Divisi Marchantiophyta
(Lumut Hati)
Disusun Oleh:
Kelompok VI:
2020-2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat
menyelesaikan makalah ini.Walaupun berbagai hambatan dan permasalahan,
rencana untuk menyusun makalah ini yang berjudul “Lumut (bryophyta)” dapat
terwujud juga. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Botani
pada program studi Farmasi.Diharapkan setelah membaca makalah ini mahasiswa
dapat menambah wawasan dan dapat menganalisa persoalan-persoalan yang
dihadapkan. Kami sadar makalah ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu,
kami mengharapkan ide, kritik, dan saran yang membangun atas isi makalah.
Masukan tersebut akan dengan senang hati kami terima guna perbaikan di
kemudian hari. Akhirnya, semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan
kepada pembaca sekalian.
Penyusun
Kelompok VI
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................4
1. Rumusan Masalah................................................................................5
2. Tujuan Masalah....................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................6
A. Pengertian Lumut.................................................................................6
B. Ciri – Ciri.............................................................................................7
C. Struktur Tubuh Lumut..........................................................................8
D. Klasifikasi Tumbuhan Lumut................................................................9
E. Metagenesis Tumbuhan Lumut................................................................16
F. Siklus Hidup Tumbuhan Lumut...........................................................17
Kesimpulan...................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Lumut merupakan kelompok tumbuhan kecil yang tumbuh
menempel pada berbagai jenis substrat. Substrat yang umum dapat di
tumbuhi lumut adalah pada pohon, kayu mati, kayu lapuk, serasah, tanah
dan batuan dengan kondisi lingkungan lembab dan penyinaran yang
cukup. Kehidupan lumut dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti, suhu,
kelembaban dan cahaya. Lumut yang hidup seperti pada pohon akan
dipengaruhi oleh struktur permukaan kulit kayu atau tempat tersebut harus
lembab dengan intensitas cahaya yang cukup. Lumut merupakan salah satu
kelompok tumbuhan rendah dan bagian dari keanekaragaman hayati yang
belum banyak mendapat perhatian (Windadri, 2009). Ada 24.000 spesies
Bryophyta yang dikenal, dan semua tumbuhan lumut membutuhkan
kondisi lingkungan yang lembab yang masuk kedalam siklus kehidupan
tumbuhan tersebut. Divisi Bryophyta dibagi menjadi tiga kelas, yaitu
lumut hati (Hepatophyta) dengan 9000 spesies dan 240 genus, lumut
tanduk (Anthocerotopyhta)hanya 500 spesies, dan lumut daun(Bryopsida)
memiliki 12.000-14.500 spesies dan 670 genus. Bryophyta termasuk salah
satu bagian kecil dari flora yang belum banyak tergali juga merupakan
salah satu penyokong keanekaragaman flora. Tumbuhan lumut tersebar
luas dan merupakan kelompok tumbuhan yang menarik. Mereka hidup di
atas tanah, batuan, kayu, dan kadang - kadang di dalam air. Lumut hati dan
lumut daun yang hidup menyendiri biasanya tidak menarik. Namun dapat
tampak bahkan menarik jika tumbuh berkelompok. Pada umumnya jenis
tumbuhan ini kurang beradaptasi pada kondisi kehidupan daratan, dan
sebagian besar merupakan tumbuhan yang hidup pada lingkungan lembab
dan terlindung. Meskipun demikian, lumut tertentu khususnya lumut sejati
(Bryopsida), dapat bertahan hidup pada musim kering. Pertumbuhannya
mengalami peremajaan jika air tersedia kembali. Kelas Bryopsida terdiri
dari ordo Archidiales, Polytrichales, Fissidentales, Dicranales, Funariales,
4
Eubryales, Isobryales, Buxbaumiales, Hyponobryales dan Tetraphidales
(Eddy,1988). Polytrichales merupakan lumut yang memiliki penyebaran
yang luas di dunia beberapa yang telah dikenali sebanyak 19 genus dan
lebih kurang 370 spesies. Secara ekologis lumut berperan penting di dalam
fungsi ekosistem. Seperti lahan gambut sangat tergantung pada lapisan
atau tutupan lumut. Sehingga keberadaan lumutsebagai penutup
permukaan tanah juga mempengaruhi produktifitas, dekomposisi
sertapertumbuhan komunitas di hutan (Saw dan Goffinet, 2000).
