Anda di halaman 1dari 12

KAJIAN TEORITIK

A. Landasan Teori
1. Pengertian Landasan teori
Pengertian Landasan Teori, Macam, dan Cara Menulisnya
Landasan Teori
Landasan teori merupakan bagian dari penelitian yang memuat teori-teori dan hasil-hasil
penelitian yang berasal dari studi kepustakaan yang memiliki fungsi sebagai kerangka teori
untuk menyelesaikan pekerjaan penelitian. Landasan teori juga sering disebut kerangka teori.

Kerangka teori terdiri dari konsep beserta definisi dan referensi untuk literatur ilmiah yang
relevan, teori yang digunakan untuk studi atau penelitian. Kerangka teoritis harus
menunjukkan pemahaman tentang teori dan konsep yang relevan dengan topik penelitian kita
dan yang berhubungan dengan bidang pengetahuan yang lebih luas yang sedang
dipertimbangkan.

Kerangka teori memperkuat penelitian dengan cara berikut:

1. Pernyataan eksplisit asumsi teoritis memungkinkan pembaca untuk mengevaluasi


penelitian secara kritis.
2. Kerangka teoritis menghubungkan peneliti dengan pengetahuan yang ada. Dipandu
oleh teori yang relevan, peneliti memiliki dasar untuk menyusun hipotesis dan
memilih metode penelitian.
3. Mengartikulasikan asumsi teoritis dari studi penelitian yang memaksa peneliti untuk
menjawab pertanyaan tentang mengapa dan bagaimana. Ini memungkinkan peneliti
untuk bertransisi secara intelektual dari hanya menggambarkan suatu fenomena yang
telah diamati untuk menggeneralisasi tentang berbagai aspek dari fenomena itu.
4. Memiliki teori membantu peneliti mengidentifikasi batasan generalisasi tersebut.
Kerangka kerja teoritis menetapkan variabel kunci mana yang memengaruhi
fenomena yang diteliti dan menyoroti kebutuhan untuk memeriksa bagaimana
variabel kunci itu mungkin berbeda dan dalam kondisi apa.
5. Berdasarkan sifat aplikatifnya, teori yang baik dalam ilmu-ilmu sosial bernilai karena
justru memenuhi satu tujuan utama: untuk menjelaskan makna, sifat, dan tantangan
yang terkait dengan suatu fenomena, sering dialami tetapi tidak dijelaskan di dunia
tempat kita hidup, sehingga kita dapat menggunakan pengetahuan dan pemahaman itu
untuk bertindak dengan cara yang lebih terinformasi dan efektif.

Pengertian Landasan Teori


Landasan teori adalah seperangkat definisi, konsep dan proposisi yang telah disusun rapi dan
sistematis tentang variabel-variabel dalam sebuah penelitian. Landasan teori akan menjadi
dasar yang kuat dalam sebuah penelitian yang akan dilakukan.

Penyusunan landasan teori yang baik dan benar dalam sebuah penelitian menjadi hal yang 
penting sebab landasan teori menjadi sebuah pondasi serta landasan dalam penelitian
tersebut.

Landasan teori juga dapat didefinisikan sebagai teori yang relevan yang digunakan untuk
menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti dan sebagai dasar untuk memberikan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis), dan penyusunan instrumen
penelitian.

Teori yang digunakan oleh peneliti bukan hanya sekedar pendapat dari peneliti lain, tetapi
teori tersebut benar-benar telah teruji kebenarannya.

Pengertian Landasan Teori Menurut Para Ahli


Adapun definisi landasan teori menurut para ahli, antara lain adalah sebagai berikut;

Sugiyono (2012:52)
Sugiyono berpendapat bahwa dalam penelitian landasan teori perlu ditegakkan agar 
penelitian itu memiliki dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and
error ).

