Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

BERFIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN

Dosen :

Disusun Oleh Kelompok 3:

Avilia Anggraini (2018.C.10a.0927)


Bom Bom Prayoga (2018.C.10a.0927)
Teguh Saputra (2018.C.10a.0927)
Purnadi Nakalelu (2018.C.10a.0927)

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatka atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyususnan makala ini dengan tepat
waktu dan isi yang sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu petunjuk maupun pedoman bagi pembacanya.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini agar kedepanya dapat lebih baik lagi.
Makalah ini masih banyak kekurangan karena dari itu kami minta maaf apabila
makah ini tidak sesuai dengan pembaca, maka dari itu kami mengharapkan kepada
pembaca agar memberikan masukan yang bersifat membangun makalah ini.
Terima kasih kepda pembaca dan orang yang telah memberikan saran yang
bersifat membangun, agar kami bisa memperbaiki makalah kami dapat lebih baik lagi.

Palangkaraya, Mei 2020

penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3Tujuan Penulisan 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Berfikir Kritis 2
2.2 Karakteristik Berfikir Kritis 2
2.2.1 Konseptualisasi 2
2.2.2 Rasional dan Beralasan 3
2.2.3 Reflektif 3
2.2.4 Bagian Dari Suatu Sikap 3
2.2.5 Kemandirian Berfikir 3
2.2.6 Berfikir Adil dan Terbuka 3
2.2.7 Pengambilan Keputusan Berdasarkan Keyakinan 3
2.3 Model Berfikir Kritis 3
2.3.1 Feeling Model 3
2.3.2 Vision Model 4
2.3.3 Examine Model 4
2.4 Fungsi Berfikir Kritis Dalam Keperawatan 4
BAB 3 PENUTUP
3.1 kesimpulan 6
3.2 saran 6
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berpikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan
mencakup interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi. Sedangkan berpikir
kritis merupakan konsep dasar yang terdiri dari konsep berpikir yang berhubungan
dengan proses belajar dan kritis itu sendiri berbagai sudut pandang selain itu juga
membahas tentang komponen berpikir kritis dalam keperawatan yang di dalamnya
dipelajari karakteristik, sikap dan standar berpikir kritis, analisis, pertanyaan kritis,
pengambilan keputusan dan kreatifitas dalam berpikir kritis.
Proses berpikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan keterlibatan kita
dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki, kita menjadi
lebih mampu untuk membentuk asumsi, ide-ide dan membuat kesimpulan yang valid,
semua proses tersebut tidak terlepas dari sebuah proses berpikir dan belajar.
Keterampilan kognitif yang digunakan dalam berpikir kualitas tinggi
memerlukan disiplin intelektual, evaluasi diri, berpikir ulang, oposisi, tantangan dan
dukungan.
Berpikir kritis adalah proses perkembangan kompleks yang berdasarkan pada
pikiran rasional dan cermat menjadi pemikir kritis adalah denominator umum untuk
pengetahuan yang menjadi contoh dalam pemikiran yang disiplin dan mandiri.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan suatu masalah yaitu
bagaimana proses perkembangan kompleks yang berdasarkan pada pikiran rasional dan
cermat menjadi pemikir

1.3 Tujuan
Agar penulis mampu berfikir secara alamiah bagaimana proses berfikir kritis yang
berdasarkan pikiran yang rasional dalam kalualitas tinggi secara intelektual, yang mana
berfokus untuk membangun pikiran yang positif dan kreatif.

1
BAB 2

PEMBAHASAN
2. 1 Definisi Berfikir Kritis
Berpikir kritis adalah kegiatan menganalisis gagasan ke arah yang lebih spesifik,
membedakan sesuatu hal secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji, dan
mengembangkan ke arah yang lebih sempurna (Istianah,2013). Sejalan dengan itu
Karim (2015) mengemukakan berpikir kritis adalah berpikir rasional dalam menilai
sesuatu, sebelum mengambil suatu keputusan atau melakukan suatu tindakan, maka
dilakukan pengumpulan informasi sebanyak mungkin tentang sesuatu tersebut.
Sementara itu, Kusumaningsih (2011) mengemukakan bahwa berpikir kritis
merupakan proses berpikir secara tepat, terarah, beralasan, dan reflektif dalam
pengambilan keputusan yang dapat dipercaya. Berdasarkan pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa berpikir kritis dalam pembelajaran adalah proses berpikir rasional
sebelum mengambil suatu keputusan atau melakukan suatu tindakan ke arah yang lebih
spesifik
Berpikir kritis merupakan suatu tehnik berpikir yang melatih kemampuan dalam
mengevaluasikan atau melakukan penilaian secara cermat tentang tepat tidaknya atau
layak tidaknya suatu gagasan. Berpikir kritis merupakan suatu proses berpikir (kognitif)
yang mencakup penilaian analisa secara rasional tentang semua informasi, masukan,
pendapat, dan ide yang ada, kemudian merumuskan kesimpulan.

2. 2 Karakteristik Berfikir Kritis


2.2.1 Konseptualisasi
Konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu konsep. Sedangkan
konsep adalah fenomena atau pandangan mental tentang realitas, pikiran-pikiran tentang
kejadian, objek, atribut, dan sejenisnya. Dengan demikian konseptualisasi merupakan
pikiran abstrak yang digeneralisasi secara otomatis menjadi simbol-simbol dan
disimpan dalam otak.

