Anda di halaman 1dari 5

NAMA : DWI SURYA DININGRAT

KELAS : MANAJEMEN
SEMESTER : 1 (SATU)
NIM : 031154571
UPBJJ
JAWABAN

1.  Karena dalam politik strategi nasional (Polstranas) terdapat asas,haluan,kebijaksanaan,


dan usaha negara tentang pembinaan ( perencanaan, pengembangan, pemeliharaan dan
pengendalian) serta penggunaan secara totalitas dari potensi yang efektif untuk mencapai
tujuan nasional (cita-cita nasional). Poltranas berfungsi sebagai pedoman  yang
memberikan arah atau haluan(pola umum) dan tata cara pelaksanaannya.

Di dalam strategi yang baik juga terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema,


mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan
gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai
tujuan secara efektif.

Dasar penyusunan Polstranas adalah bersumber kepada:

geopolitik Indonesia, geostrategi indonesia, wawasan nusantara, ketahanan nasional, dan


tata bina nasional.

2. ada, prinsip-prinsip strategi mengalami banyak variasi dari masa ke masa yang tentunya
juga mengalami pembaharuan dengan datangnya abad kesejagatan ini. Perkembangan
dan permasalahan yang akan dihadai senantiasa meningkat dan kompleks.

Hingga saat ini Indonesia telah mengalami pergantaian masa dari masa Orde Lama yaitu
pemerintahan Soekarno (1945-1965), masa Orde Baru yaitu kepemimpinan Soeharto
(1966-1998), masa Reformasi (1999-2003) dan masa Pasca Reformasi (2004-sekarang)

Pada awal-awal Republik Indonesia terbentuk, tahun 1945-1965 adalah periode


kepemimpinan Soekarno dengan demokrasi terpimpin. Kedudukan Presiden Soekarno
menurut UUD 1945 adalah Kepala Negara sekaligus Kepala Pemerintahan
(presidensiil/single executive), namun pada masa revolusi kemerdekaan (November
1945) berubah menjadi semi-presidensiil/double executive dengan Sutan Syahrir sebagai
Kepala Pemerintahan/Perdana Menteri. Polstranas pada masa-masa ini sangat kental
dengan unsur-unsur kediktatoran, karena politik dan strategi nasional hanya berpusat
pada satu orang, tanpa kontrol yang memadai dari pihak manapun. Efek dari kediktatoran
ini adalah perekonomian menjadi tidak maju, partisipasi masa sangat dibatasi,
penghormatan terhadap HAM rendah dan masuknya militer ke dalam tubuh
pemerintahan. Proses pemerintahan menjadi tidak sehat dan pada akhirnya masyarakat
yang merasakan imbas keterpurukan dari sistem ini.

Presiden Soeharto diangkat menjadi Presiden oleh MPRS pada tahun 1966 dan lengser
pada tahun 1998. Pada 32 tahun kekuasaannya, Soeharto menggunakan GBHN sebagai
acuan politik dan strategi nasional yang sebelumnya telah disusun oleh MPR. Sebagian
besar anggota MPR pada masa itu adalah orang-orang pilihan Soeharto sehingga dapat
dipastikan bahwa polstranas pada saat itu adalah polstranas pesanan Soeharto.
Pemerintahan yang dipimpinnya memang sukses dalam memajukan ekonomi makro,
namun ekonomi mikro sangat lemah. Pembangunan cenderung berpusat di pemerintahan
pusat.
Pada tahun 1998-1999 Presiden B. J. Habibie, tahun 1999-2001 Abdurrahman Wahid,
kemudian tahun 2001-2004 menjabat Megawati Soekarno Putri sebagai Presiden
Republik Indonesia. Masa-masa ini merupakan masa euphoria reformasi. Indonesia
seperti dilahirkan kembali, menjadi sebuah bangsa yang terbebas dari berbagai macam
ketidakadilan pemerintah. Reformasi dipublikasikan di segala bidang. Selama kurang
lebih enam tahun masa reformasi ini polstranas Indonesia masih mengacu kepada GBHN
yang dibuat dan ditetapkan oleh MPR. Pada kurun waktu ini bangsa Indonesia
mengalami perubahan hampir di seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Merupakan masa-masa transisi dari orde baru milik Soeharto menuju pemerintahan yang
demokratis di seluruh aspek kehidupan.

Terpilihnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pemilihan umum secara


langsung tahun 2004 menandai pula perubahan dalam perumusan polstranas. Pada masa
ini polstranas disusun berdasarkan visi dan misi langsung Presiden dalam pidato
kenegaraan di hadapan segenap anggota MPR, DPR dan anggota lembaga tinggi negara
lainnya. Visi dan misi inilah yang dipergunakan sebagai politik strategi nasional dalam
menjalankan pemerintahan dan melaksanakan pembangunan selama lima tahun. Sampai
pada akhirnya terpilih kembali pada tahun 2009.

Meskipun pada saat ini polstranas tidak disusun langsung oleh MPR, lembaga ini tidak
bisa lepas tangan terhadap realisasi politik dan strategi nasional berdasarkan visi dan misi
Presiden. MPR dan DPR adalah pengawal segala kebijakan yang berkaitan dengan hajat
hidup masyarakat. Mengaspirasikan kepentingan masyarakat. Membuat undang-undang
yang bertujuan mensejahterakan masyarakat luas, dan menjaga kestabilan pemerintan.
Antara eksekutif, legislatif dan yudikatif tidak dapat berdiri sendiri. Ketiga unsur ini
diharapkan mampu bekerjasama dalam kaitannya dengan mewujudkan tujuan negara
Indonesia.

3. ya mempengaruhi,  contoh dalam bidang ekonomi  Tentu saja negara lain dapat
mempengaruhi politik dan strategi nasional. misalakan dengan banyaknya produk luar
yang masuk ke dalam negeri ini membuat pemerintah harus bisa memutar otak untuk
menstabilkan ekonomi indonesia agar produk dalam negeri dapat bersaing dengan
produk luar. bagaimana membentuk strategi agar produk dalam negeri tetap menjadi
pilihan sebagai produk kebutuhan pokok yang tidak tergantikan dengan produk luar.
bagai mana beras impor dapat berkurang penjualannya dengan adanya beras dalam
negeri dengan harga yang lebih rendah tapi tetap memiliki kualitas yang baik.
pemerintah perlu menyusun strategi agar hal tersebut dapat terwujud. itu adalah salah
satu contoh bahwa negara luar dapat mempengaruhi polstranas.

Dalam bidang pertahanan dan keamanan contohnya adalah dengan gencarnya terorisme
di barat, mempengaruhi strategi nasional untuk mengkondisikan dan memilih strategi
yang tepat agar kita tidak terjebak dengan terorisme yang dasarnya adalah sebuah
propaganda. melaluil terorisme, politik akan menjadi kacau dan ketahanan nasional akan
diuji. bagaimana sikap pemerintah dalam menyikapi hal tersebut merupakan pengaruh
negara luar dalam menyusul politik dan strategi nasonal.

Dalam bidang sosial budaya pengaruh kebudayaan barat yang sangat kuat di Indonesia
dapat membuat kita menjadi kebarat-baratan. Tanpa selektif jati diri kita sebagai bangsa
Indonesia akan hilang. Contohnya: di negara luar ,umumnya mereka memakai gaun pada
saat acara pernikahan atau acara – acara resmi negara mereka . Di negara kita (Indonesia)
kebaya adalah ciri khas bangsa kita, dahulu selalu dipakai pada saat acara besar seperti
pernikahan,acara kenegaraan dsb nya. Tetapi sekarang sudah banyak masyarakat kita
yang mulai mengikuti budaya barat yaitu dengan berpikir lebih praktis jika menggunakan
gaun daripada kebaya. Itu menunjukan secara perlahan kebudayaan kita akan tergeser
dengan kebudayaan asing yang masuk ke negara kita.

4. A). Pancasila: dasar pemikiran polstranas Indonesia berbasis pada geopolitik Indonesia.
Geopolitik memberi arah kepada suatu pola tertentu bagi tujuan negara Republik
Indonesia dan aspirasi serta motivasi bangsa Indonesia. Geopolitik harus dijiwai falsafah
Pancasila, karena pandangan hidup bangsa Indonesia tersebut akan mengarahkan
geopolitik Indonesia tersebut akan kepada pencapaian kepentingan-kepentingan nasional.

