-
komponen tersebut satu sama lain saling mendukung guna tercapainya hasil
pembelajaran yang diharapkan. Menurut Sukmara (2005: 57), “Pembelajaran pada
hakekatnya merupakan proses penciptaan kondisi dan pengorganisasian berbagai
aspek atau komponen yang mempengaruhi siswa dalam menguasai suatu kompetensi”.
Oleh karena itu, guru seyogyanya memiliki kemampuan dalam mengorganisasikan
berbagai komponen pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara
optimal.
Ilmu pengetahuan alam merupakan mata pelajaran yang dipelajari oleh semua
siswa dari SD hingga SLTA bahkan di perguruan tinggi. Berdasarkan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (Depdiknas, 2008: 147) dinyatakan,
Pembelajaran ilmu pengetahuan alam diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat
diidentifikasikan. Pembelajaran ilmu pengetahuan alam sebaiknya dilaksanakan secara
inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja
dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan
hidup. Oleh karena itu, pembelajaran ilmu pengetahuan alam di SD menekankan pada
pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan
pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Mengacu pada tuntutan Kurikulum 2013 maka pembelajaran IPA hendaknya
dilaksanakan secara kontekstual yakni menghubungkan konsep dengan konteksnya,
sehingga siswa memperoleh sejumlah pengalaman belajar bermakna berupa
pengetahuan dan keterampilan, mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan
situasi dunia nyata siswa, serta mendorong siswa menjalani kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat.
Dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar, guru hendaknya memberikan
kebermaknaan bagi siswa tentang hal yang dipelajarinya. Siswa harus dilibatkan dalam
memahami setiap materi pembelajaran IPA dengan cara menekankan pada kemampuan
mind-on dan hand-on, senada dengan yang diungkapkan oleh Jhon Dewey
(Sriyuliatiningsih, 2004:7) bahwa
2
Learning by doingyaitu pengalaman seseorang diperoleh melalui bekerja yang
merupakan hasil belajar yang tidak mudah dilupakan. Saya melihat maka saya lupa,
saya mendengar maka saya tahu, saya melakukan maka saya mengerti.
Dengan demikian, guru dan lembaga pendidikan yang terkait perlu menciptakan
suatu kondisi pembelajaran yang menyenangkan, sehingga proses pembelajaran IPA
dapat menjadi kegiatan yang diminati siswa.
Dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran IPA kelas IV terdapat kompetensi dasar
yang menunjukkan bahwa siswa kelas IV harus mampu menjelaskan hubungan antara
bunga dengan fungsinya. Namun, berdasarkan pengalaman pelaksanaan pembelajaran
pada hari Sabtu, tanggal 29 Mei 2021 dari proses dan hasil pembelajaran IPA tentang
“Struktur Bunga dan Fungsinya” di kelas IV SDN Tunggakjati III, Kecamatan
Karawang Barat, Kabupaten Karawang yang berjumlah 24 orang terdiri dari 11 orang
siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan, sebagian besar siswa, yakni (14orang)
atau 58,33% belum mencapai KKM (kriteria ketuntasan minimal) pada materi tersebut.
Hal tersebut terjadi karena proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru
tidak melibatkan siswa secara aktif dalam setiap pembelajaran, tidak menggunakan
media pembelajaran yang relevan, dan tidak adanya kerjasama yang terjalin di antara
siswa dalam belajar, sehingga siswa kurang perhatian, kurang aktif, dan kurang
kerjasama dalam pembelajaran yang berakibat pada hasil belajar yang rendah.
Dengan kondisi proses pembelajaran seperti yang telah diuraikan, hasil belajar
yang dicapai siswa pun tidak sesuai dengan harapan. Sebagian siswa dinyatakan belum
tuntas karena nilai tes akhir yang mereka peroleh tidak mencapai kriteria ketuntasan
minimal yang telah ditetapkan. Kriteria ketuntasan yang dimaksud adalah kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan berdasarkan 3 aspek, yaitu kompleksitas
(tingkat kesukaran materi), daya dukung, dan intake siswa (rata-rata kemampuan
siswa). Adapun KKM mata pelajaran IPA pada materi struktur bunga dan fungsinya
adalah 70. Artinya siswa dapat dinyatakan tuntas apabila telah memperoleh nilai tes
akhir ≥ 70.
Berikut disajikan data awal hasil tes akhir siswa kelas IV SDN Tunggakjati III,
Kecamatan Karawang Barat pada pembelajaran struktur bunga dan fungsinya.
Tabel 1.1
3
Data Awal Hasil Tes Akhir Siswa Kelas IV SDN Tunggakjati III pada Pembelajaran
IPA tentang Struktur Bunga dan Fungsinya
Nomor Soal
KKM = 70
(Skor) Jumla
No Nama Siswa Nilai
h Skor Tunta Belum
1 2 3
s Tuntas
1. Ajeng Ayu Yunia 5 2 2 9 82 √ -
2. Devis Sovian 5 2 2 9 82 √ -
3. Dhea Novila 4 2 2 8 73 √ -
4. Firda Nur Hanifa 4 2 2 8 73 √ -
5. Diana Amir 2 2 1 4 36 - √
6. Fitria Desi 4 1 2 7 64 - √
7. Gian Raga Mustika 5 1 2 8 73 √ -
8. Jajang Nurjaman 3 1 1 5 40 - √
9. Lesti Lestari 4 1 2 7 64 - √
10. Lia Yuliawati 5 1 1 7 64 - √
11. M.Ilham Fajar 2 1 1 4 36 - √
12. Mei Sandi 5 1 0 6 55 - √
13. Mila Karmila 5 2 2 9 82 √ -
14. Muh Khoerurojikin 5 2 2 9 82 √ -
15. Nenden Sedayu 4 2 2 8 73 √ -
16. Pajar Yusup 4 2 2 8 73 √ -
17. Riri Lestari 2 2 1 4 36 - √
18. Siti Saidah 4 1 2 7 64 - √
19. Syipa Permana 5 1 2 8 73 √ -
20. Yuliani 3 1 1 5 40 - √
21. Mohamad Sutrisno 4 1 2 7 64 - √
22. Hanifah Ramahani 5 1 1 7 64 - √
23. Melvi 2 1 1 4 36 - √
24. Serli Melinda 5 1 0 6 55 - √
Jumlah 96 34 36 164 1484 10 14
Rata-rata 6,83 61,83
Persentase 41,67 58,33
Keterangan:
S kor yang Diperoleh Siswa
Nilai akhir = x 100
S kor Maksimal
Jumlah Skor Perolehan
Rata-rata = x 100
Jumlah Siswa
Jumlah Siswa Tuntas
Persentase (%) Ketuntasan = x 100
Jumlah Seluruh Siswa
4
Dari Tabel 1.1 diperoleh gambaran bahwa, dari 24 orang siswa kelas IV SDN
Tunggakjati III hanya 10 orang (41,67%) yang dinyatakan tuntas karena mereka telah
memperoleh nilai di atas KKM, yaitu 70, dan sebagian besar siswa (14 orang atau
58,33%) dinyatakan belum tuntas karena nilai yang mereka peroleh masih di bawah
KKM,dengan nilai rata-rata kelas yang diperoleh baru mencapai 61,83.
5
sehingga pemahaman siswa pada materi pembelajaran tersebut dapat meningkat sesuai
dengan harapan kurikulum.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran
IPA dengan penerapan model pembelajaran kooperatif kepala bernomor struktur untuk
meningkatkan pemahaman siswa kelas IV SDN Tunggakjati III pada materi struktur
bunga dan fungsinya. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai
berikut.
a. Ingin mengetahui proses pelaksanaan model pembelajaran kooperatif kepala
bernomor struktur pada pembelajaran IPA tentang struktur bunga dan fungsinya di
kelas IV SDN Tunggakjati III, Kecamatan Karawang Barat.
b. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa dalam pembelajaran IPA tentang
struktur bunga dan fungsinya dengan model pembelajaran kooperatif kepala
bernomor struktur pada siswa kelas IV SDN Tunggakjati III, Kecamatan Karawang
Barat.
D. Manfaat Penelitian .
Adapun manfaat hasil penelitian pembelajaran ini adalah sebagai berikut.
6
a. Manfaat untuk Peneliti
Sebagai masukan dan mengembangkan wawasan dalam kegiatan penelitian
tindakan kelas yang diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam upaya
memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik dan hasil pembelajaran.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. HakikatPembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu pengetahuan alam atau sekarang dikenal dengan istilah science (sains)
merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang dikembangkan berdasarkan hasil
eksperimen. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas hendaknya
guru tidak melupakan hakikat dari ilmu pengetahuan alam tersebut, yaitu sebagai
proses, sebagai produk, serta sebagai sikap. Ilmu pengetahuan alam sebagai proses
merupakan tata cara pengembangan ilmu pengetahuan alam yang dilakukan oleh para
ahli untuk menghasilkan sesuatu. Ilmu pengetahuan alam sebagai produk adalah
8
produk-produk atau hasil-hasil yang diperoleh oleh para ahli dari hasil penelitiannya,
sedangkan ilmu pengetahuan alam sebagai sikap merupakan cara yang dilakukan para
ahli untuk menanamkan sikap.
Terdapat beberapa pendapat tentang pengertian Ilmu Pengetahuan Alam atau
IPA. Tinjauan dari fisiknya ilmu pengetahuan alam adalah ilmu pengetahuan yang
objek telaahnya alam dengan segala isinya termasuk bumi, hewan, tumbuhan, serta
manusia. Jika dilihat dari namanya ilmu pengetahuan alam diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari tentang sebab akibat dari kejadian-kejadian yang termasuk atau belum
dapat dijelaskan oleh ilmu pengetahuan alam atau IPA. Ilmu pengetahuan alam juga
diartikan sebagai kumpulan pengetahuan yang sistematis dari gejala-gejala alam.
Fishher (dalam Hadi Sumarga, 2004:10) menjelaskan bahwa “Ilmu
pengetahuan alam merupakan sesuatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan
metode-metode yang didasarkan pada observasi dan eksperimen”.
Sedangkan Carin (1985) mendefinisikan “Ilmu pengetahuan alam sebagai
kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dimana pengetahuan tersebut
terbatas kepada gejala-gejala alam”. Ada pula yang mendefinisikan ilmu pengetahuan
alam sebagai “A pisces of theorical knowledge” yaitu sejenis pengetahuan teoretis.
Carin dan Sund (1995) mendefinisikan “Ilmu pengetahuan alam sebagai
pengetahuan yang sistematis atau tersusun secara teratur, berlaku umum, dan berupa
kumpulan data hasil observasi dan eksperimen”.
Selain pendapat di atas, hakikat ilmu pengetahuan alam menurut (Sujana, 2009:
92) antara lain sebagai berikut.
Ilmu pengetahuan alam (sains) merupakan hasil kegiatan manusia berupa
pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi secara logis dan sistematis
tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses
ilmiah seperti: pengamatan, penyelidikan, penyusunan hipotesis yang diikuti dengan
pengujian gagasan.
Sedangkan Carin dan Evan (dalam Rustaman, 2005) mengemukakan “Ilmu
pengetahuan alam (sains) tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan saja, tetapi
sains mengandung empat hal, yaitu: konten atau produk, proses atau metode, sikap,
serta teknologi”.
Sains sebagai konten atau produk berarti bahwa dalam sains terdapat fakta-
fakta, hukum-hukum, prinsip-prinsip, serta teori-teori yang sudah diterima
kebenarannya. Sain sebagai proses atau metode berarti bahwa sains merupakan suatu
9
proses atau metode untuk mendapatkan pengetahuan. Sains sebagai produk dan proses,
sains juga merupakan sikap, artinya bahwa dalam sains terkandung sikap seperti:
tekun, terbuka, jujur, serta objektif. Sains sebagai teknologi mengandung arti bahwa
sains mempunyai keterkaitan dan banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila sains mengandung empat hal seperti di atas, maka ketika siswa belajar sains
juga perlu mengalami keempat hal tersebut.
Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan di atas mencerminkan bahwa
hakikat ilmu pengetahuan alam merupakan pengetahuan yang berhubungan dengan
alam dan gejala-gejalanya. Aktivitas dalam ilmu pengetahuan alam selalu
berhubungan dengan percobaan-percobaan yang membutuhkan keterampilan dan
kerajinan. Dengan demikian, ilmu pengetahuan alam bukan hanya kumpulan
pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi menyangkut cara kerja, cara
berpikir, dan cara memecahkan masalah.
Dalam ilmu pengetahuan alam, terdapat tiga unsur utama, yaitu sikap manusia,
proses atau metode logika, dan hasil yang satu sama yang lain tidak dapat dipisahkan.
Sikap manusia yang selau ingin tahu tenang benda-benda, makhluk hidup, dan
hubungan sebab-akibatnya akan menimbulkan permasalahan-permasalahan yang
selalu ingin dipecahkan oleh prosedur yang benar. Prosedur tersebut meliputi metode
ilmiah. Metode ilmiah mencakup perumusan hipotesis, perancangan percobaan,
evaluasi atau pengukuran,dan akhirnya meghasilkan produk berupa fakta-fakta,
prinsip-prinsip teori, hukum dan sebagainya.
