Anda di halaman 1dari 15

Handout-02

BERPIKIR ILMIAH DAN


METODE ILMIAH
Oleh:

Prof. Dr. Ir. I Wayan Sutresna, MP.

FAKULTAS PERTANIAN - UNIVERSITAS MATARAM


mataram, 2020
TUJUAN PBM
TIU TIK

• Mahasiswa diharapkan Mahasiswa dapat menjelaskan


dapat memperoleh gambar- tentang :
an tentang KONSEP BER- • Sumber pengetahuan?
PIKIR ILMIAH dan METO- • Hakekat penalaran
DE ILMIAH, yang selanjut-
nya dapat mengaplikasikan • Metode penemuan pengeta-
dalam penelitian skripsinya. huan/kebenaran
• Apakah Metode Ilmiah itu?
• Kriteria Kebenaran

Berpikir & Metode Ilmiah 2


> melahirkan Kelompok Rasionalis, yang
I. Sumber Pengetahuan mendasarkan PENALARAN MANUSIA
a. RASIO sebagai alat utama dan satu-satunya yang
mempunyai otoritas untuk mencari kebe-
naran
> menggunakan metode deduktif untuk me-
nyusun pengetahuannya.
b. PENGALAMAN/EMPIRIK
> melahirkan Kelompok Empiris, yang mendasarkan peng-
alaman sensorik (fitrah panca-indera) sebagai pemeran
utama di dalam mencari kebenaran.
> pengetahuan disusun berdasarkan metode induktif
> Kelompok Empiris ada dua, yaitu:
+ Aliran Positif (positivism), menyatakan pencarian kebe-
ran melalui metode ilmiah DAPAT DITERIMA hanya
kalau teori-teori yang dikemukakan secara langsung dapat
dibuktikan dengan cara pengamatan langsung atau penga-
laman nyata. Aliran ini menolak metode A PRIORI dan
metode DOGMATIK.
+ Aliran Pragmatis (pragmatism), untuk menjelaskan suatu
kejadian/fenomana selalu memerlukan fakta/data lain.
Berpikir & Metode Ilmiah 3
II. Hakekat Penalaran
Predikat Manusia:
PENALARAN : suatu proses berpi- 1. Makhluk berakal (Homo sapiens)
kir dalam menarik suatu kesim- 2. Makhluk yang berpikir (Animal rationale)
pulan yang berupa pengetahuan 3. Makhluk yang menciptakan bahasa sehing-
ga pikiran dan perasaannya diwujudkan de-
(yang benar) ngan kata-kata (Homo loquen)
4. Makhluk yang mampu berorganisasi dalam
masyarakat (Zoon politicon)
5. Makhluk yang suka bermain (Homo ludens)
6. Makhluk yang mampu mendelegasikan
PROSES tugas kepada orang lain (Homo delegans)
PENALARAN 7. Makhluk yang mampu untuk membuat alat-
alat keperluan hidupnya
8. Makhluk yang tunduk pada aturan-aturan
khususnya ekonomi (Homo ekonomicus)
9. Makhluk yang merupakan khalifat Tuhan di
bumi (Homo divinans)
Berpikir & Metode Ilmiah 4
CIRI-CIRI PENALARAN

LOGIKA SIFAT ANALITIK


(kegiatan berpikir menurut (kegiatan berpikir yang mengacu
pola tertentu) kepada suatu analisis berdasarkan
logika penalaran obyek yang
bersangkutan)

Induktif: erat hubungannya de- Deduktif: cara berpikir dari per-


ngan penarikan kesimpulan nyataan bersifat umum, di
dari kasus-kasus nyata indivi- tarik kesimpulan yang bersifat
dual menjadi kesimpulan ber- khusus.
sifat umum.
Berpikir & Metode Ilmiah 5
Logika Berpikir Deduktif
> Digunakan untuk mengembangkan pengetahuan dengan terlebih dahulu membuat
PERNYATAAN-PERNYATAAN yang dianggap benar. Pernyataan yang benar
tersebut disebut POSTULAT atau AKSIOMA.
> Penarikan kesimpulan pada logika deduktif bersifat A PRIORI, dengan pendeka-
tan SILOGISME menggunakan 2 aksioma masing-masing disebut PREMIS
MAYOR dan PREMIS MINOR.
> Teladan Silogisme:

Premis mayor: ‘Semua logam dipanaskan memuai’


Premis minor : ‘Besi adalah logam’
--------------------------------------------------------------
Kesimpulan : ‘Besi dipanaskan juga memuai’

