Anda di halaman 1dari 33

By : Dianita Primihastuti, S.ST, M.

Keb
 Berkembang biaknya penyakit pada hospes
disertai timbulnya respon imunologik dengan
gejala klinik atau tanpa gejala klinik
 Manusia host / penjamu
 Penyakit agent
 Transmisi kuman adalah :
Proses masuknya kuman ke dalam penjamu
sehingga timbul radang / penyakit

 Pencegahan Infeksi
P.I merupakan bagian terpenting dari setiap
komponen perawatan BBL yang sangat rentan
terhadap infeksi karena sistem imunitasnya
yang masih belum sempurna
P.D IBU INTERVILLOSITIS
INFEKSI KUMAN BATAS PLASENTA PLASENTA
ANTENATAL
JANIN VENA UMBILIKALIS

• KETUBAN PECAH LAMA


PLASENTITIS&AMNIONITIS
INFEKSI • INFEKSI dapat pula terjadi pada Ketuban Yg masih
INTRANATAL UTUH
• INFEKSI dapat juga terjadi dg jalan kontak langsung dg
KUMAN dalam vagina : BLENOREA dan ORAL TRUSH

INFEKSI
POSTNATAL • Merupakan ACQUIRED INFECTION
• Penggunaan alat, atau perawatan yang tidak steril atau
karena cross-infection
1. early infection (infeksi dini)
2. late infection (infeksi lambat)

 Macam Infeksi kongenital


Herpes, Sifilis, Rubella, toksoplasmosis; dan
cytomegalovirus (CMV).

TUJUAN

Resiko Penularan Penyakit Berbahaya :


HIV/AIDS dan HEPATITIS
 Meminimalkan infeksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme
 Menurunkan resiko penularan penyakit yang
mengancam jiwa (Hepatitis dan HIV/ AIDS)

PI adalah bagian yang esensial dari semua


asuhan yang diberikan kepada ibu dan BBL
(Selama ANC, Pertolongan Persalinan, PP dan
BBL)
ASEPSIS STERILISASI
TEKNIK ASEPTIK

ANTISEPSIS DTT

DEKONTAMINASI DISINFEKSI

MENCUCI DAN
MEMBILAS
 Istilah umum yang digunakan
untuk menggambarkan upaya
kombinasi untuk mencegah
masuknya mikroorganisme ke
dalam area tubuh manapun yang
sering menyebabkan infeksi
 Tujuan asepsis adalah :
membasmi jumlah
mikroorganisme pada permukaan
hidup (kulit dan jaringan) dan
obyek mati (alat-alat bedah dan
barang-barang yang lain)
 Mengacu pada PI dengan cara
membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme pada
kulit atau jaringan tubuh yang lainnya
 Alkohol (60%- 90%)
 Setrimid/klorheksidin Glukonat (2-4%)
contoh : Hibiscrub, Hibitane
 Klorheksidin Glukonat (2%)
Contoh : Savlon
 Heksaklorofen (3%)
Contoh : pHisoHex tidak boleh digunakan pada selaput lendir
seperti mukosa vagina
 Kloroksilenol (Para-kloro-metaksilenol atau PCMX)
Contoh : Dettol tidak bisa digunakan untuk antisepsis vagina karena
dapat membuat iritasi pada selaput lendir yang akan mempercepat
pertumbuhan mikroorganisme dan tidak boleh digunakan pada bayi baru lahir
 Iodofor (7,5-10%)
Contoh : Betadine
 Larutan yang berbahan dasar alkohol (tingtur) seperti iodin
Contoh : Yodium tinktur
 Triklosan (0,2-2%)
 Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan
semua mikroorganisme (bakteri, jamur, parasit
dan virus) termasuk endospora bakteri pada
benda mati atau instrumen dengan cara uap air
panas tekanan tinggi (otoklaf), panas kering
(oven), sterilan kimia atau radiasi

DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT) :


 Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan
semua mikroorganisme kecuali endospora
bakteri pada benda mati dengan cara merebus,
mengukus atau penggunaan desinfektan kimiawi
DESINFEKTAN :
 Adalah bahan kimia yang membunuh atau
menginaktivasi mikroorganisme
 Contoh larutan desinfektan :
 Klorin pemutih 0,5%
untuk dekontaminasi permukaan yang lebar
 Klorin 0,1%
Untuk DTT kimia
 Glutaraldehida 2%
mahal harganya biasa digunakan untuk DTT
kimia atau sterilisasi kimia
 Fenol, klorin
tidak digunakan untuk peralatan/bahan yang akan
dipakaikan pada bayi baru lahir
DEKONTAMINASI :
 Tindakan yang dilakukan untuk memastikan
bahwa petugas kesehatan dapat menangani
secara aman berbagai benda yang
terkontaminasi darah dan cairan tubuh.
 Peralatan medis, sarung tangan dan permukaan
(mis.meja periksa)

