Anda di halaman 1dari 16

JESTT Vol. 1 No.

8 Agustus 2014

PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH TERHADAP LABA


MELALUI VARIABEL INTERVENING PEMBIAYAAN BERMASALAH BANK UMUM SYARIAH
DI INDONESIA PERIODE 2009-2013

Zaim Nur Afif


Mahasiswa Program Studi S1 Ekonomi Islam -- Fakultas Ekonommi dan Bisnis -- Universitas
Airlangga
Email: zaimafif8@gmail.com

Imron Mawardi
Departemen Ekonomi Syariah – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Airlangga
Email: ronmawardi@gmail.com

ABSTRACT:
This study aims to investigate the effect of murabaha financing to profit through non
performing financing as an intervening variable of islamic banks in Indonesia. This study uses
quantitive approach with path analysis and three kinds of variables, they are murabaha
financing as exogenous variable, non performing financing as intervening endogenous
variable and profit as endogenous variable. The banks are used in this study is the Bank
Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, Bank BRI Syariah, and Bank
Syariah Bukopin. This study uses secondary data. Data collection is conducted by collecting
semester financial statements for 2009-2013 period.
The results obtained that, murabaha financing has positive effects to non performing
financing. It also happens to the effect of murabaha financing to profit. Meanwhile, non
performing financing does not have effect to profit.

Key words: Islamic bank, murabaha financing, non performing financing, profit

I. PENDAHULUAN kelebihan dana dan pihak yang


Latar Belakang membutuhkan dana.
Menurut Undang-Undang Fungsi bank sebagai lembaga
Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, bank intermediasi khususnya dalam penyaluran
merupakan badan usaha yang kredit mempunyai peranan penting bagi
menghimpun dana masyarakat dalam pergerakan roda perekonomian secara
bentuk simpanan dan menyalurkan keseluruhan. Pada level makro, bank
kepada masyarakat dalam bentuk kredit merupakan alat dalam menetapkan
dan atau bentuk lainnya dalam rangka kebijakan moneter sedangkan pada level
meningkatkan taraf hidup rakyat. mikro, bank merupakan sumber utama
Sebagai suatu lembaga keuangan, bank pembiayaan bagi para pengusaha
mempunyai kegiatan baik funding maupun individu (Siringoringo, 2012).
maupun financing atau menghimpun dan Berbeda dengan bank
menyalurkan dana. Jadi sebagai konvensional yang seluruh pembiayaan
lembaga intermediasi bank berperan didasarkan pada bunga, bank syariah
menjadi perantara antara pihak yang memiliki banyak ragam pembiayaan

565
JESTT Vol. 1 No. 8 Agustus 2014

seperti murabahah, mudharabah, Performing Financing (NPF) (Djamil,


musyarakah, ijarah, salam, istishna, dan 2012:66), dimana hal ini juga akan
qardh. Meski begitu, pembiayaan mempengaruhi kinerja bank syariah. Oleh
murabahah merupakan jenis pembiayaan karena itu, pihak perbankan syariah
yang mendominasi di antara jenis diharuskan untuk selalu menjaga
pembiayaan yang terdapat pada keseimbangan antara pengelolaan risiko
perbankan syariah di Indonesia. Hal yang dihadapi dengan layanan yang
Murabahah adalah penjualan diberikan kepada masyarakat.
barang oleh seseorang kepada pihak lain Pembiayaan bermasalah (Non
dengan pengaturan bahwa penjual Performing Financing) adalah suatu
berkewajiban untuk mengungkapkan keadaan dimana nasabah sudah tidak
kepada pembeli harga pokok dari barang sanggup membayar sebagian atau
dan marjin keuntungan yang dimasukkan seluruh kewajibannya kepada bank
ke dalam harga jual barang tersebut. seperti yang telah diperjanjikan.
Dalam hal ini bank syariah sebagai Pembiayaan di bank syariah dapat
penjual dan nasabah sebagai pembeli. mengalami masalah walaupun telah
Dengan demikian, hal ini akan dilakukan berbagai analisis secara
memudahkan bank syariah dalam seksama (Kuncoro, 2002:462).
memprediksi seberapa besar keuntungan Pembiayaan akan berkualitas atau
yang akan didapatkan. Pembayaran tidak berkualitas dimulai saat analisis
angsuran pembiayaan murabahah ini pembiayaan. Kesalahan analisis
dapat dilakukan secara tunai ataupun pembiayaan akan menyesatkan
tangguh (Ascarya, 2007:164). Berdasarkan keputusan pemberian pembiayaan.
penjelasan di atas ditambah dengan Keputusan pembiayaan yang salah
mekanismenya yang mudah dan merupakan potensi terjadinya kualitas
keuntungan yang pasti menjadikan pembiayaan yang rendah atau potensi
pembiayaan murabahah banyak terjadinya pembiayaan bermasalah.
mendominasi penyaluran pembiayaan Kesalahan analisis pembiayaan sebagai
pada perbankan syariah di Indonesia. akibat lemahnya kemampuan analisis
Sebagai salah satu entitas bisnis pembiayaan dalam melaksanakan
keuangan yang mempunyai fungsi tugasnya dan anggota komite
intermediasi, bank syariah dihadapkan pembiayaan dalam mencermati usulan
dengan berbagai risiko. Salah satu risiko pembiayaan calon debitur. Penyebab
yang dihadapi bank syariah atas pembiayaan bermasalah memang bisa
penyaluran pembiayaan yaitu dari faktor nasabah debitur itu sendiri
pembiayaan non lancar mulai dari kurang misalnya kurangnya pengetahuan bisnis
lancar hingga macet yang dialami oleh yang dibiayai bank, terjadinya
nasabah atau disebut dengan Non mismanagement, konflik keluarga atau

