Undang-undang sebagai pedoman dan acuan kehidupan bermasyarakat dan bernegara juga
mempunyai beberapa kaitan dengan hak asasi manusia. Kaitan tersebut berupa produk
undang-undang yang mengatur tentang perlindungan terhadap hak-hak asasi yang dimiliki
oleh setiap warga negara. Adapun undang-undang yang dimiliki oleh Indonesia dalam
kaitannya dengan penegakan hak asasi manusia bagi warga negaranya diantaranya:
Perkawinan tidak dapat dilakukan dengan paksaan karena perkawinan itu membutuhkan
ikatan secara lahir maupun batin seperti yang dijelaskan dalam undang-undang tersebut.
Barang siapa memaksakan suatu perkawinan itu terjadi, maka hak asasi manusia yang
berkaitan dengan hak asasi pribadi dapat terganggu. Jika di dalam pemaksaan perkawinan
terjadi tindakan-tindakan yang tidak diinginkan dan melanggar hukum, maka kasus tersebut
dapat diperkarakan dalam pengadilan.
TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998
Oleh pemerintah saat itu, produk MPR berupa ketetapan ini disebut sebagai piagam hak asasi
manusia yang dimiliki oleh negara Indonesia. Dalam ketetapan MPR ini, hak asasi manusia
diakui sebagai hak yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada ciptaannya yang perlu
dijaga dan dilindungi oleh negara. Selain itu, hak asasi manusia juga diakui sebagai hak-hak
yang mendasar dan melekat dalam diri manusia semenjak manusia tersebut di dalam
kandungan. Penegakan hak asasi bagi warga negara Indonesia dalam keketapan MPR ini
merupakan bentuk perlindungan hak asasi yang menjunjung tinggi arti penting dan fungsi
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Beberapa hak asasi manusia yang
terdapat dalam ketetapan MPR ini antara lain:
Perlu kita ketahui, Ketetapan MPR MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak-Hak Asasi
Manusia sudah tidak berlaku lagi di Indonesia. Ketetapan MPR ini telah melebur pada
Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 yang dibahas pada poin selanjutnya dalam artikel ini.
Tiga tambahan dari cakupan hak asasi manusia sebagai warga negara Indonesia menjadi
pelengkap dalam penegakan hak asasi yang dilakukan oleh pemerintah. Penambahan cakupan
hak-hak tersebut telah mewakili enam hak asasi manusia secara umum. Adanya cakupan
khusus terhadap hak-hak perempuan dan anak menjadikan pemerintah Indonesia membentuk
lembaga khusus terkait dengan kedua hal tersebut. Lembaga khusus ini akan dibahas secara
lebih lanjut dalam artikel ini.
Perwujudan rasa bahagia serta rasa aman terhadap anggota keluarga merupakan peran yang
sebaiknya dilakukan oleh seluruh anggota keluarga tanpa terkecuali. (baca juga: Peran Ayah
dalam Keluarga) Kekerasan baik secara fisik maupun non fisik sangat dilarang dalam
kehidupan keluarga. Pelarangan tindak kekerasan dalam rumah tangga juga dimuat dalam
undang-undang ini. Bagi siapapun yang melakukan kekerasan dalam rumah tangganya, orang
tersebut dapat dikenai sanksi baik secara hukum maupun sosial sesuai dengan undang-undang
ini.
Isi dari UUD 1945 pasal 27 sampai dengan pasal 34 mengatur dan menjamin hak-hak warga
negara Indonesia dalam berbagai aspek. Pada intinya, isi yang terkandung dalam UUD 1945
pasal 27 sampai dengan pasal 34 ini berkaitan dengan hak-hak asasi yang dimiliki oleh
manusia secara umum seperti yang dipaparkan pada paragraf pertama dalam artikel ini. UUD
1945 Pasal 27 – 34 lebih mekankan kepada penjaminan terhadap hak-hak yang dimiliki oleh
segenap warga negara Indonesia.
Dalam upaya pemerintah dalam menegakkan HAM terhadap hak asasi manusia bagi warga
negara Indonesia, pemerintah membentuk beberapa komisi nasional guna membantu
pemerintah dalam menegakkan hak asasi. Adapun komisi nasional tersebut antara lain:
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) merupakan komisi yang dibentuk oleh
pemerintah untuk melindungi dan menegakkan hak-hak yang oleh dimiliki seluruh anak di
Indonesia tanpa terkecuali. Komisi ini didirikan pada 20 Oktober 2002 atas desakan para
masyarakat sebagai orangtua yang merasa bahwa hak-hak anaknya tidak terpenuhi dengan
baik.
Dalam menjalankan peran dan fungsinya, komisi ini memiliki tugas pokok yaitu melakukan
pengawasan terhadap jalannya perlindungan anak yang di Indonesia baik di dalam
lingkungan keluarga, masyarakat, maupun pendidikan. Selain itu, KPAI juga menekankan
kepada setiap orangtua tentang pentingnya pentingnya pendidikan anak usia dini agar anak
nantinya dapat mengembangkan keterampilannya dalam kehidupan bermasyarakat.
Berawal dari persitiwa itulah, Indonesia melalui pemerintah kembali menegakkan hak asasi
manusia yang didasarkan pada Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia. Melalui
sistem pemerintahan presidensial dan parlementer yang dilaksanakan di Indonesia,
pemerintah mulai mengkencangkan perjuangannya dalam menegakkan hak-hak asasi
manusia bagi warga negara Indonesia tanpa terkecuali.
Tentunya dalam penegakkan hak asasi manusia di Indonesia, pemerintah tidak melakukannya
sendirian. Pemerintah memerlukan bantuan dari beberapa lembaga penegak hukum yang ada
di Indonesia. Selain itu, dalam menegakkan hak asasi bagi warga negaranya, pemerintah
Indonesia mempunyai landasan hukum persamaan kedudukan warga negara yang semakin
mendukung dan menguatkan proses penegakan hak asasi manusia.
Penegakan hak asasi manusia juga dapat dilakukan melalui proses pendidikan, baik itu dalam
pendidikan formal, informal, maupun non formal. Proses penegakan yang dilakukan melalui
proses pendidikan merupakan penanaman konsep tentang HAM itu sendiri kepada peserta
didik yang ikut di dalam proses pendidikan.
Jika penegakan itu dilakukan dalam pendidikan formal yaitu sekolah, penegakan HAM
tentang penanaman konsep HAM kepada peserta didik dapat dilakukan melalui tujuan dari
mata pelajaran PPKn dan agama. (baca juga: Tujuan Pendidikan Pancasila) Harapannya,
melalui penanaman konsep HAM melalui pendidikan, peserta didik dapat melakukan
penegakan HAM secara sederhana misalnya dengan melakukan penerapan Pancasila dalam
kehidupan bermasyarakat, sebagai berikut:
Salah satu cara untuk mengharmonisasikan hak dan kewajiban asasi manusia dalam
kehidupan sehari-hari adalah dengan menghindarkan diri kita dari sikap egois atau terlalu
mementingkan diri sendiri. Sikap egois dapat menyebabkan seseorang untuk selalu menuntut
haknya, sementara kewajibannya sering diabaikan. Seseorang yang mempunyai sikap egois
akan menghalalkan segala cara agar haknya dapat terpenuhi, meskipun caranya dapat
melanggar hak orang lain.