> Jadi dalam suatu kajian, logika berpikir deduktif digunakan untuk menemukan
aturan-aturan yang berlaku secara pasti dengan persyaratan aksioma-aksiomanya
dianggap BENAR.
Berpikir & Metode Ilmiah 6
Logika Berpikir Induktif
> Digunakan untuk mengembangkan pengetahuan berdasarkan PENGUJIAN suatu
pendapat atas dasar hasil yang diperoleh dari suatu percobaan.
> Penarikan kesimpulan pada logika induktif berdasarkan pengalaman
A POSTERIORI, yaitu pengalaman yang diperoleh kemudian setelah orang mem-
punyai suatu pendapat.
> Contoh logika induktif:
+ ‘Besi dipanaskan memuai’
+ ‘Tembaga dipanaskan memuai’
+ ‘Kuningan dipanaskan memuai’
+ ‘Seng dipanaskan memuai’
--------------------------------------------------------------
Kesimpulan : ‘Semua logam dipanaskan memuai’
> Jadi dalam suatu kajian, logika berpikir induktif digunakan untuk menguji apakah
aksioma yang dipakai itu dapat terus dipertahankan, sehingga penelitian dapat
berkembang baik secara mendalam dan meluas.

Berpikir & Metode Ilmiah 7


III. Metode Penemuan Pengetahuan/Kebenaran
OPEN YOUR EYES (12 I’s) Pendekatan TAK-ILMIAH
1. Intelligence 7. Industrious
2. Interest 8. Intensive observation
• secara kebetulan & coba-coba
3. Imagination 9. Integrity
4. Initiative 10. Inspection
• akal sehat (common sense)
5. Information 11. Indefatigable
6. Inventive 12. Incentive
• secara intuitif
RASA • pendapat otoritas pakar dan
INGIN pikiran kritis
TAHU
• melalui wahyu
• melalui prasangka
PENEMUAN:
PENGETAHUAN Pendekatan ILMIAH
(KEBENARAN)
• metode ilmiah
Berpikir & Metode Ilmiah 8
 Secara kebetulan, temuan pengetahuan yang tidak lain merupakan
takdir Tuhan. Meskipun temuan dengan cara ini tak-ilmiah
namun banyak yang menggemparkan dunia ilmu.
+ temuan kapang Penicillium oleh Alexander Flemming (1928) pada kultur Staphy-
lococcus, selanjutnya menemukan zat anti bakteri.
+ temuan enzim urease oleh J.S. Summers (1926), yang ditemukan pada kristal ure-
ase akibat ekstrak aceton yang didinginkan dalam kulkas.

 Metode akal sehat.-- Akal sehat merupakan konsep penghayatan


atas fakta/fenomena/peristiwa/gejala alam yang menghasilkan
persepsi yang sama bagi semua orang.
+ sumber persepsi yang diambil didasarkan oleh pengalaman-pengalaman BIOLO-
GIS, SOSIOLOGIS, dan PSIKOLOGIS yang pernah dihayati manusia melalui
integrasi/koordinasi PANCA-INDERA, INGATAN, dan KEMAMPUAN NALAR
+ konsepsi bahwa matahari selalu terbit dari timur dan tenggelam di ufuk barat;
+ konsepsi irigasi sebagai input penting untuk budidaya tanaman
+ konsepsi pemupukan sebagai input budidaya tanaman
Berpikir & Metode Ilmiah 9
 Secara intuitif.-- Temuan pengetahuan melalui proses luar sadar atau
melalui renungan, tanpa menggunakan penalaran dan proses ber-
pikir. Metode ini mendasarkan temuan hanya pada keyakinan.
+ dengan metode intuitif sukar diperolah batasan yang cukup tajam antara yang dise-
but BENAR dan yang TIDAK BENAR (KELIRU).
+ didalam menyatakan kebenaran melalui intuitif tidak diperlukan adanya bukti-
bukti, karena bukti-bukti atas kebenaran itu telah terkait di dalamnya.
+ Contoh: intuisi akan terjadinya suatu gejala alam

 Pendapat otoritas pakar.-- Konsep temuan pengetahuan mengacu


pada pandangan atau pendapat seseorang/sekelompok pakar
yang mempunyai otoritas pada suatu bidang kajian.
+ temuan pengetahuan melalui metode otoritas (authoritarian method) dapat dipilah
menjadi pendekatan otoritas dogmatik dan otoritas ilmiah.
+ otoritas dogmatik hanya dimiliki oleh para ahli agama. Temuan pengetahuan
dengan cara ini sulit untuk melacak proses pengambilan kesimpulannya.
+ metode otoritas ilmiah tidak lain dari metode ilmiah (dibahas kemudian tersendiri)
Berpikir & Metode Ilmiah 10
 Melalui wahyu.-- Pengetahuan/kebenaran yang didasarkan kepada
wahyu merupakan kebenaran mutlak atau asasi, yaitu kebenaran
yang datangnya dari Tuhan Yang Mahaesa melalui kitab-kitab
suci agama.
+ salah satu syarat untuk memecahkan masalah melalui metode wahyu adalah adanya
KEYAKINAN dan KEPASRAHAN DIRI dari seseorang kepada Tuhan Yang
Mahaesa, seperti nabi-nabi, para resi, para bikhu.