B. Karakteristik Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu pengetahuan alam mempunyai karakteristik yang berbeda dengan ilmu-
ilmu pengetahuan lainnya, hal tersebut menuntut seorang guru untuk menguasai
pengetahuan, cara kerja, serta keterampilan dalam bidangnya. Seorang guru ilmu
pengetahuan alam (sains) yang baik, selain harus dapat berkomunikasi dengan siswa,
dengan rekan kerja, dan dengan kepala sekolah, ia juga harus dapat berkomunikasi
dengan alam. Guru juga harus mempunyai kemampuan untuk mendemonstrasikan atau
mempraktikan hal-hal yang terjadi di alam atau hal-hal yang terjadi pada makhluk
hidup.
Hal lain yang sangat penting bagi seorang guru ilmu pengetahuan alam (sains)
adalah mempunyai kemampuan untuk mengelola kelas dan mengelola laboratorium.
Ini sangat penting, karena sebagian besar ilmu pengetahuan alam dikembangkan di
10
laboratorium. Seorang guru ilmu pengetahuan alam perlu memotivasi siswanya agar
senang belajar ilmu pengetahuan alam yang baik, bukan hanya menghapal. Dengan
kata lain, seorang guru ilmu pengetahuan alam harus mempunyai sense of humor yang
relevan dengan materi yang sedang dipelajari.
11
utuh menyeluruh; dan (3) pembelajaran IPA akan lebih berarti apabila dilakukan
secara berkesinambungan dan melibatkan siswa secara aktif.
12
a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan
gas.
c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya dan pesawat sederhana.
d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-
benda langit lainnya.
3. Mengenal Sifat-sifat Siswa dalam Belajar Ilmu Pengetahuan Alam
Dalam proses pembelajaran IPA pada anak usia sekolah dasar, guru SD
perlu memahami mengenai sifat-sifat anak menurut kelompok umur. Di bawah ini
akan dijelaskan mengenai sifat-sifat anak pada usia sekolah dasar.
Menurut Kardi (Pitajeng, 2006) sifat-sifat anak sekolah dasar
dikelompokkan menjadi 2 yaitu, pada umur 6 sampai 9 tahun (anak SD tingkat
rendah) dan pada umur 9 sampai 12 tahun (anak SD tingkat tinggi).
a. Sifat Anak SD Kelompok Umur 6 - 9 Tahun
Anak kelompok umur ini sifatnya sangat aktif sehingga mudah merasa
letih dan memerlukan istirahat. Koordinasi otot-otot kecil masih belum
sempurna, hindari anak menulis atau mengerjakan soal yang berkepanjangan
karena dapat menyebabkan anak merasa jemu, bosan, lelah, dan keterampilan
menulisnya semakin menurun.
Adapun sifat sosial anak SD antara lain sebagai berikut: mereka mulai
memilih kawan yang disukai, mulai senang membentuk kelompok bermain
yang anggotanya kecil, sering bertengkar, dan kompetisi di antara mereka
sangat menonjol. Dengan demikian, hendaknya guru dalam membentuk
kelompok belajar atau kelompok diskusi memperhatikan anggota
kelompoknya, jangan memaksa anak untuk masuk kelompok yang tidak
disukainya atau tidak menyukainya.
13
untuk menanamkan sikap atau kebiasaan yang baik pada anak. Agar kebiasaan
yang baik dapat berlangsung terus dan dilaksanakan dengan kesadaran, maka
sangat diperlukan keteladanan yang baik dari guru.
Sifat mental dari anak usia ini adalah senang sekali belajar. Untuk
belajar IPA, tentunya hal ini merupakan modal yang besar. Tetapi guru harus
bijaksana dalam memberikan motivasi positif kepada mereka, misalnya jika
guru memberikan tugas atau pekerjaan rumah hargailah pekerjaan mereka
dengan mengoreksi dan memberi nilai.
Sifat emosional anak usia ini antara lain: mungkin mulai timbul
pertentangan antara norma kelompok dan norma orang dewasa yang dapat
menyebabkan kenakalan remaja. Oleh karena itu, untuk membuat peraturan di
kelas harus mengikutsertakan anak didik, karena mereka telah dapat menerima
peraturan-peraturan, tetapi peraturan-peraturan tersebut harus disesuaikan
dengan situasi dan tidak kaku. Misalnya, anak diminta membuat kespakatan
untuk menentukan sanksi bagi yang tidak mengerjakan PR, atu mencontek
teman pada waktu ulangan.
14
4. Langkah-langkah Pembelajaran IPA di SD
Dalam mengembangkan kreativitas dan kompetensi siswa, guru hendaknya
dapat menyajikan pembelajaran yang efektif dan efisien, sesuai dengan kurukulum
dan pola pikir siswa. Dalam mengajarkan IPA, guru harus memahami bahwa
kemampuan setiap siswa berbeda-beda, serta tidak semua siswa menyenangi IPA.
Menurut Heruman (2007: 2) menyatakan bahwa: “Konsep-konsep pada kurikulum
IPA SD dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu penanaman konsep dasar
(penanaman konsep), pemahaman konsep, dan pembinaan keterampilan”.
b. Pemahaman Konsep
Pemahaman konsep yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman
konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep IPA.
Pemahaman konsep terdiri atas dua pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan
dari pembelajaran penanaman konsep dalam satu pertemuan. Kedua,
pembelajaran pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda.,
tetapi masih merupakan lanjutan dari penanaman konsep. Pada pertemuan
tersebut, penanaman konsep dianggap sudah disampaikan pada pertemuan
sebelumnya, di semester atau kelas sebelumnya.
c. Pembinaan Keterampilan
15
Pembinaan konsep yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep
dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan keterampilan bertujuan agar
siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep IPA. Seperti halnya
pada pemahaman konsep, pembinaan keterampilan juga terdiri atas dua
pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan dari penanaman konsep dan
pemahaman konsep dalam satu pertemuan. Sedangkan kedua, pembelajaran
pembinaan keterampilan dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi masih
merupakan lanjutan dari penanaman dan pemahaman konsep. Pada pertemuan
tersebut, penanaman dan pemahaman konsep dianggap sudah disampaikan
pada pertemuan sebelumnya, di semester atau kelas sebelumnya
D. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Depdiknas (2003: 10) istilah media berasal dari bahasa Latin
yang merupakan bentuk jamak dari ‘medium’ yang secara harfiah berarti
‘perantara atau pengantar’. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang dapat
menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima pesan.
16
Henrick (Depdiknas, 2003: 23) membuat klasifikasi media sebagai
berikut.
a. Media realita, adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan atau
sumber belajar.
b. Media model, diartikan sebagi benda tiruan dalam wujud tiga dimensi
yang merupakan pengganti dari benda yang sesungguhnya.
c. Media grafis, tergolong jenis media visual yang menyalurkan pesan
lewat simbol-simbol visual. Jenis media grafis, misalnya gambar/foto,
sketsa, bagan, diagram, grafik, tabel, poster, dan lain sebagainya.
Prinsip umum pembuatan media visual itu dapat dijelaskan sebagai
berikut.
a. Visible, mudah dilihat oleh siswa yang akan memanfaatkan media yang
kita buat.
b. Interesting, artinya menarik tidak membosankan.
c. Simple, artinya singkat, dan sederhana.
d. Useful, artinya benar-benar bermanfaat bagi siswa.
e. Accurate, isinya harus benar dan tepat sasaran.
f. Legitimate, visual yang ditampilkan harus masuk akal.
g. Structured, harus tersusun dengan baik, sistematis, dan mudah
dipahami.
17
3. Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran
Kemp dan Dayton (Depdiknas, 2003:15), mengidentifikasi beberapa
manfaat penggunaan media dalam pembelajaran, yaitu:
E. Model Pembelajaran
1. Pengertian Model Pembelajaran
“Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang digunakan
dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberikan
petunjuk kepada pengajar di kelas” (Dahlan, 1984: 21). Istilah model
pengertiannya dipersamakan dengan pendekatan. Hal tersebut sejalan dengan
pendapat Sudjana (1987: 152), ia mengemukakan bahwa “Dalam proses
pembelajaran, intinya adalah kegiatan belajar siswa. Tinggi rendahnya kadar
kegiatan belajar banyak dipengaruhi oleh pendekatan mengajar”.
19
2) Model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM).
3) Model pembelajaran kooperatif/Cooperative Learning.
4) Model pembelajaran interaktif (Hilda, 2004: 2).
Model pembelajaran yang penulis gunakan dalam perbaikan pembelajaran
IPA ini adalah Cooperative Learning dengan teknik kepala bernomor struktur
dalam mengatasi kesulitan dan meningkatkan pemahaman siswa pada
materistruktur bunga dan fungsinya.
20
pembelajaran itu, yaitu teman sebaya. Jadi, keberhasilan belajar dalam pendekatan
ini bukan hanya ditentukan oleh kemampuan individual, melainkan untuk
perolehan pengetahuan itu akan baik bila dilakukan bersama-sama dalam
kelompok kecil yang terstruktur dengan baik.
21
bersama-sama. Untuk menciptakan kebersamaan dalam belajar, guru harus
merancang program pembalajaran dengan mempertimbangkan aspek kebersamaan
siswa sehingga mampu mengkondisikan dan menformulasikan kegiatan belajar
siswa dalam interaksi dalam suasana kebersamaan bukan saja di dalam kelas
tetapi diluar lingkungan kelas.
Adapun langkah-langkah model pembelajaran Cooperative Learning
(dalam Hilda, 2007:50) adalah sebagai berikut.
22
3) Dapat mengembangkan dan melatih berbagai sikap, nilai dan keterampilan-
keterampilan sosial untuk diterapkan dalam kehidupan di masyarakat.
4) Siswa tidak hanya sebagai objek belajar melainkan juga dapat menjadi tutor
sebaya bagi siswa lainnya. Siswa dilatih untuk bekerja sama, karena bukan
materi saja yang dipelajari tetapi juga dituntut untuk mengembangkan potensi
dirinya secara optimal bagi kesuksesan kelompoknya.
5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar memperoleh dan
memahami pengetahuanyang dibutuhkan secara langsung sehingga apa yang
di pelajari lebih bermakna bagi dirinya.
3. Teknik Kepala Bernomor Struktur
Paired Story Telling (dalam Misdan, 2002 : 71) mengemukakan:
Menurut Roger dan David Johnson dalam salah satu model Cooperative
Learning ada lima unsur pokok yang dikemukakan oleh (dalam Lie, 2005) yaitu:
Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur pertama. Jika tugas dan
pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran cooperative
learning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab
23
untuk melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilan metode kerja kelompok
adalah persiapan guru dalam penyusunan tugasnya. Pengajar yang efektif
dalam pembelajaran cooperative learning membuat persiapan dan menyusun
sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota kelompok harus
melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam
kelompok bisa dilaksanakan.
c. Interaksi Personal
e. Proses Kelompok
24
terdorong untuk belajar. Dengan teknik ini, siswa belajar melaksanakan tanggung
jawab pribadinya dan saling keterkaitan dengan rekan-rekan kelompoknya.
25
dengan siswa-siswa lain yang bernomor sama dengan kelompok lain. Cara ini bisa
digunakan untuk mengurangi kebosanan/kejenuhan jika guru mengelompokkan
siswa secara permanen.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Lokasi Pelaksanaan Penelitian
Lokasi tempat dilaksanakannya penelitian pembelajaran yang peneliti
laksanakan yaitu di SD Negeri Tunggakjati III, Kecamatan Karawang Barat,
Kabupaten Karawang . Alasan penulis memilih lokasi penelitian di SD Negeri
Tunggakjati III karena kemampuan siswa dalam pembelajaran IPA tentang struktur
bunga dan fungsinya masih belum optimal.
1) Peneliti merupakan salah seorang guru di SDN Tunggakjati III, sehingga peneliti
lebih memahami keadaan sekolah, karakteristik siswa, lingkungan sekitar siswa,
lingkungan sekitar sekolah, termasuk kondisi proses pembelajaran yang
berlangsung.
2) Meskipun penelitian tindakan ini dilaksanakan dengan intensif, tetapi tidak
menggangu tugas utama peneliti sebagai guru, sehingga peneliti tetap dapat
melaksanakan tugas mengajar sebagaimana mestinya. Hal ini sesuai dengan salah
satu prinsip penelitian yang dikemukakan Kasbolah (1999: 26) yaitu
26
Penelitian kelas atau penelitian tindakan kelas apapun tidak boleh mengganggu
tugas mengajar. Guru melakukan tindakan kelas untuk memperbaiki kegiatan
belajar mengajar, bukan untuk mengganggu kelancaran pembelajaran di kelas.
3) Tingkat keberhasilan siswa di SDN Tunggakjati III setiap tahun pelajaran pada
umumnya rendah dibandingkan dengan SD lain yang ada di wilayah Kecamatan
Karawang Barat. Oleh karena itu, penelitian tindakan kelasdianggap penting
dilakukan di sekolah ini untuk memberikan kontribusi dalam memperbaiki proses
dan hasil pembelajaran.
3. Mata Pelajaran
Mata pelajaran yang dijadikan bahan perbaikan yaitu mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam pada materi pembelajaran struktur bunga dan fungsinya.
4. Kelas
Perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas IV SDN Tunggakjati III, Kecamatan
Karawang Barat, Kabupaten Karawangdengan jumlah siswa 24 orang terdiri atas 8
orang siswa laki-laki dan 16 orang siswa perempuan.