Macam Landasan Teori


Berikut ini perbedaan teori yang digunakan dalam penelitian kualitatif, kuantitatif, dan
metode campuran, yaitu:

Teori dalam penelitian kuantitatif


Sebelum membahas teori kuantitatif, peneliti perlu memahami variabel-variabel dan jenis-
jenisnya yang akan digunakan dalam membangun teori.  Variabel penelitian merujuk pada
karakteristik atau atribut seoarng individu atau suatu organisasi yang dapat diukur atau
diobservasi.

Jenis-jenis variabel yang biasanya digunakan dalam penelitian antara lain sebagai berikut;

1. Variabel bebas atau independen


2. Variabel terikat atau dependen
3. Variabel intervening atau mediating
4. Variabel moderating
5. Variabel kontrol
6. Variabel counfounding atau spurious.

Teori dalam penelitian kuantitatif (theory in quantitative research) merupakan seperangkat


gagasan konstrak (atau variabel) yang saling berhubungan, yang berasosiasi dengan proposisi
atau hipotesis yang memerinci hubungan antarvariabel (biasanya dalam
konteks magnitude atau direction).

Suatu teori dalam penelitian bisa saja berfungsi sebagai argumentasi, pembahasan, atau
alasan. Teori biasanya membantu menjelaskan (atau memprediksi) fenoena yang muncul di
dunia.

Lebovitz dan Hagedorn (1971) dalam Creswell (2016) menambahkan definsi teori dengan
gagasan tentang theoretical rationale, yang dimaknai sebagai “usaha mengetahui bagaimana
dan menagapa variabel-variabel dan pernyataan-pernyataan relasional saling berhubungan
satu sama lain”.

Dalam proposal penelitian kuantitatif, peneliti dapat menegaskan teorinya dalam berbagai
bentuk:
1. Peneliti menegaskan teori dalam bentuk pernyataan hipotesis-hipotesisi yang saling
berhubungan. Misalnya semakion tinggi pangkat seseorang, semakin kuat
sentralitasnya.
2. Peneliti menyatakan teroi dalm bentuk pernyataan “jika-maka” yang menunjukkan
mengapa seseorang harus berharap variabel bebas dapat mempengaruhi variabel
terikat.
3. Peneliti menyajikan teori dalam bentuk visual. Bentuk visual ini penting untuk
menerjemahkan variabel-variabel ke dalam gambar visual.

Teori dalam penelitian kualitatif


Para peneliti kualitatif menggunakan teori dalam penelitian untuk tujuan-tujuan yang
berbeda:

1. Dalam penelitian kualitatif, teori seringkali digunakan sebagai penjelasan atas


perilaku dan sikap tertentu. Teori ini bisa jadi sempurna dengan adanya variabel,
konstrak, dan hipotesis penelitian.
2. Para peneliti kualitatif seringkali menggunakan perspektif teoritis sebagai panduan
umum untuk meneliti gender, kelas, dan ras (atau masalah lain mengenai kelompok
marginal).
3. Dalam penelitian kualitatif, teori serinkali digunakan sebagai poin akhir penelitian.
Dengan menjadikan teori sebagi poin kahir penelitian, berarti peneliti menerapkan
proses penelitiannya secara induktif yang berlangsung dari data, lalu ke tema-tema
umum, kemudian menuju teori atau model tertentu.
4. Beberpa penelitian kualitatif tidak menggunakan teori yang terlalu eksplisit. Kasus ini
bisa saja terjadi disebabkan 2 hal:1) Karena tidak ada satu pun penelitian kualitatif
yang dilakukan dengan observasi yang “benar-benar umum”
2) Karena struktur konseptual sebelumnya yang disusun dari teori dan metode tertentu
telah memberikan starting point bagi keseluruhan observasi (Schwandt, 1993 dalm
Creswell, 2016).

Teori dalam penelitian metode campuran


Teori dalam penelitian metode campuran dapat diterapkan secara deduktif, seperti dengan
pengujian atau verifikasi teori kuantitatif atau secara induktif, seperti dengan pemunculan
teori atau pola kuantitatif. Selain itu, ada beberapa cara unik yang memasukkan sebuah teori
ke dalam penelitian metode campuran dimana peneliti mengumpulkan, menganalisis, dan
menggabungkan data kuantitatif dan kualitatif menggunakan rancangan metode campuran
yang berbeda.

