Anda di halaman 1dari 8

Nama : Brian Jordan Wijaya

NIM : 2005551054
Kelompok : 12

MODUL I
PENGALAMATAN JARINGAN

Tujuan
1. Memahami format IP Addressing versi 4 beserta dengan pembagian
kelasnya
2. Memahami format IP Addressing versi 6 beserta dengan pembagian
kelasnya
3. Memahami subnetting
4. Dapat melakukan konfigurasi IP pada jaringan Local Area Network
Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan IP addressing version 4 (IPv4) serta pembagian kelasnya!
Berikan contoh beserta perinciannya.
2. Jelaskan ip addressing version 6 (IPv6) serta perbedaannya dengan IP
addressing version 4 (IPv4)!
3. Jelaskan menegenai IP Subnetting Classfull & Classless menggunakan
CIDR & VLSM!
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Broadcast Domain dan Default
Gateway, serta berikan penjelasan jika muncul”Destination unreachable”
&”Request Time Out ” pada proses Ping!

Jawaban
1. Definisi IP Addressing Version 4
Alamat IP versi 4 ( seringkali disebut dengan Alamat IPv4) adalah
sebuah pengalamatan jaringan yang digunakan pada protocol jaringan TCP/IP
yang menggunakan protocol IP versi 4. Panjang totalnya ialah 32-bit serta secara
teori bisa mengalamati sampai 4 miliar host computer atau lebih tepatnya
4.294.967.296 host di seluruh dunia.Jumlah hist tersebut dihasilkan angka 256
(dihasilkan dari 8 bit ) dipangkat 4 karena ( terdapat 4 oktet ) sehingga nilai
maksimal dari alamat IPv4 tersebut ialah 255.255.255.255 dimana nilai dihitung
dari nol sehingga nilai-nilai host yang dapat ditampung ialah 256 x2 56 x 256 x
256 = 4.294.967.296 host. Apabila jumlah host sudah penuh atau tidak dapat
ditampung maka dibuatlah IPv6. Alamat IPv4 umumnya diekspresikan dalam
notasi decimal bertitik (dotted-decimal notation) , yang dibagi ke dalam empat
buah oktet berukuran 8-bit. Pada beberapa kitab referensi , format bentuknya
adalah w.x.y.z karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka nilainya berkisar antara 0
hingga 255. Contoh IP versi 4 yaitu 192.168.0.1/21. IP 192.168.0.1/21 merupakan
IP kelas C. Hal itu dapat dilihat dari nilai okter pertama yang memiliki nilai 192.
Dengan submask 21.
1.1 Pembagian Kelas IPv4
Alamat IP versi 4 dibagi ke dalam beberapa kelas, dilihat dari oktet
pertamanya. Sebenarnya yang menjadi pembeda kelas IP versi 4 adalah pola biner
yang terdapat dalam oktet pertamanya (bit-bit awal/ high-order bit),Pembagian
kelas alamat IP versi 4 dibagi menjadi kelas A,B,C,D, dan E. Pembagian pada
kelas IPv4 dapat dilihat pada table dibawah.
Table 1.1 Pembagian kelas IPv4
Kelas Alamat IP Oktet pertama Oktet pertama Digunakan oleh
(decimal) (Biner)
Kelas A 1-126 0xxx xxxx Alamat unicast untuk
jaringan skala besar
Kelas B 128-191 10xx xxxx Alamat unicast untuk
jarignan skala
menengah hingga
skala besar
Kelas C 192-223 110x xxxx Alamat unicast untuk
jaringan skala kecil
Kelas D 224-239 1110 xxxx Alamat multicast
( bukan alamat
unicast)
Kelas E 240-255 1111 xxxx umumnya digunakan
sebagai alamat
percobaan ;
Tabel 1.1 merupakan table yang berisikan pembagian kelas Alamat IPv4
dimana pada table diatas dapat dilihat terdapat 5 kelas dalam IPv4 dimana setiap
kelas memiliki nilai Oktet pertama yang berbeda-beda. Berikut adalah penejalasn
lengkap mengenai pembagian kelas pada IPv4
1.1.1 Kelas A
Alamat-alamat kelas A diberikan untuk jaringan skala besar. Angka urut
bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu di set dengan nilai nol. Tujuh bit
berikutnya untuk melengkapi oktet pertama akan menghasilkan sebuah network
identifier.24 bit sisanya (atau tiga oktet terakhir) mempresentasikan host
identifier, ini mengizinkan kelas A memiliki sampai 126 jaringan, dan 16,777,214
host tiap jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan, karena
dipergunakan untuk mekanisme Interprocess Communication (IPC) di dalam
mesin yang bersangkutan.
1.1.2 Kelas B
Alamat-alamat kelas B dikhususkan untuk jaringan skala menengah
sampai skala besar. Dua bit pertama pada oktet pertama alamat IP kelas B diset ke
sapta biner 10. 14 bit berikutnya ( untuk melengkapi 2 oktet pertama ,akan
menghasilkan 16.384 network, dan 65,553 host untuk setiap network nya.
1.1.3 Kelas C
Alamat IP kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit
pertama di dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21
bit selanjutnya (untuk melengkapi tiga oktet pertama)akan menghasilkan sebuah
network identifier. 8 bit sisanya ( sebagai oktet terakhir) akan merepresentasikan
host identifier. Ini memungkinkan pembuatan total 2,097,152 buah network, serta
254 host untuk setiap network nya.
1.1.4 Kelas D
Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast,
namun berbeda dengan 3 kelas di atas. Empat bit pertama di dalam IP kelas D
selalu diset ke bilangan biner 1110. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang
dapat digunakan untuk mengenali host.
1.1.5 Kelas E
Alamat IP kelas E disediakan sebagi alamat yang bersifat
“eksperimental” atau percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa
depan. Empat bit pertama selalu diset kepada bilangan biner 1111. 28 bit sisanya
digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenal host