5. Karakteristik Siswa
Karakteristik kemampuan siswa kelas IV SDN Tunggakjati III, Kecamatan
Karawang Barat, Kabupaten Karawang termasuk dalam kategori rata-rata.
27
praktik pembelajaran yang dilakukannya di kelas melalui sebuah tindakan yang
direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi. Hal ini dilakukan oleh guru agar
memperoleh umpan balik (feed back) yang sistematik mengenai apa yang selama ini
selalu dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar. Adapun rancangan dalam penelitian
ini mengacu pada rancangan penelitian model spiral dari Kemmis dan Taggart
(Wiriaatmaja, 2005:66) menyatakan,
Model siklus yang dilakukan secara berulang dan berkelanjutan (siklus spiral).
Dalam model spiral (siklus), semakin lama diharapkan terjadi perubahan ke
arahpeningkatan dan pencapaian hasilnya. Model siklus mengikuti tahap
perencanaan, pelaksanaan/tindakan, observasi, dan refleksi.
Bentuk spiral dalam model ini digambarkan dalam alur-alur tahap penelitian,
namun demikian tetap berada dalam pembagian siklus yang bergerak dalam spiral.
Model spiral Kemmis dan Taggart dapat dilihat dalam gambar berikut.
REFLECT
Plan
Plan
ACT
oOBSERVE
REFLECT
Revisi
Revisi
Type equation here . Plan
Plan
OBSERVE
ACT
Gambar 3.1
28
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa prosedur penelitian yang ditempuh
pada penelitian ini sesuai dengan model Kemmis dan Taggart, yaitu terdiri dari rencana
tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Dalam penelitian ini, rencana
tindakan adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif kepala bernomor
struktur pada materi struktur bunga dan fungsinya di kelas IV SDN Tunggakjati III,
Kecamatan Karawang Barat. Selanjutnya, rencana tersebut dilaksanakan dan
diobservasi, serta direfleksi untuk mengetahui keberhasilan tindakan yang telah
dilaksanakan tersebut.
Untuk lebih jelasnya lagi, prosedur penelitian tersebut adalah sebagai berikut
1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan ditempuh langkah-langkah kegiatan yang
dilakukan peneliti bersama teman sejawat sebagai observer secara kolaboratif.
a) Langkah pertama yang dilakukan adalah peneliti bersama observer
melakukan kolaborasi untuk menyusun rencana tindakan yaitu penerapan
model kepala bernomor struktur sebagaiupaya mengatasi masalahdalam
pembelajaran IPA tentang struktur bunga dan fungsinya di kelas IV SDN
Tunggakjati III. Pada langkah ini ditetapkan pula waktu pelaksanaan dan
pembagian tugas masing-masing sebagai praktisi dan observer.
b) Langkah kedua, peneliti dan observer bersama-sama membuat skenario
pembelajaran kepala bernomor struktur sebagaiupaya mengatasi
masalahdalam pembelajaran IPA tentang struktur bunga dan fungsinya.
c) Langkah ketiga, mempersiapkan media kemudian mengembangkan tahap-
tahap dalam model kepala bernomor struktur menjadi langkah-langkah
pembelajaran sebagai penetapan jenis tindakan yang akan ditetapkan.
Setelah itu mengadakan diskusi bagaimana penerapan model kepala
bernomor strukturberkaitan dengan kinerja guru dan aktivitas siswa dalam
pelaksanaan tindakan. Disiapkan pula sarana dan prasarana yang diperlukan
sesuai skenario pembelajaran, LKS sebagai pedoman siswa dalam kegiatan
pembelajaran, dan lembar evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa.
d) Langkah keempat, peneliti bersama observer menyusun alat pengumpul
data. Alat pengumpul data yang akan digunakan dalam hal ini adalah lembar
29
observasi, untuk mengetahui bagaimana gambaran kinerja guru dan aktivitas
siswa selama proses pembelajaran dengan model kepala bernomor
strukturdalam pembelajaran struktur bunga dan fungsinya.
e) Langkah kelima, peneliti dan observer merencanakan waktu untuk
pelaksanaan tindakan siklus I. Pelaksanaan siklus I akan dilaksanakan pada
hari Senin, tanggal 29 September 2014 dalam satu kali pertemuan dengan
alokasi waktu 2 x 35 menit dan dimulai dari jam kesatu pada pukul 07.30
sampai pukul 08.40.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan adalah proses pembelajaran dengan menerapkan
model kepala bernomor struktur sebagai upaya mengatasi masalah dalam
pembelajaran IPA tentang struktur bunga dan fungsinya sebagaimana layaknya
pembelajaran yang dilaksanakan sehari-hari oleh guru di kelas.
Selama proses pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran diusahakan
agar siswa tidak merasakan bahwa kegiatan pembelajaran yang berlangsung
sebenarnya sedang diamati, sehingga proses belajar mengajar berlangsung secara
wajar. Kehadiran observer diusahakan tidak menarik perhatian ataupun
mengganggu konsentrasi belajar mereka. Skenario pembelajaran yang telah
disiapkan tersebut kemudian dilaksanakan, yang meliputi langkah-langkah sebagai
berikut.
a) Kegiatan Awal
1) Mengarahkan siswa pada situasi pembelajaran yang kondusif.
2) Melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa.
3) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
4) Menjelaskan prosedur pembelajaran kepala bernomor struktur dalam
pembelajaran struktur bunga dan fungsinya.
b) Kegiatan Inti
8) Siswa dibagi dalam beberapakelompok, setiap siswa dalam kelompok
mendapat nomor.
30
9) Siswa menyimak penjelasan guru tentang struktur bunga dan fungsinya.
10) Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang struktur bunga dan
fungsinya.
11) Secara kelompok siswa melakukan pengamatan struktur bunga dan
fungsinya. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan
nomornya. Misalnya, siswa nomor 1 bertugas mengerjakan tugas yang
pertama. Siswa nomor 2 bertugas mengerjakan tugas yang kedua, dan
seterusnya.
12) Siswa disuruh ke luar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa
siswa yang bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini,
siswa-siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau
mencocokan hasil kerja mereka.
13) Guru memperhatikan dan membimbing siswa yang sedang mengerjakan
LKS ke tiap kelompok.
14) Guru memotivasi siswa yang tidak aktif dalam kelompoknya.
15) Secara berkelompok siswa mengidentifikasi struktur bunga dan fungsinya.
16) Siswa melaporkan hasil diskusinya tentang struktur bunga dan fungsinya
dan kelompok lain menanggapinya.
17) Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru menjelaskan kembali pokok-
pokok materi sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
18) Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan hasil belajar.
c) Kegiatan Akhir
1) Melaksanakan evaluasi.
2) Memberikan tindak lanjut.
3) Memberikan pekerjaan rumah.
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan dilakukannya tindakan, karena
pada dasarnya kegiatan observasi adalah kegiatan mengamati segala sesuatu yang
sedang berlangsung, yaitu tentang kinerja guru dan aktivitas siswa. Setiap temuan
yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan tersebut dikumpulkan melalui
pedoman observasi yang lengkap mengenai hal-hal yang terjadi selama proses
pembelajaran di kelas IV SDN Tunggakjati III.
31
Berdasarkan hasil pengamatan dari teman sejawat (observer) terhadap
proses pembelajaran pada siklus I ditemukan kekuatan dan kelemahan dalam proses
pembelajaran.
Adapun kekuatan-kekuatan pada siklus I sebagai berikut.
a) Guru menyampaikan apersepsi untuk memotivasi siswa pada awal
pembelajaran.
b) Guru menggunakan metode yang variatif dengan model kepala bernomor
struktur, sehingga dapat memotivasi siswa untuk belajar.
c) Guru melibatkan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran dan
penyelesaian soal-soal latihan.
d) Guru memberikan bimbingan bagi siswa dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan pada pelaksanaan tindakan siklus I dapat
dijadikan bahan refleksi bagi peneliti untuk melakukan perbaikan-perbaikan.
Refleksi dilakukan secara bersama-sama antara peneliti dengan observer sebagai
pengamat setelah pembelajaran selesai. Hasil refleksi didiskusikan, untuk
memperbaiki proses belajar sebagai tindakan perbaikan pada siklus selanjutnya, di
antaranya sebagai berikut.
a) Guru harus memberikan pertanyaan yang jelas, dan mudah dipahami, sehingga
siswa dapat merespon dengan baik pertanyaan yang diajukan oleh guru.
32
b) Pada saat membimbing siswa yang belum paham, guru harus
mengoreksi/memberi penjelasan terhadap hasil kerja siswa yang masih salah.
c) Guru harus menguasai pengelolaan kelas yang lebih baik sehingga anak dapat
aktif dan bekerjasama dengan baik.
d) Guru harus memberikan perhatian dan penguatan secara menyeluruh terhadap
semua siswa. Tujuannya agar semua siswa termotivasi untuk terlibat secara
aktif dalam kegiatan pembelajaran.
2. Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan data hasil observasi/pengamatan dan refleksi pada
pelaksanaan tindakan siklus I, maka disusunlah rencana tindakan untuk
memecahkan permasalahan yang ditemukan pada pelaksanaan tindakan siklus II.
Seperti halnya dalam perencanaan tindakan siklus sebelumnya, kegiatan dalam
perencanaan ini juga mencakup kegiatan menyiapkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), menyiapkan media pembelajaran, dan sarana pendukung
yang diperlukan di kelas, menyiapkan evaluasi dan menyiapkan instrumen
penelitian yang akan digunakan dalam kegiatan observasi selama praktik
pembelajaran dilaksanakan.
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
observasi dan lembar tes hasil belajar.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun satu kali pertemuan
dengan alokasi waktu 2 x35 menit. Rancangan ini disusun dengan berpedoman
pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KURIKULUM 2013).
1) Dalam proses kegiatan belajar mengajar pada pelaksanaan tindakan siklus II
ini sama halnya dengan proses belajar mengajar pada tindakan siklus I.
Perbedaannya adalah pada pelaksanaan tindakan siklus II telah mendapat
perbaikan berdasarkan hasil refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I.
Adapun hal-hal yang menjadi pusat perhatian untuk diperbaiki adalah: (1)
merancang pertanyaan yang jelas, efektif, dan efesien sehingga mudah
dipahami siswa; (2) memberikan penjelasan mengenai hakikat kerja
kelompok, agar siswa mau berbagi pendapat dengan teman pada saat kerja
33
kelompok, dan untuk menumbuhkan kepercayaan diri bagi siswa yang
masih ragu atau malu dalam mengeluarkan ide, gagasan, saran, maupun
jawaban; (3) penambahan intensitas bimbingan terhadap individu maupun
kelompok, sehingga guru tidak lengah sedikitpun pada saat siswa
melakukan aktivitas pembelajaran; dan (4) penambahan intensitas dan
variasi penguatan yang diberikan guru terhadap respon siswa.
2) Penelitian tindakan pada siklus II perlu dilakukan karena pencapaian
indikator-indikator pada pelaksanaan tindakan siklus I belum tercapai
dengan optimal. Berdasarkan hasil refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus
I, maka kegiatan perencanaan tindakan pada siklus II dapat diuraikan
sebagai berikut.
a) Peneliti dan teman sejawat (observer) menyusun langkah-langkah
pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kepala bernomor
struktur yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) siklus II. Adapun langkah-langkah model pembelajaran kepala
bernomor struktur sebagai berikut.
(1) Siswa dibagi dalam beberapa kelompok, setiap siswa dalam
kelompok mendapat nomor.
(2) Siswa menyimak penjelasan guru tentang tentang struktur bunga
dan fungsinya.
(3) Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang struktur bunga dan
fungsinya.
(4) Secara kelompok siswa melakukan pengamatan tentang struktur
bunga dan fungsinya. Penugasan diberikan kepada setiap siswa
berdasarkan nomornya. Misalnya, siswa nomor 1 bertugas
mengerjakan tugas yang pertama. Siswa nomor 2 bertugas
mengerjakan tugas yang kedua, dan dan seterusnya.
(5) Siswa disuruh ke luar dari kelompoknya dan bergabung bersama
beberapa siswa yang bernomor sama dari kelompok lain. Dalam
kesempatan ini, siswa-siswa dengan tugas yang sama bisa saling
membantu atau mencocokan hasil kerja mereka.
(6) Secara berkelompok siswa mengidentifikasikan struktur bunga dan
fungsinya.
34
(7) Siswa melaporkan hasil diskusinya tentang struktur bunga dan
fungsinya dan kelompok lain menanggapinya.
(8) Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru menjelaskan kembali
pokok-pokok materi sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.
(9) Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan hasil belajar.
b) Menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan sesuai dengan
skenario pembelajaran, berupa alat-alat dan bahan-bahan yang
dipergunakan dalam pembelajaran struktur bunga dan fungsinya.
c) Membuat lembar observasi untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas
siswa selama proses pembelajaran, lembar observasi ini yang akan
digunakan observer pada saat pelaksanaan pembelajaran.
d) Peneliti dan observer mengadakan dialog mengenai cara melaksanakan
setiap tahapan tindakan pada siklus II.
e) Peneliti dan observer merencanakan waktu untuk pelaksanaan tindakan
siklus II. Pelaksanaan siklus II akan dilaksanakan hari Jumat, tanggal 6
Oktober 2014 dalam satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35
menit dan dimulai dari jam kesatu pada pukul 07.30 sampai pukul
08.40.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan adalah proses pembelajaran dengan menerapkan
model kepala bernomor struktur sebagai upaya mengatasi masalah dalam
pembelajaran IPA tentang struktur bunga dan fungsinya sebagaimana layaknya
pembelajaran yang dilaksanakan sehari-hari oleh guru di kelas.
