A. Landasan Teori
1. Pengertian Landasan teori
Pengertian Landasan Teori, Macam, dan Cara Menulisnya
Landasan Teori
Landasan teori merupakan bagian dari penelitian yang memuat teori-teori dan hasil-hasil
penelitian yang berasal dari studi kepustakaan yang memiliki fungsi sebagai kerangka teori
untuk menyelesaikan pekerjaan penelitian. Landasan teori juga sering disebut kerangka teori.
Kerangka teori terdiri dari konsep beserta definisi dan referensi untuk literatur ilmiah yang
relevan, teori yang digunakan untuk studi atau penelitian. Kerangka teoritis harus
menunjukkan pemahaman tentang teori dan konsep yang relevan dengan topik penelitian kita
dan yang berhubungan dengan bidang pengetahuan yang lebih luas yang sedang
dipertimbangkan.
Penyusunan landasan teori yang baik dan benar dalam sebuah penelitian menjadi hal yang
penting sebab landasan teori menjadi sebuah pondasi serta landasan dalam penelitian
tersebut.
Landasan teori juga dapat didefinisikan sebagai teori yang relevan yang digunakan untuk
menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti dan sebagai dasar untuk memberikan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis), dan penyusunan instrumen
penelitian.
Teori yang digunakan oleh peneliti bukan hanya sekedar pendapat dari peneliti lain, tetapi
teori tersebut benar-benar telah teruji kebenarannya.
Sugiyono (2012:52)
Sugiyono berpendapat bahwa dalam penelitian landasan teori perlu ditegakkan agar
penelitian itu memiliki dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and
error ).
Jenis-jenis variabel yang biasanya digunakan dalam penelitian antara lain sebagai berikut;
Suatu teori dalam penelitian bisa saja berfungsi sebagai argumentasi, pembahasan, atau
alasan. Teori biasanya membantu menjelaskan (atau memprediksi) fenoena yang muncul di
dunia.
Lebovitz dan Hagedorn (1971) dalam Creswell (2016) menambahkan definsi teori dengan
gagasan tentang theoretical rationale, yang dimaknai sebagai “usaha mengetahui bagaimana
dan menagapa variabel-variabel dan pernyataan-pernyataan relasional saling berhubungan
satu sama lain”.
Dalam proposal penelitian kuantitatif, peneliti dapat menegaskan teorinya dalam berbagai
bentuk:
1. Peneliti menegaskan teori dalam bentuk pernyataan hipotesis-hipotesisi yang saling
berhubungan. Misalnya semakion tinggi pangkat seseorang, semakin kuat
sentralitasnya.
2. Peneliti menyatakan teroi dalm bentuk pernyataan “jika-maka” yang menunjukkan
mengapa seseorang harus berharap variabel bebas dapat mempengaruhi variabel
terikat.
3. Peneliti menyajikan teori dalam bentuk visual. Bentuk visual ini penting untuk
menerjemahkan variabel-variabel ke dalam gambar visual.
Kerangka kerja ini menggunakan 2 bentuk, yang keduanya muncul dalam literatur metode
campuran selama lebih dari 5-10 tahun belakangan ini.
Teori ilmu sosial dapat menjadi kerangka kerja yang menyeluruh untuk penelitian metode
campuran. Teori ilmu pengetahuan sosial dapat diambil dari beragam teori yang dijumpai
dalm ilmu sosial seperti kepemimpinan, ekonomi, ilmu politik, pemasaran, perubahan
perilaku, adopsi atau difusi teori-teori ilmu sosial apapun.
Dorongan ini berasal dari karya Mertens (2003, 2009) dalam Creswell (2016), yang tidak
hanya menyampaikan tujaun utama teori ini tapi juga bagiaman tujuan ini digunakan menjadi
proses penelitian umum dan metode campuran.
Selain itu, dalam menyusun landasan teori ada beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan
oleh seorang peneliti, diantaranya yaitu:
Apabila menggunakan literatur dengan beberapa edisi, maka yang digunakan adalah buku
yang edisi terbaru, sedangkan apabila referensi sudah tidak diterbitkan lagi, maka referensi
yang digunakan adalah yang terbitan terakhir. Untuk yang menggunakan jurnal sebagai
referensi, pembatasan tahun penerbitan tidak berlaku.
Model teori yang dimaksud adalah kerangka pemikiran seorang penulis dalam penelitian
yang dilakukan. Kerangka tersebut dapat berupa kerangka ahli yang telah ada, ataupun
kerangka berdasarkan teori pendukung yang telah ada. Kerangka teori yang telah disajikan
dalam suatu skema, perlu dijabarkan jika dianggap perlu memberi sebuah batasan, maka
asumsi-asumsi perlu dicantumkan.