Mencuci dan membilas :


 Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan
semua darah, cairan, tubuh, benda asing dari
kulit atau instrumen (mis.debu/kotoran )dari
kulit atau instrument/peralatan
PROSEDUR/ PERLU ST ST
TINDAKAN ST DTT STERIL
Memeriksa TD, Temp.Tubuh/ Tidak Tidak Tidak
menyuntik
Menolong persalinan & kelahiran bayi , Ya Bisa Dianjurkan
menjahit laserasi/ episiotomi Diterima
2
Mengambil contoh darah atau Ya Tidak Tidak
pemasangan IV
Menghisap lendir dari jalan nafas BBL Ya Ya Tidak
Memegang dan memberihkan Ya 3 Tidak Tidak
peralatan yg terkontaminasi
Memegang sampah yg terkontaminasi Ya Tidak Tidak
Membersihkan percikan darah atau Ya 3 Tidak Tidak
cairan tubuh
 Malas minum
 Kesulitan bernapas
 Lemah, tidak aktif
 Suhu tubuh meningkat atau menurun
 Ruam kulit yang tidak biasa atau perubahan
warna kulit
 Tangisan yang menetap
 Rewel yang tidak biasa
1. Kontak
Langsung, tidak langsung
2. Udara
Debu, kulit lepas
3. Alat
Darah, makanan, cairan intra vena
4. Vektor / serangga
Nyamuk, lalat
1. Cuci Tangan dengan sabun dan air atau
gunakan cairan pembersih tangan berbasis
alkohol
2. Beri petunjuk pada ibu dan bayi dan anggota
keluarga lainnya untuk cuci tangan sesudah
dan sebelum memegang bayi.
3. Basahi kedua tangan dengan mencuci tangan
selama 10-15 dtk dg sabun dan air mengalir,
setelah itu keringkan dengan handuk yang
bersih dan kering
4. Gunakan alat-alat pelindung pribadi
5. Bila memungkinkan pakai sepatu tertutup
jangan bertelanjang kaki
 Gunakan sarung tangan jika melakukan tindakan sbb:
- Memegang/ kontak dg kulit yg lecet.
- Memegang atau kontak dengan cairan tubuh
- Memegang atau kontak dg barang yg terkontaminasi serta
akan membersihkan/ membuang kotoran
 Sarung tangan steril sekali pakai sangat dianjurkan 
Langkah-langkah sbb :
 Dekontaminasi (rendam dlm larutan chlorin 0,5% selama 10
mnt)
 Cuci dan bilas
 Sterilkan dengan autoclaf/ DTT lalu direbus/Dikukus
 Sarung Tangan Tidak boleh dipakai > 3x
 Jangan pakai Sarung Tangan (robek,terkelupas/berlubang)
1. Gunakan sarung tangan dan celemek sewaktu
memegang BBL s/d memandikan bayi minim.6 jam.
2. Bersihkan darah dan cairan tubuh bayi lainnya
dengan menggunakan kapas yang direndam dalam
air hangat kemudian keringkan
3. Cuci Tangan sebelum memegang atau merawat bayi
4. Pemakaian masker dlm menangani bayi (prinsip
b/p)
5. Bersihkan bokong dan sekitar anus bayi setiap
selesai mengganti popok atau setiap diperlukan
dengan menggunakan kapas yang direndam air
hangat atau air sabun lalu keringkan dengan hati-
hati
6. Gunakan sarung tangan sewaktu merawat tali pusat
 Cuci Tangan (Sebelum &sesudah merawat tali
pusat )
 Tali pusat harus bersih dan kering
 Jangan Tutupi Tali pusat dengan gurita
 Popok dilipat dibawah puntung tali pusat
 Jika puntung Tali Pusat Kotor :
bersihkan dg air matang lalu keringkan dg
kain bersih
 Jika puntung tali pusat merah/ bernanah 
bawa bayi ke klinik
By :
Dianita Primihastuti, S.ST,M.Keb
 Suatu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru
dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan
bersama dalam sebuah ruang selama 24 jam penuh.
 suatu system perawatan ibu dan anak bersama-sama
pada tempat yang berdekatan sehingga
memungkinkan sewaktu-waktu, setiap saat ibu dapat
menyusui anaknya.
 suatu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru
dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan
dalam sebuah ruangan, kamar atau tempat bersama-
sama selama 24 jam penuh seharinya.