2. IP Addressing Version 6
IPv6 (Internet Protocol Version 6) adalah versi IP address yang
menggunakan 128 bit. Ia terdiri dari delapan kumpulan angka dan huruf yang
masing-masing merupakan representasi decimal 16 angka biner. Contoh IPv6
adalah 2001:cdba::3257:9652.
2.1 Perbedaan IPv4 dengan IPv6
IPv4 dan IPv6 memiliki beberapa perbedaan, dimana IPv6 memiliki lebih
banyak keunggulan jika dibandingkan dengan IPv4. Berikut adalah beberapa
perbedaan antara IPv4 dan IPv6 yang dibuat dalam bentuk tabel.
Table 2.1 perbedaan IPv4 dengan IPv6
Perbedaan IPv4 IPv6
Panjang angka 32-bit 128-bit
Jenis angka Menggunakan angka Terdiri dari angka dan huruf (alphanumeric)
saja
Contoh alamat 172.16.254.1 2001:0db8:0000:0000:0000:
ff00:0042:7879
Dukungan alamat unik Max 4,29 miliar Max.340.282.366.920.938.463.463
.374.607.431.768.211.456
Jumlah class alamat IP Lima kelas,A sampa Tanpa batasan
iE
Dns Record A AAAA
Table 2.1 merupakan tabel yang menjelaskan tentang perbedaan antara
IPv4 dan IPv6 yang dimana dapat dilihat pada tabel diatas , perbedaan antara IPv4
dan IPv6 terletak pada panjang angka,jenis angka,contoh alamat, dukungan alamat
unik, jumlah class alamat ip, dan dns record.

3. IP Subnetting Classfull & Classless Menggunakan CIDR &VLSM


Berikut adalah penjelasan mengenai ip subnetting & classless
menggunakan CIDR & VLSM
3.1 IP Subnetting
Subnetting adalah pengambilan bit-bit dari bagian host sebuah alamat IP
dan me-reverse atau menyimpannya untuk mendefinisikan alamat subnet.
Konsekuensinya adalah semakin sedikit jumlah bit untuk host, jadi semakin
banyak jumlah subnet, semakin sedikit jumlah bit yang tersedia untuk
mendefinisikan host bit.

3.2 Cidr (Classless Inter Domain Routing)


Perhitungan subnetting pada CIDR merupakan perhitungan lanjutan
mengenai IP addressing dengan menggunakan metode VLSM ( Variable Length
Subnet Mask ), namun sebelum membahas VLSM perlu direview terlebih dahulu
subnetting menggunakan CIDR. Pada tahun 1992 lembaga IEFT memperkenalkan
suatu konsep perhitungan IP address yang dinamakan supernetting atau classless
inter domain routing ( CIDR ), metode ini menggunakan notasi prefix dengan
panjang notasi tertentu sebagai network prefix, panjang notasi prefix ini
menentukan jumlah bit sebelah kiri yang digunakan sebagai Network ID, metode
CIDR dengan notasi I dapat diterapkan pada semua kelas IP Address sehingga hal
ini memudahkan dan lebih efektif. Menggunakan metode CIDR kita dapat
melakukan pembagian IP address yang tidak berkelas sesukanya tergantung dari
kebutuhan pemakai. Notasi slash seringkali digunakan dalam classless addressing
yang dikenal sebagai notasi CIDR (classless inter-domain routing). Diketahui
bahwa mask tersusun sejumlah bit 1 diikuti oleh sejumlah bit 0.

