Anda di halaman 1dari 5

Analisis Kinerja dan Perbandingan Distro Linux untuk Load Balancing Web Server

Berbasis Single Board Computer

Whisnu Suko Bayu Aji1), Mila Kusumawardani, ST., MT.2), Ir. Nugroho Soeharto, MT.3)
1,2,3)
Program Studi Jaringan Telekomunikasi Digital, Teknik Elektro, Politeknik Negeri Malang, 65141
Email: 1wkoyuji@gmail.com, 2mila.kusumawardhani@polinema.ac.id, 3nugroho.suharto@polinema.ac.id

ABSTRAK
Semakin populer suatu website maka jumlah permintaan yang diterima juga semakin banyak. Agar permintaan dari pengguna
mendapat respon yang baik maka diperlukan server yang didukung dengan prosesor yang bersifat scalable, RAM yang besar dan
sistem operasi yang khusus. Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah kebutuhan spesifikasi perangkat keras yang tinggi
adalah dengan memanfaatkan Single Board Computer (SBC) yaitu Raspberry Pi.
Berdasarkan uraian masalah di atas, penelitian ini akan membandingkan performansi Raspberry Pi yang menggunakan
Sistem Operasi Linux CentOS dengan Ubuntu sebagai load balancing web server yang diuji berdasarkan pengujian yang
dilakukan yaitu performansi dari segi penggunaan CPU dan RAM.
Sistem yang akan dibangun menggunakan Mikrotik Router Board sebagai router serta 3 buah Raspberry Pi 3B+ sebagai load
balancer, server1 dan server2. Load balancing yang digunakan yaitu HAProxy dengan algoritma yang digunakan adalah Round
Robin. Untuk sistem operasi yang digunakan adalah sistem operasi linux CentOS dan Ubuntu.
Hasil dari pengujian yang sudah dilakukan adalah adanya perbedaan yang cukup jauh dari penggunaan resource CPU dan
RAM antara web server yang menggunakan sistem operasi Ubuntu dan CentOS baik pada perangkat Raspberry load balancer,
server1 dan server2. Didapatkan penggunaan resource CPU pada perangkat load balancer yang menggunakan sistem operasi
Ubuntu dengan jumlah 2000 user sebesar 32.02% sedangkan pada CentOS sebesar 24.06, dan untuk penggunaan resource RAM
dengan jumlah 2000 user pada Ubuntu sebesar 194.8Mb sedangkan pada CentOS sebesar 92.72Mb. Perbandingan penggunaan
resource yang sama juga terjadi pada perangkat Raspberry server1 dan server2.

Kata kunci: Load Balancing, Web Server, Mikrotik, Sistem Operasi, Linux

ABSTRACT
The more popular a website is, the more requests it receives. In order for requests from users to get a good response, we
need a server that is supported by a scalable processor, large RAM and a special operating system. One alternative to solve the
problem of high hardware specification requirements is to use a Single Board Computer (SBC), namely the Raspberry Pi.
Based on the description of the problem above, this study will compare the performance of the Raspberry Pi using the
Linux CentOS Operating System with Ubuntu as a load balancing web server which is tested based on the tests carried out,
namely the performance in terms of CPU and RAM usage.
The system to be built uses the Mikrotik Router Board as a router and 3 Raspberry Pi 3B + as load balancers, server1 and
server2. Load balancing used is HAProxy with the algorithm used is Round Robin. For the operating system used is the Linux
operating system CentOS and Ubuntu.
The results of the tests that have been done are that there is a significant difference in CPU and RAM resource usage
between a web server that uses the Ubuntu and CentOS operating systems both on the Raspberry load balancer, server1 and
server2. It was found that the CPU resource usage on the load balancer device that uses the Ubuntu operating system with 2000
users was 32.02% while on CentOS it was 24.06, and for the RAM resource usage of 2000 users on Ubuntu was 194.8Mb while
on CentOS it was 92.72Mb. Comparison of the same resource usage also occurs on Raspberry server1 and server2 devices.

