Anda di halaman 1dari 11

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur © Jurusan Arsitektur Itenas | No.1 | Vol.

III
ISSN: September 2018

Penerapan Tema Urban Landscape pada Rancangan


Terminal Leuwi Panjang:
Dwisasana Embara Parahyangan
Fajar Arief Syahputra
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Itenas, Bandung
Email: fajar.ariefsyahputra.fas@gmail.com

ABSTRAK
Transportasi umum saat ini menjadi aspek kebutuhan yang butuh ditingkatkan optimasinya. Dewasa ini
penduduk Indonesia mayoritas menggunakan moda transportasi pribadi dalam melakukan kegiatan perpindahan
tempatnya. Aspek di masa depan bila transportasi pribadi terus meningkat akan terjadi permasalahan kemacetan
yang pada akhirnya akan banyak menimbulkan gejala negatif berantai lainnya terutama di daerah ibu kota.
Melihat fenomena ini, transportasi umum semakin gencar dikampanyekan untuk dapat ditingkatkan
pemanfaatannya dan optimasinya. Dibalik tujuan itu tentunya perlu pula beragam aspek pendukung, salah
satunya adalah desain fasilitas transportasi yang baik, misalnya terminal.
Terminal Leuwi Panjang menjadi salah satu terminal di Indonesia yang didesain untuk merespon gejala
mengenai transportasi di Jawa Barat. Desain terminal yang dilakukan pada rancangan ini mengutamakan
orientasi penggunaan publik terpadu. Kawasan terminal Leuwi Panjang pada rancangan ini didesain untuk
menjawab permasalahan diatas kemudian menambahkan aspek penting yang dibutuhkan lingkungan Leuwi
Panjang, yaitu kehadiran ruang publik terpadu.
Urban Landscape menjadi prinsip rancang desain terminal Leuwi Panjang pada pembahasan laporan
ini. Segala aspek yang mendukung tema ini diharapkan mampu meningkatkan optimasi terminal dalam
keterpaduan kegiatannya dan mampu meningkatkan nilai konteks kawasan Leuwi Panjang.
Kata Kunci: Terminal Leuwi Panjang, Urban Landscape, Ruang Publik Terpadu

ABSTRACT
Public Transportation has became aspect that required itself to be enhance in optimization use. These
day, majority of Indonesian people use private transportation to commute their daily live. It will make some
problem in the future of transportation if this habbit continously to grow. Likewise severe traffic jam that will
cause chain reaction to other problem related to capital city activity.
Concern in this phenomenon, public transportation has became more campaigned extensively to
enhance its uses and optimization. Various of support is needed behind that cause, one of the aspect is good
design in facilitating transportation modes, that is transportation hub.
Leuwi Panjang Terminal become one of many terminal in Indonesia that require revitalizing design to
respond such transportation problem in West Java. Terminal design in this chance are oriented in providing
multiple public uses in this area of terminal. Terminal area is designed to answer some previously explained
problem, then add some important aspect that needed in Leuwi Panjang Terminal, that is requirement of public
spaces.
Urban Landscape became principal in designing Leuwi Panjang Terminal in this report. All of the
aspect that support this theme are hoped to be improve terminal optimization in its mixed activity and capable to
improve contextual value of Leuwi Panjang area in general.
Keyword: Leuwi Panjang Terminal, Urban Landscape, Mixed Public Space

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 1


Fajar Arief Syahputra

1. PENDAHULUAN

Terminal sebagai tempat persinggahan sarana transportasi yang beragam dari berbagai daerah
menyimpan berbagai permasalahan terhadap tata ruang fungsi terminal. Terdapat fungsi majemuk
sebagai ladang perekonomian masyarakat dalam memanfaatkan potensi persinggahan masyarakat dari
berbagai daerah ini, salah satunya adalah sentra industri lokal. Tata ruang pada tahap kondisi ini masih
banyak menyisakan banyak ruang untuk perbaikan, sentuhan teknologi dan estetika arsitektur
diharapkan mampu untuk memperbaiki kondisi ini.