Richardson (1981 5 Windadri dan Siti, 2005) melaporkan bahwa beberapa
jenisanggota dari marga Polytrichum dimanfaatkan untuk memperindah
taman di sekitar pura Saihoji di kaki Gunung Koinzan di sebelah barat
Kyoto. Selain itu Polytrichum digunakan sebagai indikator terhadap
kondisi asam serta memiliki mineral dan unsur hara yang kaya.
2. Rumusan Masalah
Dari penjelasan diatas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
1) Apa saja ciri-ciri tumbuhan lumut?
2) Bagaimanakah klasifikasi dari lumut?
3) Bagaimana metagenesis tumbuhan lumut?
4) Apa saja manfaat/ fungsi tumbuhan lumut?
5) Bagaimana siklus hidup tumbuhan lumut?
3. Tujuan Masalah
1) Untuk mengetahui ciri-ciri tumbuhan lumut
2) Untuk mengetahui klasifikasi tumbuhan lumut
3) Untuk mengethaui metagenesis tumbuhan lumut
4) Untuk mengetahui manfaat dan fungsi tumbuhan lumut
5) Untuk mengetahui siklus hidup lumut
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lumut
Marchantiophyta (Hepaticophyta) atau lumut hati banyak
ditemukan menempel di bebatuan, tanah, atau dinding tua yang lembap.
Bentuk tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan.
Tubuhnya memiliki struktur yang menyerupai ,akar ,batang dan daun. Hal
ini menyebabkan banyak yang menganggap kelompok lumut hati
merupakan kelompok peralihan dari
tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta. Lumut hati beranggota lebih
dari 6000 spesies.
Lumut merupakan kelompok tumbuhan yang telah beradaptasi
dengan lingkungan darat. Kelompok tumbuhan ini penyebarannya
menggunakan spora dan telah mendiami bumi semenjak kurang lebih 350
juta tahun yang lalu. Pada masa sekarang ini Bryophyta dapat ditemukan
disemua habitat kecuali di laut (Gradstein,2003). Dalam skala evolusi
lumut berada diantara ganggang hijau dan tumbuhan berpembuluh
(tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji). Persamaan antara ketiga
tumbuhan tersebut adalah ketiganya mempunyai pigmen fotosintesis
berupa klorofil A dan B, dan pati sebagai cadangan makanan utama
(Hasan dan Ariyanti, 2004). Perbedaan mendasar antara ganggang dengan
lumut dan tumbuhan berpembuluh telah beradaptasi dengan lingkungan
darat yang kering dengan mempunyai organ reproduksi (gametangium dan
sporangium), selalu terdiri dari banyak sel (multiselluler) dan dilindungi
oleh lapisan sel-sel mandul, zigotnya berkembang menjadi embrio dan
tetap tinggal di dalam gametangium betina. Oleh karena itu lumut dan
tumbuhan berpembuluh pada umumnya merupakan tumbuhan darat tidak
seperti ganggang yang kebanyakan aquatik (Tjitrosoepomo, 1989). Lumut
dapat dibedakan dari tumbuhan berpembuluh terutama karena lumut
(kecuali Polytrichales) tidak mempunyai sistem pengangkut air dan
makanan. Selain itu lumut tidak mempunyai akar sejati, lumut melekat
6
pada substrat dengan menggunakan rhizoid. Siklus hidup lumut dan
tumbuhan berpembuluh juga berbeda (Hasan dan Ariyanti, 2004). Pada
tumbuhan berpembuluh, tumbuhan sesungguhnya di alam merupakan
generasi aseksual (sporofit), sedangkan generasi gametofitnya sangat
tereduksi. Sebaliknya pada lumut, tumbuhan sesungguhnya merupakan
generasi seksual (gametofit). Sporofit lumut sangat tereduksi dan selama
perkembangannya melekat dan tergantung pada gametofit (Polunin, 1990).
7
c. Jika kedua gametangia terdapat dalam satu individu disebut berumah
satu (Monoesius). Jika terpisah pada dua individu disebut berumah dua
(Dioesius). Gerakan spermatozoid ke arah ovum berupakan Gerak
Kemotaksis, karena adanya rangsangan zat kimia berupa lendir yang
dihasilkna oleh sel telur.
d. Sporogonium adalah badan penghasil spora, dengan bagian - bagian
:Vaginula (kaki), Seta (tangkai), Apofisis (ujung seta yang melebar),
Kotak Spora : Kaliptra (tudung) dan Kolumela (jaringan dalam kotak
spora yang tidak ikut membentuk spora). Spora lumut bersifat haploid.
e. Lumut mengalami keturunan (metagenesis). Dalam daur hidupnya,
lumut mengalami duafase kehidupan, yaitu fase gametofit (haploid)
dan fase sporofit (diploid). Alat perkembangbiakan jantan berupa
antheridium dan alat perkembangbiakan betina berupa arkegonium.
