271 219 1 PB
271 219 1 PB
7
Fungsi dan Pengembangan
Kurikulum
Abstrak
Kurikulum secara sederhana diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh/ diselesaikan anak didik untuk memperoleh ijazah.Dalam dunia pendidikan istilah
kurikulum telah dikenal sejak kurang lebih satu abad yang lampau.Pemahaman kurikulum
yang didasarkan pada permikiran atau filsafat pendidikan klasik yang menganggap kurikulum
adalah program pendidikan yang diberikan secara direncanakan di sekolah.Dalam pengalaman
sehari-hari, sering didengarkan istilah fungsi. Fungsi membawa akibat pada adanya hasil. Jika
sesuatu itu berfungsi maka berakibat pada adanya hasil. Demikian juga sebaliknya, jika ses-
uatu itu tidak berfungsi akan berakibat pada tidak tercapainya hasil yang diharapkan (tujuan).
Atas dasar tersebut, dapat dikatakan bahwa fungsi kurikulum berkaitan dengan komponen-
komponen yang ada dan mengarah pada tujuan-tujuan pendidikan. Sudah jelas bahwa kuriku-
lum mempunyai fungsi dan peranan yang sangat penting dalam maju mundurnya pendidikan
yang dilaksanakan, karena dalam fungsi dan peran kurikulum menyangkut semua aspek-aspek
yang terlibat dalam system pendidikan, dimana semua terkait dan saling melengkapi.
Pendahuluan
Istilah kurikulum secara sederhana diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang
harus ditempuh/ diselesaikan anak didik untuk memperoleh ijazah.
Dalam dunia pendidikan istilah kurikulum telah dikenal sejak kurang lebih satu abad
yang lampau. Dalam kamus Webster lahuri 1856 untuk pertama kalinya digunakan istilah
kurikulum. Pada waktu itu kurikulum dipakai dalam bidang olah raga, yaitu suatu alat yang
dibawa seorang sejak start sampai finish”. Dalam kurun waktu yang berbeda istilah kurikulum
muncul dengan berbagai definisi, misalnya diartikan sebagai mata pelajaran yang harus di-
ambil untuk suatu pendidikan atautraining. Kurikulum sama dengan isi buku teks, garis-garis
besar program pendidikan (GBPP), pedoman guru, serta alat pelajaran yang diperlukan suatu
mata pelajaran.
Pemahaman kurikulum yang didasarkan pada permikiran atau filsafat pendidikan kla-
sik yang menganggap kurikulum adalah program pendidikan yang diberikan secara diren-
canakan di sekolah.Dalam pengalaman sehari-hari, sering didengarkan istilah fungsi. Fungsi
membawa akibat pada adanya hasil. Jika sesuatu itu berfungsi maka berakibat pada adanya
hasil. Demikian juga sebaliknya, jika sesuatu itu tidak berfungsi akan berakibat pada tidak
tercapainya hasil yang diharapkan (tujuan).
Kurikulum pada suatu sekolah merupakan suatu alat atau usaha mencapai tujuan-
tujuan pendidikan yang didiinginkan sekolah tertentu yang dianggap cukup tepat dan kru-
sial untuk dicapai. Salah satu langkah yang harus dilakukan adalah meninjau kembali tujuan
yang selama ini digunakan oleh sekolah bersangkutan (soetopo & Seomanto, 1993:17). Dalam
pencapaian tujuan pendidikan yang dicita-citakan, tujuan-tujuan tersebut harus dicapai secara
bertahap yang saling mendukung. Sedangkan keberadaan kurikulum disini adalah sebagai alat
untuk mencapai tujuan Atas dasar tersebut, dapat dikatakan bahwa fungsi kurikulum berkaitan
dengan komponen-komponen yang ada dan mengarah pada tujuan-tujuan pendidikan.
Guru merupakan pendidik propesional yang secara implisit telah merelakan dirinya
untuk memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang ada dipundak para orang tua. Orang
tua yang menyerahan anaknya ke sekolah, berarti ia telah melimpahkan sebagian tanggng
jawab pendidikan anaknya kepada guru atau pendidik. Hal ini, adalah bentuk harapan orang
tua, supaya anaknya menemukan guru yang baik , kompeten, dan berkualitas (Ramayulis,
1996:39).
Pembahasan
Fungsi Pengembangan Kurikulum :
1. Tujuan Kurikulum
Tujuan kurikulum pada dasarnya merupakan tujuan setiap program pendidikan yang
diberikan kepada anak didik, Karena kurikulum merupakan alat antuk mencapai tu-
juan, maka kurikulum harus dijabarkan dari tujuan umum pendidikan. Dalam sistem
pendidikan di Indonesia tujuan pendidikan bersumber kepada falsafah Bangsa Indo-
nesia. Di Indonesia ada 4 tujuan utama yang secara hirarki sebagai berikut:
a. Tujuan Nasional
Dalam Undang-undang No. 2 tahun 1980 tentang sistem Pendidikan Nasional
rumusan tujuan pendidikan nasional disebutkan Pendidikan Nasional bertujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seu-
tuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan. Kesehatan
asmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tariggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dari tujuan nasional kemudian dijabar-
kan ke dalam tujuaninsitusional/ lembaga, tujuan kurikuler, sampai kepada tujuan
insfruksional.
b. Tujuan Intitusional
Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh suatu lembaga pendi-
dikan, umpamanya MI. MTs, MA, SD, SMP, SMA, dan sebagainya. Artinya apa
yang harus dimiliki anak didik setelah menamatkan lembaga pendidikan tersebut,
Sebagai contoh, kemampuan apa yang harus dimiliki anak didik setelah menamat-
kan lembaga pendidikan iersebut. Sebagai contoh, kemampuan apa yang diharap-
kan dimiliki oleh anak yang tamat MI, MTs, atau Madrasah Aliyah. Rumusan tu-
juan institusional harus merupakan penjabaran dan tujuan umum (riasional), harus
memiliki kesinambungan antara satu jenjang pendidikan tinggi dengan jenjang
Iainnya (MI, MTs, dan MA sampal ke IAIN/ perguruan tinggi). Tujuan institu-
sional juga harus memperhatikan fungsi dan karakter dari lembaga pendidikan-
nya, seperti lembaga pendidikan umum, pendidikan guru dan sebagainya.
c. Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler adalah penjabaran dan tujuan kelembagaan pendidikan (tujuan
institusiorial). Tujuan kurikuler adalah tujuan di bidang studi atau mata pelajaran
sehingga mencerminkan hakikat keilmuan yang ada di dalamnya. Secara oera-
sional adalah rumusan kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik
setelah mempelajari suatu mata pelajaran atau bidang studi tersebut.
d. Tujuan Instruksional
Tujuan instruksional dijabarkan dari tujuan kurikuler. Tujuan ini adalah tujuan
yang langsung dihadapkan kepada anak didik sebab hrus dicapai oIeh mereka
setelah menempuh proses belajar-mengajar. Oleh karena itu tujuan instruksion-
al dirumuskan sebagai kemampuan-kemampuan yang diharapkan dapat dimil-
iki oleh anak didik setelah mereka menyelesaikan proses belajar-mengajar. Ada
dua jenis tujuan institusional, yaitu tujuan instruksional umum (TIU) dan tujuan
instruksional khusus (TIK). Perbedaan kedua tujuan tersebut terletak dalam hal
kemampuan yang diharapkan dikuasai anak didik. Pada TIU sifatnya lebih luas
dan mendalam, sedangkan TIK lebih terbatas dan harus dapat diukur pada saat
berlangsungnya proses belajar-mengajar. Dengan demikian TIK harus lebih op-
erasional dan mudah dilakukan pengukuran.
Penutup
Pemahaman kurikulum yang didasarkan pada permikiran atau filsafat pendidikan kla-
sik yang menganggap kurikulum adalah program pendidikan yang diberikan secara diren-
canakan di sekolah.Dalam pengalaman sehari-hari, sering didengarkan istilah fungsi. Fungsi
membawa akibat pada adanya hasil.
Jika sesuatu itu berfungsi maka berakibat pada adanya hasil. Demikian juga seba-
liknya, jika sesuatu itu tidak berfungsi akan berakibat pada tidak tercapainya hasil yang di-
harapkan (tujuan). Atas dasar tersebut, dapat dikatakan bahwa fungsi kurikulum berkaitan
dengan komponen-komponen yang ada dan mengarah pada tujuan-tujuan pendidikan. Sudah
jelas bahwa kurikulum mempunyai fungsi dan peranan yang sangat penting dalam maju mun-
durnya pendidikan yang dilaksanakan, karena dalam fungsi dan peran kurikulum menyangkut
semua aspek-aspek yang terlibat dalam system pendidikan, dimana semua terkait dan saling
melengkapi.
Daftar Pustaka