Kerangka kerja ini menggunakan 2 bentuk, yang keduanya muncul dalam literatur metode
campuran selama lebih dari 5-10 tahun belakangan ini.

Menggunakan kerangka kerja ilmu sosial

Teori ilmu sosial dapat menjadi kerangka kerja yang menyeluruh untuk penelitian metode
campuran. Teori ilmu pengetahuan sosial dapat diambil dari beragam teori yang dijumpai
dalm ilmu sosial seperti kepemimpinan, ekonomi, ilmu politik, pemasaran, perubahan
perilaku, adopsi atau difusi teori-teori ilmu sosial apapun.

Menggunakan kerangka kerja transformatif


Penggunaan dan akseptabilitas teori-teori transformatif dalam penelitian metode campuran
semakin banyak berkembang dalam dekade terakhir ini.

Dorongan ini berasal dari karya Mertens (2003, 2009) dalam Creswell (2016), yang tidak
hanya menyampaikan tujaun utama teori ini tapi juga bagiaman tujuan ini digunakan menjadi
proses penelitian umum dan metode campuran.

Cara  Menuliskan Landasan Teori


Dalam penulisan landasan teori terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu;

1. Nama pencetus teori


2. Tahun dan tempat pertama kali
3. Uraian ilmiah teori
4. Relevansi teori tersebut dengan upaya peneliti untuk mencapai tujuan atau target
penelitian (Hadi Sabari Yunus, 2010 : 226).

Selain itu, dalam menyusun landasan teori ada beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan
oleh seorang peneliti, diantaranya yaitu:

1. Dalam menyusun landasan teori sebaiknya menggunakan acuan yang berkaitan


dengan permasalahan yang sedang diteliti dan acuan-acuan yang berisikan hasil
penelitian sebelumnya (bisa disajikan pada Bab II atau dibuatkan sub bab sendiri).
2. Cara penulisan dari subbab-subbab yang lain harus tetap memiliki hubungan yang
jelas serta memperhatikan aturan pada penulisan pustaka.
3. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik, studi pustaka perlu memenuhi prinsip
kemutakhiran dan keterkaitan dengan masalah penelitian.

Apabila menggunakan literatur dengan beberapa edisi, maka yang digunakan adalah buku
yang edisi terbaru, sedangkan apabila referensi sudah tidak diterbitkan lagi, maka referensi
yang digunakan adalah yang terbitan terakhir. Untuk yang menggunakan jurnal sebagai
referensi, pembatasan tahun penerbitan tidak berlaku.

4. Semakin banyaknya sumber bacaan membuat kualitas penelitian semakin baik,


terlebih sumber bacaan yang terdiri atas teks book atau sumber lainnya misal dari
jurnal, koran, artikel dari majalah, internet dan yang lainnya.
5. Podoman kerangka teori tersebut berlaku untuk jenis penelitian apapun.
6. Teori bukanlah sebuah pendapat pribadi (kecuali pendapat itu telah tertulis dalam
buku).
7. Untuk penelitian korelasional, pada bagian akhir kerangka teori disajikan model teori,
model konsep (jika diperlukan) dan model hipotesis pada subbab tersendiri,
sedangkan untuk penelitian studi kasus cukup dengan menyusun model teori dan juga
memberikan keterangan.