Tata ruang yang baik dapat dikaji ulang dari proses identifikasi terhadap pola kebutuhan dan fungsi
dari keadaan eksisting untuk tinjauan perbaikan dalam menanggapi perkembangan pola tatanan ruang
dan masyarakat hingga tahun 2035.

Permasalahan yang semakin jelas di ranah publik dalam konteks menanggapi masa depan terletak
pada permasalahan urban sprawl di pulau Jawa. Lebih spesifiknya kita dapat meninjau ranah
transportasi, permasalahan perhubungan menyatakan transportasi bersifat pribadi jumlahnya sudah
dalam taraf darurat, pada akhirnya menyebabkan kepadatan prasarana lalu lintas yang merugikan
perekonomian negara. Pemerintah masa kini tengah mengusahakan solusinya, salah satu kemungkinan
solusinya adalah optimalisasi transportasi publik dari segi sarana dan prasarana.

Mayoritas masyarakat cenderung melirik solusi pemerintah terhadap optimalisasi sarana transportasi
umum. Artinya akan semakin banyak pengguna transportasi umum ketika kualitas sarana dan
prasarana transportasi umum telah ditingkatkan, dan dengan kondisi saat ini, urgensi peningkatan
pelayanan transportasi umum ada pada tingkatan yang tinggi. Hal tersebut memberi pengertian bahwa
peningkatan pelayanan sudah menjadi kebutuhan utama untuk menjawab permasalahan terkait
transportasi umum.

2. TINJAUAN UMUM

2.1 Deskripsi Proyek


Lokasi proyek rancangan Terminal Leuwi Panjang: Dwisasana Embara Parahyangan terletak di Leuwi
Panjang, Bojongloa Kidul, Bandung, Jawa Barat. Site terletak di kawasan komersil terpadu Leuwi
Panjang.

Nama Proyek : Terminal Bus Terpadu Tipe A


Lokasi : Jl. Jalan Leuwi Panjang, Bojongloa Kidul, Bandung, Jawa Barat, 40233
Jenis Bangunan : Transportasi Publik (Public Service)
Luas Site : 4 Ha
Regulasi berdasarkan RTRW Kota Bandung
Tata guna lahan : Terminal Jalan Raya, Komersial, Perkantoran
Luas Lantai Dasar Maksimum : 50% x 40.000 m² = 20.000 m²
Luas Lantai Total Maksimum : 1.5 x 40.000 m² = 60.000 m² : 20.000 m²= 3 Lantai
GSB : 10 m
Luas Lahan Hijau Maksimum : 20% x 40.000 m² = 8.000 m²
Suhu siang hari : 27-29o
Tekanan Athmosphere : 1016 hPa
Kelembapan : 87%
Kecepatan angin : 0.4 Km/h
Chance of Rain : 4055 mm (sumber: Weather.com)
Jenis Terminal : Terminal bus terpadu tipe B
Fasilitas : Lahan Parkir Luas, Security 24 Jam, Tempat Bongkar Muat
untuk barang penumpang
Daya Tampung : 100 Kendaraan (60 kendaraan di lapangan)

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 2


Terminal Leuwi Panjang: Dwisasana Embara Parahyangan

Jumlah bus : 770 (maksimal 800)


Pengelola : Multi Operator
Perusahaan Barang : Multi User
Perusahaan Transporter : PT. Prima Jasa, PT. Trans Utama,Perum DAMRI, PT.MIOS, PT.
Hiba Utama, PT. MGI
Batas Tapak
Utara : Kawasan pertokoan dan pemukiman penduduk
Barat :Jl KH.Wahid Hasyim dan pertokoan serta kawasan komersil
Timur :Jl LeuwiPanjang dan pertokoan
Selatan :Jl. Soekarno Hatta dan pertokan serta kawasan komersil