B). UUD 1945: selain geopolitik Indonesia, polstranas Indonesia mengandung konsep
geostrategi Indonesia. Geostrategi diartikan sebagai sebuah metode untuk mewujudkan
cita-cita bangsa Indonesia sesuai dengan pembukaan UUD 1945. Geostrategi di
Indonesia memberikan arah tentang strategi pembangunan guna mewujudkan masa
depan yang lebih baik dan lebih aman. Geostrategi diperlukan untuk mewujudkan dan
mempertahankan integrasi dalam masyarakat majemuk dan heterogen berdasarkan
Pembukaan dan UUD 1945.

C) Wawasan Nusantara: Wawasan nusantara adalah wawasan nasional bangsa Indonesia


yang memanfaatkan konstelasi geografi Indonesia dimana diperlukan keserasian antara
wawasan buana, wawsan bahari, dengan wawasan dirgantara sebagai pengejawantahan
segala dorongan (motives) dan rangsangan (drives) di dalam usaha mencapaiaspirasi
bangsa dan tujuan negara Indonesia yang memungkinkan penitikberatan (pengambeg
paramartaan) pembinaan dan penggunaan di antara tiga wawasan tersebut, sehingga daya
dan hasil guna secara nasional maupun kematraan dapat dipertinggi mengingat kondisi
ruang dan waktu. Berdasarkan wawasan nasional itulah maka geostrategi harus dapat kita
rumuskan, suatu geosentris nasional yang di dalamnya secara tegas merumuskan
kepentingan-kepentingan nasional utama (the national interest) yang merupakan suatu
infrastruktur bagi penentuan politik dan strategi nasional serta seni operasi, taktik, dan
teknik selanjutnya.

D) Ketahanan Nasional: Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamik yang merupakan


integrasi dan kondisi tiap-tiap aspek kehidupan bangsa dan negara.

5. Menurut saya, nampaknya pemerintahan Jokowi-JK lebih fokus dalam pembangunan di


bidang ekonomi terutama fokus pada ekspansi infrastruktur. Dalam rilis data RAPBN
2018 (masih dalam pembahasan dengan DPR) pemerintah menargetkan peningkatan
porsi anggaran infrstruktur dari Rp 387,7 triliun atau 2,8% terhadap PDB pada APBN
2017 menjadi Rp 455 triliun atau 3,1% terhadap PDB pada 2018. Peningkata tersebut
menunjukan ambisi pemerintahan Jokowi yang secara serius ingin melaksanakan
pembangunan infrastruktur sejak menduduki jabatab presiden. Sepanjang tahun 2016,
paling tidak, pemerintahan Jokowi telah membangun 13 bandara baru, 114,59 km jalur
kereta api baru, 1.268 km jalan baru, 59 km jalan bebas hambatan (tol). Hal ini belum
merujuk pembangunan bendungan dan sarana infrastruktur lain.
Persoalannya, gencarnya pembangunan infrastruktur pemerintahan Jokowi menimbulkan
ekses negatif berupa konflik lahan dengan masyarakat di berbagai daerah. Menurut data
Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) hanya sepanjang tahun 2016 saja sedikitnya telah
terjadi 450 konflik agraria dengan luasan wilayah 1.265.027 hektar dan melibatkan
86.745 KK yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Angka ini melonjak signifikan
mencapai 78% jika dibandingkan angka tahun sebelumnya yang tercatat 252 konflik
agraria.

Pembangunan-pembangunan yang memicu pertikaian tersebut, tidak semua dikerjakan


pemerintah lewat perusahaan-perusahaan pelat merah. Sebagian besar proyek
menggandeng pihak swasta dengan investor hingga ke negeri Cina. Bandara di
Majalengka contohnya, investor dari pembangunan bandara itu adalah perusahaan asal
Cina bernama China Fortune Land Development, Co. Ltd. Dana pembangunan Waduk
Jatigede juga berasal dari pinjaman Loan Bank Exim China. Total dana untuk
membangun waduk ini senilai Rp4 triliun. Sebesar 90 persennya berasal dari Bank Exim,
sedangkan sisanya dari pemerintah.

Situasi tersebut, jika terus berlangsung sesuai tren pembangunan infrastruktur diiringi
peningkatan konflik lahan, amat berisiko bagi kestabilan pemerintahan. Masyarakat kecil
yang memiliki mata pencaharian sebagai petani akan merasa satu-satunya harapan hidup
terenggut. Belum lagi penurunan jumlah lahan pertanian yang berisiko pada ketersediaan
pangan. Pemerintah mesti bersikap bijaksana dalam melaksanakan pembangunan dengan
memperhatikan nasib masyarakat kecil.

Anda mungkin juga menyukai