566
JESTT Vol. 1 No. 8 Agustus 2014

mungkin debitur sejak awal berniat murabahah berpengaruh terhadap laba


menipu bank. Namun demikian analisis Bank Umum Syriah di Indonesia? Dan
pembiayaan dan anggota komite tujuan dari penelitian ini adalah untuk
pembiayaan tetap dianggap gagal mengetahui pengaruh pembiayaan
mendeteksi faktor tersebut bila terjadi murabahah terhadap pembiayaan
pembiayaan macet. (Taswan, 2010:451) bermasalah Bank Umum Syariah di
Tingkat pembiayaan bermasalah Indonesia, untuk mengetahui pengaruh
yang tinggi pada suatu bank syariah pembiayaan bermasalah terhadap laba
menunjukkan kualitas suatu bank syariah Bank Umum Syariah di Indonesia, dan
yang tidak sehat. Hal tersebut dapat untuk mengetahui pengaruh pembiayaan
menjadikan laba pada bank syariah murabahah terhadap laba Bank Umum
menjadi turun (Fauzan, 2012). Margaretha Syariah di Indonesia.
(2009:61) menambahkan semakin besar
II. LANDASAN TEORI DAN
ROA suatu bank, semakin besar pula
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
tingkat keuntungan yang dicapai bank
Bank Syariah
tersebut dan semakin baik pula posisi bank
Secara filosofis, bank syariah
tersebut dan segi penggunaan aset.
adalah bank yang aktivitasnya
Sementara itu, pengelolaan
meninggalkan masalah riba (Machmud,
pembiayaan jual beli yang merupakan
2010:4). Bank syariah adalah lembaga
salah satu komponen penyusun aset
keuangan yang usaha pokoknya
terbesar pada perbankan syariah akan
memberikan pembiayaan dan jasa-jasa
menghasilkan pendapatan berupa
lainnya dalam lalu lintas pembayaran
margin/mark up. Dengan diperolehnya
serta peredaran uang yang
pendapatan mark up tersebut, maka
pengoperasiannya disesuaikan dengan
akan mempengaruhi besarnya laba yang
prinsip Islam. Sementara bank yang
diperoleh bank syariah. Serta pada
beroperasi sesuai prinsip syariah Islam
akhirnya mampu mempengaruhi
adalah bank yang dalam beroperasinya
peningkatan laba bank syariah (Oktriani.
itu mengikuti ketentuan-ketentuan syariah
2011).
Islam (Muhammad, 2004:1).
Berdasarkan latar belakang
Pada UU nomor 10 tahun 1998
tersebut maka dapat dibuat rumusan
tentang perubahan UU No. 7 Th.1992
masalah yaitu Apakah pembiayaan
tentang perbankan pasal (1) disebutkan
murabahah berpengaruh terhadap
bahwa:
pembiayaan bermasalah Bank Umum
Prinsip Syariah adalah aturan perjanjian
Syariah di Indonesia? Apakah
berdasarkan hukum Islam antara bank
pembiayaan bermasalah berpengaruh
dan pihak lain untuk menyimpan dana
terhadap laba Bank Umum Syariah di
dan/atau pembiayaan kegiatan usaha,
Indonesia? Apakah pembiayaan

567
JESTT Vol. 1 No. 8 Agustus 2014

atau kegiatan lainnya yang dinyatakan penjual menyatakan biaya perolehan


sesuai dengan syariah, antara lain: barang, meliputi harga barang dan
pembiayaan berdasarkan prinsip bagi biaya-biaya lain yang dikeluarkan
hasil (mudharabah), pembiayaan untuk memperoleh barang tersebut,
berdasarkan prinsip penyertaan modal dan tingkat keuntungan (margin) yang
(mudharabah), prinsip jual beli barang diinginkan. Tingkat keuntungan ini bisa
dengan memperoleh keuntungan dalam bentuk persentase tertentu dari
(murabahah), atau pembiayaan biaya perolehan. Pembayaran bisa
barang/modal berdasarkan prinsip sewa dilakukan secara spot (tunai) atau bisa
murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan dilakukan di kemudian hari yang
adanya pilihan pemindahan kepemilikan disepakati bersama (Ascarya, 2007:81-
atas barang yang disewa dari pihak bank 82).
oleh pihak lain (ijarah wa istishna).
Pembiayaan Bermasalah
Pembiayaan Murabahah Pembiayaan bermasalah
Ada beberapa pengertian merupakan pinjaman yang mengalami
mengenai murabahah, di antaranya: kesulitan pelunasan akibat adanya faktor
a. Dalam Penjelasan Pasal 19 huruf d kesenjangan dan atau karena faktor
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 eksternal dari luar kendali calon debitur,
tentang Perbankan Syariah disebutkan pembiayaan bermasalah dapat diukur
bahwa murabahah adalah akad dari kolektibilitasnya yaitu merupakan
pembiayaan suatu barang dengan gambaran kondisi pembayaran pokok
menegaskan harga belinya kepada dan bunga pinjaman serta kemungkinan
pembeli dan pembeli membayarnya diterimanya kembali dana yang
dengan harga yang lebih sebagai ditanamkan (Siamat, 2004:174).
keuntungan yang disepakati. Penilaian atau penggolongan
b. Dalam Pasal 1 angka 7 Peraturan Bank suatu pembiayaan ke dalam tingkat
Indonesia (PBI) Nomor 7/46/PBI/2005 kolektivitas pembiayaan tertentu
Tentang Akad Penghimpunan dan didasarkan pada kriteria kuantitatif dan
Penyaluran Dana Bagi Bank Yang kualitatif. Kriteria penilaian kolektivitas
Melaksanakan Kegiatan Usaha secara kuantitatif didasarkan pada
Berdasarkan Prinsip Syariah disebutkan keadaan pembayaran oleh nasabah
bahwa murabahah adalah jual beli yang tercermin dalam catatan
barang sebesar harga pokok barang pembukuan bank, yaitu mencakup
ditambah dengan margin keuntungan ketepatan pembayaran/angsuran pokok,
yang disepakati. dan kewajiban lainnya (Kuncoro,
c. Dalam Fikih Islam, Murabahah berarti 2002:253).
suatu bentuk jual beli tertentu ketika