Selama proses pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran diusahakan
agar siswa tidak merasakan bahwa kegiatan pembelajaran yang berlangsung
sebenarnya sedang diamati, sehingga proses belajar mengajar berlangsung secara
wajar. Kehadiran observer diusahakan tidak menarik perhatian ataupun
mengganggu konsentrasi belajar mereka. Skenario pembelajaran yang telah
disiapkan tersebut kemudian dilaksanakan, yang meliputi langkah-langkah
sebagai berikut.
a) Kegiatan Awal
1) Mengarahkan siswa pada situasi pembelajaran yang kondusif.
2) Melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa.
35
3) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
4) Menjelaskan prosedur pembelajaran kepala bernomor struktur dalam
pembelajaran struktur bunga dan fungsinya.
b) Kegiatan Inti
1) Siswa dibagi dalam beberapa kelompok, setiap siswa dalam kelompok
mendapat nomor.
2) Siswa menyimak penjelasan guru tentang tentang struktur bunga dan
fungsinya.
3) Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang struktur bunga dan
fungsinya.
4) Secara kelompok siswa melakukan pengamatan tentang struktur bunga
dan fungsinya. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan
nomornya. Misalnya, siswa nomor 1 bertugas mengerjakan tugas yang
pertama. Siswa nomor 2 bertugas mengerjakan tugas yang kedua dan
siswa nomor 3 bertugas mengerjakan tugas yang ketiga, dan seterusnya.
5) Siswa disuruh ke luar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa
siswa yang bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini,
siswa-siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau
mencocokan hasil kerja mereka.
6) Guru memperhatikan dan membimbing siswa yang sedang mengerjakan
soal pembagian ke tiap kelompok.
7) Guru memotivasi siswa yang tidak aktif dalam kelompoknya.
8) Secara berkelompok siswa mengidentifikasi struktur bunga dan
fungsinya.
9) Siswa melaporkan hasil diskusinya tentang struktur bunga dan fungsinya
dan kelompok lain menanggapinya.
10) Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru menjelaskan kembali
pokok-pokok materi sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.
11) Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan hasil belajar.
c) Kegiatan Akhir
1) Melaksanakan evaluasi.
2) Memberikan tindak lanjut.
36
3) Memberikan pekerjaan rumah.
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan dilakukannya tindakan karena
pada dasarnya kegiatan observasi adalah kegiatan mengamati segala sesuatu yang
sedang berlangsung, yaitu tentang kinerja guru dan aktivitas siswa. Setiap temuan
yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan tersebut dikumpulkan melalui
pedoman observasi yang lengkap mengenai hal-hal yang terjadi selama proses
pembelajaran di kelas IV SDN Tunggakjati III.
Berdasarkan hasil pengamatan dari teman sejawat (observer) terhadap
proses pembelajaran pada siklus II ditemukan kekuatan dalam proses pembelajaran.
Adapun kekuatan-kekuatan pada siklus II sebagai berikut.
a) Guru memberikan arahan atau petunjuk tentang cara-cara menjawab pertanyaan
yang benar yaitu bagi siswa yang bisa menjawab harus mengacungkan tangan
dan yang menjawab adalah siswa yang ditunjuk oleh guru.
b) Guru memberikan bimbingan terhadap siswa terutama yang belum paham
mengenai struktur bunga dan fungsinya dengan menggunakan media benda asli
dan untuk mengefektifkan waktu maka guru meminta bantuan siswa yang
kemampuan akademiknya tinggi untuk membimbing teman sebagai tutor
sebaya.
c) Pada proses pembelajaran siswa sudah terlihat aktif di dalam kelompoknya,
siswa sudah mau berbagi pendapat dengan teman pada saat kerja kelompok.
d) Intensitas dan pemberian penguatan dan penghargaan tidak lagi sebatas
penguatan verbal.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan secara bersama-sama antara peneliti dengan observer
sebagai pengamat setelah pembelajaran selesai. Refleksi ini bertujuan untuk
mengukur kemampuan pemahaman siswa tentang struktur bunga dan fungsinya.
Adapun hasil refleksi diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
a) Proses pembelajaran IPA tentang struktur bunga dan fungsinya, guru sudah
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik.
b) Penggunaan media benda asli dapat meningkatkan kemampuan anak dalam
mengidentifikasi struktur bunga dan fungsinya.
37
c) Pembelajaran struktur bunga dan fungsinya melalui penggunaan media benda
asli dengan penerapan model kepala bernomor struktur dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam mengidentifikasi struktur bunga dan fungsinya.
d) Dalam proses pembelajaran siswa sudah dapat melaksanakan kerja kelompok
dengan baik, baik dalam perhatian, keaktifan, dan kerjasama dalam
melaksanakan tugas atau materi yang diberikan.
e) Hasil pembelajaran IPA tentang struktur bunga dan fungsinya dengan
penerapan model kepala bernomor struktur dapat meningkat, dan mencapai
target yang diinginkan.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan peneliti dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran ini adalah sebagai berikut.
38
Untuk lebih jelasnya, lembar pengamatan tersebut dapat dilihat pada bagian
lampiran.
Lembar tes dalam penelitian ini berupa lembar soal yang terdiri atas
butir-butir soal tes tertulis. Setiap soal harus dikerjakan siswa secara individu.
Setiap soal merupakan indikator yang harus dicapai siswa. Soal yang diberikan
kepada siswa disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Tujuannya adalah untuk memperoleh
data mengenai tingkat keberhasilan siswa dalam memahami materi
pembelajaran IPA tentang struktur bunga dan fungsinya. Adapun tujuan
pembelajaran dalam penelitian ini adalah siswa dapat:
d. Catatan Lapangan
“Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar,
dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data kualitatif dan
refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif” (Moleong, 2000: 153).
39
demikian, digunakan pula angka-angka untuk melengkapi data kualitatif.
Penggunaan angka-angka bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam
pengambilan keputusan secara tepat. Hal tersebut dilakukan merujuk pada
penjelasan Arikunto (2006: 95) bahwa “Penelitian tindakan tidak menolak
penggunaan angka-angka untuk melengkapi data penelitiannya agar pengambilan
keputusannya lebih tepat”.
Data penelitian yang dikaji dalam penelitian ini adalah data pelaksanaan
penelitian (proses) dan data hasil belajar siswa.
40
(4) Kurang (K) : 21%-40%
3) Nilai akhir merupakan hasil bagi dari skor yang diperoleh siswa dengan skor
ideal, lalu dikalikan 100 atau
4) Persentase ketuntasan diperoleh dari hasil bagi jumlah siswa yang tuntas
dengan jumlah siswa seluruhnya lalu dikalikan 100% atau
41
Jumlah Siswa yang Tuntas
Nilai akhir = x 100
Jumlah Seluruh Siswa
BAB IV
42
1. guru kesulitan dalam memberikan materi pembelajaran tentang struktur bunga dan
fungsinya sehingga proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru hanya sebatas
penjelasan lisan saja;
2. tidak adanya penggunaan media pembelajaran untuk menarik dan memusatkan
perhatian siswa ketika pembelajaran berlangsung; dan
3. pembelajaran yang dilakukan sangat membosankan sehingga aktivitas siswa tidak
terfokus pada kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian dari data awal proses pembelajaran ternyata siswa
kelas IV SDN Tunggakjati III mengalami kesulitan dalam memahami struktur bunga
dan fungsinya. Data hasil pelaksanaan tes awal dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 4.1
Data Awal Hasil Tes Siswa Kelas IV SDN Tunggakjati III
pada Pembelajaran IPA tentang Struktur Bunga dan Fungsinya
Nomor Soal
KKM = 70
(Skor) Jumla
No Nama Siswa Nilai
h Skor Tunta Belum
1 2 3
s Tuntas
1. Ajeng Ayu Yunia 5 2 2 9 82 √ -
2. Devis Sovian 5 2 2 9 82 √ -
3. Dhea Novila 4 2 2 8 73 √ -
4. Firda Nur Hanifa 4 2 2 8 73 √ -
5. Diana Amir 2 2 1 4 36 - √
6. Fitria Desi 4 1 2 7 64 - √
7. Gian Raga Mustika 5 1 2 8 73 √ -
8. Jajang Nurjaman 3 1 1 5 40 - √
9. Lesti Lestari 4 1 2 7 64 - √
10. Lia Yuliawati 5 1 1 7 64 - √
11. M.Ilham Fajar 2 1 1 4 36 - √
12. Mei Sandi 5 1 0 6 55 - √
13. Mila Karmila 5 2 2 9 82 √ -
14. Muh Khoerurojikin 5 2 2 9 82 √ -
15. Nenden Sedayu 4 2 2 8 73 √ -
16. Pajar Yusup 4 2 2 8 73 √ -
17. Riri Lestari 2 2 1 4 36 - √
18. Siti Saidah 4 1 2 7 64 - √
19. Syipa Permana 5 1 2 8 73 √ -
20. Yuliani 3 1 1 5 40 - √
21. Mohamad Sutrisno 4 1 2 7 64 - √
22. Hanifah Ramahani 5 1 1 7 64 - √
23. Melvi 2 1 1 4 36 - √
43
24. Serli Melinda 5 1 0 6 55 - √
Jumlah 96 34 36 164 1484 10 14
Rata-rata 6,83 61,83
Persentase 41,67 58,33
Keterangan:
Dari Tabel 1.1diperoleh gambaran bahwa, dari 24 orang siswa kelas IV SDN
Tunggakjati III hanya 10 orang (41,67%) yang dinyatakan tuntas karena mereka telah
memperoleh nilai di atas KKM, yaitu 70, dan sebagian besar siswa (14 orang atau
58,33%) dinyatakan belum tuntas karena nilai yang mereka peroleh masih di bawah
KKM,dengan nilai rata-rata kelas yang diperoleh baru mencapai 61,83.
B. Deskripsi Persiklus
Selama perbaikan pembelajaran dilaksanakan, banyak temuan yang peneliti
dapatkan. Temuan-temuan tersebut diperoleh dari hasil pengolahan data. Hal tersebut
terlihat dari kinerja guru, aktivitas siswa, penguasaan materi dan pengerjaan tugas-
tugas serta evaluasi terhadap siswa yang diberikan guru. Hasil pengolahan data yang
diperoleh dari dua siklus pembelajaran IPA tentang struktur bunga dan
fungsinyadiuaraikan sebagai berikut.
1. Siklus I
a. Perencanaan Siklus I
Berdasarkan temuan awal dari pembelajaran IPA tentang struktur bunga
dan fungsinya di kelas IV SDN Tunggakjati III, maka peneliti menyusun tindakan
untuk memecahkan permasalahan tersebut. Perencanaan ini mencakupkegiatan
menyiapkan rancangan tindakan dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran,
44
instrumen penelitian yang akan digunakan dalam kegiatan observasi selama
proses pembelajaran dilaksanakan.
b. Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan satu kali pertemuan dengan alokasi
waktu 2 x 35 menit dan dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 29 September 2014
dalam satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit dan dimulai dari
jam kesatu pada pukul 07.30 sampai pukul 08.40. Pelaksanaan pembelajaran
45
dilakukan oleh peneliti. Peneliti melakukan kegiatan pembelajaran di depan kelas
dan guru lain bertindak sebagai pengamat/observer.
46
a) Kinerja Guru
Berikut adalah tabel hasil observasi kinerja guru saat kegiatan belajar
mengajar berlangsung.
Tabel 4.2
Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I
Jumlah Persen
Skor Interpretasi
No Aspek yang diamati Skor tase
3 2 1 B C K
A. Tahap Perencanaan
1. Mempersiapkan media
√
pembelajaran. 8 88% √ - -
√
2. Mempersiapkan materi pelajaran.
√
3. Menyediakan lembar penilaian.
B. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan Awal
1. Mengkondisikan siswa pada situasi √
siap belajar
2. Mengaitkan materi yang akan √
dibahas dengan konsep-konsep
yang telah dimiliki siswa.
3. Menyampaikan tujuan √
pembelajaran.
4. Menjelaskan kegiatan yang harus
dilakukan siswa. √
Kegiatan Inti
5. Menginformasikan materi pelajaran √ 20 67% - √ -
sesuai tujuan.
6. Memberi pertanyaan-pertanyaan
yang mendorong siswa memahami √
konsep yang sedang dipelajari.
7. Membimbing siswa selama proses √
pembelajaran dan melakukan
penilaian.
Kegiatan Akhir
8. Menyimpulkan materi yang telah √
dipelajari
9. Memberikan penguatan √
10. Memberikan tindak lanjut √
C. Evaluasi 9 100% √ - -
47
1. Menggunakan lembar observasi
untuk siswa.
√
2. Melaksanakan penilaian selama
√
proses belajar.
√
3. Melaksanakan penilaian tes
individu.