 Ibu dapat menyusui bayinya sedini mungkin dan
setiap saat atau kapan saja dibutuhkan.
 Ibu dapat melihat dan memahami cara perawatan bayi
yang benar seperti yang dilakukan oleh petugas
 Ibu mempunyai pengalaman dan ketrampilan dalam
merawat bayinya
 Suami dan keluarga dapat dilibatkan secara aktif
untuk mendukung dan membantu ibu dalam menyusi
dan merawat bayinya dengan baik dan benar
 Ibu dan bayi mendapatkan kehangatan emosional
Dua Jenis Rawat Gabung Manfaat Rawat Gabung
 Aspek Fisik
 Rawat Gabung Kontinu  Aspek Psikologis
 Rawat Gabung Parsial  Aspek Fisiologis
 Aspek Edukatif
 Aspek Medis
 Aspek Ekonomi
1. Bayi lahir dengan spontan , baik presentasi kepala atau
bokong
2. Jika bayi lahir dengan tindakan maka rawat gabung dapat
dilakukan setelah bayi cukup sehat, reflek hisap baik, tidak
ada tanda-tanda infeksi dsb
3. Bayi yang lahir dengan Sectio Cesarea dengan anestesi
umum, RG dilakukan segera stelah ibu dan bayi sadar
penuh (bayi tidak ngantuk)misalnya 4-6 jam setelah
operasi.
4. Bayi tidak asfiksia setelah 5 menit pertama (nilai apgar
minimal 7)
5. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih
6. Berat lahir 2500-4000 gram
7. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intrapartum
8. Tidak ada Kelainan Kongenital pada bayi yang memerlukan
tindakan khusus
9. Bayi dan ibu sehat
Bagi Ibu Bagi Bayi
 Ibu dg kelainan jantung  Bayi dg BBLR
yang ditakutkan menjadi  Bayi yg sangat Prematur
gagal jantung  Byi dg sepsis
 Ibu dengan Eklampsia/  Bayi dg gangguan Nafas
pre eklampsia berat  Bayi dg kelainan
 Ibu dengan penyakit kongenital yg berat
akut yang berat  Bayi yg memerlukan
 Ibu dengan karsinoma observasi atau terapi
Payudara khusus (Bayi Kejang,
sakit berat)
 Ibu dg Psikosis
a. satu kamar dengan satu ibu dan anaknya
b. empat sampai lima orang ibu dalam 1 kamar dengan
bayi pada kamar yang lain bersebelahan dan bayi
dapat diambil tanpa ibu harus meninggalkan tempat
tidurnya
c. beberapa ibu dalam 1 kamar dan bayi dipisahkan
dalam 1 ruangan kaca yang kedap udara
d. model dimana ibu dan bayi tidur di atas tempat tidur
yang sama
e. bayi di tempat tidur yang letaknya disamping ibu
a. Bayi
 Ranjang bayi tersendiri yang mudah terjangkau
dan dilihat oleh ibu
 Bagi yang memerlukan tersedia rak bayi
 Ukuran tempat tidur anak 40 x 60 cm
b. Ibu
 Ukuran tempat tidur 90 x 200 cm
 Tinggi 90 cm
c. Ruang
 Ukuran ruang untuk satu tempat tidur 1,5 x 3 m
 Ruang dekat dengan ruang petugas (bagi yang
masih memerlukan perawatan)
d. Sarana
 Lemari pakaian
 Tempat mandi bayi dan perlengkapannya
 Tempat cuci tangan ibu
 Setiap kamar mempunyai kamar mandi ibu sendiri
 Ada sarana penghubung
 Petunjuk/sarana perawatan payudara, bayi dan nifas,
pemberian makanan pada bayi dengan bahasa yang
sederhana
 Perlengkapan perawatan bayi
e. Petugas
 Rasio petugas dengan pasien 1 : 6
 Mempunyai kemampuan dan ketrampilan dalam
pelaksanaan RG
Keuntungan : Kerugian :
 Menggalakkan penggunaan
ASI  Ibu kurang istirahat
 Kontak emosi ibu dan bayi
lebih dini dan lebih erat  Dapat terjadi kesalahan
 Ibu segera dapat melaporkan dalam pemberian
keadaan-keadaanbayi yang makanan karena
aneh
 Ibu dapat belajar merawat oengaruh orang lain
bayi  Bayi bisa mendapatkan
 Mengurangi ketergantungan infeksi dari pengunjung
ibu pada bidan
 Membangkitkan kepercayaan  Pada pelaksanaan ada
diri yang lebih besar dalam hambatan
merawat bayi
 Berkurangnya infeksi silang tekhnis/fasilitas
 Mengurangi beban perawatan
terutama dalam pengawasan

Anda mungkin juga menyukai