568
JESTT Vol. 1 No. 8 Agustus 2014

Penilaian tersebut berdasarkan Faktor eksternal adalah faktor-


data historis dari masing-masing rekening faktor yang berada di luar kekuasaan
pinjaman. Kriteria penilaian kolektivitas manajemen perusahaan, seperti bencana
secara kualitatif didasarkan pada prospek alam, peperangan, perubahan dalam
usaha debitur dan kondisi keuangan kondisi perekonomian dan perdagangan,
usaha debitur. Dalam menentukan perubahan-perubahan teknologi, dll.
penilaian terhadap usaha debitur yang Machmud (2010:117) mengemukakan
dinilai adalah kemampuan debitur ada beberapa faktor penyebab
membayar kembali pinjaman dari hasil pembiayaan bermasalah (non performing
usahanya sesuai perjanjian kreditnya yang financing), yaitu :
dapat dideteksi dari proyeksi cash flow a. Kualitas cash flow
usahanya (Kuncoro, 2002:253). Analisis cash flow yang tidak
mendalam dan komprehensif, cenderung
Faktor-Faktor Penyebab Pembiayaan
“over optimistic”, serta tidak tajam di
Bermasalah
dalam melakukan sensivitas sehingga
Penyebab terjadinya pembiayaan
dalam waktu singkat telah menjadi
bermasalah adalah kaeran kesulitan-
pembiayaan bermasalah (NPF).
kesulitan keuangan yang dihadapi
b. Kualitas karakter nasabah
nasabah. Penyebab kesulitan keuangan
Kurangnya fungsi pengawasan
perusahaan nasabah dapat kita bagi
dan pemantauan nasabah oleh pejabat
dalam faktor internal dan faktor eksternal
bank syariah terkait. Kondisi ini
(Arifin, 2005:206).
menciptakan peluang bagi nasabah
(1) Faktor internal
untuk melakukan sejumlah moral hazard
Faktor internal adalah faktor yang
seperti penyimpangan penggunaan dana
ada dalam perusahaan sendiri, dan faktor
dan atau/kelebihan likuiditas. Salah satu
yang paling dominan adalah faktor
penyebab lemahnya pengawasan dan
manajerial. Timbulnya kesulitan-kesulitan
pemantauan kredit adalah jumlah
keuangan perusahaan yang disebabkan
account yang dikelola oleh seorang
oleh faktor manajerial dapat dilihat dari
account manager tergolong banyak
beberapa hal, seperti kelemahan dalam
(rata-rata 20 sampai 30 account).
kebijakan pembelian dan penjualan,
lemahnya pengawasan biaya dan Laba
pengeluaran, kebijakan utang piutang Menurut Mankiw (2000:325), laba
uyang kurang tepat, penempatan yang adalah pendapatan total dikurangi biaya
berlebihan pada aktiva tetap, total. Berdasarkan pendapat ekonom
permodalan yang tidak cukup. laba diartikan sebagai laba ekonomis
(2) Faktor eksternal (economic profit), yakni pendapatan total
perusahaan dikurangi seluruh biaya

569
JESTT Vol. 1 No. 8 Agustus 2014

oportunitas yang ditanggung perusahaan pembiayaan ini diukur dengan rasio


dalam memproduksi barang dan jasa Financing to Deposit Ratio (FDR).
yang dijualnya. Sedangkan akuntan akan 2. Resiko Pembiayaan
menghitung laba akuntansi atau laba Resiko pembiayaan
pembukuan (accounting profit), yang merupakan resiko yang diakibatkan
merupakan pendapatan total oleh ketidakmampuan nasabah untuk
perusahaan dikurangi biaya eksplisitnya mengembalikan sejumlah pinjaman
saja. yang diberikan oleh bank syariah
beserta imbalannya sesuai dengan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laba
jangka waktu yang telah ditentukan
Bank Syariah:
sebelumnya. Variabel resiko
Laba bersih suatu bank
pembiayaan diukur dengan rasio Non
dipengaruhi oleh dua faktor yang tidak
Performing Financing (NPF).
selalu muncul dalam kegiatan bisnis
(Nurkhosidah, 2009), yaitu: Hipotesis
1. Faktor perubahan sistem akuntansi Menurut Muhammad (2011:358):
dan biaya restrukturisasi ”Risiko pembiayaan muncul jika bank
2. Faktor lainnya yang terdiri dari faktor tidak bisa memperoleh kembali cicilan
intern dan faktor ekstern. Faktor intern pokok dan atau bunga dari pinjaman
meliputi adanya perbedaan aset dan yang diberikan atau investasi yang
liability baik dari jangka waktu, volume sedang dilakukannya. Penyebab utama
maupun jumlah. Faktor ekstern meliputi terjadinya risiko pembiayaan adalah
pengaruh globalisasi yang terlalu mudahnya bank memberikan
mengakibatkan perubahan suku pinjaman atau melakukan investasi
bunga dan nilai tukar rupiah. karena terlalu dituntut untuk
Sedangkan menurut Pramuka memanfaatkan kelebihan likuiditas,
(2010) profitabilitas/laba bank syariah sehingga penilaian kredit kurang cermat
dipengaruhi oleh dua faktor yang terdiri dalam mengantisipasi berbagai
dari: kemungkinan risiko usaha yang
1. Volume pembiayaan dibiayainya”. Hal itu menunjukkan bahwa
Volume pembiayaan semakin tinggi bank syariah menyalurkan
merupakan jumlah pendanaan yang pembiayaan, maka akan mengakibatkan
dikeluarkan oleh bank syariah untuk risiko pembiayaan yang dinilai melalui Non
mendukung investasi yang telah Performing Financing (NPF) Muhammad
direncanakan selama waktu tertentu (2004:143).
dari hasil penghimpunan dana pihak
H1 : Pembiayaan Murabahah
ketiga. Variabel besarnya
berpengaruh positif terhadap Pembiayaan