8
Bryophyta memiliki struktur tubuh sebagai berikut:
1) Batang dan daun pada tumbuhan lumut yang tegak memiliki susuna
yang berbeda-beda. Jika batang dilihat dari penampang melintang
maka akan tampak bagian-bagian berikut: Selapis sel kulit, beberapa
sel diantaranya memanjang dan membentuk rhizoid-rhizoid epidermis
Lapisan kulit dalam tersusun atas beberapa lapisan sel yang dinamakan
korteks. Silinder pusat terdiri dari sel-sel parenkim yang memanjang
untuk mengangkut makanan
2) Daun lumut umunya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun.
Sel-sel daun kecil, sempit, panjang dan mengandung kloroplas yang
tersusun seperti jala. Diantaranya sel-sel mati yang besar dengan
penebalan dinding dalamnya berbentuk spiral. Sel-sel mati ini
berfungsi untuk tempat persediaan air dan cadangan makanan.
3) Pada ujung batang terdapat titik tumbuh titik tumbuh dengan sel
pemula dipuncaknya. Sel pemula tersebut umumnya bebertuk bidang
empat (tetrader: kerucet terbalik) dan membentuk sel-sel baru ketiga
arah menurut sisinya. Ukuran terbatas mungkin disebabkan karena
tidak adanya sel berdinding sekunder yang berfungsi sebagai
penyokong seperti pada tumbuhan berpembuluh.
4) Rhizoid (bulu-bulu akar), berfungsi sebagai akar untuk melekat pada
tempat tumbuhnya dan menyerap makanan. Rhizoid terdiri dari deret
sel yang memanjang kadang-kadang dengan sekat yang tidak
sempurna.
9
D. Klasifikasi Lumut
Divisio tumbuhan lumut dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu:
1. Musci (lumut daun)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Division : Bryophyta
Kelas : Bryopsidas
Ordo : Bryopceales
Family : Bryopcea
Genus : Bryopsida
Spesies : Bryopsida sp
10
Ciri morfologi tumbuhan lumut :
11
dalam hal cara membukanya kapsul spora yaitu dengan membentuk 4 katup.
Anggota Bryidae yang tergolong Stegocarpi mempunyai peristoma pada
kapsul sporanya, didasarkan atas sifat dari peristomanya Bryidae dibedakan
menjadi 2 golongan yaitu Nematodonteae dan Arthrodonteae. Peristoma
adalah gigi-gigi atau rambut-rambut yang mengelilingi stoma pada kapsul
spora-spora yang dapat mengadakan gerakan higroskopis, yaitu apabila spora-
spora sudah masak peristoma bergerak membuka ke arah luar hingga spora
dapat keluar. Dalam klasifikasi lumut daun, bentuk kapsul, jumlah gigi
peristom, bentuk operkulum 11 maupun kaliptra dapat dijadikan dasar
penggolongan yang penting. Protonema sekunder ialah protonema yang tidak
berasal dari perkecambahan spora, biasanya berupa benang-benang hijau
seperti ganggang. Melalui tunas-tunas yang timbul dari prononema sekunder
dapat terbentuk individu yang lebih banyak.
12
yang periodic mengalami masa kekeringan, bahkan diatas pasir yang
bergerakpun dapat tumbuh. Selanjutnya lumut-lumut ini dapat juga kita
jumpai diantara rumputrumput, diatas batu-batu cadas, pada batang pohon dan
cabang-cabang pohon, dirawa-rawa, tetapi jarang didalam air.Tumbuhan
tersusun dari sumbu (batang), daun, dan rizoid multiseluler. Daun tersusun
dalam 3 sampai 8 baris. Daun mempunyai rusuk (simetri radial). Sumbu
batang pada lumut daun biasanya menunjukkan diferensiasi menjadi epidermis
korteks, dan silinder pusat.