Jumlah 7 7 2 37
Persentase (%) 44 44 12 77
Dari Tabel 4.2 diketahui bahwa pada saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung, ada 16 aspek yang diamati, dan guru baru melakukan 7 aspek atau
44% saja. Sedangkan 7 aspek atau 44% hanya memperoleh skor 2, dan 2 aspek
atau 12% memperoleh skor 1.
b) Aktivitas Siswa
Dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa dapat disimpulkan bahwa, dari
24 orang siswa kelas IV SDN Tunggakjati III,Kecamatan Karawang Barat, ada 12
orang siswa (50%) yang diinterpretasikan mendapat nilai B (Baik), 10 orang siswa
(42%) mendapat nilai C (Cukup), dan 2 orang (8%) siswa mendapat nilai K
(Kurang).
Berikut adalah tabel hasil observasi aktivitas siswa saat kegiatan belajar
mengajar berlangsung.
Tabel 4.3
48
Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
c) Hasil Belajar
Berdasarkan pelaksanaan tindakan siklus I diperoleh gambaran yang
menunjukkan bahwa penggunaan model kooperatif kepala bernomor struktur
dalam pembelajaran struktur bunga dan fungsinya, ternyata memberikan
perubahan yang positif pada proses pembelajaran, yakni siswa dapat
bekerjasama, aktif, dan disiplin dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
guru.
49
Jadi, pelaksanaan tindakan yang dilakukan dapat memperbaiki praktek
pembelajarandapat meningkatkan pemahaman serta aktivitas yang dilakukan
oleh siswa jika dibandingkan dengan sebelummenggunakan model pembelajaran
kooperatif kepala bernomor struktur.
Data hasil tes siswa pada pelaksanaan tindakan siklus I, terlihat bahwa
secara keseluruhan terdapat peningkatan dibandingkan dengan hasil tes belajar
pada data awal. Peningkatan ini dapat dilihat dari kriteria ketuntasan minimal
(KKM). Data pada tes awal persentase ketuntasan siswa 41,67%, sedangkan
pada siklus I menjadi 58,33%.
Tabel 4.4
Data Hasil Tes IPASiswa Kelas IV SDN Tunggakjati III Siklus I
Nomor Soal
KKM = 70
(Skor) Jumlah
No Nama Siswa Nilai
Skor Belum
1 2 3 Tuntas
Tuntas
50
1. Ajeng Ayu Yunia 5 2 2,5 9,5 86 √ -
2. Devis Sovian 5 2 2,5 9,5 86 √ -
3. Dhea Novila 4 2 3 9 82 √ -
4. Firda Nur Hanifa 4 2 2,5 8,5 77 √ -
5. Diana Amir 4 2 1 7 64 - √
6. Fitria Desi 4 1 2 7 64 - √
7. Gian Raga Mustika 5 1 2 8 73 √ -
8. Jajang Nurjaman 4 1 1 6 55 - √
9. Lesti Lestari 5 1 2 8 73 √ -
10. Lia Yuliawati 5 1 2 8 73 √ -
11. M.Ilham Fajar 3 1 1 5 46 - √
12. Mei Sandi 5 1 1 7 64 - √
13. Mila Karmila 5 2 2,5 9,5 86 √ -
14. Muh Khoerurojikin 5 2 2,5 9,5 86 √ -
15. Nenden Sedayu 4 2 3 9 82 √ -
16. Pajar Yusup 4 2 2,5 8,5 77 √ -
17. Riri Lestari 4 2 1 7 64 - √
18. Siti Saidah 4 1 2 7 64 - √
19. Syipa Permana 5 1 2 8 73 √ -
20. Yuliani 4 1 1 6 55 - √
21. Mohamad Sutrisno 5 1 2 8 73 √ -
22. Hanifah Ramahani 5 1 2 8 73 √ -
23. Melvi 3 1 1 5 46 - √
24. Serli Melinda 5 1 1 7 64 - √
Jumlah 108 34 45 185 1686 14 10
70,2
Rata-rata 7,71
5
Persentase 58,33 41,67
51
h) Guru memberikan bimbingan bagi siswa dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan.
b. Refleksi Siklus I
Berdasarkan hasil analisis dan hasil tindakan siklus I dapat dijadikan
bahan refleksi bagi peneliti untuk melakukan perbaikan-perbaikan. Hasil refleksi
didiskusikan untuk memperbaiki proses belajar sebagai tindakan perbaikan pada
siklus selanjutnya, di antaranya sebagai berikut.
52
2. Siklus II
a. Perencanaan Siklus II
Berdasarkan data hasil observasi/pengamatan dan refleksi pada
pelaksanaan tindakan siklus I, maka disusunlah rencana tindakan untuk
memecahkan permasalahan yang ditemukan pada pelaksanaan tindakan siklus II.
Seperti halnya dalam perencanaan tindakan siklus sebelumnya, kegiatan dalam
perencanaan ini juga mencakup kegiatan menyiapkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), menyiapkan media pembelajaran, dan sarana pendukung
yang diperlukan di kelas, menyiapkan evaluasi dan menyiapkan instrumen
penelitian yang akan digunakan dalam kegiatan observasi selama praktik
pembelajaran dilaksanakan.
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
observasi dan lembar tes hasil belajar.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun satu kali pertemuan
dengan alokasi waktu 2x35 menit. Rancangan ini disusun dengan berpedoman
pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KURIKULUM 2013).
3) Dalam proses kegiatan belajar mengajar pada pelaksanaan tindakan siklus II
ini sama halnya dengan proses belajar mengajar pada tindakan siklus I.
Perbedaannya adalah pada pelaksanaan tindakan siklus II telah mendapat
perbaikan berdasarkan hasil refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I.
Adapun hal-hal yang menjadi pusat perhatian untuk diperbaiki adalah: (1)
merancang pertanyaan yang jelas, efektif, dan efesien sehingga mudah
dipahami siswa; (2) memberikan penjelasan mengenai hakikat kerja
kelompok, agar siswa mau berbagi pendapat dengan teman pada saat kerja
kelompok, dan untuk menumbuhkan kepercayaan diri bagi siswa yang masih
ragu atau malu dalam mengeluarkan ide, gagasan, saran, maupun jawaban;
(3) penambahan intensitas bimbingan terhadap individu maupun kelompok,
sehingga guru tidak lengah sedikitpun pada saat siswa melakukan aktivitas
pembelajaran; dan (4) penambahan intensitas dan variasi penguatan yang
diberikan guru terhadap respon siswa.
4) Penelitian tindakan pada siklus II perlu dilakukan karena pencapaian
indikator-indikator pada pelaksanaan tindakan siklus I belum tercapai dengan
optimal. Berdasarkan hasil refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I, maka
kegiatan perencanaan tindakan pada siklus II dapat diuraikan sebagai berikut.
53
(a) Peneliti dan teman sejawat (observer) menyusun langkah-langkah
pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kepala bernomor
struktur yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) siklus II, terlampir.
(b) Menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan sesuai dengan
skenario pembelajaran, berupa alat-alat dan bahan-bahan yang
dipergunakan dalam pembelajaran struktur bunga dan fungsinya.
(c) Membuat lembar observasi untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas
siswa selama proses pembelajaran, lembar observasi ini yang akan
digunakan observer pada saat pelaksanaan pembelajaran.
(d) Peneliti dan observer mengadakan dialog mengenai cara melaksanakan
setiap tahapan tindakan pada siklus II.
(e) Peneliti dan observer merencanakan waktu untuk pelaksanaan tindakan
siklus II. Pelaksanaan siklus II akan dilaksanakan hari Jumat, tanggal 1
Oktober 2015.
b. Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan siklus II dilaksanakan hari Jumat, tanggal 6 Oktober 2014
dalam satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit dan dimulai dari
jam kesatu pada pukul 07.30 sampai pukul 08.40. Pelaksanaan pembelajaran
dilakukan oleh peneliti. Peneliti melakukan kegiatan pembelajaran di depan kelas
dan guru lain bertindak sebagai pengamat/observer.
a) Kinerja Guru
54
Dari hasil observasi terhadap kinerja guru yang terekam dapat diketahui
bahwa ada peningkatan kinerja guru dari 77% pada siklus I menjadi 96% pada
siklus II.Sehingga, terdapat peningkatan 19%, dantarget yang ingin dicapai pada
kinerja guru adalah 90%. Jadi, kinerja guru sudah mencapai target yang
diinginkan.
Berikut tabel hasil observasi terhadap kinerja guru saat kegiatan belajar
mengajar berlangsung.
Tabel 4.5
Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II
55
dilakukan siswa.
Kegiatan Inti
5. Menginformasikan materi pelajaran √
sesuai tujuan.
6. Memberi pertanyaan-pertanyaan yang √
mendorong siswa memahami konsep
yang sedang dipelajari.
7. Membimbing siswa selama proses √
pembelajaran dan melakukan penilaian. √
Kegiatan Akhir
8. Menyimpulkan materi yang telah
dipelajari
9. Memberikan penguatan √
10. Memberikan tindak lanjut √
C. Evaluasi
1. Menggunakan lembar observasi untuk √
siswa.
9 100% √ - -
2. Melaksanakan penilaian selama proses √
belajar.
3. Melaksanakan penilaian tes individu. √
Jumlah 15 1 0 46
Persentase (%) 94 6 0 96
b) Aktivitas Siswa
Dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa dapat disimpulkan bahwa
dari 24 siswa kelas IV SDN Tunggakjati III, ada 22 siswa (92%) yang di
interpretasikan mendapat nilai B (Baik), dan 2 orang siswa (8%) mendapat nilai
C(Cukup). Jadi, dapat disimpulkan dari kegiatan belajar siswa ada peningkatan
jika dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Pada siklus II ini data aktivitas
siswa secara keseluruhan mencapai 94,44%. Dengan demikian, aktivitas siswa
sudah mencapai target.
Berikut adalah tabel hasil observasi aktivitas siswa saat kegiatan belajar
mengajar berlangsung.
Tabel 4.6
Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
56
1. Ajeng Ayu Yunia √ √ √ 9 √
2. Devis Sovian √ √ √ 9 √
3. Dhea Novila √ √ √ 9 √
4. Firda Nur Hanifa √ √ √ 9 √
5. Diana Amir √ √ √ 6 √
6. Fitria Desi √ √ √ 9 √
7. Gian Raga Mustika √ √ √ 9 √
8. Jajang Nurjaman √ √ √ 9 √
9. Lesti Lestari √ √ √ 8 √
10. Lia Yuliawati √ √ √ 9 √
11. M.Ilham Fajar √ √ √ 8 √
12. Mei Sandi √ √ √ 8 √
13. Mila Karmila √ √ √ 9 √
14. Muh Khoerurojikin √ √ √ 9 √
15. Nenden Sedayu √ √ √ 9 √
16. Pajar Yusup √ √ √ 9 √
17. Riri Lestari √ √ √ 6 √
18. Siti Saidah √ √ √ 9 √
19. Syipa Permana √ √ √ 9 √
20. Yuliani √ √ √ 9 √
21. Mohamad Sutrisno √ √ √ 8 √
22. Hanifah Ramahani √ √ √ 9 √
23. Melvi √ √ √ 8 √
24. Serli Melinda √ √ √ 8 √
Jumlah 20 4 0 18 6 0 22 2 0 204 22 2 0
Persentase (%) 83 17 0 75 25 0 92 8 0 94,44 92 8 0
c) Hasil Belajar
Berdasarkan pelaksanaan tindakan siklus II diperoleh gambaran yang
menunjukkan bahwa penerapan model kepala bernomor struktur dalam
pembelajaran struktur bunga dan fungsinya mengalami peningkatan yang sangat
baik, baik dari aspek perhatian, keaktifan, dan kerjasama dapat merubah hasil
kerja siswa dalam memahami materi pembelajaran yang disajikan, sehingga tes
hasil belajar siswa meningkat sesuai dengan target yang diinginkan.
57
Tabel 4.7
Data Hasil Tes IPASiswa Kelas IV SDN Tunggakjati III Siklus II
Nomor Soal
KKM = 70
(Skor) Jumlah
No Nama Siswa Nilai
Skor Belum
1 2 3 Tuntas
Tuntas
1. Ajeng Ayu Yunia 5 2 4 11 100 √ -
2. Devis Sovian 5 2 4 11 100 √ -
3. Dhea Novila 5 2 4 11 100 √ -
4. Firda Nur Hanifa 5 2 3 10 91 √ -
5. Diana Amir 5 2 3 10 91 √ -
6. Fitria Desi 5 2 2 9 82 √ -
7. Gian Raga Mustika 5 2 2 9 82 √ -
8. Jajang Nurjaman 5 2 2 9 82 √ -
9. Lesti Lestari 5 2 2 9 82 √ -
10. Lia Yuliawati 5 2 4 11 100 √ -
11. M.Ilham Fajar 5 1 2 8 73 √ -
12. Mei Sandi 5 2 2 9 82 √ -
13. Mila Karmila 5 2 4 11 100 √ -
14. Muh Khoerurojikin 5 2 4 11 100 √ -
15. Nenden Sedayu 5 2 4 11 100 √ -
16. Pajar Yusup 5 2 3 10 91 √ -
17. Riri Lestari 5 2 3 10 91 √ -
18. Siti Saidah 5 2 2 9 82 √ -
19. Syipa Permana 5 2 2 9 82 √ -
20. Yuliani 5 2 2 9 82 √ -
21. Mohamad Sutrisno 5 2 2 9 82 √ -
22. Hanifah Ramahani 5 2 4 11 100 √ -
23. Melvi 5 1 2 8 73 √ -
24. Serli Melinda 5 2 2 9 82 √ -
Jumlah 120 46 68 234 2130 24 0
Rata-rata 9,75 88,75
58
Persentase 100 0
b) Refleksi Siklus II
Refleksi dilakukan secara bersama-sama antara peneliti dengan
observer sebagai pengamat setelah pembelajaran selesai. Refleksi ini
bertujuan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan pembelajaran struktur
bunga dan fungsinya.