570
JESTT Vol. 1 No. 8 Agustus 2014

Bermasalah Bank Umum Syariah di perbankan syariah akan menghasilkan


Indonesia pendapatan berupa margin/mark up.
Risiko kredit berpengaruh negatif Dengan diperolehnya pendapatan mark
terhadap laba bank syariah sehingga up tersebut, maka akan mempengaruhi
semakin besar pembiayaan bermasalah besarnya laba yang diperoleh bank
akan mengakibatkan menurunnya laba syariah. Jika penyaluran pembiayaan
yang juga berarti kinerja keuangan bank tersebut dalam pengembaliannya
menurun karena resiko kredit semakin berjalan dengan lancar, dimana semakin
besar. Begitu pula sebaliknya, jika besar pendapatan maka semakin besar
pembiayaan bermasalah turun, maka pula tingkat profitabilitas yang didapatkan
laba akan semakin meningkat, sehingga oleh bank syariah (Oktriani, 2011).
kinerja keuangan bank dapat dikatakan Menurut Muhammad (2002:96)
semakin baik. Adanya pembiayaan dalam Setiawati (2009), pembiayaan
bermasalah yang cukup besar murabahah yang diberikan oleh pihak
mengakibatkan hilangnya kesempatan bank akan menghasilkan
untuk memperoleh keuntungan dari margin/keuntungan bagi pihak bank.
pembiayaan yang diberikan dan pada Kemudian keuntungan yang diperoleh
akhirnya akan menurunkan profitabilitas. pihak bank tersebut akan dihimpun
(Rubby, 2013) beserta keuntungan pembiayaan-
Menurut Nugroho (2012), pembiayaan yang lainnya dalam pool
pembiayaan bermasalah mencerminkan dana pendapatan yang kemudian akan
risiko kredit, semakin tinggi pembiayaan disalurkan menjadi aset perusahaan,
bermasalah mengakibatkan semakin investasi dan modal.
tinggi risiko kredit bermasalah yang
H3 : Pembiayaan Murabahah
berpotensi akan menurunkan keuntungan
berpengaruh positif terhadap Laba Bank
yang diperoleh. Semakin rendah
Umum Syariah di Indonesia
pembiayaan bermasalah, maka laba
III. METODOLOGI PENELITIAN
bank syariah akan semakin tinggi ataupun
Pendekatan yang akan digunakan
sebaliknya jika pembiayaan bermasalah
dalam penelitian ini adalah pendekatan
tinggi maka akan membuat laba bank
kuantitatif. Pendekatan ini dilakukan
syariah semakin menurun.
dengan mengadakan pengujian hipotesis,
H2 : Pembiayaan Bermasalah
pengukuran data, analisis data dan
berpengaruh negatif terhadap Laba Bank
pembuatan kesimpulan. Sugiyono (2010:7)
Umum Syariah di Indonesia
mengatakan “metode kuantitatif adalah
Pengelolaan pembiayaan
metode penelitian yang berlandaskan
murabahah yang merupakan salah satu
pada filsafat positivisme, digunakan unuk
komponen penyusun aset terbesar pada
meneliti pada populasi atau sampel

571
JESTT Vol. 1 No. 8 Agustus 2014

tertentu, pengumpulan data 2. Pembiayaan bermasalah merupakan


menggunakan instrumen penelitian, jumlah pembiayaan bermasalah pada
analisis data bersifat statistik dengan masing-masing bank syariah per
tujuan menguji hipotesis yang telah semester selama periode 2009-2013
ditetapkan.” Menurut Indriantoro dan semester pertama. Data pembiayaan
Supomo (1999:70) tujuan penelitian bermasalah yang digunakan dari nilai
kuantitatif adalah untuk menguji atau yang tampak dari laporan rasio
verifikasi teori, meletakkan teori secara keuangan masing-masing bank. Akan
deduktif untuk kemudian menjadi tetapi, data yang diperlukan dalam
landasan dalam hal penemuan dan penelitian ini adalah data nominal.
pemecahan masalah penelitian. Jadi, terlebih dahulu data rasio
Variabel yang digunakan dalam (persentase) tersebut diubah menjadi
penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu data nominal yang dinyatakan dalam
variabel eksogen dan variabel endogen. trilliun rupiah.
Variabel eksogen dalam penelitian ini Rumus total pembiayaan bermasalah
adalah pembiayaan murabahah (X). (nominal):
Sedangkan variabel endogennya adalah Total pembiayaan bermasalah:
laba (Y). Di dalam penelitian ini terdapat ே௉ி(%) ௧ ௧  ௘ ௜
variabel endogen intervening, yaitu %

variabel yang dipengaruhi sekaligus 3. Laba merupakan jumlah laba bersih

berperan sebagai perantara. Variabel pada masing-masing bank syariah per

endogen intervening dalam penelitian ini semester selama periode 2009-2013

adalah pembiayaan bermasalah (Z). semester pertama. Dalam penelitian


ini data laba yang digunakan dari nilai
Definisi Operasional Variabel
yang tampak dari laporan laba/rugi
Definisi Operasional Variabel
masing-masing bank, yakni akun
dalam penelitian ini adalah:
Jumlah Laba (Rugi) yang dinyatakan
1. Pembiayaan murabahah merupakan
dalam trilliun rupiah.
jumlah pembiayaan murabahah pada
masing-masing bank syariah per Populasi dan Sampel

semester selama periode 2009-2013 Populasi yang digunakan dalam

semester pertama. Dalam penelitian penelitian ini adalah jumlah laporan

ini data pembiayaan murabahah keuangan semesteran bank umum syariah

yang digunakan dari nilai yang dari awal berdiri hingga tahun 2013

tampak dari neraca masing-masing semester pertama. Jumlah laporan

bank yakni akun piutang murabahah keuangan semesteran bank umum syariah

yang dinyatakan dalam trilliun rupiah. yang ada hingga tahun 2013 semester
pertama sebanyakk 148 data. Teknik
pengambilan sampel berdasarkan non