Alat kelamin tubuh pada bagian ujung batang, sporogonium terdiri dari
kaki, tangkai dan kapsul. Gigi peristoma terdapat satu atau dua deret
melingkari lubang diujung kapsul. Alat-alat kelamin terkumpul pada ujung
batang atau pada ujung cabang-cabangnya, dan dikelilingi oleh daun-daun
yang letaknya paling atas. Daun-daun tersebut kadang-kadang mempunyai
bentuk dan susunan yang khusus seperti pada jungermaniales juga dinamakan
periantum. Alat-alat kelamin itu dikatakn bersifat banci atau berumah satu,
jika dalam kelompok itu terdapat baik arkogenium dan dinamakn berumah dua
jika kumpulan arkegonium dan anteredium terpisah tempatnya. Diantara alat-
alat kelamin dalam kelompok itu biasanya terdapat sejumlah rambut-rambut
yang terdiri dari banyak sel dan dapat mengeluarkan suatu cairan. Seperti pada
tubuh buah fungi rambut-rambut steril itu dinamakan parafisis.
13
cara direbus. Sementara dari marga lumut sphagnum dikenal sebag obat
penyakit kulit dan mata.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Division : Hepaticophyta
Kelas : Hepaticosida
Ordo : Hepaticoceales
Family : Hepaticoceae
Genus : Hepaticopsida
Spesies : Hepaticopsid
14
Lumut hati banyak ditemukan menempel di bebatuan, tanah, atau
dinding tua yang lembab. Bentuk tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk
hati dan banyak lekukan. Tubuhnya memiliki struktur yang menyerupai
akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan banyak yang 13 menganggap
kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari tumbuhan
Thallophyta menuju Cormophyta. Terdapat rizoid berfungsi untuk
menempel dan menyerap zat-zat makanan. Tidak memiliki batang dan
daun. Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk gemma (kuncup),
secara generatif dengan membentuk gamet jantan dan betina. Tubuhnya
terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus
hidup lumut ini mirip dengan lumut daun. Didalam spongaria terdapat sel
yang berbentuk gulungan disebut alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul
terbuka, sehingga membantu memencarkan spora. Lumut ini juga dapat
melakukan reproduksi dengan cara aseksual dengan sel yang disebut
gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok dipermukaan
gametofit. Tubuhnya masih berupa talus dan mempunyai rhizoid
gametofitnya membentuk anteredium dan arkegonium yg berbentuk
seperti payung. Sporofit perumbuhannnya terbatas krn tdk mempunyai
jaringan meristematik. Berkembang biak secara generatif dengan oogami,
dan secara vegetatif dengan fragmentasi, tunas, dan kuncup eram,
habitatnya ditempat lembab. Pada tempat-tempat yang basah, untuk
struktur tubuh yang himogrof. Pada tempat-tempat yang kering, untuk
struktur tubuh yang xeromorf (alat penyimpan air). Sebagai epifit
umumnya menempel pada daun-daun pepohonan dalam rimba di daerah
tropika. Berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati dibagi menjadi 2
kelompok yaitu lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun menyerupai
talus (dorsiventral), bagian atas dorsal berbeda dengan bagian bawah
ventral. Alat kelamin terletak pada bagian dorsal talus pada /pada jenis
terletak pada bagian terminal, sporogonium sederhana tersusun atas bagian
kaki dan kapsul atau kaki tangkai dan kapsul. Mekanisme merakahnya
kapsul tidak menentu dan tidak teratur. Seperti pita bercabang menggarpu
dan menyerupai rusuk ditengah mempunyai rizoid. Pada rusuk tengah,
15
terdapat badan seperti piala dengan tepi yang bergigi, yang disebut piala
eram atau keranjang eram kepala atau mangkok. Kemudian puncup-
puncup eram atau tunas yang disebut gema mudah terlepas oleh air hujan
protonema lumut hati umumnya hanya berkembang menjadi suatu bulu
yang pendek. Sebagian besar lumut hati mempunyai sel-sel yang
mengandung minyak, minyak itu terdapat dalam bentuk yang spesifik
kumpulan tetes-tetes minyak aksiri dalam bentuk demikian. Minyak tadi
tidak pernah ditemukan pada tumbuhan lain. Tubuh lumut ini tipis, serupa
kulit, memipihr ata di atas medium penunjangnya (air tenang atau tanah
basah). Lumut banyak terdapat di permukaan dan dasar kolam.Tubuhnya
terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus
hidup lumut ini mirip dengan lumut daun. Didalam spongaria terdapat sel
yang berbentuk gulungan disebut alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul
terbuka , sehingga membantu memencarkan spora. Lumut ini juga dapat
melakukan reproduksi dengan cara aseksual dengan sel yang disebut
gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok dipermukaan
gametofit.