Model teori yang dimaksud adalah kerangka pemikiran seorang penulis dalam penelitian
yang dilakukan. Kerangka tersebut dapat berupa kerangka ahli yang telah ada, ataupun
kerangka berdasarkan teori pendukung yang telah ada. Kerangka teori yang telah disajikan
dalam suatu skema, perlu dijabarkan jika dianggap perlu memberi sebuah batasan, maka
asumsi-asumsi perlu dicantumkan.
Itulah tadi serangkaian artikel yang memberikan penjelasan serta pengulasan secara lengkap
kepada segenap pembaca terkait dengan pengertian landasan teori menurut para ahli, macam,
contoh, dan cara menuliskannya. Semoga materi ini memberikan wawasan dan pengetahuan.
Trimakasih,

2.1  Pengertian Penelitian yang Relevan


Penelitian yang relevan adalah sumber acuan khusus berupa penelitian yang terdapat
dalam jurnal, bulletin, skripsi dan semacamnya. Dalam sumber acuan khusus, peneliti akan
memperoleh hasil-hasil penelitian yang terdahulu. Agar tidak terjadi penelitian yang sama
persis dan tidak terjadi duplikasi dengan penelitian yang ada maka perlu cari tahu penelitian
itu pernah dilakukan oleh peneliti kah atau belum. Apabila masalah penelitian yang dilakukan
persis sama maka perlu dilihat kapan dan dimana penelitian tersebut dilakukan. Peran
penelitian sebelumnya bertujuan untuk menentukan originalitas penelitian sebelumnya yang
merupakan patokan untuk menentukan tema sentral penelitian, berkaitan dengan kondisi saat
ini, dan prediksi pada masa yang akan datang.
Menurut Ainon Mohd, Pengertian relevan ialah mempunyai kaitan dan hubungan erat
dengan pokok masalah yang sedang dihadapi. Jadi, bisa dikatakan definisi relevan ialah hal-
hal yang sejenis yang saling berkaitan dengan subjek dalam konteks yang tepat atau
terhubung dan terkait dengan situasi saat ini.
Maka, pengertian penelitian relevan ialah suatu penelitian sebelumnya yang sudah
pernah dibuat dan dianggap cukup relevan atau mempunyai keterkaitan dengan judul dan
topik yang akan diteliti yang berguna untuk menghindari terjadinya pengulangan penelitian
dengan pokok permasalahan yang sama. Penelitian relevan dalam penelitian juga bermakna
sebagai referensi yang berhubungan dengan penelitian yang akan dibahas.
Seperti, ketika kita sedang melakukan penelitian seperti dalam pembuatan skripsi
seringkali kita diingatkan oleh dosen pembimbing untuk menyertakan data-data penunjang
yang relevan dengan permasalahan yang diangkat, yaitu data-data yang ada hubungannya dan
berguna secara langsung secara langsung dengan tema skripsi.
Misalnya jika kita mengangkat masalah dampak penggunaan gadget pada anak-anak
maka ambillah data seperti persentase pemakai gadget kategori anak-anak, lama pemakaian
gadget pada anak per hari, kondisi kesehatan mata anak-anak yang menggunakan gadget,
kemampuan sosialisasi anak pemakai gadget, dan lain sebagainya.
Sesuatu dikatakan relevan jika ia memiliki hubungan, berkaitan, atau berguna secara
langsung. Seperti pada contoh diatas dimana kita membutuhkan data persentase pemakai
gadget kategori anak-anak pada populasi tertentu karena objek penelitian kita adalah anak-
anak pemakai gadget. Kemudian kita juga memerlukan data penggunaan gadget per hari
untuk mengetahui berapa lama rata-rata anak-anak menggunakan gadget dalam satu hari.
Kemudian kita lihat data pengaruh pemakaian gadget terhadap kesehatan mata anak, serta