572
JESTT Vol. 1 No. 8 Agustus 2014

probability sampling dimana tidak semua IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
unit populasi memiliki kesempatan untuk Uji Outlier
dijadikan sampel penelitian. Peneliti harus Uji outlier merupakan uji yang
jeli mengamati sifat-sifat populasi dengan digunakan untuk mengetahui apakah
bermodalkan pengetahuan pribadi dan data terdistribusi secara normal. Jika tidak,
opini yang telah diketahui sebelumnya maka dilakukan eliminasi data outlier atau
(Bungin, 2005:109). data ekstrim. Dengan kata lain, eliminasi
Sampel penelitian diambil secara data outlier tidak akan dilakukan selama
purposive sampling karena hanya laporan data telah terdistribusi secara normal.
keuangan semesteran dalam periode Uji outlier terdiri dari univariate dan
penelitian, yaitu tahun 2009 hingga 2013 multivariate. Pengujian outlier univariate
semester pertama yang akan menjadi dilakukan dengan mengamati nilai Z score
sampel di sini. Jumlah sampel dalam yang telah diolah dengan menggunakan
penelitian ini ada 45 laporan keuangan software SPSS. Data dikatakan tidak outlier
semesteran bank umum syariah yang jika mempunyai nilai maksimum kurang
diambil dari 5 bank syariah, yakni Bank dari dan minimum lebih dari ± 3
Muamalat Indonesia, Bank Syariah (Ferdinand, 1999). Pada uji outlier
Mandiri, Bank Mega Syariah, BRI Syariah, univariate ini terdapat dua data yang
dan Bank Syariah Bukopin. outlier, sehingga harus dilakukan eliminasi
data. Dengan demikian, data observasi
Teknik Analisis
dalam penelitian ini berkurang menjadi 43.
Teknik analisis data yang
Selanjutnya, data observasi dalam
digunakan dalam penelitian ini adalah
pengujian outlier multivariate dilakukan
analisis jalur (path analysis). Penamaan
dengan pengamatan nilai Mahalanobis
struktural pada penelitian pengaruh
yang terdapat pada software AMOS. Jika
pembiayaan murabahah terhadap
nilai p1 dan/atau p2 kurang dari 0,05
pembiayaan bermasalah dan laba bank
maka data dikatakan outlier (Santoso,
umum syariah di Indonesia dapat
2007:75). Pada uji ini, masih ada data
ditunjukkan melalui persamaan sebagai
yang outlier sehingga harus dilakukan
berikut:
eliminasi. Dengan demikian data observasi
Z = b 1X + e
dalam penelitian ini berkurang menjadi 36.
Y= b2Z + b3X + e
Keterangan: Uji Normalitas
X= Pembiayaan Murabahah Normalitas terjadi apabila skor
Z= Pembiayaan Bermasalah pada tiap variabel mengikuti distribusi
Y= Laba normal. Pengujian ini dilakukan dengan
b1, b2, b3 = Koefisien jalur pengamatan nilai CR skewness
e= standard error (kemiringan) dan CR kurtosis

573
JESTT Vol. 1 No. 8 Agustus 2014

(keruncingan). Data dikatakan menaikkan nilai Pembiayaan


berdistribusi normal jika mempunyai nilai Bermasalah sebesar 0,874 satuan.
CR skewness dan kurtosis sebesar ± 2,58 2. Koefisien jalur Pembiayaan
(Hapsari, 2013) dengan tingkat signifikansi Bermasalah sebesar 0,06 dan koefisien
sebesar 5%. Pada penelitian ini data Pembiayaan Murabahah sebesar
terdistribusi normal karena nilai CR 0,793 dengan probabilitas sebesar
skewness (kemiringan) dan CR kurtosis masing-masing 0,746 dan 0,001.
(keruncingan) masing-masing variabel Artinya, variabel Pembiayaan
berada di antara -2,58 dan 2,58. Bermasalah tidak berpengaruh
Pengujian Hipotesis terhadap variabel Laba dan variabel
Pembiayaan Murabahah
Setelah dilakukan pengujian
berpengaruh positif terhadap Laba.
asumsi, selanjutnya dilakukan pengujian
Dengan kata lain, setiap terjadi
hipotesis pada data observasi. Pengujian
kenaikan sebesar satu satuan pada
hipotesis dilakukan dengan mengkonversi
Pembiayaan Bermasalah maka tidak
diagram jalur yang telah dibuat
akan berpengaruh terhadap nilai
sebelumnya menjadi sebuah gambar
Laba. Sebaliknya, setiap terjadi
persamaan struktural dengan
kenaikan sebesar satu satuan pada
menggunakan software AMOS (Analysis of
nilai Pembiayaan Murabahah maka
Moment Structure).
akan meningkatkan nilai Laba sebesar
Pada pengujian ini diperoleh dua
0,793.
persamaan struktural, yaitu:
Pembiayaan Bermasalah = 0,874 Analisis Pengaruh Langsung, Pengaruh
Pembiayaan Murabahah Tidak Langsung, dan Pengaruh Total
Laba = 0,793 Pembiayaan Murabahah + Pada analisis ini dapat diketahui
0,06 Pembiayaan Bermasalah koefisien jalur untuk pengaruh langsung,
Kedua persamaan di atas dapat pengaruh tidak langsung dan pengaruh
diinterpretasikan sebagai berikut: total dari masing-masing variabel.
1. Koefisien jalur Pembiayaan Koefisien jalur untuk pengaruh langsung
Murabahah sebesar 0,874 dengan Pembiayaan Murabahah terhadap
probabilitas yang ditunjukkan pada Pembiayaan Bermasalah adalah 0,874;
tabel 4.5 sebesar 0,001. Artinya, Pembiayaan Bermasalah terhadap Laba
variabel Pembiayaan Murabahah adalah 0,060 dan Pembiayaan
berpengaruh positif terhadap Murabahah terhadap Laba adalah 0,793.
Pembiayaan Bermasalah. Dengan Koefisien jalur untuk pengaruh tidak
kata lain, setiap terjadi kenaikan langsung Pembiayaan Murabahah
sebesar satu satuan pada nilai terhadap Laba adalah 0,053.
Pembiayaan Murabahah maka akan

