Disusun Oleh :
bebas dari segalah fisik fisiologis yang merupakan kebutuhan dasar manusia
bersifat sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang
dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat
Aziz, 2011).
melibatkan fungsi organ tubuh, terutama sistem saraf sebagai reseptor rasa
nyeri. Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima
rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah
ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat
secara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor) ada yang bermielien dan ada
karena letaknya yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga memiliki
1. Transduksi
mensensitisasi nosiseptor.
2. Transmisi
Nyeri merambat dari serabut saraf perifer (serabut A-delta dan serabut C)
dan thalamus melalui jaras spinotalamikus (STT) -> mengenal sifat dan
nyeri di persepsikan.
3. Persepsi
nyeri.
4. Modulasi
Disebut juga tahap desenden, fase ini neuron di batang otak mengirim
spinalis
C. Tinjauan Medis
1. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apa bila ada nyeri tekan di
abdomen
pecah di otak
antaranya adalah:
1. Arti Nyeri
2. Persepsi Nyeri
marah, bosan, cemas,nyeri yang kunjung tidak hilang, sakit, dan lain-
lain.
E. Mekanisme
1. Nosiseptik vs Neuropatik
Berdasarkan patofisiologinya nyeri dibagi menjadi nyeri nosiseptik
dan nyeri neuropatik. Nyeri nosiseptif adalah nyeri yang disebabkan oleh
organ viseral, atau nyeri somatik, bila berasal dari jaringan seperti kulit,
menjadi dua yaitu superfisial (dari kulit) dan dalam (dari yang lain). Pada
nyeri nosiseptik system saraf nyeri berfungsi secara normal, secara umum
ada hubungan yang jelas antara persepsi dan intensitas stimuli dan
digambarkan sebagai sensasi tajam dengan lokasi yang jelas, atau rasa
Nyeri neuropatik adalah nyeri dengan impuls yang berasal dari adanya
kerusakan atau disfungsi dari sistim saraf baik perifer atau pusat.
terjadinya gangguan utama yaitu sentral dan perifer. Dapat juga dibagi
sering dikatakan nyeri yang patologis karena tidak bertujuan atau tidak
sentral akan berhenti bila tidak ada sinyal stimuli noksius, namun cedera
dapat bersifat terus menerus atau episodik dan digambarkan dalam banyak
pada koneksi neural, dimana serabut saraf membuat koneksi yang lebih
2. Akut vs Kronik
dari otot atau organ visera. Nyeri akut berperan sebagai alarm protektif
terhadap cedera jaringan. Reflek protektif (reflek menjauhi sumber
stimuli, spasme otot, dan respon autonom) sering mengikuti nyeri akut.
nyeri neuropatik.
yang jelas. Nyeri kronik dapat berupa nyeri nosiseptif atau nyeri
kanker (pain associated with cancer) dan nyeri bukan kanker (chronic non-
cancer pain, CNCP). Banyak ahli yang berpendapat bahwa nyeri kanker
dari CNCP baik dari segi waktu, patologi dan strategi penatalaksanaannya.
Nyeri kanker ini disebabkan oleh banyak faktor yaitu karena penyakitnya
sendiri (invasi tumor ke jaringan lain, efek kompresi atau invasi ke saraf
atau pembuluh darah, obstruksi organ, infeksi ataupun radang yang
1. Mengeluh nyeri.
G. Pengakajian Keperwatan
1. Pengumpulan Data
Beberapa perilaku non verbal yang dapat kita amati antara lain ekspresi
b. Kualitas
d. Intensitas
Nyeri dapat berupa ringan, sedang, berat atau tak tertahankan, atau dapat
2. Keluhan utama
ringannya nyeri
b) Q (Qualitatif) : Seperti apa, tajam, tumpul, atau tersayat
3. Pemeriksaan fisik
syaraf.
I. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Penjelasan Intervensi
Tujuan Rasional
keperawatan keilmuan keperawatan
Nyeri akut Pengalama Setelah - identifikasi - untuk
n dilakukan lokasi, mengetahui
sensorik tindakan karakteristik, krakteristik
atau keperawata durasi, nyeri
emosional n frekuensi, - menentuk
yang diharapkan kualitas, an tindakan
berhubunga nyeri skala, keperawatan
n dengan dan yang tepat
pasien
kerusakan -memberikan
berkurang intensitas
jaringan rasa nyaman
dengan nyeri
aktual dan aman untuk
kriteria -identifikasi
atau mengurangu
hasil : faktor
fungsional nyeri
-mampu
dengan yang - memba
mengint
onset memperberat ntu pasien
rol nyeri
mendadak dan dan
-
atau memperingan keluarga
kemampua
nyeri dalam
lambat dan n
-berikan memberikan
berintensita mengenali
Teknik terapi
s ringan penyebab
relaksasi mengurangi
hingga nyeri
untuk nyeri
berat -
mengurangi
kemampua
yang rasa nyeri
n
berlangsun -ajarkan
menggunak
g kurang 3 pasien dan
a n teknik
bulan keluarga
non
untuk
farmakolog
pemberian
is tindakan non
farmakologis
secara mandiri
Nyeri kronis Pengalaman Setelah indentifikasi - Untuk
sensorik dilakuk lokasi mengetahui
atau an intensitas status nyeri
emosional tindaka nyeri klien
yang n sebagai bahan
keperawatan
berhubunga diharapkan - memberik pertimbang
n dengan klien an teknis an
kerusakan non intervensi
tidak
jaringan farmakologi berikutnya.
mengalami
aktual untuk
nyeri
mengurangi - Untuk
atau
kronis rasa nyeri mengalihkan
fungsional.
dengan dengan rasa nyeri pada
hasil : hangat
-mampu - Untuk
-kalaborasi
pemberian
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
; Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : DPP PPNI