data-data lain yang relevan.
Dalam bidang akuntansi, istilah relevan digunakan untuk menyatakan karakteristik
kualitatif sebuah laporan keuangan. Laporan keuangan dikatakan relevan jika laporan
tersebut berisi informasi-informasi yang berguna bagi manajer atau pemakai laporan
keuangan lainnya dalam pengambilan keputusan. Informasi dalam laporan keuangan dapat
digunakan untuk mengevaluasi dan memperkirakan kemungkinan peluang yang dapat
diambil atau kemungkinan kerugian yang dapat dihindari oleh perusahaan. Selain itu
informasi dalam laporan keuangan juga dapat digunakan untuk menegaskan atau mengoreksi
evaluasi yang telah dibuat sebelumnya, sudah tepat atau belum.
Istilah relevan juga digunakan dalam bidang penelitian ilmiah dimana dalam
melakukan suatu penelitian, seseorang akan mendukung referensi pendukung yang salah
satunya adalah penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian yang sedang
dilakukan. Dikatakan relevan karena penelitian-penelitian sebelumnya berkaitan atau
bermanfaat terhadap penelitian yang sedang dilakukan.
Contohnya ketika seseorang melakukan penelitian yang mengangkat masalah dampak
penggunaan gadget pada anak-anak, kita dapat menelusuri penelitian-penelitian lain yang
relevan seperti penelitian mengenai hubungan ibu yang bekerja dengan tingkat pemakaian
gadget pada anak-anak.[2]
2.2  Kegunaan Penelitian Relevan
Kegunaan penelitian relevan ini ialah untuk mendukung permasalahan terhadap
bahasan, peneliti pun berusaha melacak berbagai literature dan penelitian terdahulu (prior
match) yang masih relevan terhadap masalah yang menjadi objek penelitian saat ini. Selain
itu ini menjadi syarat mutlak bahwa dalam penelitian ilmiah menolak yang
namanya plagiatisme atau mencontek secara utuh hasil karya tulisan orang lain. oleh karena
itu, untuk memenuhi kode etik dalam penelitian ilmiah maka sangat diperlukan eksplorasi
terhadap penelitian-penelitian terdahulu yang relevan. Tujuannya adalah untuk menegaskan
penelitian, posisi penelitian dan sebagai teori pendukung guna menyusun konsep berpikir
dalam penelitian.
Penelitian yang relevan pun biasanya digunakan untuk mencari persamaan atau
perbedaan antara penelitian orang lain dengan penelitian yang sedang kita buat atau
membandingkan penelitian yang satunya dengan yang lainnya.
2.3  Cara Menuliskan Penelitian Relevan
Penelitian relevan ini bersifat jika diperlukan. Jadi, peneliti tidak perlu menuliskan
penelitian relevan, jika penelitian nya tidak ada berhubungan dengan penelitian-penelitian
yang sudah dilakukan oleh seseorang. Adapun jika kita akan menggunakan hasil penelitian
seseorang atau pun penelitian sendiri sebagai penunjang penelitian yang kita lakukan
hendaknya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1.      Penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang kita lakukan. Relevan disini maksudnya
ialah relevan permasalahan dan variabelnya.
2.      Perlu dihindari terjadinya duplikasi penelitian yang mengarah pada plagiarisme.
3.      Penelitian yang digunakan bisa dari penelitian sendiri atau orang lain.
4.      Bagian penelitian yang digunakan sebagai penunjang ialah terletak pada bab V penelitian
yaitu pada bagian kesimpulan.
Dalam mengemukakan penelitian yang relevan ini, hal penting yang perlu ditulis yaitu
data-data dari sumber atau laporan hasil penelitian seperti dalam foot note atau daftar pustka.