Gambar 2. 1 lokasi site leuwi panjang


Sumber: google earth, diolah tanggal 19/07/2018

2.2 Konsep Tapak

Gambar 2. 2 konsep zoning dalam site

Multi akses kedalam site memungkinkan terminal dengan tema desain lansekap berfungsi sebagai area
publik kota yang memiliki karakter permeabiltias akses lansekap sebagaimana desain lansekap
seharusnya. Akses menuju site dapat ditempuh dari tiga jalan utama yang mengelilingi site sebagai

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 3


Fajar Arief Syahputra

potensinya. Berbagai akses dari tiga wilayah publik yang berbeda memungkinkan pencampuran
kegiatan yang akan meningkatkan nilai aktifitas dari terminal ini.

2.3 Elaborasi Tema


Urban Landscape merupakan perencanaan bangunan terminal dengan pola aktifitas yang bebas tanpa
ada manipulasi desain terhadap penggunannya. Dimakusmalkan pada desain pola natural dengan
menghadirkan nuansa terbuka yang mengizinkan beragam kegiatan pendukung untuk meiningkatkan
nilai aktifitas kawasan terminal.

Hasilnya desain dengan tema urban landscape dapat menghadirkan satu wilayah terpadu yang seirama
dengan pola pengembangan dan pola lingkungan kota, menghadirkan suatu area publik yang menjadi
aset lansekap kota Bandung. Sarana terminal direncanakan sesuai dengan pola tata ruang transit
oriented development dengan mempersiapkan segala hal yang menyangkut terhadap transit
transportasi massal majemuk di wilayah terminal

2.4 Konsep Gubahan Masa

Gambar 2. 3 konsep gubahan massa

Konsep massa bangunan membawakan desain integrasi lansekap dan bangunan utama yang
menggambarkan image dari miniatur kondisi alam kota Bandung terhadap pegunungan yang
mengelilinginya. Memberi rasa terlindungi dengan gradasi aktifitas antara pegunungan, kaki gunung,
hingga aktifitas padat perkotaan.

Proses mendesain bangunan disesuaikan dengan bentuk dan karakteristik site, sehingga bangunan
mampu memanfaatkan segala potensi yang dimiliki oleh site.

Gambar 2. 4 transformasi gubahan massa

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 4


Terminal Leuwi Panjang: Dwisasana Embara Parahyangan

3. HASIL RANCANGAN

3.1 Rancangan Bangunan

Keterangan:

A. Bangunan Terminal
B. Skybridge
D C. Skybridge Interchange
D. Pengendapan
E. Parkir Kendaraan Pengunjung
C F. LRT
A B F

Gambar 3. 1 tatanan massa bangunan

LRT
Bangunan Terminal

Skybridge Interchange
Pengendapan

Bangunan Penunjang

Gambar 3. 2 perspektif mata burung

Tatanan massa bersandar pada 3 fungsi utama dalam site, diantaranya adalah fungsi retail dan
foodcourt, terminal, dan taman publik. Setiap area ini memiliki kebutuhan ruang spesifik dimasing-
masing zona utamanya. Adanya penerapan desain tapak dengan multifungsi ini memberi identitas
terpadu pada kawasan Terminal Leuwi Panjang.

3.2 Rancangan Site

Gambar 3. 3 site plan

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 5


Fajar Arief Syahputra

Desain terminal mengintegrasikan elemen site dengan membuat hubungan yang tak terputus antara
bangunan utama dan lansekap publik. Ditunjukkan dengan sirkulasi pedestrian outdoor yang masuk
kedalam bangunan sehingga karakter yang tercipta menjadikan bangunan sebagai bagian dari lansekap
terminal.

Gambar 3. 4 isometri taman publik

Taman publik didesain terintegrasi dengan karakteristik terminal yang ditunjukkan dengan eksistensi
skybridge yang memberikan dua karakter kegiatan yang berbeda. Desain taman publik ditunjukkan
dengan estetika media tanam vegetasi yang didesain sebagai fungsi tempat istirahat pengunjung
taman. Sculpture kontemporer juga turut memberi area komunal di taman ini.