 Melalui prasangka.-- Konsep temuan pengetahuan mengacu pada


metode akal sehat, namun sangat diwarnai oleh kepentingan
orang yang melakukannya.
+ melalui pendekatan metode prasangka sering melihat hubungan antara dua hal seba-
gai hubungan sebab-akibat yang langsung dan sederhana, padahal sesungguhnya
gejala yang diamati itu merupakan akibat dari berbagai hal.
+ pengetahuan yang diperoleh dengan metode prasangka cenderung ke arah pembuat-
an generalisasi yang terlalu luas dan mengkambinghitamkan sesuatu.
Berpikir & Metode Ilmiah 11
IV. Apa yang disebut METODE ILMIAH?

Metode Ilmiah: suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur me-


lalui prosedur/kaidah/pertimbangan-pertimbangan yang LOGIK,
METODIK (terencana/terorganisasi), SISTEMATIK, dan OB-
YEKTIF.
 bersifat LOGIK.-- Penarikan kesimpulan harus berdasarkan kaidah-kaidah logika
orang sehat, sehingga secara keseluruhan hasil penelitin haruslah masuk akal.
 bersifat METODIK.-- Penelitian harus dilakukan dengan prosedur tertentu, yang ter-
atur, dan terkontrol.
 bersifat SISTEMATIK.-- Penelitian harus dilaksanakan menurut langkah-langkah
(kegiatan) terurut dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan lainnya
terkait, saling menjelaskan, sehingga merupakan suatu kesatuan prosedur yang
utuh.
 bersifat OBYEKTIF.-- Penerimaan ataupun penolakan suatu hipotesis yang dikaji
harus didasarkan atas fakta/data. Data dapat diperoleh dari pengamatan/pengu-
kuran empirik ataupun informasi yang diturunkan berdasarkan logika deduktif.
Berpikir & Metode Ilmiah 12
PERUMUSAN Langkah-langkah
MASALAH Metode Ilmiah
IDENTIFIKASI

PENGENALAN

PENDEFINISIAN

KHASANAH PENYUSUNAN
PENGETAHUAN Penalaran DEDUKSI KERANGKA
ILMIAH Koherensi BERPIKIR
PERUMUSAN HIPOTESIS

PENGUJIAN
HIPOTESIS
Percobaan/Survei DITERIMA ?
Korespondensi

PENGUMPULAN ya
DATA
KESIMPULAN
ANALISIS DATA (GENERALISASI)

Berpikir & Metode Ilmiah 13


V. Kriteria Kebenaran
didasarkan pada:
a. sifat KOHERENSI.-- Suatu pernyataan dianggap BENAR bila per-
nyataan itu bersifat KOHEREN atau KONSISTEN dengan pernyataan-
pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
> ‘Tanaman padi akan mati karena kekurangan air’, pernyataan ini koheren dengan pernyataan
‘Semua tanaman akan mati karena kekurangan air’
> ‘Hasil kedele cenderung akan menurun pada pemupukan di atas dosis optimum’, pernyataan
ini konsisten/koheren dengan pernyataan ‘Pemupukan di atas dosis optimum sering menye-
babkan tanah jenuh hara dan strukturnya menjadi rusak, akibatnya hasil tanaman akan cen-
derung menurun’

b. sifat KORESPONDENSI.-- Suatu pernyataan dianggap BENAR jika


materi pengetahuan yang dikandung pernyataan tersebut berkorespon-
densi (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan
tersebut.
> ‘Proses asimilasi terjadi di daun tanaman’, pernyataan ini BENAR karena dalam kenyataan
proses asimilasi memang terjadi di daun bukan di akar atau di batang tanaman..
Berpikir & Metode Ilmiah 14
> ‘Laju pertumbuhan tanaman akan mulai cenderung menurun setelah mencapai titik belok
kurve tanaman’, pernyataan terjadinya penurunan laju pertumbuhan tanaman memang ber-
kopondensi dengan titik belok kurve. Kalau dinyatakan terjadi di titik lain selain titik belok
maka pernyataan itu menjadi SALAH.

c. sifat PRAGMATIS.-- Suatu pernyataan dianggap BENAR jika pernya-


taan itu atau konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan
praktis dalam kehidupan manusia.

> kriteria pragmatisme ini banyak digunakan ilmuwan dalam menentukan kebenaran ilmiah di-
lihat dalam perspektif waktu. Dengan demikian suatu pernyataan ilmiah yang sekarang di-
anggap BENAR suatu waktu mungkin tidak lagi demikian.
> adanya sifat demikian akan menjadikan adanya sifat ilmu yang ‘kedaluwarsa’.
> pengetahuan ilmiah memang tidak BERUMUR PANJANG

Berpikir & Metode Ilmiah 15

Anda mungkin juga menyukai