Menurut Toto Syatori Nasehuddien,[3] laporan hasil penelitian paling tidak memuat hal-hal
berikut: nama peneliti, judul penelitian, waktu melakukan penelitian, hasil penelitian dan
untuk kepentingan apa penelitian dilakukan.
2.4  Contoh Dari Hasil Penelitian Relevan
Adapun contoh dari hasil penelitian yang relevan yang pemakalah identifikasi dari
penelitian yang dilakukan Jumriati pada tahun 2017 yang berjudul  “Penerapan Model
Pembelajaran Problem Solving Terhadap Keterampilan berpikir Kreaktif dan Hasil Belajar
Siswa Pada Pokok Bahasan Hukum Newton di SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya” ialah
seperti berikut:
1.      Penelitian yang dilakukan Sihana yang berjudul “Pembelajaran Fisika Dengan
Metode Problem Solving  Dan Problem posing Ditinjau Dari Kemampuan Matematis Dan
Kreativitas Siswa”[4] dimana hasil penelitian tersebut diantaranya yaitu: 1) Tidak terdapat
pengaruh penggunaan metode Problem Solving dan Problem Posing terhadap prestasi belajar
fisika pada materi Medan Magnet. 2) Terdapat pengaruh kemampuan matematis terhadap
prestasi belajar fisika pada materi Medan Magnet. 3) Terdapat pengaruh kreativitas siswa
terhadap prestasi belajar fisika pada materi Medan Magnet.
2.      Penelitian yang dilakukan Mahasiswa STAIN Palangka Raya oleh Abdul Azis yang berjudul
“Penerapan Pendekatan Problem Posing dalam Pembelajaran Pokok Bahasan Gerak Lurus
Pada Siswa Kelas X Semester 1 SMAN 3 Palangka Raya Tahun ajaran 2012/2013”.
Menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar siswa setelah pembelajaran lebih tinggi dengan
pendekatan problem posing memiliki nilai rata-rata 46,25 dibandingkan dengan kelas dengan
pembelajaran konvensional memiliki nilai rata-rata 35,83. [5]
3.      Penelitian yang dilakukan Lia Angraini dan kawan-kawan, berjudul “Pembelajaran Fisika
Melalui Metode Problem Solving dan Problem Posing Ditinjau dari Kemampuan Berpikir
Kritis dan Kreativitas”. Hasil penelitiannya diantaranya ialah:[6]
a.       Pembelajaran mahasiswa berbasis masalah melalui metode problem solving memberikan
prestasi belajar kognitif, afektif dan psikomotorik mahasiswa yang lebih baik dibandingkan
pembelajaran berbasis masalah melalui metode problem posing.
b.      Mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi memiliki kemampuan yang lebih baik
dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dengan melalui logika dan langkah-
langkah ilmiah dalam membuat pengertian atau konsep, mengaplikasikan, menganalisis,
membuat sintesis, dan mengevaluasi dalam proses pembelajaran dibandingkan dengan
mahasiswa berkemampuan berpikir kritis rendah.
Dari judul tersebut, kita dapat menemukan variabel X dan Y. Kita dapat menentukan
tinjauan hasil penelitian yang relevan sesuai dengan variabel X dan Y. Dibawah ini cara
mengetahui apakah terdapat relevansi/ tidak terdapat pada setiap judul:
1.      Pembelajaran Fisika Dengan Metode Problem Solving  Dan Problem Posing Ditinjau Dari
Kemampuan Matematis Dan Kreativitas Siswa.
2.      Penerapan Pendekatan Problem Posing Dalam Pembelajaran Pokok Bahasan Gerak Lurus
Pada Siswa Kelas X Semester 1 SMAN 3 Palangka Raya Tahun Ajaran 2012/2013.
3.      Pembelajaran Fisika Melalui Metode Problem Solving Dan Problem Posing Ditinjau Dari
Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreativitas.