Adapun hasil refleksi diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
59
f) Pada proses pembelajaran IPA tentang struktur bunga dan fungsinya,
guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik.
g) Pembelajaran struktur bunga dan fungsinya dengan penerapan model
kepala bernomor struktur dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
mengidentifikasi struktur bunga dan fungsinya.
h) Dalam proses pembelajaran siswa sudah dapat melaksanakan kerja
kelompok dengan baik, baik dalam perhatian, keaktifan, dan kerjasama
dalam melaksanakan tugas atau materi yang diberikan.
i) Hasil pembelajaran struktur bunga dan fungsinya dengan penerapan
model kooperatif kepala bernomor struktur dapat meningkat, dan
mencapai target yang diinginkan.
C. Pembahasan
Berdasarkan permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan pembelajaran
struktur bunga dan fungsinya yaitu tentang rendahnya kemampuan siswa dalam
memahami materi pembelajaran, maka dilaksanakan usaha-usaha untuk memperbaiki
pembelajaran. Baik dari aspek kinerja guru, aktivitas siswa, dan media serta model
pembelajaran yang digunakan dalam meningkatkan kemampuan dan hasil belajar
siswa.
60
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I masih terdapat 8
orang siswa (33%) yang aktivitasnya tergolong kurang. Begitupun dengan hasil belajar
siswa dari hasil tes awal diperoleh data bahwa kemampuan siswa dalam memahami
struktur bunga dan fungsinya yang berhasil mencapi KKM sebesar 41,67% atau 10
orang siswa. Setelah dilaksanakan tindakan siklus I dengan penerapan model
kooperatif kepala bernomor struktur, terjadi perubahan dengan adanya peningkatan
nilai rata-rata dan jumlah siswa yang mencapai atau melampaui batas KKM. Dari data
hasil pelaksanaan tindakan siklus I diperoleh kenaikan 14 orang atau 58,33% telah
mencapai batas KKM. Artinya terjadi kenaikan sebesar 16,66% siswa yang mencapai
KKM.
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan siklus I, diperoleh beberapa temuan
penting sebagai evaluasi dan refleksi terhadap penerapan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Pada siklus I, dalam proses
pembelajaran guru memberikan pertanyaan yang tidak jelas, sulit dipahami, sehingga
siswa tidak dapat merespon dengan baik pertanyaan yang diajukan oleh guru.Pada saat
membimbing siswa yang belum paham, guru tidak mengoreksi/memberi penjelasan
terhadap hasil kerja siswa yang masih salah. Ketika proses pembelajaran berlangsung,
masih ada siswa yang tidak aktif bekerja dan belajar dalam kelompoknya, masih ada
siswa yang diam saja. Dan pemberian motivasi atau penghargaan (penguatan) yang
diberikan oleh guru masih terbatas dalam bentuk verbal.
Pelaksanaan perbaikan pada siklus II guru harus lebih efektif dalam
menyampaikan pertanyaan, guru agar lebih menguasai pengelolaan kelas dan
memberikan bimbingan serta penjelasan mengenai hakikat kerja kelompok, guru harus
memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam pelaksanaan pada saat pengerjaan tugas
yang diberikan. Dan penguatan yang diberikan agar lebih variatif.
Pada siklus I ini masih belum mencapai target yang diharapkan dari 24 orang
siswa kelas IV SDN Tunggakjati III, hanya 14 orang siswa (58,33%) yang dinyatakan
tuntas, sedangkan sisanya masih belum tuntas karena nilai yang mereka peroleh belum
mencapai KKM.
Pada pelaksanaan siklus II, proses pembelajaran IPA dengan penerapan model
kooperatif kepala bernomor struktur dalam pembelajaran struktur bunga dan fungsinya
semakin meningkat, baik kinerja guru maupun aktivitas siswa. Guru semakin
menguasai langkah-langkah pembelajaran dengan penerapan model kepala bernomor
struktur sehingga berdampak pula pada peningkatan aktivitas siswa. Sebagian besar
61
siswa yaitu 22 orang siswa (92%) sudah beraktivitas dengan baik, dan sisanya yaitu 2
orang siswa (8%) aktivitasnya tergolong cukup.
Berdasarkan hasil tes belajar siswa, menunjukkan seluruh siswa yaitu 24 orang
atau 100% dinyatakan tuntas. Keberhasilan penerapan model kooperatif kepala
bernomor struktur dalam pembelajaran struktur bunga dan fungsinya di kelas IV SDN
Tunggakjati III, Kecamatan Karawang Barat dapat mengatasi permasalahan pada
pembelajaran IPA. Karena penerapan model kooperatif kepala bernomor struktur
dapat memudahkan siswa memahami dan melakukan struktur bunga dan fungsinya
sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu, siswa dalam melakukan penerapan model
pembelajaran kooperatif kepala bernomor struktur dapat menjadi aktif dalam
mengikuti proses belajar mengajar sehingga pembelajaran menjadi tidak jenuh dan
membosankan. Lebih jelasnya, peningkatan keberhasilan pembelajaran struktur bunga
dan fungsinya dengan penerapan model kooperatif kepala bernomor struktur dapat
dilihat pada diagram-diagram berikut.
100
80
Siklus I
60
Siklus II
40
20
Diagram 4.1
Peningkatan Kinerja Guru Setiap Siklus
62
100
90
80
70
60 Siklus I
50
40 Siklus II
30
20
10
0
Perhatian Keaktifan Kerjasama
Diagram 4.2
Perbandingan Aktivitas Siswa pada Siklus I dan Siklus II
Dari Diagram 4.2 diperoleh gambaran bahwa aktivitas siswa pada aspek-aspek
yang diamati yaitu perhatian, keaktifan, dan kerjasama setiap siklusnya mengalami
peningkatan. Pada aspek perhatian jumlah siswa yang mendapat skor maksimal pada
siklus I baru mencapai 10 orang (42%), pada siklus II meningkat menjadi 20 orang
(83%). Pada aspek keaktifan jumlah siswa yang mendapat skor maksimal pada siklus I
baru mencapai 12 orang (50%), pada siklus II meningkat menjadi 18 orang (75%).
Pada aspek kerjasama jumlah siswa yang mendapat skor maksimal pada siklus I baru
mencapai 10 orang (42%), pada siklus II meningkat menjadi 22 orang (92%).
12
10
8
Siklus I
6
Siklus II
4
2
0
Diagram 4.3
Perbandingan Ketuntasan Tes Hasil Belajar pada Siklus I dan Siklus II
Dari Diagram 4.3 diperoleh gambaran bahwa pada siklus I siswa yang
dinyatakan tuntas baru mencapai 14 orang siswa (58,33%) dan pada siklus II siswa
yang dinyatakan tuntas mencapai 24 orang siswa (100%).
63
Berdasarkan temuan-temuan penelitian sebagaimana dipaparkan di atas,
menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif kepala bernomor
struktur meningkatkan proses pembelajaran seperti kinerja guru dan aktivitas siswa
serta meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu meningkatkan pemahaman siswa pada
materi struktur bunga dan fungsinya di kelas IV SDN Tunggakjati III.
Tabel 4.8
Rekapitulasi Peningkatan Proses dan Hasil Pembelajaran IPA tentang Struktur
Bunga dan Fungsinya
No Tahapan Peningkatan
Komponen
. Data Awal I II (%)
BAB V
64
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
65
materi tentang struktur bunga dan fungsinya, hal ini dapat dilihat dari
jumlah siswa yang telah tuntas belajar mencapai 100%.
Secara keseluruhan, penerapan model pembelajaran kooperatif kepala
bernomor struktur dalam pembelajaran IPA tentang struktur bunga dan fungsinya yang
dilakukan secara kontinue sebanyak dua siklus telah memberikan perubahan yang
sangat berarti untuk meningkatkan kinerja guru dan aktivitas siswa, sehingga
kemampuan pemahaman siswa pada materi tersebut dapat meningkat. Dengan
demikian, untuk meningkatkan kemampuan pemahaman siswa pada materi struktur
bunga dan fungsinya di kelas IV SDN Tunggakjati III, Kecamatan Karawang Barat,
Kabupaten Karawang dapat dilakukan melalui penerapan model pembelajaran kepala
bernomor struktur.
B. Saran
Berdasarkan hasil penerapan model pembelajaran kooperatif kepala bernomor
struktur pada pelajaran IPA tentang struktur bunga dan fungsinyamelalui pelaksanaan
tindakan siklus I dan II, maka dikemukakan beberapa saran sebagai berikut.
1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif kepala bernomor struktur memberikan perubahan dan hasil
yang positif terhadap proses dan hasil pembelajaran IPA tentangstruktur bunga dan
fungsinya. Dengan keberhasilan tersebut, model pembelajaran kooperatif kepala
bernomor struktur diharapkan dapat diterapkan pada materi lain pada pelajaran IPA
dan mata pelajaran yang lainnya.
2. Pada penerapan model pembelajaran kooperatif kepala bernomor struktur, metode
yang digunakan cukup bervariasi yaitu menerapkan metode ekspositorik, tanya-
jawab,kerja kelompok, dan diskusi yang berpusat pada siswa, sehingga aktivitas
siswa meningkat baik pada aspek perhatian, keaktifan, dan kerjasama. Dengan
demikian, diharapkan guru-guru di Sekolah Dasar dapat mengembangkan model
pembelajaran kooperatif kepala bernomor struktur dengan modifikasi dan variasi
metode serta teknik yang lain. Dengan penerapan metode yang variatif akan sangat
membantu siswa dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya sehingga
tumbuh minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran.
3. Penerapan model pembelajaran kooperatif kepala bernomor struktur pada
pembelajaran IPA tentang struktur bunga dan fungsinyaini, media dan sumber
belajar dikembangkan sesuai materi pembelajaran dan konteks siswa. Diharapkan
66
dalam materi pelajaran lain, guru agar mampu mengembangkan media dan sumber
belajar selain buku paket siswa, sesuai karakteristik materi pelajaran sehingga akan
membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang dipelajari.
4. Bagi para peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
perbandingan sekaligus landasan penelitian lanjutan yang berhubungan dengan
pengembangan penerapan model pembelajaran kooperatif kepala bernomor
struktur.
DAFTAR PUSTAKA
67
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Dahlan, M.D. 1984. Model-Model Mengajar. Bandung: CV. Diponegoro.
Dirjen PMPTK Depdiknas. 2002. Pedoman Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Depdiknas.
Djuanda, Dadan, dkk. 2009. Model Pembelajaran di Sekolah Dasar. Karawang : UPI.
Karli, Hilda. 2003. Model-model pembelajaran. Jakarta: Gramedia.
Kasbolah, K. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud.
Lie, Anita. 2005. Cooperative Learning (Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-
Ruang Kelas). Jakarta: Grasindo.
Misdan, Undang. 2002. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Yayasan BFH.
Pitadjeng. 2006. Pembelajaran IPA yang Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas Dirjendikti.
Samatowa, U. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta:
Depdiknas.
Sofiraeni dan Susilawati. 2004. Pedoman Pembelajaran Sains secara Kontekstual untuk
Guru SD. Bandung: Depdiknas.
Sudjana, Nana. 1987. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Angkasa.
Sukmara, D. 2005. Implementasi Program Life Skill dalam Kurikulum Berbasis
Kompetensi pada Jalur Sekolah. Bandung: Bumi Sejahtra.
Wardani, I.G.A.K, dkk., 2008. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja
Rosda Karya.
Lampiran 1
(SIKLUS I)
68
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Hari, tanggal : Sabtu, 22 Mei 2021
A. Standar Kompetensi
2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya.
B. Kompetensi Dasar
2.4 Menjelaskan hubungan antara bunga dengan fungsinya.
C. Indikator
1. Mengidentifikasi bagian-bagian bunga.
2. Menjelaskan fungsi bunga.
3. Membandingkan bagian-bagian bunga sempurna dengan bunga tidak sempurna.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan perbaikan pembelajaran melalui pengamatan siswa dapat:
1. Mengidentifikasi bagian-bagian bunga dengan benar.
2. Menjelaskan fungsi bunga dengan benar.
3. Membandingkan bagian-bagian bunga sempurna dengan bunga tidak sempurna
dengan benar.
F. Materi Pembelajaran
1. Contoh bunga sempurna dan bunga tidak sempurna dengan bagian-bagiannya.
69
benang sari
putik
mahkota
kelopak
tangkai
Bagian-bagian Bunga
(Bunga Sempurna)
2. Struktur Bunga.
Bunga sempurna memiliki bagian-bagian sebagai berikut.
a. Kelopak, umumnya berwarna hijau dan berfungsi menutup bunga di saat
masih kuncup.
b. Mahkota, merupakan bagian bunga yang indah dan berwarnawarni.
c. Benang sari dengan serbuk sari sebagai alat kelamin jantan.
d. Putik sebagai alat kelamin betina.
e. Dasar dan tangkai bunga sebagai tempat kedudukan bunga.