- Fungsi Sebagai penyedia tanah bagi tumbuhan yang lebih besar yang
tumbuh dipohon karena akarakar lumut dapat menyimpan tanah. Sebagai
penyedia makanan bagi hewan-hewan kecil dan tanaman lain yang
semuanya tersimpan diakar lumut. Sebagai sarang hewan-hewan kecil
Karena biasanya terdapat celah-celah pada tumbuhan tersebut sehingga
hewan bisa masuk kedalamnya. Sebagai penyimpanan air dalam jumlah
yang cukup besar. Lumut menjaga kelembaban udara dan porositas tanah.
- Manfaat Lumut dari marga Polythrichum adalah salah satu contoh yang
dapat digunakan sebagai penutup media tanam tanaman hias atau taman
dan bahan kasur. Manfaat lainnya, ada lumut yang dipercaya bisa
digunakan sebagai bahan obat, meski masih diperlukan penelitian lebih
lanjut, termasuk uji klinis. Secara tradisional lumut dari marga Marchantia
16
(lumut hati) yang bentuknya mirip hati, digunakan untuk mengobati
penyakit hepatitis. Sementara, lumut spagnum dikenal sebagai obat
penyakit kulit dan mata
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Division : Antheceroptophyta
Class :Antheceroptopsida
Ordo :Antheceroptoceales
Family :Antheceroptoceae
Genus : Antheceroptopsida
Species : Antheceroptopsida.sp
17
Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi
sporofitnya berupa kapsul memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai
satu kloroplas. Hidup di tepi sungai, danau, atau sepanjang selokan.
Reproduksi seperti lumut hati. Mempunyai gametofit lumut hati.
Perbedaannya adalah terletak pada sporofit lumut ini mempunyai kapsul
memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit, masing – masing
mempunyai kloroplas tunggal yang berukuran besar, lebih besar dari
kebanyakan tumbuhan lumut. Contoh lumut tanduk adalah anthoceros laevis.
18
E. Metagenesis Lumut
Dalam bagian yang bulat tersebut dibentuk spora sehingga sering disebut
dengan kapsul spora yang identik dengan sporogonium. Spora akan terkumpul
19
dalam kotak spora (sporangium). Jika spora jatuh di tempat yang lembap dan
sesuai dengan tempat tumbuhnya, spora akan tumbuh menjadi protonema dan
protonema akan tumbuh menjadi tumbuhan lumut dan begitu seterusnya.
20
yang dominan adalah gametofit, sementara sporofitnya secara permanen
melekat dan tergantung pada gametofit. Generasi sporofit selama hidupnya
mendapat makanan dari gametofit seperti pada Gambar 2.2 (Mishler et al.,
2003). Pada siklus hidup tumbuhan lumut, sporofit menghasilkan spora
yang akan berkecambah menjadi protonema. Selanjutnya dari protonema
akan muncul gametofit. Generasi gametofit mempunyai satu set
kromosom (haploid) dan menghasilkan organ sex (gametangium) yang
disebut archegonium (betina) yang menghasilkan sel telur dan
antheredium (jantan) yang menghasilkan sperma berflagella (antherezoid
dan spermatozoid). Gametangium biasanya dilindungi oleh daun-daun
khusus yang disebut bract (daun pelindung) atau oleh tipe struktur
pelindung lainnya (Mishler et al., 2003). Gametangium jantan
(antheredium) berbentuk bulat atau seperti gada, sedangkan
gametogonium betinanya (arkegonium) berbentuk seperti botol dengan
bagian lebar disebut perut dan bagian yang sempit disebut leher.
Gametangia jantan dan betina dapat dihasilkan pada tanaman yang sama
(monoceous) atau pada tanaman berbeda (dioceous) (Gradstein, 2003).
Fertilisasi sel telur oleh antherezoid menghasilkan zigot dengan dua set
kromosom (diploid). Zigot merupakan awal 18 generasi sporofit.
Selanjutnya pembelahan zigot membentuk sporofit dewasa yang terdiri
dari kaki sebagai pelekat pada gametofit, seta atau tangkai dan kapsul
(sporangium) di bagian ujungnya. Kapsul merupakan tempat
dihasilkannya spora melalui meiosis. Setelah spora masak dan dibebaskan
dari dalam kapsul berarti satu siklus hidup telah lengkap (Hasan dan
Ariyanti, 2004).
21
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
22
DAFTAR PUSTAKA
23