Keywords: Load Balancing, Web Server, Mikrotik, Operating System, Linux

I. PENDAHULUAN data digital yang disediakan di satu atau beberapa server yang
Perkembangan internet di Indonesia semakin disebut web server. Semakin populer suatu website maka
meningkat pesat, hal ini dapat dilihat berdasarkan jumlah jumlah permintaan yang diterima juga semakin banyak. Agar
pengguna akses internet yang terus meningkat. Berdasarkan permintaan dari pengguna mendapat respon yang baik maka
survey dari Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia diperlukan server yang didukung dengan prosesor yang
(APJII), pengguna internet di Indonesia pada tahun 2018 bersifat scalable, RAM yang besar dan sistem operasi yang
telah mencapai angka 171,17 juta jiwa dari total populasi khusus.
penduduk Indonesia yaitu 264,16 juta jiwa. Maka pengguna Web Server cenderung dijalankan pada komputer
internet di Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 27,91 berspesifikasi tinggi agar dapat melayani permintaan dengan
juta jiwa dari total pengguna pada tahun 2017 sebanyak baik[1]. Perangkat keras yang berpesifikasi tinggi harus
143,26 juta jiwa. ditempatkan pada suatu ruangan server khusus dan kurang
Website merupakan salah satu fasilitas internet yang sesuai untuk pemakaian yang bersifat mobile. Salah satu
berisikan informasi berupa halaman web, gambar, video dan alternatif untuk mengatasi masalah kebutuhan spesifikasi
perangkat keras yang tinggi adalah dengan memanfaatkan Sistem Operasi adalah perangkat lunak sistem yang
Single Board Computer (SBC) yaitu Raspberry Pi yang mengatur sumber daya dari perangkat keras (Hardware) dan
memiliki prosesor jenis ARM. perangkat lunak (Software), serta sebagai jurik (daemon)
Raspberry Pi merupakan perangkat keras dengan untuk program komputer.
prosesor Broadcom BCM2837B0, Cortex-A53 64-bit SoC @ a. Ubuntu, Ubuntu adalah salah satu distribusi
1.4GHz dan memiliki RAM 1GB LPDDR2 SDRAM yang Linux yang berbasis Debian dan didistribusikan
memiliki lisensi open-source hardware sebuah perangkat sebagai perangkat lunak bebas.
keras yang dirilis ke publik agar bebas dipelajari, b. Centos, CentOS (Community ENTerprise
dimodifikasi, didistribusi, dirakit, dan dijual sesuai rancangan Operating System) adalah distribusi dari Linux
aslinya. open source yang disediakan untuk publik
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh W3Techs secara bebas oleh Red Hat.
(World Wide Technology Survey), sistem operasi yang biasa 2.4 Cluster Computing
digunakan untuk server adalah Linux [2]. Cluster komputer merupakan jenis komputasi dimana
Berdasarkan uraian masalah di atas, penelitian ini beberapa node atau komputer dibuat untuk dijalankan
akan membandingkan performansi Raspberry Pi yang sebagai satu entitas. Berbagai node yang terlibat dalam
menggunakan Sistem Operasi Linux CentOS dengan Ubuntu cluster saling terhubung satu sama lain menggunakan
sebagai load balancing web server yang diuji berdasarkan jaringan berkecepatan tinggi, seperti gigabit Ethernet.
pengujian yang dilakukan yaitu performansi dari segi 2.5 Raspberry PI
penggunaan CPU dan RAM, Diharapkan dengan Raspberry Pi, sering disingkat Raspi adalah sebuah
membandingkan kedua sistem tersebut dapat diketahui komputer papan tunggal (Single-Board Computer) atau SBC
performansi yang lebih baik untuk load balancing web server berukuran kartu kredit yang dapat digunakan untuk
yang menggunakan single-board computer (SBC) Raspberry menjalankan program perkantoran, permainan komputer,
Pi. server, dan sebagai pemutar media hingga video beresolusi
II. TINJAUAN PUSTAKA tinggi.
2.1 Web Server
Web Server adalah aplikasi perangkat lunak yang
mendengarkan permintaan dari client untuk mendapatkan
informasi berupa halaman web dengan menggunakan
protokol HTTP. Protokol ini yang dipergunakan untuk
mentransfer dokumen yang umumnya berbentuk HTML [6].
Gambar 2. 2 Logo Raspberry PI
2.2 Load Balancing
Load Balancing adalah suatu teknik yang digunakan 2.6 Webserver Stress
untuk memisahkan antara dua atau banyak network link. Webserver Stress Tool (WST) adalah sebuah aplikasi
Algoritma round robin merupakan algoritma yang paling perangkat lunak untuk menguji HTTP-client/server. WST
sederhana dan paling banyak digunakan oleh perangkat load dirancang untuk menentukan performa web server ketika
balancing. Algoritma round robin bekerja dengan cara mendapatkan lonjakan request dari client untuk mengakses
membagi beban secara bergiliran dan berurutan dari satu website. WST mensimulasikan sejumlah client/user yang
server ke server lainnya. Konsep dasar dari algoritma Round mengakses situs web pada waktu bersamaan dengan cepat
robin ini adalah dengan menggunakan time sharing, pada dan mudah.
intinya algoritma ini memproses antrian secara bergiliran [9]. 2.7 Mikrotik
Mikrotik merupakan sistem operasi berbasis linux
yang digunakan untuk jaringa router. Mikrotik didesain
untuk memberi kemudahan bagi para penggunanya. Tidak
seperti sistem router lainnya yang hanya bisa diinstal pada
perangkat tertentu, Mikrotik RouterOS dapat diinstal pada
komputer biasa. Sistem manajemennya bisa diterapkan
dengan menggunakan aplikasi Windows yaitu Winbox.

III. METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif yang
meneliti tentang performansi Raspberry PI web server yang
menggunakan metode load balancing yang didalamnya
Gambar 2. 1 Topologi sistem load balancing algoritma terintegrasi dengan sistem operasi Linux. Adapun data
Round Robin parameter yang akan dianalisa untuk membandingkan
performansi Raspberry PI 3B+ bersistem operasi Ubuntu
2.3 Sistem Operasi atau CentOS yang digunakan sebagai load balancing web
server adalah dari segi CPU Usage dan RAM Usage.
3.2 Rancangan Penelitian
Alur pelaksanaan penelitian disusun dengan flowchart
sebagai berikut:

Gambar 4. 1 Grafik perbandingan CPU usage antara Centos


dan Ubuntu pada perangkat load balancer

- Perangkat Server1

Gambar 3. 1 Flowchart Rancangan Penelitian

3.3 Rancangan Sistem

Gambar 4. 2 Grafik perbandingan CPU usage antara Centos


dan Ubuntu pada perangkat web server 1

- Perangkat Server2

Gambar 3. 2 Blok Diagram Rancangan Sistem

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 4. 3 Grafik perbandingan CPU usage antara Centos
4.1 Hasil Uji Perbandingan CPU Usage dan Ubuntu pada perangkat web server 2
Pengujian dilakukan dengan memberi beban simulasi
user mengakses secara bersamaan terhadap server dengan 4.2 Hasil Uji Perbandingan RAM Usage
menggunakan aplikasi Paessler Webserver Stress Tools Pengujian dilakukan dengan memberi beban simulasi
(WST). Pemberian beban dilakukan dengan memberikan user mengakses secara bersamaan terhadap server dengan
beban X user menggunakan metode time dengan interval menggunakan aplikasi Paessler Webserver Stress Tools
waktu 1 menit. Pengambilan data penggunaan CPU dan (WST). Pemberian beban dilakukan dengan memberikan
RAM dilakukan dengan menggunakan alat yang tersedia beban X user menggunakan metode time dengan interval
pada Linux Ubuntu yaitu HTOP dan pada CentOS yaitu TOP. waktu 1 menit. Pengambilan data penggunaan CPU dan
- Perangkat Load Balancer RAM dilakukan dengan menggunakan alat yang tersedia
pada Linux Ubuntu yaitu HTOP dan pada CentOS yaitu TOP.
- Perangkat Load Balancer
memori 1GB, menggunakan sistem operasi Linux Centos
lebih menghemat penggunaan resource CPU dan RAM.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
1. Membangun sistem load balancing web server dilakukan
dengan mengkonfigurasi Router Mikrotik terlebih dahulu
menggunakan aplikasi Winbox, lalu menginstal sistem
operasi Centos maupun Ubuntu ke dalam SD Card pada
Raspberry PI dengan bantuan aplikasi Rufus untuk
instalasi Centos dan Raspberry PI imager untuk instalasi
Ubuntu pada perangkat Raspberry PI 3B+ yang memiliki
Gambar 4. 4 Grafik perbandingan RAM usage antara Centos
jenis prosesor ARM dan RAM 1GB, menghubungkan
dan Ubuntu pada perangkat load balancer
semua perangkat ke dalam satu jaringan dari router.
- Perangkat Server1 Setelah itu mengkonfigurasi web server Apache pada
perangkat server 1 dan server 2, juga mengkonfigurasi
load balancing HAProxy dengan algoritma Round Robin
pada perangkat Raspberry load balancer. Selanjutnya
website dapat diakses oleh client yang terhubung dalam
satu jaringan web server.
2. Pengujian RAM Usage dan CPU Usage pada sistem
operasi Centos dan Ubuntu yang berjalan di prosesor
ARM Raspberry PI 3B+, dengan memberikan beban
sejumlah 100, 500, 1000 dan 2000 user, didapatkan hasil