574
JESTT Vol. 1 No. 8 Agustus 2014

Koefisien jalur untuk pengaruh total pada Perbankan Syariah di Indonesia”.


seluruhnya didapatkan dari hasil Penelitian tersebut menunjukkan hasil
penjumlahan koefisien pengaruh langsung bahwa variabel Financing to Deposit Ratio
dan pengaruh tidak langsung. Pengaruh (FDR) berpengaruh secara positif dan
total Pembiayaan Murabahah terhadap signifikan terhadap Non Performing
Pembiayaan Bermasalah dan Financing (NPF), yakni semakin tinggi
Pembiayaan Bermasalah terhadap Laba Financing to Deposit Ratio (FDR) sebuah
adalah tetap, yaitu sebesar masing- bank, maka akan meningkatkan Non
masing 0,874 dan 0,060. Hal ini Performing Financing (NPF) pada bank
dikarenakan kedua hubungan tersebut tersebut. Pengaruh ini terjadi karena
tidak memiliki pengaruh tidak langsung. kurang kehati-hatian dan ketelitian pihak
Sedangkan koefisien pengaruh total bank syariah dalam menilai dan
Pembiayaan Murabahah terhadap Laba memperkirakan kondisi ekonomi yang
adalah sebesar 0,845. terjadi serta lingkungan sekitar. Jika bank
mempunyai Financing to Deposit Ratio
Pengaruh Pembiayaan Murabahah
(FDR) yang sangat tinggi, maka bank
terhadap Pembiayaan Bermasalah
syariah akan mempunyai risiko tidak
Berdasarkan hasil penelitian,
tertagihnya pembiayaan yang tinggi dan
variabel pembiayaan murabahah
pada titik tertentu bank akan mengalami
berpengaruh positif terhadap terhadap
kerugian.
pembiayaan bermasalah dengan
Menurut Muhammad (2011:358):
probabilitas 0,001 dan tingkat pengaruh
”Risiko pembiayaan muncul jika bank
sebesar 0.874. Hal ini berarti setiap
tidak bisa memperoleh kembali cicilan
kenaikan pembiayaan murabahah
pokok dan atau bunga dari pinjaman
sebesar satu satuan maka akan
yang diberikan atau investasi yang
meningkatkan pembiayaan bermasalah
sedang dilakukannya. Penyebab utama
sebesar 0,874. Dengan demikian, hasil
terjadinya risiko pembiayaan adalah
analisis kuantitatif dalam penelitian ini
terlalu mudahnya bank memberikan
sesuai dengan hipotesis sebelumnya, yaitu
pinjaman atau melakukan investasi
pembiayaan murabahah berpengaruh
karena terlalu dituntut untuk
positif terhadap pembiayaan bermasalah.
memanfaatkan kelebihan likuiditas,
Hasil penelitian ini sejalan dengan
sehingga penilaian kredit kurang cermat
hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
dalam mengantisipasi berbagai
Sholihah (2013) yang berjudul “Analisis
kemungkinan risiko usaha yang
Pengaruh Inflasi, GDP, Financing to
dibiayainya”.
Deposit Ratio (FDR) dan Return
Sebagai lembaga intermediasi
Pembiayaan Profit dan Loss Sharing
sesuai Undang-Undang Perbankan Nomor
terhadap Non Performing Financing (NPF)
10 Tahun 1998, bank syariah telah

575
JESTT Vol. 1 No. 8 Agustus 2014

menjalankan fungsinya sebagai pengaruh. Dengan demikian, hasil analisis


penghimpun dana masyarakat dalam kuantitatif dalam penelitian ini tidak sesuai
bentuk simpanan dan menyalurkan dengan hipotesis sebelumnya, yaitu
kepada masyarakat dalam bentuk kredit pembiayaan bermasalah berpengaruh
dan atau bentuk lainnya dalam rangka negatif terhadap laba.
meningkatkan taraf hidup rakyat. Hal ini Pada dasarnya, pembiayaan
sesuai dengan Firman Allah SWT dalam bermasalah akan mempengaruhi laba.
Q.S. Al Maa-idah ayat 2: Adanya pembiayaan bermasalah yang

        ...


cukup besar mengakibatkan hilangnya
kesempatan untuk memperoleh
          keuntungan dari pembiayaan yang


diberikan dan pada akhirnya akan
menurunkan profitabilitas. (Rubby, 2013)
...Wa ta’ā wanū ‘ala al-birri wa’t-Taqwā
Menurut Pramuka (2010)
wa lā ta’ā wanū ‘ala al-iṡmi wa al-‘udwāni
profitabilitas/laba bank syariah
wa’t-Taqu’l-Lāha inna’l-Lāha syadīdu al-
dipengaruhi oleh dua faktor yang terdiri
‘iqābi.
dari:
“….dan tolong-menolonglah kamu dalam
1. Volume pembiayaan
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
Volume pembiayaan merupakan
jangan tolong-menolong dalam berbuat
jumlah pendanaan yang dikeluarkan
dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah
oleh bank syariah untuk mendukung
kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah
investasi yang telah direncanakan
Amat berat siksa-Nya.”
selama waktu tertentu dari hasil
Pengaruh Pembiayaan Bermasalah penghimpunan dana pihak ketiga.
terhadap Laba Variabel besarnya pembiayaan ini
Berdasarkan hasil penelitian, diukur dengan rasio Financing to
variabel pembiayaan bermasalah tidak Deposit Ratio (FDR).
berpengaruh terhadap terhadap laba. 2. Resiko Pembiayaan
Hal ini berarti setiap kenaikan Resiko pembiayaan merupakan resiko
pembiayaan bermasalah sebesar satu yang diakibatkan oleh
satuan maka tidak akan meningkatkan ketidakmampuan nasabah untuk
atau menurunkan nilai laba. Sesuai hasil mengembalikan sejumlah pinjaman
estimasi Regression Weight dalam yang diberikan oleh bank syariah
penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat beserta imbalannya sesuai dengan
probabilitas pembiayaan bermasalah jangka waktu yang telah ditentukan
terhadap laba adalah sebesar 0,746, nilai sebelumnya. Variabel resiko
ini lebih besar daripada 0,05. Oleh karena pembiayaan diukur dengan rasio Non
itu, hasilnya tidak signifikan atau tidak ada Performing Financing (NPF).