2
3

2.2.2 Rasional dan beralasan.


Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan
mempunyai dasar kuat dari fakta fenomena nyata.
2.2.3 Reflektif
Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau
persepsi dalam berpikir atau mengambil keputusan tetapi akan menyediakan
waktu untuk mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin
ilmu, fakta dan kejadian.
2.2.4 Bagian dari suatu sikap.
Yaitu pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil pemikir kritis akan
selalu menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk
dibanding yang lain.
2.2.5 Kemandirian berpikir
Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya tidak pasif menerima
pemikiran dan keyakinan orang lain menganalisis semua isu, memutuskan secara
benar dan dapat dipercaya.
2.2.6 Berpikir adil dan terbuka
Yaitu mencoba untuk berubah dari pemikiran yang salah dan kurang
menguntungkan menjadi benar dan lebih baik.
2.2.7 Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan.
Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan
kesimpulan, mencipta suatu pemikiran baru dan alternatif solusi tindakan yang
akan diambil.

2. 3 Model berfikir kritis


Dalam penerapan pembelajaran berpikir kritis di pendidikan keperawatan,
dapat digunakan tiga model, yaitu : feeling, model, vision model, dan examine
model yaitu sebagai berikut :
2.3.1 Feeling Model
Model ini menekankan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang
ditemukan. Pemikir kritis mencoba mengedepankan perasaan dalam melakukan
4

pengamatan, kepekaan dalam melakukan aktifitas keperawatan, dan perhatian.


Misalnya terhadap aktifitas dalam pemeriksaan tanda vital, perawat merasakan
gejala, petunjuk, dan perhatian kepada pernyataan serta pikiran klien.
2.3.2 Vision Model
Model ini digunakan untuk membangkitkan pola pikir, mengorganisasi
dan menerjemahkan perasaan untuk merumuskan hipotesis, analisis, dugaan, dan
ide tentang permasalahan perawatan kesehatan klien. Berpikir kritis ini
digunakan untuk mencari prinsip-prinsip pengertian dan peran sebagai pedoman
yang tepat untuk merespon ekspresi.
2.3.3 Examine Model
Model ini digunakan untuk merefleksi ide, pengertian, dan visi. Perawat
menguji ide dengan bantuan kriteria yang relevan. Model ini digunakan untuk
mencari peran yang tepat untuk analisis, mencari, menguji, melihat, konfirmasi,
kolaborasi, menjelaskan, dan menentukan sesuatu yang berkaitan dengan ide.
Ada empat bentuk alasan berpikir kritis yaitu : deduktif, induktif, aktivitas
informal, aktivitas tiap hari, dan praktek. Untuk menjelaskan lebih mendalam
tentang defenisi tersebut, alasan berpikir kritis adalah untuk menganalisis
penggunaan bahasa, perumusan masalah, penjelasan dan ketegasan asumsi,
kuatnya bukti-bukti, menilai kesimpulan, membedakan antara baik dan buruknya
argumen serta mencari kebenaran fakta dan nilai dari hasil yang diyakini benar
serta tindakan yang dilakukan.

2. 4 Fungsi Berpikir Kritis dalam Keperawatan


Berikut ini merupakan fungsi atau manfaat berpikir kritis dalam
keperawatan adalah sebagai berikut :
2.4.1 Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan sehari-hari.
2.4.2 Membedakan sejumlah penggunaan dan isu-isu dalam keperawatan.
2.4.3 Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan.
2.4.4 Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab dan
tujuan, serta tingkat hubungan.
5

2.4.5 Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang
dilakukan.
2.4.6 Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan.
2.4.7 Melaporkan data dan petunjuk-petunjuk yang akurat dalam keperawatan.
2.4.8 Membuat dan mengecek dasar analisis dan validasi data keperawatan.
2.4.9 Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktifitas keperawatan.
2.4.10 Memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan
yang dilakukan.
2.4.11 Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan.
2.4.12 Mencari alasan-alasan kriteria, prinsip-prinsip dan aktifitas nilai-nilai keputusan.
2.4.13 Mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan keperawatan.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa Berpikir kritis merupakan suatu tehnik berpikir
yang melatih kemampuan dalam mengevaluasikan atau melakukan penilaian secara
cermat tentang tepat tidaknya atau layak tidaknya suatu gagasan. Berpikir kritis
merupakan suatu proses berpikir (kognitif) yang mencakup penilaian analisa secara
rasional dalam suatu data atau informasi yang diterima atau didapat dari hasil penelitian
ataupun suatu pengkajian dari data-data yang ada.

3.2 Saran
Disarankan untuk pembaca Makalah ini agar tetap membaca literature-literatur
lainnya untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang critical thingking atau
berpikir kritis..

6
DAFTAR PUSTAKA
Istianah, Euis. 2013. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematik
dengan pendekatan Mode Eleciting Activities (MEAs) Pada Siswa SMA. Jurnal Ilmiah
Infinity Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung. Vol: 2, No: 1.

Abdul Karim (2015) ”Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Return Saham
di BEI” Jurnal ekonomi dan Manajemen Vol. 30.

Kusumaningsih, Diah. 2011. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa


Kelas X-C SMA N 11 Yogyakarta Melalui Pembelajaran Matematika dengan
Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Materi Perbandingan
Trigonometri. [online]. Tersedia:
http://eprints.uny.ac.id/1633/1/SKRIPSI.pdf.

Anda mungkin juga menyukai