Bunga yang memiliki tangkai, kelopak, mahkota, benang sari, dasar bunga, dan
putik disebut bunga sempurna. Bunga yang hanya memiliki benang sari atau putik
saja disebut bunga tidak sempurna.
3. Fungsi Bunga.
Fungsi bunga yang utama adalah sebagai alat perkembangbiakan generatif
atau secara kawin. Perkembangbiakan generatif merupakan perkembangbiakan
yang didahului pembuahan. Pada tumbuhan berbunga, pembuahan yang terjadi
didahului dengan penyerbukan. Penyerbukan adalah peristiwa jatuhnya kepala
serbuk sari ke kepala putik.
Bagian bunga yang paling menarik adalah mahkota. Bagi manusia, bunga
dapat dimanfaatkan sebagai hiasan, perlengkapan upacara adat, dan bahan
rempah-rempah.
G. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
70
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Demonstrasi
5. Penugasan
H. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (± 10 menit)
a. Membaca doa.
b. Pengabsenan.
c. Mengkondisikan siswa pada situasi pembelajaran yang kondusif.
d. Apersepsi dengan memberikan pertanyaan kepada siswa “Siapa yang hapal lagu
‘Kebunku’?” Kemudian guru mengajak siswa untuk bernyanyi bersama-sama.
Pertanyaan kedua “Apakah bagian tumbuhan yang banyak disukai dan memiliki
beribu makna bagi manusia?”
e. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (± 45 menit)
a. Siswa mengamati bagian-bagian bunga pada bunga asli yang didemonstrasikan
guru.
b. Siswa disuruh ke depan untuk menunjukkan bagian-bagian bunga yang
disiapkan guru.
c. Siswa disuruh menjelaskan bagian-bagian bunga.
d. Siswa disuruh menjelaskan fungsi bunga.
e. Siswa disuruh membandingkan dua macam bunga.
f. Siswa dibagi dalam 3 kelompok.
g. Setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
h. Siswa mendapat tugas berdasarkan nomornya.
i. Setiap kelompok terdiri dari 4 orang, dari nomor 1 sampai nomor 4 masing-
masing mempunyai tugas yang berbeda.
j. Guru membagikan 4 macam bunga, LKS, dan nomor pada tiap kelompok.
k. Siswa mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS).
l. Siswa menyimak penjelasan guru, bahwa kalau siswa mengalami kesulitan,
siswa yang bernomor sama boleh bekerja sama.
m. Guru berkeliling pada tiap kelompok diskusi untuk memberikan penilaian
pengamatan.
71
n. Salah satu kelompok yang hasil diskusinya paling bagus disuruh
mempresentasikannya di depan kelas.
o. Guru memberikan penguatan pada kelompok yang melaporkan dan menanggapi
hasil diskusi.
p. Guru memberikan kejelasan terhadap hasil kerja siswa.
72
kelopak, benang sari, dan putik.
Bunga merupakan alat perkembangbiakan generatif
2. 0-2
atau secara kawin pada tumbuhan.
- Bunga sempurna yaitu bunga yang memiliki tangkai,
mahkota, kelopak, benang sari, dan putik.
3. 0-5
- Bunga tidak sempurna yaitu bunga yang hanya
memiliki putik atau benang sari saja.
Skor Maksimal 11
Lampiran 2
Petunjuk Kegiatan:
1. Amati bunga satu persatu yang sudah disediakan!
73
2. Copotlah bagian-bagian bunga secara hati-hati satu persatu!
3. Kelompokkan bagian-bagian bunga yang bentuknya sama!
4. Ada berapa kelompok bagian bunga isi pada kolom di bawah ini!
5. Bagian-bagian yang ada pada bunga, isi pada kolom di bawah ini dengan memberi
tanda centang ( )!
6. Buatlah kesimpulan berdasarkan kegiatan ini!
Jumlah
Benang
No Nama Bunga Bagian Tangkai Kelopak Mahkota Putik
Sari
Bunga
Kembang
1.
Sepatu
2. Asoka
3. Melati
4. Eporbia
Kesimpulan : …………………..………………….………………..........................
…………………..………………….………………..........................
…………………..………………….………………..........................
Kelompok : .................................
Ketua : .................................
Anggota : .................................
: .................................
74
: .................................
Lampiran 3
75
3. Menyediakan lembar penilaian.
B.Tahap Pelaksanaan
Kegiatan Awal
1. Mengkondisikan siswa pada √
situasi siap belajar
2. Mengaitkan materi yang akan √
dibahas dengan konsep-konsep
yang telah dimiliki siswa.
3. Menyampaikan tujuan √
pembelajaran. √
4. Menjelaskan kegiatan yang harus
dilakukan siswa.
Kegiatan Inti
5. Menginformasikan materi √
20 67% - √ -
pelajaran sesuai tujuan.
6. Memberi pertanyaan-pertanyaan √
yang mendorong siswa
memahami konsep yang sedang
dipelajari.
7. Membimbing siswa selama proses √
pembelajaran dan melakukan
penilaian.
Kegiatan Akhir
8. Menyimpulkan materi yang telah √
dipelajari
9. Memberikan penguatan √
10. Memberikan tindak lanjut √
C. Evaluasi
1. Menggunakan lembar observasi
√
untuk siswa.
2. Melaksanakan penilaian selama 9 100% √ - -
√
proses belajar.
3. Melaksanakan penilaian tes
√
individu.
Jumlah 7 7 2 37
Persentase (%) 44 44 12 77
76
Deskriptor Penelitian
A. Tahap Perencanaan
1. Mempersiapkan Perencanaan
Skor 3 : Rencana pembelajaran dibuat dengan konsep yang lengkap.
Skor 2 : Rencana pembelajaran dibuat tetapi komponen hanya
sebagian.
Skor 1 : Rencana pembelajaran dibuat tetapi isi komponen tidak
sesuai dengan kurikulum.
B. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan Awal
1. Mengkondisikan siswa pada situasi siap belajar.
Skor 3 : Berdoa, mengabsen kehadiran siswa, memusatkan perhatian
siswa pada situasi belajar dengan baik.
Skor 2 : Hanya melakukan kegiatan berdoa dan mengabsen.
Skor 1 : Tidak melaksanakan kegiatan yang memusatkan perhatian
siswa pada situasi belajar yang baik.
77
Skor 3 : Bahan materi apersepsi berkaitan dengan konsep yang telah
dimiliki oleh siswa.
Skor 2 : Bahan materi apersepsi tidak berkaitan dengan konsep yang
dimiliki oleh siswa.
Skor 1 : Tidak melaksanakan apersepsi tentang materi yang telah
dimiliki oleh siswa.
Kegiatan Inti
5. Menginformasikan materi pembelajaran sesuai dengan tujuan.
Skor 3 : Menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
Skor 2 : Menyampaikan materi pembelajaran hanya sebagian.
Skor 1 : Menyampaikan materi pembelajaran tetapi tidak sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
78
pembelajaran.
Kegiatan Akhir
8. Menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Skor 3 : Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
Skor 2 : Hanya guru yang menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
Skor 1 : Tidak ada kesimpulan materi yang telah dipelajari.
9. Memberikan penguatan.
Skor 3 : Guru memberikan penguatan pada semua kegiatan siswa.
Skor 2 : Guru memberikan penguatan hanya pada sebagian siswa.
Skor 1 : Tidak memberikan penguatan.
C. Evaluasi
1. Menggunakan Lembar Observasi Untuk Siswa.
Skor 3 : Lembar observasi untuk siswa memuat aspek-aspek yang
ada pada tujuan pembelajaran.
Skor 2 : Lembar observasi untuk siswa memuat hanya sebagian
aspek-aspek yang ada pada tujuan pembelajaran.
Skor 1 : Lembar observasi untuk siswa tidak sesuai dengan aspek-
aspek yang ada pada tujuan pembelajaran.
79
Skor 3 : Melaksanakan penilaian tes individu pada awal, proses, dan
akhir pembelajaran.
Skor 2 : Hanya melaksanakan dua kegiatan penilaian.
Skor 1 : Hanya melaksanakan satu kegiatan penilaian.
Pedoman Pensekoran
Skor ideal = 48
Kriteria penilaian : Skor perolehan x100
Skor ideal
80
Lampiran 4
B. Keaktifan:
Skor : 3 Mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan.
2 Mengajukan pertanyaan tetapi tidak menjawab pertanyaan.
81
1 Tidak mengajukan pertanyaan dan tidak menjawab pertanyaan.
C. Kerjasama:
Skor : 3 Memberikan bantuan kepada temannya dan menghargai pendapat
orang lain.
2 Memberikan bantuan kepada temannya tetapi tidak menghargai
pendapat orang lain.
1 Tidak memberikan bantuan kepada temannya dan tidak menghargai
pendapat orang lain.
Keterangan:
Baik (B) : Jika skor yang diperoleh 7-9
Cukup (C) : Jika skor yang diperoleh 4-6
Kurang (K) : Jika skor yang diperoleh 1-3
Lampiran 5
Nomor Soal
KKM = 70
(Skor) Jumlah
No Nama Siswa Nilai
Skor Tunta Belum
1 2 3
s Tuntas
1. Ajeng Ayu Yunia 5 2 2,5 9,5 86 √ -
82
2. Devis Sovian 5 2 2,5 9,5 86 √ -
3. Dhea Novila 4 2 3 9 82 √ -
4. Firda Nur Hanifa 4 2 2,5 8,5 77 √ -
5. Diana Amir 4 2 1 7 64 - √
6. Fitria Desi 4 1 2 7 64 - √
7. Gian Raga Mustika 5 1 2 8 73 √ -
8. Jajang Nurjaman 4 1 1 6 55 - √
9. Lesti Lestari 5 1 2 8 73 √ -
10. Lia Yuliawati 5 1 2 8 73 √ -
11. M.Ilham Fajar 3 1 1 5 46 - √
12. Mei Sandi 5 1 1 7 64 - √
13. Mila Karmila 5 2 2,5 9,5 86 √ -
14. Muh Khoerurojikin 5 2 2,5 9,5 86 √ -
15. Nenden Sedayu 4 2 3 9 82 √ -
16. Pajar Yusup 4 2 2,5 8,5 77 √ -
17. Riri Lestari 4 2 1 7 64 - √
18. Siti Saidah 4 1 2 7 64 - √
19. Syipa Permana 5 1 2 8 73 √ -
20. Yuliani 4 1 1 6 55 - √
21. Mohamad Sutrisno 5 1 2 8 73 √ -
22. Hanifah Ramahani 5 1 2 8 73 √ -
23. Melvi 3 1 1 5 46 - √
24. Serli Melinda 5 1 1 7 64 - √
Jumlah 106 34 45 185 1686 14 10
Rata-rata 7,71 70,25
Persentase 58,33 41,67
Keterangan:
Skor yang Diperoleh Siswa
Nilai akhir = x 100
Skor Maksimal
83
Lampiran 6
(SIKLUS II)
A. Standar Kompetensi
2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya.
B. Kompetensi Dasar
2.4 Menjelaskan hubungan antara bunga dengan fungsinya.
C. Indikator
84
1. Mengidentifikasi bagian-bagian bunga.
2. Menjelaskan fungsi bunga.
3. Membandingkan bagian-bagian bunga sempurna dengan bunga tidak sempurna.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan perbaikan pembelajaran melalui pengamatan siswa dapat:
1. Mengidentifikasi bagian-bagian bunga dengan benar.
2. Menjelaskan fungsi bunga dengan benar.
3. Membandingkan bagian-bagian bunga sempurna dengan bunga tidak sempurna
dengan benar.
F. Materi Pembelajaran
1. Contoh bunga sempurna dan bunga tidak sempurna dengan bagian-bagiannya.
benang sari
putik
mahkota
kelopak
tangkai
Bagian-bagian Bunga
(Bunga Sempurna)
2. Struktur Bunga.
85
Bunga sempurna memiliki bagian-bagian sebagai berikut.
a. Kelopak, umumnya berwarna hijau dan berfungsi menutup bunga di saat
masih kuncup.
b. Mahkota, merupakan bagian bunga yang indah dan berwarnawarni.
c. Benang sari dengan serbuk sari sebagai alat kelamin jantan.
d. Putik sebagai alat kelamin betina.
e. Dasar dan tangkai bunga sebagai tempat kedudukan bunga.
Bunga yang memiliki tangkai, kelopak, mahkota, benang sari, dasar bunga,
dan putik disebut bunga sempurna. Bunga yang hanya memiliki benang sari atau
putik saja disebut bunga tidak sempurna.
3. Fungsi Bunga.
Fungsi bunga yang utama adalah sebagai alat perkembangbiakan generatif
atau secara kawin. Perkembangbiakan generatif merupakan perkembangbiakan
yang didahului pembuahan. Pada tumbuhan berbunga, pembuahan yang terjadi
didahului dengan penyerbukan. Penyerbukan adalah peristiwa jatuhnya kepala
serbuk sari ke kepala putik.