576
JESTT Vol. 1 No. 8 Agustus 2014

Oleh karena dalam penelitian ini melakukan perencanaan agar lebih baik
menunjukkan bahwa variabel di masa yang akan datang (Rohman,
pembiayaan bermasalah tidak 2012). Hal ini sesuai dengan firman Allah
berpengaruh terhadap variabel laba, ada SWT dalam Q.S Al Hasyr ayat 18:

       


faktor lain yang dapat mempengaruhi
terhadap perkembangan laba. Seperti
yang dijelaskan oleh Pramuka (2010)           
bahwa laba bersih suatu bank
dipengaruhi oleh dua faktor, yakni volume 
pembiayaan dan resiko pembiayaan. yā ayyuhā al-lażīna āmanū at-taqū ‘l-Lāha
Dikarenakan resiko pembiayaan tidak waltanẓur nafsun ‘m-ma qaddamat
berpengaruh terhadap laba, maka masih ligadin wa ‘t-Taqu ‘l-Lāha inna ‘l-Lāha
ada variabel volume pembiayaan yang khabīrun ‘m-bimā ta’malūn.
dapat mempengaruhi laba. “Hai orang-orang yang beriman,
Dalam bisnis perbankan struktur bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
keuangan berpengaruh positif terhadap Setiap diri memperhatikan apa yang telah
profitabilitas. Artinya bila debt to equity diperbuatnya untuk hari esok (akhirat);
meningkat maka menunjukkan semakin dan bertakwalah kepada Allah,
tinggi dana yang tersedia dan Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
memberikan kesempatan pihak bank apa yang kamu kerjakan.”
untuk mengelolanya berupa peningkatan
Hal ini berarti setiap manusia harus
kredit atau pembiayaan kepada
memperhatikan yang telah diperbuat
masyarakat yang berarti memberikan
dengan melakukan pengawasan untuk
peluang untuk peningkatan profitabilitas.
hari esok. Kegiatan ini mencakup
(Pramuka, 2010)
perencanaan, pengorganisasian,
Meskipun tidak sesuai hipotesis,
mengarahkan, dan melaksanakan
hasil penelitian ini membuktikan bahwa
(Rohman, 2012).
meskipun adanya pembiayaan
bermasalah yang dari waktu ke waktu
Pengaruh Pembiayaan Murabahah
semakin tinggi, laba yang didapatkan
terhadap Laba
oleh bank umum syariah jumlahnya tetap
Berdasarkan hasil penelitian,
naik. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja
variabel pembiayaan murabahah
bank umum syariah di Indonesia semakin
berpengaruh positif terhadap terhadap
baik.
laba dengan probabilitas 0,001 dan
Berkaitan dengan resiko
tingkat pengaruh langsung sebesar 0,793.
pembiayaan yang ada, Islam telah
Hal ini berarti setiap kenaikan
menjelaskan bahwa dari manajemen
pembiayaan murabahah sebesar satu
resiko Islam yang menganjurkan untuk

577
JESTT Vol. 1 No. 8 Agustus 2014

satuan maka akan meningkatkan laba Hasil penelitian ini sesuai dengan
sebesar 0,793. Dengan demikian, hasil penelitian yang dilakukan Rahman (2011)
analisis kuantitatif dalam penelitian ini yang menunjukkan bahwa semakin tinggi
sesuai dengan hipotesis sebelumnya, yaitu pembiayaan murabahah yang
pembiayaan murabahah berpengaruh merupakan salah satu jenis pembiayaan
positif terhadap laba. jual beli, maka semakin tinggi profitabilitas
Pengaruh pembiayaan bank umum syariah yang diproksikan
murabahah terhadap laba ini dapat dengan Return On Asset. Penelitian ini
dianalisis melalui dua jalur, yakni pengaruh juga sesuai dengan pendapat
lansung dan pengaruh tidak langsung. Muhammad (2008:96) bahwa
Sehingga hubungan (pengaruh) positif pembiayaan murabahah yang diberikan
antara dua variabel tersebut dapat oleh pihak bank akan menghasilkan
dijelaskan melalui dua alasan. Pada margin/keuntungan bagi pihak bank.
pengaruh langsung maupun tidak Kemudian keuntungan yang diperoleh
langsung membuktikan ada hubungan pihak bank tersebut akan dihimpun
positif antara dua variabel, tingkat beserta keuntungan pembiayaan-
pengaruhnya adalah sebesar 0,793 untuk pembiayaan yang lainnya dalam pool
pengaruh langsung dan sebesar 0,053 dana pendapatan yang kemudian akan
untuk pengaruh tidak langsung. disalurkan menjadi aset perusahaan,
Pembiayaan murabahah memiliki investasi dan modal. Dari ilustrasi di atas,
pengaruh langsung lebih tinggi daripada dapat diketahui bahwa pengelolaan
pengaruh tidak langsung terhadap laba. pembiayaan murabahah yang efektif
Hal ini dikarenakan pembiayaan akan dapat meningkatkan aset
murabahah merupakan salah satu perusahaan.
komponen penyusun aset terbesar pada
V. SIMPULAN
perbankan syariah. Pengelolaan
Berdasarkan hasil analisis dan
pembiayaan murabahah akan
pembahasan pada bab sebelumnya,
menghasilkan pendapatan berupa
maka dapat disimpulkan, sebagai berikut:
margin/mark up. Dengan diperolehnya
1.Pembiayaan murabahah berpengaruh
pendapatan mark up tersebut, maka
positif terhadap pembiayaan
akan mempengaruhi besarnya laba yang
bermasalah bank umum syariah selama
diperoleh bank syariah. Jika penyaluran
periode 2009-2013 dengan koefisien jalur
pembiayaan tersebut dalam
0,874. Hal itu menunjukkan setiap terjadi
pengembaliannya berjalan dengan
kenaikan jumlah sebesar satu satuan
lancar, dimana semakin besar
pada jumlah pembiayaan murabahah
pendapatan maka semakin besar pula
maka akan meningkatkan jumlah
tingkat profitabilitas yang didapatkan oleh
bank syariah (Oktriani,2011).

