Ciri-ciri Surat Berharga dapat ditambakan yaitu sebagai alat bukti diri yang menganut Asas
Legitimasi Formal artinya bukti diri bagi pemegangnya, bahwa dialah yang berhak atas
tagihan yang tersebut didalamnya. Apabila mereka dapat menunjukkan, bukti-bukti yang
sesuai dengan yang ditetapkan dalam Perjanjian, dan tujuannya untuk diperdagangkan.
Dengan demikian Surat Berharga adalah sebagai berikut:
1. Surat Berharga mempunyai sifat obyektif
2. Surat Berharga dapat diperdagangkan
3. Surat Berharga merupakan akta dan syarat mutlak
4. Surat Berharga mudah untuk dialihkan
5. Surat Berharga menganut Asas Legitimasi Formal.
Surat Wesel adalah Surat Berharga yang memuat kata “wesel” di dalamnya, ditanggali dan
ditandatangani di suatu tempat, dalam mana Penerbit (trekker) memberi perintah tak
bersyarat kepada Tersangkut (betrokkene) untuk membayar sejumlah uang pada hari bayar
(vervaldag) kepada orang yang ditunjuk oleh Penerbit yang disebut Penerima (nemer) atau
penggantinya di suatu tempat tertentu. Dengan begitu, maka personalia yang bersangkutan
dengan Surat Wesel dapat diperinci sebagai berikut:
1. Penerbit, adalah terjemahan dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda trekker, bahasa
Inggrisnya drawee, yaitu orang yang mengeluarkan surat wesel.
2. Tersangkut, adalah terjemahan dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda betrokkene,
yaitu orang diberi perintah tanpa syarat untuk membayar.
3. Akseptan, adalah terjemahan dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda acceptant, bahasa
Inggrisnya acceptor, yaitu tersangkut yang telah menyetujui untuk membayar surat wesel
pada hari bayar, dengan memberikan tanga tangannya.
4. Pemegang Pertama. Adalah terjemahan dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda nomor,
bahasa Inggrisnya holder, yaitu orang yang menerima surat wesel pertama kali dari
penerbit.
5. Pengganti, adalah terjemahan dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda geendosseerde,
bahasa Inggrisnya indorsee, yaitu orang yang menerima peralihan surat wesel dari
pemegang sebelumnya.
6. Endosan, berasal dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda endosant, bahasa Inggrisnya
indorser, yaitu orang yang memperalihkan surat wesel kepada pemegang berikutnya
Surat Wesel (Pasal 100 s/d Pasal 173 KUHD) adalah : surat yang memuat kata Wesel
didalamnya, ditanggali dan ditandatangani disuatu tempat, Penerbit memberi perintah tanpa
syarat kepada Tersangkut untuk pada hari bayar membayar sejumlah uang kepada orang
(Penerima) yang ditunjuk oleh Penerbit atau penggantinya disuatu tempat tertentu.
Menurut Pasal 100 KUHD: Wesel (bill of exchange, money order) adalah surat
piutang yang dapat dipindah-pindahkan atau bentuk surat tertentu yang isinya ditetapkan
oleh undang-undang : menunjuk seseorang untuk membayar sejumlah uang tertentu, pada
hari tertentu, pada hari tanggal tertentu, pembayaran kepada seseorang/via badan/bank,
tempat pembayaran, tandatangan penarik dan nama yang kena tarik. Wesel dapat
dipindahkan dengan membuat endosemen (keterangan pemindahan hak) yang tercantum
pada belah belakang Wesel. Wesel (bill of exchange, money order) adalah surat piutang
yang dapat dipindah-pindahkan atau bentuk surat tertentu yang isinya ditetapkan oleh
undang-undang: menunjuk seseorang untuk membayar sejumlah uang tertentu, pada hari
tertentu, pada hari tanggal tertentu, pembayaran kepada seseorang/via badan/bank, tempat
pembayaran, tandatangan penarik dan nama yang kena tarik. Wesel dapat dipindahkan
dengan membuat endosemen (keterangan pemindahan hak) yang tercantum pada belah
belakang Wesel
Syarat-syarat formil bagi suatu wessel diatur dalam pasal 100 KUHD bahwasuatu surat
wessel harus memenuhi hal-hal sebagai berikut:
a. Kata "wesel", disebut dalam teksnya sendiri dan di istilahkan dalam bahasa surat itu.
b. Perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu.
c. Nama si pembayar/tertarik.
d. Penetapan hari bayar.
e. Penetapan tempat dimana pembayaran harus dilakukan.
f. Nama Orang/pihak kepada siapa atau pihak lain yang ditunjuk olehnya pembayaran harus
dilakukan.
g. Tanggal dan tempat ditariknya surat wesel.
h. Tanda tangan pihak yang mengeluarkan (penarik).
Kedelapan syarat tersebut diatas harus selalu tercantum dalam surat wesel. Tidak
dipenuhinya salah satu syarat tersebut maka surat itu tidak berlaku sebagai surat wesel
kecuali dalam hal-hal berikut:
• Kalau tidak ditetapkan hari bayarnya maka wesel itu dianggap harus dibayar pada hari
ditunjukkannya (wesel tunjuk).
• Kalau tidak ditetapkan tempat pembayaran tempat yang ditulis disampingnamavtertarik
dianggap sebagai tempat pembayaran dari tempat dimana tertarik berdomisili.
• Kalau tidak disebutkan tempat wesel itu ditarik, maka tempat yang disebut disamping
nama penarik dianggap tempat ditariknya wesel itu.
Bagi surat wesel yang penyimpangannya tidak seperti tersebut diatas, maka surat wesel itu
bukan wesel yang sah, dan pertanggungan jawabnya dibebankan kepada orang yang
menandangani surat wesel itu.
Macam-macam Surat Wesel
1) Wesel biasa adalah surat wesel di mana terdapat semua pihak yang berhubungan dengan
wesel tersebut.
2) Wesel atas pengganti penerbit adalah wesel yang di terbitkan untuk diri penarik sendiri.
3) Wesel atas penerbit sendiri adalah wesel yang diterbitkan oleh penarik, tetapi pihak
tertarik adalah pihak penarik itu sendiri.
4) Wesel untuk penghitungan pihak ketiga adalah wesel yang tidak di terbitkan oleh penarik
sendiri, tetapi diterbitkan oleh pihak ketiga untuk penarik itu sendiri.
5) Wesel Inkasso adalah wesel yang memberikan kuasa kepada pemegangnya untuk
mengih sejumlah uang, sehingga wesel ini tidak dapat di pindah tangankan.
6) Wesel berdomisili adalah surat wesel yang pembayarannya dilakukan oleh orang lain
selain dari tertarik dan pembayarannya di lakukan ditempat pihak ketiga.
Tujuan penerbitan Surat Wesel ialah: agar Wesel itu dibayar pada hari bayar. Mengenai
kepada siapa uang pembayaran Wesel itu diberikan, merupakan suatu hal yang harus tampak
pada Wesel itu sendiri, agar di debitur tidak ragu-ragu pada waktu akan membayar Wesel
itu.
Uang pembayaran itu diberikan dapat diperinci (Pasal 110) sebagai berikut:
1. Wesel atas nama (Pasal 110 ayat (1)): pembayaran uang diberikan kepada orang yang
namanya disebut dalam naskah Surat Wesel.
2. Wesel Kepada Pengganti (Pasal 110 ayat (1)): pada Surat Wesel Kepada Pengganti ini
pembayaran uang diberikan kepada orang yang namanya disebut dalam naskah atau
penggantinya.
3. Wesel tidak Kepada Pengganti (Pasal 110 ayat (2)): Wesel dengan klausul “tidak
kepadapengganti” ini menjadikan surat Wesel sebagai Wesel Rekta, karena
peralihannya tidak boleh menggunakan andosemen, tetapi harus mempergunakan
cessie. Pada Wesel ini uang pembayaran diberikan kepada orang yang namanya disebut
dalam naskah Wesel.