Bagian bunga yang paling menarik adalah mahkota. Bagi manusia, bunga
dapat dimanfaatkan sebagai hiasan, perlengkapan upacara adat, dan bahan
rempah-rempah.
G. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Demonstrasi
5. Penugasan
H. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (± 5 menit)
a. Membaca doa.
b. Pengabsenan.
c. Mengkondisikan siswa pada situasi pembelajaran yang kondusif.
d. Apersepsi dengan memberikan pertanyaan kepada siswa “Siapa yang hapal
lagu ‘Kebunku’?” Kemudian guru mengajak siswa untuk bernyanyi bersama-
86
sama. Pertanyaan kedua “Apakah bagian tumbuhan yang banyak disukai dan
memiliki beribu makna bagi manusia?”
e. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
87
I. Media/Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media/Alat Pembelajaran
Empat macam bunga, yaitu bunga kembang sepatu, bunga melati, bunga asoka,
dan bunga eporbia.
2. Sumber Pembelajaran
a. Kurikulum SDN Marongpong.
b. Buku Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas IV SD, karangan Budi Wahyono,
halaman 33-34, Penerbit Pusat Perbukuan, Depdiknas.
J. Penilaian
1. Jenis tes : tertulis
2. Bentuk tes : uraian
3. Prosedur tes : tes akhir
4. Instrumen tes : a. Naskah Soal
b. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran.
a. Naskah Soal
Kerjakan soal-soal di bawah ini sesuai perintah!
1) Sebutkan bagian-bagian bunga!
2) Apakah fungsi bunga bagi tumbuhan?
3) Jelaskan perbedaan bunga sempurna dengan bunga tidak sempurna!
b. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran
Skor
No. Kunci Jawaban
Nilai
Bagian-bagian bunga meliputi tangkai, mahkota,
1. 0-4
kelopak, benang sari, dan putik.
Bunga merupakan alat perkembangbiakan generatif
2. 0-2
atau secara kawin pada tumbuhan.
- Bunga sempurna yaitu bunga yang memiliki tangkai,
mahkota, kelopak, benang sari, dan putik.
3. 0-5
- Bunga tidak sempurna yaitu bunga yang hanya
memiliki putik atau benang sari saja.
Skor Maksimal 11
88
Mengetahui/Menyetujui Karawang , 29 Mei 2021
Kepala Sekolah, Mahasiswa,
Lampiran 7
Petunjuk Kegiatan:
1. Amati bunga satu persatu yang sudah disediakan!
2. Copotlah bagian-bagian bunga secara hati-hati satu persatu!
3. Kelompokkan bagian-bagian bunga yang bentuknya sama!
4. Ada berapa kelompok bagian bunga isi pada kolom di bawah ini!
5. Bagian-bagian yang ada pada bunga, isi pada kolom di bawah ini dengan memberi
tanda centang ( )!
6. Buatlah kesimpulan berdasarkan kegiatan ini!
89
Isilah tabel di bawah sesuai petunjuk!
Jumlah
Tangka Kelopa Mahkot Benang
No Nama Bunga Bagian Putik
i k a Sari
Bunga
Kembang
1.
Sepatu
2. Asoka
3. Melati
4. Eporbia
Kesimpulan : …………………..………………….………………..........................
…………………..………………….………………..........................
…………………..………………….………………..........................
Kelompok : .................................
Ketua : .................................
Anggota : .................................
90
Lampiran 8 : .................................
91
7. Membimbing siswa selama √
proses pembelajaran dan
melakukan penilaian.
Kegiatan Akhir
8. Menyimpulkan materi yang √
telah dipelajari
9. Memberikan penguatan √
10. Memberikan tindak lanjut √
C. Evaluasi
1. Menggunakan lembar observasi
√
untuk siswa.
2. Melaksanakan penilaian selama 9 100% √ - -
√
proses belajar.
3. Melaksanakan penilaian tes
√
individu.
Jumlah 15 1 0 46
Persentase (%) 94 6 0 96
Deskriptor Penelitian
A. Tahap Perencanaan
1. Mempersiapkan Perencanaan
Skor 3 : Rencana pembelajaran dibuat dengan konsep yang lengkap.
Skor 2 : Rencana pembelajaran dibuat tetapi komponen hanya
sebagian.
Skor 1 : Rencana pembelajaran dibuat tetapi isi komponen tidak
sesuai dengan kurikulum.
92
B. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan Awal
1. Mengkondisikan siswa pada situasi siap belajar.
Skor 3 : Berdoa, mengabsen kehadiran siswa, memusatkan perhatian
siswa pada situasi belajar dengan baik.
Skor 2 : Hanya melakukan kegiatan berdoa dan mengabsen.
Skor 1 : Tidak melaksanakan kegiatan yang memusatkan perhatian
siswa pada situasi belajar yang baik.
Kegiatan Inti
5. Menginformasikan materi pembelajaran sesuai dengan tujuan.
Skor 3 : Menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
Skor 2 : Menyampaikan materi pembelajaran hanya sebagian.
93
Skor 1 : Menyampaikan materi pembelajaran tetapi tidak sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Akhir
8. Menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Skor 3 : Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
Skor 2 : Hanya guru yang menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
Skor 1 : Tidak ada kesimpulan materi yang telah dipelajari.
9. Memberikan penguatan.
Skor 3 : Guru memberikan penguatan pada semua kegiatan siswa.
Skor 2 : Guru memberikan penguatan hanya pada sebagian siswa.
Skor 1 : Tidak memberikan penguatan.
C. Evaluasi
1. Menggunakan Lembar Observasi Untuk Siswa.
Skor 3 : Lembar observasi untuk siswa memuat aspek-aspek yang
94
ada pada tujuan pembelajaran.
Skor 2 : Lembar observasi untuk siswa memuat hanya sebagian
aspek-aspek yang ada pada tujuan pembelajaran.
Skor 1 : Lembar observasi untuk siswa tidak sesuai dengan aspek-
aspek yang ada pada tujuan pembelajaran.
Pedoman Pensekoran
Skor ideal = 48
Kriteria penilaian : Skor perolehan x100
Skor ideal
Jika skor 70 % - 100% = kriteria baik (B)
Jika skor 40% - 69% = kriteria cukup (C)
Jika skor 10% - 39% = kriteria kurang (K)
Lampiran 9
Jum
Aspek yang dinilai Interpretasi
No. Nama Siswa lah
Perhatian Keaktifan Kerjasama
3 2 1 3 2 1 3 2 1 B C K
1. Ajeng Ayu
√ √ √ 9 √
Yunia
2. Devis Sovian √ √ √ 9 √
3. Dhea Novila √ √ √ 9 √
4. Firda Nur H √ √ √ 9 √
5. Diana Amir √ √ √ 6 √
95
6. Fitria Desi √ √ √ 9 √
7. Gian Raga M √ √ √ 9 √
8. Jajang N √ √ √ 9 √
9. Lesti Lestari √ √ √ 8 √
10. Lia Yuliawati √ √ √ 9 √
11. M.Ilham Fajar √ √ √ 8 √
12. Mei Sandi √ √ √ 8 √
13. Mila Karmila √ √ √ 9 √
14. Muh Khoeru √ √ √ 9 √
15. Nenden Sedayu √ √ √ 9 √
16. Pajar Yusup √ √ √ 9 √
17. Riri Lestari √ √ √ 6 √
18. Siti Saidah √ √ √ 9 √
19. Syipa Permana √ √ √ 9 √
20. Yuliani √ √ √ 9 √
21. Mohamad S √ √ √ 8 √
22. Hanifah R √ √ √ 9 √
23. Melvi √ √ √ 8 √
24. Serli Melinda √ √ √ 8 √
Jumlah 20 4 0 18 6 0 22 2 0 204 22 2 0
Persentase (%) 83 17 0 75 25 0 92 8 0 94,44 92 8 0
B. Keaktifan:
Skor : 3 Mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan.
2 Mengajukan pertanyaan tetapi tidak menjawab pertanyaan.
1 Tidak mengajukan pertanyaan dan tidak menjawab pertanyaan.
C. Kerjasama:
Skor : 3 Memberikan bantuan kepada temannya dan menghargai pendapat
orang lain.
2 Memberikan bantuan kepada temannya tetapi tidak menghargai
pendapat orang lain.
1 Tidak memberikan bantuan kepada temannya dan tidak menghargai
pendapat orang lain.
Keterangan:
Baik (B) : Jika skor yang diperoleh 7-9
Cukup (C) : Jika skor yang diperoleh 4-6
96
Kurang (K) : Jika skor yang diperoleh 1-3
Lampiran 10
Nomor Soal
KKM = 70
(Skor) Jumlah
No Nama Siswa Nilai
Skor Belum
1 2 3 Tuntas
Tuntas
1. Ajeng Ayu Yunia 5 2 4 11 100 √ -
2. Devis Sovian 5 2 4 11 100 √ -
3. Dhea Novila 5 2 4 11 100 √ -
4. Firda Nur Hanifa 5 2 3 10 91 √ -
5. Diana Amir 5 2 3 10 91 √ -
6. Fitria Desi 5 2 2 9 82 √ -
7. Gian Raga Mustika 5 2 2 9 82 √ -
8. Jajang Nurjaman 5 2 2 9 82 √ -
9. Lesti Lestari 5 2 2 9 82 √ -
10. Lia Yuliawati 5 2 4 11 100 √ -
11. M.Ilham Fajar 5 1 2 8 73 √ -
12. Mei Sandi 5 2 2 9 82 √ -
13. Mila Karmila 5 2 4 11 100 √ -
14. Muh Khoerurojikin 5 2 4 11 100 √ -
15. Nenden Sedayu 5 2 4 11 100 √ -
16. Pajar Yusup 5 2 3 10 91 √ -
17. Riri Lestari 5 2 3 10 91 √ -
18. Siti Saidah 5 2 2 9 82 √ -
19. Syipa Permana 5 2 2 9 82 √ -
20. Yuliani 5 2 2 9 82 √ -
21. Mohamad Sutrisno 5 2 2 9 82 √ -
22. Hanifah Ramahani 5 2 4 11 100 √ -
23. Melvi 5 1 2 8 73 √ -
24. Serli Melinda 5 2 2 9 82 √ -
Jumlah 120 46 68 234 2130 24 0
Rata-rata 9,75 88,75
97
Keterangan:
Skor yang Diperoleh Siswa
Nilai akhir = x 100
Skor Maksimal
98
Lampiran 11
DAFTAR HADIR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD TUNGGAKJATI III
Kehadiran
No Nama Siswa Awal keg Siklus I Siklus II
22-05-2021 22-05-2021 29-05-2021
1. Ajeng Ayu Yunia V V V
2. Devis Sovian V V V
3. Dhea Novila V V V
4. Firda Nur Hanifa V V V
5. Diana Amir V V V
6. Fitria Desi V V V
7. Gian Raga Mustika V V V
8. Jajang Nurjaman V V V
9. Lesti Lestari V V V
10. Lia Yuliawati V V V
11. M.Ilham Fajar V V V
12. Mei Sandi V V V
13. Mila Karmila V V V
14. Muh Khoerurojikin V V V
15. Nenden Sedayu V V V
16. Pajar Yusup V V V
17. Riri Lestari V V V
18. Siti Saidah V V V
19. Syipa Permana V V V
20. Yuliani V V V
21. Mohamad Sutrisno V V V
22. Hanifah Ramahani V V V
23. Melvi V V V
24. Serli Melinda V V V
ENANG SOLEHUDIN
NIM.834901751
Lampiran 12
FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV
99
100
101
102
103
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
104
SD NEGERI TUNGGAKJATI III
Jln. Proklamasi Kel Tunggakjati Kec. Karawang Barat - Karawang
SURAT IZIN PENELITIAN
Nomor : 421.1/25/SD/2021
Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Sekolah Dasar Negeri Tunggakjati III ,
Korwilcambidik Kecamatan Karawang Barat Kabupaten Karawang , memberikan izin
kepada :
Nama : ENANG SOLEHUDIN
NIM : 834901751
Semester : 7 / Tujuh
Universitas : Universitas Terbuka
UPBJJ : Jakarta Pokjar Ciampel
105
KORWILCAMBIDIK KECAMATAN KARAWANG BARAT
SD NEGERI TUNGGAKJATI III
Jln. Proklamasi Kel. Tunggakjati Kec. Karawang Barat - Karawang
SURAT KETERANGAN
Nomor : 421.1/95/SD/2021
Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Sekolah Dasar Negeri Tunggakjati III,
Korwilcambidik Kecamatan Karawang Barat Kabupaten Karawang , menerangkan,
bahwa :
Nama : ENANG SOLEHUDIN
NIM : 834901751
Semester : 7 / Tujuh
Universitas : Universitas Terbuka
UPBJJ : Jakarta Pokjar Ciampel
Benar-benar telah melaksanakan penelitian tindakan kelas ( PTK ) di Kelas 4
(empat) Sekolah Dasar Negeri Tunggakjati III Kecamatan Karawang Barat dengan judul
penelitian : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Kepala Bernomor Struktur
untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Materi Struktur Bunga dan Fungsinya di
Kelas IV SDN Tunggakjati III, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawangpada
tahun pelajaran 2020/2021, terhitung mulai tanggal, 22 Mei 2021 sampai dengan 29 Mei
2021
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya, dan untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Karawang , 29 Mei 2021
Kepala Sekolah,
106