bahwa penggunaan resource dari perangkat load
balancer, server1 maupun server2 yang menggunakan
sistem operasi Linux Centos lebih hemat dari segi
penggunaan resource CPU dan RAM dibandingkan
Gambar 4. 5 Grafik perbandingan RAM usage antara Centos dengan Linux Ubuntu yang memakan resource RAM 2
dan Ubuntu pada perangkat web server 1 kali lebih boros.
5.2 Saran
- Perangkat Server2
1. Menambahkan sistem operasi lain untuk mendapatkan
data perbandingan yang lebih baik dari banyak sistem
operasi lainnya.
2. Menggunakan Raspberry PI versi terbaru.
3. Uji coba Webserver Stress Tool dilakukan
menggunakan beberapa client yang terhubung pada
satu jaringan dari web server.
4. Uji coba pada topologi sistem jaringan yang berbeda.
Menambahkan perangkat server lainnya.
5. Membuat tampilan situs web lebih kompleks beserta
database sesuai dengan keadaan penggunaan web
server secara riil.
Gambar 4. 6 Grafik perbandingan RAM usage antara Centos REFERENSI
dan Ubuntu pada perangkat web server 2
[1] R. Dawood, S. F. Qiana, and S. Muchallil,
Manajemen penggunaan RAM maupun CPU pada “Kelayakan Raspberry Pi sebagai Web Server:
sistem operasi Centos untuk load balancing web server jauh Perbandingan Kinerja Nginx, Apache, dan Lighttpd
lebih hemat daripada Linux Ubuntu. Konsumsi RAM pada pada Platform Raspberry Pi,” J. Rekayasa Elektr.,
perangkat load balancer menggunakan OS Centos sedikit vol. 11, no. 1, pp. 25–29, 2014, doi:
lebih memakan resource dibandingkan dengan perangkat 10.17529/jre.v11i1.1992.
web server 1 dan web server 2, ini disebabkan karena load [2] W. A. Wardhana, N. Suharto, and M.
balancer HAProxy pada sistem operasi Centos memerlukan Kusumawardani, “Pembagian Beban Trafik Cluster
lebih banyak daya daripada aplikasi web server Apache yang Server dengan Algoritma Round Robin pada
berjalan pada sistem operasi Centos. HAProxy Load Balancer Berbasis Nanopi-2.”
Secara keseluruhan hasil percobaan menunjukkan [3] A. Wicitra, D. Utomo, and H. K. Wardana,
bahwa load balancing web server yang diimplementasikan “Membangun Infrastruktur Komputasi Awan Privat
pada Raspberry PI 3B+ yang memiliki prosesor ARM dan Single Cluster dan Multi Cluster dengan
menggunakan Linux Centos,” pp. 185–194.
[4] D. Lukitasari, F. Oklilas, F. I. Komputer, and U.
Sriwijaya, “Analisis Perbandingan Load Balancing
Web Server Tunggal Dengan Web server Cluster
Menggunakan Linux Virtual Server,” vol. 5, no. 2,
pp. 31–34, 2010.
[5] C. Aulds, Linux Apache Web Server Administration
(Craig Hunt Linux Library) Book. 2009.
[6] World Wide Web Technology Survey, “W3Techs,”
2019. .
[7] C. Ellrod, “Load Balancing Round Robbin,” 2010. .
[8] K. Kaur and A. K. Rai, “A Comparative Analysis:
Grid, Cluster and Cloud Computing,” Int. J. Adv. Res.
Comput. Commun. Eng., vol. 3, no. 3, pp. 2278–
1021, 2014, [Online]. Available: www.ijarcce.com.
[9] V. Shinde, A. Shaikh, and C. D. D. Souza, “Study of
Cluster , Grid and Cloud Computing,” vol. 4, no. 10,
pp. 445–448, 2015, doi:
10.17148/IJARCCE.2015.41099.
[10] 3Prodi Rivaldy Arif Pratama1, Ratna Mayasari, S.T.,
M.T.2, Danu Dwi Sanjoyo, S.T., M.T.3 1,2,
“Implementasi Web Server Cluster Menggunakan
Metode Load Balancing Pada Container Docker,
Lxc, Dan Lxd,” vol. 5, no. 3, pp. 5028–5035, 2018.

Anda mungkin juga menyukai