Tabel 1.1
Penelitian yang Relevan
No Variabel X Variabel Y
1. Pembelajaran Fisika Dengan Metode Problem Kemampuan Matematis Dan
Solving dan Problem Posing Kreativitas Siswa
2. Penerapan Pendekatan Problem Posing dalam -
Pembelajaran pokok Bahasan Gerak Lurus
3. Pembelajaran Fisika Melalui Metode Problem Kemampuan Berpikir Dan
Solving Dan Problem Posing Kreaktivitas

Maka, perbedaan penelitian yang akan dilakukan dari 3 penelitian relevan yang telah
diuraikan, yaitu:
1.      Materi dan Tempat Penelitian
Materi yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu materi kesetimbangan benda tegar,
yang akan dilaksanakan di SMA Negeri 6 Palangka Raya.
2.      Keterampilan Berpikir Kritis
Indikator berpikir kritis yang diamati pada penelitian ini yaitu: 1) memfokuskan pertanyaan;
2) menganalisis pertanyaan; 3) bertanya dan menjawab suatu pertanyaan tentang suatu
penjelasan; 4) mendeduksikan dan mempertimbangkan hasil deduksi; 5) meninduksikan dan
mempertimbangkan hasil induksi; 6) membuat dan menentukan hasil pertimbangan; 7)
mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu tiga dimensi; 8) mengidentifikasi
asumsi; 9) menentukan suatu tindakan. Sedangkan pada penelitian relevan yang mengambil
variabel berpikir kritis juga yaitu penelitian yang dilakukan Lia dan kawan-kawan, indikator
berpikir yang mereka amati yaitu mempunyai sikap terbuka, mudah untuk menerima adanya
perbedaan, sangat teliti dalam segala hal, mempunyai standar baku dalam menilai sesuatu,
argumen yang disampaikan selalu didasari oleh data-data yang akurat, mampu membuat
kesimpulan dengan tepat dari beberapa pernyataan yang ada dan selalu memandang sesuatu
dari berbagai sudut pandang yang berbeda.

BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Pengertian penelitian relevan ialah suatu penelitian sebelumnya yang sudah pernah dibuat
dan dianggap cukup relevan atau mempunyai keterkaitan dengan judul dan topik yang akan
diteliti yang berguna untuk menghindari terjadinya pengulangan penelitian dengan pokok
permasalahan yang sama. Penelitian relevan dalam penelitian juga bermakna sebagai
referensi yang berhubungan dengan penelitian yang akan dibahas.
Kegunaan penelitian relevan ini ialah untuk mendukung permasalahan terhadap bahasan,
peneliti pun berusaha melacak berbagai literature dan penelitian terdahulu (prior
match) yang masih relevan terhadap masalah yang menjadi objek penelitian saat ini.
Penelitian yang relevan pun biasanya digunakan untuk mencari persamaan atau
perbedaan antara penelitian orang lain dengan penelitian yang sedang kita buat atau
membandingkan penelitian yang satunya dengan yang lainnya.