578
JESTT Vol. 1 No. 8 Agustus 2014

pembiayaan bermasalah sebesar 0,874 4.Dari hasil analisis jalur ini terdapat
satuan. pengaruh tidak langsung antara
2.Pembiayaan bermasalah tidak pembiayaan murabahah terhadap laba
berpengaruh terhadap laba bank melalui variabel endogen intervening
umum syariah selama periode 2009- yaitu pembiayaan bermasalah. Hasil
2013. Dengan demikian, setiap kenaikan analisis jalur untuk pengaruh tidak
jumlah pembiayaan bermasalah langsungnya sebesar 0,053. Hal tersebut
sebesar satu satuan maka tidak akan menunjukkan bahwa pengaruh tidak
meningkatkan atau menurunkan nilai langsungnya lebih kecil dibandingkan
laba. dengan pengaruh langsungnya yakni
3.Pembiayaan murabahah berpengaruh 0,793 karena dari hasil penelitian ini
positif terhadap laba bank umum adalah bahwa pembiayaan
syariah selama periode 2009-2013 bermasalah tidak berpengaruh
dengan koefisien jalur 0,793. Hal itu terhadap laba. Oleh karena itu, analisis
menunjukkan setiap terjadi kenaikan variabel pembiayaan murabahah
sebesar satu satuan pada jumlah terhadap laba hanya bisa dianalisis
pembiayaan murabahah maka akan melalui pengaruh langsung.
meningkatkan jumlah laba sebesar 0,793
satuan.

DAFTAR PUSTAKA Fauzan, Fachrul. 2012. Pengaruh Tingkat

Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Risiko Pembiayaan Musyarakah

Syariah: Dari Teori Ke Praktik. dan Pembiayaan Murabahah

Jakarta: Gema Insani Press Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank

Arifin, Zainul. 2005. Dasar-Dasar Syariah (Studi Pada Bank Aceh

Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Syariah Cabang Banda Aceh),

Alvabet
Ascarya. 2007. Akad & Produk Bank
Syariah. Jakarta: RajaGrafindo (Online), (www.academia.edu,

Persada diakses 5 Agustus 2014)

Bungin, Burhan. 2005. Metode Penelitian Ferdinand, Augusty. 2006. Metode

Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, Penelitian Manajemen. Semarang:

dan Kebijakan Publik Serta Ilmu- Badan Penerbit Universitas

Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Diponegoro

Kencana Prenada Media Grup Hapsari, Nadhifa Alim. 2013. Pengaruh

Djamil, Fathurrahman. 2012. Penyelesaian Tingkat Imbalan Sertifikat Bank

Pembiayaan Bermasalah di Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap

Syariah. Jakarta: Sinar Grafika Tingkat Pembiayaan dan


Profitabilitas Bank Umum Syariah di

579
JESTT Vol. 1 No. 8 Agustus 2014

Indonesia. Skripsi tidak diterbitkan. (www.academia.edu diakses 9


Surabaya FEB Universitas Airlangga Maret 2014)
Kuncoro, Mudrajad. 2002. Manajemen Riduwan, dan Kuncoro. 2008. Cara
Perbankan: Teori dan Aplikasi. Menggunakan dan Memakai
Yogyakarta: BPFE Analisis Jalur (Path Analysis).
Mankiw, N. Gregory. 2000. Teori Makro Bandung: Alfabeta
Ekonomi. Jakarta: Erlangga Rohman, Moh Thoifur. 2012. Aplikasi
Muhammad. 2004. Manajemen Dana Manajemen Risiko Dalam
Bank Syariah. Yogyakarta: Ekonisia Pengelolaan Dana Takaful
---------------. 2008. Metodologi Pemikiran Pendidikan (Studi Pada PT. Asuransi
Ekonomi Islam. Jakarta: Gema Takaful Keluarga Cabang
Insani Press Semarang). Skripsi tidak diterbitkan.
---------------. 2011. Manajemen Bank Semarang Fakultas Syariah Institut
Syariah. Yogyakarta: UPP Sekolah Agama Islam Negeri Walisongo
Tinggi Manajemen YKPN Rubby, Muhammad. 2013. Analisis Faktor-
Nurkhosidah, Siti. 2009. Analisis Pengaruh Faktor yang Mempengaruhi
Variabel Non Performing Financing, Profitabilitas (ROA) Bank Umum
Penyisihan Penghapusan Aktiva Syariah yang Terdaftar di Bursa Efek
Produktif, Financing to Deposit Indonesia Periode 2008-2011. Skripsi
Ratio, Biaya Operasional Per tidak diterbitkan. Medan FE
Pendapatan Operasional Universitas Sumatera Utara
Terhadap Profitabilitas Pada Bank Santoso, Singgih. 2007. Panduan Lengkap
Syariah Mandiri. Skripsi tidak Menguasai SPSS 16. Jakarta: Elex
diterbitkan. Yogyakarta Fakultas Media Komputindo
Syariah Universitas Islam Negeri Siamat, Dahlan. 2004. Manajemen
Sunan Kalijaga Lembaga Keuangan. Jakarta:
Oktriani, Yesi. 2011. Pengaruh Pembiayaan Lembaga Penerbit Fakultas
Musyarakah, Mudharabah dan Ekonomi Universitas Indonesia
Murabahah terhadap Profitabilitas Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
(Studi Kasus Pada PT. Bank Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Muamalat Indonesia, Tbk.), Bandung: Alfabeta
(Online), (journal.unsil.ac.id diakses
19 September 2013)
Pramuka, Bambang Agus. 2010. Faktor-
Faktor yang Berpengaruh
Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank
Umum Syariah, (Online),

580

Anda mungkin juga menyukai