Gambar 3. 5 isometri green plaza

Green plaza ditempatkan pada area fasad depan bangunan sebagai penyambut pengunjung terminal.
Desain di plaza sebagian besar dipengaruhi oleh pola lantai yang membuat karakter plaza sebagai
komplementer bagi fasad bangunan utama, dengan kata lain green plaza didesain sebagai transisi yang
tidak menganggu eksistensi bangunan utama.

3.3 Rancangan Denah


A. Lantai Dasar

Gambar 3. 6 denah lantai dasar

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 6


Terminal Leuwi Panjang: Dwisasana Embara Parahyangan

Denah lt. dasar menggunakan prinsip permeabilitas publik, sehingga alur sirkulasi publik dari luar
bangunan dapat dengan tanpa hambatan masuk menuju lingkungan bangunan yang didesain dengan
pendekatan landscape.

Denah bangunan oval menjadi focal point yang diperuntukkan sebagai lobby utama bangunan
sekaligus memiliki fungsi sebagai area pembelian tiket. Focal point dari denah oval ini diperkuat
dengan adanya innecourt bervegetasi pohon ketapang kencana yang menjulang hingga lt.3

B. Lantai Dua

Gambar 3. 7 denah lantai dua

Lantai dua bangunan terminal mayoritas digunakan sebagai sentra industry dengan penempatan
tenant-tenant di lokasi denah yang prospektif dengan alur sirkulasi pengunjung. Orientasi tenant
mengarah kepada alur sirkulasi utama yang juga mendapat perolehan pencahayaan dan penghawaan
alami.

C. Lantai Tiga

Gambar 3. 8 denah lantai tiga

Denah lantai tiga memiliki porsi fungsi sama rata antara fungsi sentra industry dan ruang kerja
pengelola terminal. Sebagian area lt. 3 menjadi area outdoor dengan desain ruang outdoor yang
menjadi area rekreasi/istirahat pengelola terminal yang memiliki kaitan fungsi kantin pengelola.

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 7


Fajar Arief Syahputra

3.4 Rancangan Fasad

Gambar 3. 9 fasad bangunan

Fasad bangunan membawa identitas khas lansekap dengan permainan warna bumi dengan penggunaan
elemen material keramik terracotta pada fasad utama. Estetika fasad sebagian besar dipengaruhi oleh
permainan tiga dimensional massa dengan permainan timbul-menjorok dan tinggi-rendah.

Gambar 3. 10 detail fasad bangunan

Adaptasi fasad tersebut membuat kesempatan besar bagi pengadaan green roof fungsional yang dapat
diakses dari dalam bangunan dan menambah nilai tema lansekap dari desian bangunan ini.

Dominasi fasad bangunan ditunjukkan dengan elemen fasad modern dengan penggunaan glass curtain
wall yang menunjukkan sifat kesederhanaan dan simplisitas dari identitas arsitektur modern. Curtain
wall juga ditujukan untuk perolehan penghawaan dan pencahayaan alami kedalam bangunan sehingga
menambah sifat alami di dalam gedung oleh perolehan cahaya alami.

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 8


Terminal Leuwi Panjang: Dwisasana Embara Parahyangan

3.5 Rancangan Struktur & Konstruksi


3.5.1 Detail Green Roof

Gambar 3. 11 detail konstruksi green roof

Konstruksi green roof menggunakan alternatif “Daku Tile” dengan spesialisasi material lapisan
geotextile sebagai material sintetis yang mampu menirukan cara kerja lapisan media tanam alami
tanpa memberi beban yang signifikan terhadap struktur.

3.5.2 Detail Konstruksi Fasad

Gambar 3. 12 detail konstruksi fasad

Konstruksi fasad dengan kesan alami menggunakan konstruksi finishing keramik terracotta yang
tujuannya memberi “tampilan bersih” fasad yang bernuansa alami.