3.3 VLSM (Variable Length Subnet Mask)


Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode
yang berbeda dengan memberikan suatu network address lebih dari satu subnet
mask, jika menggunakan CIDR dimana suatu network ID hanya memiliki satu
subnet mask saja, perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada
pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh pemili
Network address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai IP
address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan internet, namun
tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internet, hal ini terjadi
dikarenakan jaringan internet hanya mengenai IP address berkelas. Metode VlSM
ataupun CIDR pada prinsipnya sama yaitu untuk mengatasi kekurangan IP
Address dan dilakukannya pemecahan network ID guna mengatasi kekurangan
IP Address tersebut. Network Address yang telah diberikan oleh lembaga IANA
jumlah nya sangat terbatas, biasanya suatu perusahaan baik instansi pemerintah,
swasta maupun instansi pendidikan yang terkoneksi ke jaringan internet hanya
memiliki network ID tidak lebih dari 5-7 Network ID (IP Public).
Penerapan IP address menggunakan metode VLSM agat tetap dapat
berkomunikasi kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan network-nya
dapat memenuhi persyaratan, roating protocol yang digunakan harus mampu
membawa informasi mengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya (
routing protocol ) : RIP,IGRP,EIGRP,OSPF dan lainnya, bahan bacaan lanjut
protocol routing: CN AP1-2, semua perangkat router yang digunakan dalam
jaringan harus mendukung metode VLSM yang menggunakan algoritma penerus
packet informasi. Tahapan perhitungan menggunakan algoritma penerus packet
informasi . Tahapan perhitungan menggunakan VLSM IP Address yang ada
dihitung menggunakan CIDR selanjutnya baru dipecah kembali menggunakan
VLSM.

4. Broadcast Domain, Default Gateway, Destination Unreachable &


Request Time Out Pada Proses Ping
Berikut adalah penjelasan mengenai IP public , IP private, dan NAT
(Network Address Translation)
4.1 Broadcast Domain
Broadcast domain adalah suatu alamat yang mewakili seluruh anggota
jaringan. Pengiriman paket ke alamat ini akan menyebabkan paket ini didengarkan
oleh seluruh anggota network tersebut.
4.2 Default Gateway
Default Gateway adalah salah satu setting jaringan yang dibutuhkan oleh
komputer untuk berhubungan dengan komputer yang ada di jaringan lain. Seluruh
trafik yang dikirimkan akan melewatkan default gateway kecuali kita memberikan
rute rute tertentu. Melihat default gateway yang sedang terpasang saat ini. Bisa
menggunakan perintah sebagai berikut.
- # route –n : digunakan untuk melihat default gateway yang sedang
terpasang saat ini
- # route add default gw : Untuk mengeset default gateway
- # route del default gw : Untuk menghapus default gateway
Sebagai contoh default gateway saat ini adalah 192.168.1.1 kemudian
diubah ke 192.168.1.254 maka dapat menggunakan perintah:
- # route del default gw 192.168.1.1

- # route add default gw 192.168.1.254

4.3 Destination Unreachable


Destination Unreachable terjadi jika host, jaringan port atau protocol
tertentu tidak dapat dijangkau. Komunikasi di jaringan tergantung dari beberapa
kondisi yang ditemui. Pertama protokol TCP/IP harus dikonfigurasi untuk device
yang mengirim dan menerima data. Termasuk pemasangan protokol TCP/IP dan
konfigurasi alamat IP dan subnet mask. Default gateway juga harus dikonfigurasi
jika datagram keluar jaringan local. Kedua, device harus ditempatkan untuk
melewatkan datagram dari device asal dan jaringannya ke device tujuan. Router
juga harus mempunyai protokol TCP/IP yang dikonfigurasi di interface-
interfacenya dan harus menggunakan protokol Routing tertentu. Kondisi jika tidak
ditemukan , kemudian komunikasi jaringan tidak dapat dilakukan. Device
pengirim mengalamatkan ke IP address yang tidak ada atau ke device tujuan yang
tidak terhubung ke jaringan router dapat juga sebagai titik kesalahan jika koneksi
interface putus atau jika router tidak memiliki informasi yang berguna untuk
menemukan jaringan tujuan. Jaringan tujuan jika tidak dapat diakses, hal seperti
ini disebut dengan unreachable destination. Untuk mengatasi masalah
unreachable destination pada proses ping dapat dilakukan beberapa cara berikut :
- Hubungkan perangkat jaringan tersebut dengan baik pada posisinya
- Nyalakan hu/switch dan coba pindahkan kabel jaringan komputer target
ke slot lain
- Klik kanan pada Local Area Connection yang disable dengan warna abu-
abu lalu klik enable dan coba lakukan tes koneksi lagi.

4.4 Request Time Out


Request time out terjadi jika komputer server tidak merespon permintaan
koneksi dari klien setelah beberapa lama ( jangka waktu timeout bervariasi )
antara lain karena RTO (request time out) penyebabnya bermacam-macam yaitu.
- Utilitas /pemakaian Bandwith sudah penuh. Solusi harus upgrade
kecepatan.
- Kualitas akses jaringan (wireless/wireline) kurang bangus
- Website yang dituju memiliki delay yang tinggi, sehingga ping timeout.
- Koneksi ke IP tersebut putus atau
- Port di komputer tersebut ditutup
Untuk mengatasi RTO dapat dilakukan beberapa cara yaitu dengan cara:
- Check kembali penulisan IP Address tujuan pada sintaks ping.
- Check kembali apakah pemasangan kabel sudah tepat di komputer
tujuan.
- Check kembali NetID pada komputer tujuan
- Matikan firewall di kedua komputer

Anda mungkin juga menyukai