Kerangka Pikir

Uma Sekaran dalam bukunya Business Research, 1992 dalam (Sugiyono, 2010)
mengemukakan bahwa, kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana
teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang
penting.
Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang
akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel independen dan
dependen. Bila dalam penelitian ada variabel moderator dan intervening, maka juga perlu
dijelaskan, mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam penelitian. Pertautan antar variabel
tersebut, selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk paradigma penelitian. Oleh karena itu pada
setiap penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka berfikir (Sugiyono,
2010:88)
Kerangka berfikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian
tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah
variabel atau lebih secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti disamping mengemukakan
deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi besaran
variabel yang diteliti (Sapto Haryoko, 1999, dalam Sugiyono, 2010).
Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih, biasanya dirumuskan hipotesis
yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh karena itu dalam rangka menyusun
hipotesis penelitian yang berbentuk hubungan maupun komparasi, maka perlu dikemukakan
kerangka berfikir.
Suriasumantri 1986, dalam (Sugiyono, 2010) mengemukakan bahwa seorang peneliti
harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka
pemikiran yang membuahkan hipotesis. Krangka pemikiran ini merupakan penjelasan
sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi obyek permasalahan.
Kiteria utama agar suatu kerangka pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuwan, adalah
alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berfikir yang membuahkan
kesimpulan yang berupa hipotesis. Jadi kerangka berfikir merupakan sintesa tentang
hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan.
Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis
dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti.
Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan
hipotesis (Sugiyono, 2010:89).
Penyusunan kerangka berpikir menurut Sugiyono (2011:62)
a.    Menetapkan variabel yang diteliti
Untuk menemukan kelompok teori apa yang perlu dikemukakan dalam menyusun kerangka
berfikir untuk pengajuan hipotesis, maka harus ditetapkan terlebih dulu variabel
penelitiannya. Berapa jumlah variabel yang diteliti, dan apakah nama setiap variabel,
merupakan titik tolak untuk menentukan teori yang akan dikemukakan.
b.    Membaca buku dan hasil penelitian
Setelah variabel ditentukan ,maka langkah berikutnya adalah membaca buku-buku dan hasil
penelitian yang relevan. Buku-buku yang dibaca dapat berbentuk buku teks, ensiklopedia,
dan kamus. Hasil penelitian yang dapat dibaca adalah, laporan penelitian, journal ilmiah,
Skripsi, Tesis dan Disertasi.
c.    Mendeskripsikan teori dan hasil penelitian
Dari buku dan hasil penelitian yang dibaca akan dapat dikemukakan teori-teori yang
berkenaan dengan variabel yang diteliti. Seperti telah dikemukakan, deskripsi teori berisi
tentang, devinisi tehadap masing-masing variabel yang diteliti, uraian rinci tentang ruang
lingkup setiap variabel, dan kedudukan antara variabel satu dengan yang lain dalam konteks
penelitian itu.
d.    Analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis secara kritis terhadap teori-teori dan hasil
penelitian yang telah dikemukakan. Dalam analisis ini peneliti akan mengkaji apakah teori-
teori dan hasil penelitian yang telah ditetapkan itu betul-betul sesuai dengan obyek penelitian
atau tidak, karena sering terjadi teori-teori yang berasal dari luar tidak sesuai untuk penelitian
didalam negeri.
e.    Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian
Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu dengan teori
yang lain, dan hasil penelitian satu dengan penelitian yang lain. Melalui analisis komparatif
ini peneliti dapat memadukan antara teori satu dengan teori lain, atau mereduksi bila
dipandang terlalu luas.
f.      Sintesa kesimpulan
Melalui analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan
dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya peneliti dapat melakukan sinresa atau
kesimpulan sementara, perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan
menghasilkan kerangka berfikir yang selanjutnya dapat digunakan merumuskan hipotesis.
g.    Kerangka berpikir
Setelah sintesa atau kesimpulan dapat dirumuskan maka selanjutnya disusun kerangka
berpikir. Kerangka berpikir yang dihasilkan dapat berupa kerangka berpikir yang
asosiatif/hubungan maupun komparatif/perbandingan. Kerangka berpikir asosiatif dapat
menggunakan kalimat: jika begini maka akan begitu, jika guru kompeten, maka hasil belajar
akan tinggi. Jika kepemimpinan kepala sekolah baik, maka iklim kerja sekolah akan baik.
Jika kebijakan pendidikan dilaksanakan secara baik dan konsisten, maka kualitas SDM di
Indonesia akan meningkat pada gradasi yang tinggi.
h.    Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut selanjutnya disusun hipotesis bila kerangka berpikir
berbunyi “jika guru kompeten, maka hasil belajar akan tinggi”, maka hipotesisnya berbunyi
ada hubungan yang positif dan signifikan antara kompetensi guru dengan hasil belajar” Bila
kerangka berpikir berbunyi “karena lembaga pendidikan A menggunakan teknologi
pembelajaran yang tinggi, maka kualitas hasil belajar akan lebih tinggi bila di bandingkan
dengan lembaga pendidikan B yang teknologi pembelajarannya rendah.” Maka hipotesisnya
berbunyi “Terdapat perbedaan kualitas hasil belajar yang signifikan antara lembaga
pendidikan A dan B, atau hasil belajar lembaga pendidikan A lebih tinggi bila dibandingkan
dengan lembaga pendidikan B.

BAB III

PENUTUP

A.       Kesimpulan

Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), devinisi, dan proposisi yang berfungsi untuk
melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga
dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Sebuah teori ada yang berperan
sebagai asumsi atau titik tolak pemikiran pendidikan ,dan ada pula yang berperan sebagai
definisi atau keterangan yang menyatakan makna.
Kerangka berpikir merupakan bagian dari penelitian yang menggambarkan alur pikiran
penelitian dalam memberikan penjelasan kepada orang lain, mengapa dia mempunyai
anggapan seperti yang diutarakan dalam hipotesis. Karena kerangka pemikiran yang bisa
meyakinkan sesama ilmuan, adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu
kerangka berfikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis.

Anda mungkin juga menyukai