3.5.3 Detail Struktur & Konstruksi Atap Skylight

Gambar 3. 13 struktur atap

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 9


Fajar Arief Syahputra

Konstruksi atap menggunakan struktur flat truss. Struktur bentang lebar flat truss digunakan
untuk atap skylight yang memberi keuntungan penetrasi cahaya yang tak terhalang oleh struktur
atap konvensional.

3.5.4 Detail Pertemuan Atap Skylight & Green Roof

Gambar 3. 14 rabat beton skylight

Pertemuan antara atap skylight dan green roof dibatasi oleh rabat beton yang berfungsi sebagai
dinding penahan green roof dan pembatas talang air green roof.

4. KESIMPULAN

Upaya mencanangkan tema urban landscape kedalam fungsi terminal Leuwi Panjang dilakukan
dengan metoda integrasi antar ruang dalam dan ruang luar. Tema tersebut dieksekusi dengan prinsip
tiga konsep utama yaitu; diversifikasi vegetasi, multipoint akses kedalam dan keluar site
(permeabilitas publik), dan keragaman ruang aktifitas publik.

Konsep-konsep yang telah dicanangkan pada rancangan ini ditujukan untuk mengakomodasi kegiatan
yang sudah ada dengan desain berprinsipkan urban activity diatas lahan lansekap yang didesain sesuai
dengan kebutuhan ruang publik. Kegiatan UMKM dan penyediaan ruang publik dari tema urban
landscape akan mampu menghasilkan simbiosis mutualisme diantara kedua peran tersebut.

Tujuan akhir dari tema ini adalah memberikan lingkungan salah satu kontras positif terhadap karakter
lingkungan Leuwi Panjang saat ini. Desain rancangan ini diharapkan mampu memberikan kontras
tersebut untuk meningkatkan nilai konteks kawasan Leuwi Panjang menjadi lebih positif bagi
penduduk Kota Bandung dan khususnya pengunjung Leuwi Panjang.

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 10


Terminal Leuwi Panjang: Dwisasana Embara Parahyangan

DAFTAR PUSTAKA

1. D.K. Ching, Frank. 1943. Architecture Form, Space, and Order. New Jersey: John Wiley and
Sons Inc
2. Jellicoe, Geoffrey Alan. 1982. The Landscape of Man. Britain: Van Nostrand Reinhold
3. Kottas, Dimitris. 2007. The Architect’s Handbook. Spain: Carles Broto
4. Maciocco, Giovanni. 2008. Urban Landscape Perspectives. Germany: Springer
5. Morlok, Edward K. 2005. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Jakarta: Erlangga
6. Neufert, Ernst. 1996. Data Arsitek. Jakarta: Erlangga
7. 2013. Bandung Urban Mobility Project. Bandung: Pemerintah Kota Bandung Dinas Perhubungan
8. Risa. 2014. Dua Terminal Bus Terbesar di Kota Bandung yang Selalu Padat. Sebandung.com
diambil dari https://sebandung .com/2014/04/terminal-bus/ (diakses pada tanggal 14-03-2018,
pukul 22.15 WIB)
9. Ariyanti, Fiki. 2016. Tirtonadi, Terminal Bus Terbaik di RI yang Kalahkan Bandara.
Liputan6.com diambil dari http://bisnis.liputan6.com/read/2689186/tirtonadi-terminal-bus-
terbaik-di-ri-yang-kalahkan-bandara (diakses pada tanggal 14-03-2018, pukul 22.32 WIB)
10. Brannen. 2012. MATA South Intermodal Facility/brg3ss architects. Archdaily diambil dari
https://www.archdaily.com/236485/mata-south-intermodal-facility-brg3s-architects (diakses pada
tanggal 27-03-2018, pukul 23.14 WIB)
11. Kul, Bahadir. Nevsehir Bus Terminal/Bahadir Kul. 2015. Archdaily diambil dari
https://www.archdaily.com/640716/nevsehir-bus-terminal-bahadir-kul (diakses pada tanggal 27-
03-2018, pukul 23.36 WIB)
12. Dinas Perhubungan Kota Bandung

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 11

Anda mungkin juga menyukai