Itulah tadi serangkaian artikel yang memberikan penjelasan serta pengulasan secara lengkap
kepada segenap pembaca terkait dengan pengertian landasan teori menurut para ahli, macam,
contoh, dan cara menuliskannya. Semoga materi ini memberikan wawasan dan pengetahuan.
Trimakasih,
Tabel 1.1
Penelitian yang Relevan
No Variabel X Variabel Y
1. Pembelajaran Fisika Dengan Metode Problem Kemampuan Matematis Dan
Solving dan Problem Posing Kreativitas Siswa
2. Penerapan Pendekatan Problem Posing dalam -
Pembelajaran pokok Bahasan Gerak Lurus
3. Pembelajaran Fisika Melalui Metode Problem Kemampuan Berpikir Dan
Solving Dan Problem Posing Kreaktivitas
Maka, perbedaan penelitian yang akan dilakukan dari 3 penelitian relevan yang telah
diuraikan, yaitu:
1. Materi dan Tempat Penelitian
Materi yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu materi kesetimbangan benda tegar,
yang akan dilaksanakan di SMA Negeri 6 Palangka Raya.
2. Keterampilan Berpikir Kritis
Indikator berpikir kritis yang diamati pada penelitian ini yaitu: 1) memfokuskan pertanyaan;
2) menganalisis pertanyaan; 3) bertanya dan menjawab suatu pertanyaan tentang suatu
penjelasan; 4) mendeduksikan dan mempertimbangkan hasil deduksi; 5) meninduksikan dan
mempertimbangkan hasil induksi; 6) membuat dan menentukan hasil pertimbangan; 7)
mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu tiga dimensi; 8) mengidentifikasi
asumsi; 9) menentukan suatu tindakan. Sedangkan pada penelitian relevan yang mengambil
variabel berpikir kritis juga yaitu penelitian yang dilakukan Lia dan kawan-kawan, indikator
berpikir yang mereka amati yaitu mempunyai sikap terbuka, mudah untuk menerima adanya
perbedaan, sangat teliti dalam segala hal, mempunyai standar baku dalam menilai sesuatu,
argumen yang disampaikan selalu didasari oleh data-data yang akurat, mampu membuat
kesimpulan dengan tepat dari beberapa pernyataan yang ada dan selalu memandang sesuatu
dari berbagai sudut pandang yang berbeda.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengertian penelitian relevan ialah suatu penelitian sebelumnya yang sudah pernah dibuat
dan dianggap cukup relevan atau mempunyai keterkaitan dengan judul dan topik yang akan
diteliti yang berguna untuk menghindari terjadinya pengulangan penelitian dengan pokok
permasalahan yang sama. Penelitian relevan dalam penelitian juga bermakna sebagai
referensi yang berhubungan dengan penelitian yang akan dibahas.
Kegunaan penelitian relevan ini ialah untuk mendukung permasalahan terhadap bahasan,
peneliti pun berusaha melacak berbagai literature dan penelitian terdahulu (prior
match) yang masih relevan terhadap masalah yang menjadi objek penelitian saat ini.
Penelitian yang relevan pun biasanya digunakan untuk mencari persamaan atau
perbedaan antara penelitian orang lain dengan penelitian yang sedang kita buat atau
membandingkan penelitian yang satunya dengan yang lainnya.
Kerangka Pikir
Uma Sekaran dalam bukunya Business Research, 1992 dalam (Sugiyono, 2010)
mengemukakan bahwa, kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana
teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang
penting.
Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang
akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel independen dan
dependen. Bila dalam penelitian ada variabel moderator dan intervening, maka juga perlu
dijelaskan, mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam penelitian. Pertautan antar variabel
tersebut, selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk paradigma penelitian. Oleh karena itu pada
setiap penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka berfikir (Sugiyono,
2010:88)
Kerangka berfikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian
tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah
variabel atau lebih secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti disamping mengemukakan
deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi besaran
variabel yang diteliti (Sapto Haryoko, 1999, dalam Sugiyono, 2010).
Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih, biasanya dirumuskan hipotesis
yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh karena itu dalam rangka menyusun
hipotesis penelitian yang berbentuk hubungan maupun komparasi, maka perlu dikemukakan
kerangka berfikir.
Suriasumantri 1986, dalam (Sugiyono, 2010) mengemukakan bahwa seorang peneliti
harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka
pemikiran yang membuahkan hipotesis. Krangka pemikiran ini merupakan penjelasan
sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi obyek permasalahan.
Kiteria utama agar suatu kerangka pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuwan, adalah
alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berfikir yang membuahkan
kesimpulan yang berupa hipotesis. Jadi kerangka berfikir merupakan sintesa tentang
hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan.
Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis
dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti.
Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan
hipotesis (Sugiyono, 2010:89).
Penyusunan kerangka berpikir menurut Sugiyono (2011:62)
a. Menetapkan variabel yang diteliti
Untuk menemukan kelompok teori apa yang perlu dikemukakan dalam menyusun kerangka
berfikir untuk pengajuan hipotesis, maka harus ditetapkan terlebih dulu variabel
penelitiannya. Berapa jumlah variabel yang diteliti, dan apakah nama setiap variabel,
merupakan titik tolak untuk menentukan teori yang akan dikemukakan.
b. Membaca buku dan hasil penelitian
Setelah variabel ditentukan ,maka langkah berikutnya adalah membaca buku-buku dan hasil
penelitian yang relevan. Buku-buku yang dibaca dapat berbentuk buku teks, ensiklopedia,
dan kamus. Hasil penelitian yang dapat dibaca adalah, laporan penelitian, journal ilmiah,
Skripsi, Tesis dan Disertasi.
c. Mendeskripsikan teori dan hasil penelitian
Dari buku dan hasil penelitian yang dibaca akan dapat dikemukakan teori-teori yang
berkenaan dengan variabel yang diteliti. Seperti telah dikemukakan, deskripsi teori berisi
tentang, devinisi tehadap masing-masing variabel yang diteliti, uraian rinci tentang ruang
lingkup setiap variabel, dan kedudukan antara variabel satu dengan yang lain dalam konteks
penelitian itu.
d. Analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis secara kritis terhadap teori-teori dan hasil
penelitian yang telah dikemukakan. Dalam analisis ini peneliti akan mengkaji apakah teori-
teori dan hasil penelitian yang telah ditetapkan itu betul-betul sesuai dengan obyek penelitian
atau tidak, karena sering terjadi teori-teori yang berasal dari luar tidak sesuai untuk penelitian
didalam negeri.
e. Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian
Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu dengan teori
yang lain, dan hasil penelitian satu dengan penelitian yang lain. Melalui analisis komparatif
ini peneliti dapat memadukan antara teori satu dengan teori lain, atau mereduksi bila
dipandang terlalu luas.
f. Sintesa kesimpulan
Melalui analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan
dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya peneliti dapat melakukan sinresa atau
kesimpulan sementara, perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan
menghasilkan kerangka berfikir yang selanjutnya dapat digunakan merumuskan hipotesis.
g. Kerangka berpikir
Setelah sintesa atau kesimpulan dapat dirumuskan maka selanjutnya disusun kerangka
berpikir. Kerangka berpikir yang dihasilkan dapat berupa kerangka berpikir yang
asosiatif/hubungan maupun komparatif/perbandingan. Kerangka berpikir asosiatif dapat
menggunakan kalimat: jika begini maka akan begitu, jika guru kompeten, maka hasil belajar
akan tinggi. Jika kepemimpinan kepala sekolah baik, maka iklim kerja sekolah akan baik.
Jika kebijakan pendidikan dilaksanakan secara baik dan konsisten, maka kualitas SDM di
Indonesia akan meningkat pada gradasi yang tinggi.
h. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut selanjutnya disusun hipotesis bila kerangka berpikir
berbunyi “jika guru kompeten, maka hasil belajar akan tinggi”, maka hipotesisnya berbunyi
ada hubungan yang positif dan signifikan antara kompetensi guru dengan hasil belajar” Bila
kerangka berpikir berbunyi “karena lembaga pendidikan A menggunakan teknologi
pembelajaran yang tinggi, maka kualitas hasil belajar akan lebih tinggi bila di bandingkan
dengan lembaga pendidikan B yang teknologi pembelajarannya rendah.” Maka hipotesisnya
berbunyi “Terdapat perbedaan kualitas hasil belajar yang signifikan antara lembaga
pendidikan A dan B, atau hasil belajar lembaga pendidikan A lebih tinggi bila dibandingkan
dengan lembaga pendidikan B.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), devinisi, dan proposisi yang berfungsi untuk
melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga
dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Sebuah teori ada yang berperan
sebagai asumsi atau titik tolak pemikiran pendidikan ,dan ada pula yang berperan sebagai
definisi atau keterangan yang menyatakan makna.
Kerangka berpikir merupakan bagian dari penelitian yang menggambarkan alur pikiran
penelitian dalam memberikan penjelasan kepada orang lain, mengapa dia mempunyai
anggapan seperti yang diutarakan dalam hipotesis. Karena kerangka pemikiran yang bisa
meyakinkan sesama ilmuan, adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu
kerangka berfikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis.