Anda di halaman 1dari 5

IDENTIFIKASI KELEMBAGAAN DESA … KECAMATAN …

KABUPATEN …

Nama, Nama, Nama, Nama


NIM, NIM, NIM, NIM
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian-Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang, Jl. Raya
Tlogomas No. 246, Malang, Jawa Timur, Indonesia

ABSTRAK

Kata kunci : Minimal 3

PENDAHULUAN
Pembangunan pertanian Indonesia bertujuan untuk meningkatkan
ketahanan pangan, menyediakan lapangan kerja, mensejahterakan petani, dan
meningkatkan devisa. Oleh karena itu perlu meningkatkan produksi dan nilai
tambah usaha pertanian komoditas yang mencakup tanaman pangan, hortikultura,
tanaman perkebunan, dan peternakan. Salah satu komoditas hortikultura
diantaranya adalah bawang merah yang merupakan komoditas sayuran unggulan.
Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran yang telah
diusahakan sejak lama oleh petani secara intensif. Komoditas bawang merah
merupakan sumber pendapatan dan kesempatan kerja yang memberikan
kontribusi cukup tinggi terhadap perkembangan ekonomi wilayah. Produk
pertanian, termasuk bawang merah masih dihadapkan pada beberapa
permasalahan fluktuasi dan sensitivitas harga yang cukup tinggi, terutama karena
perubahan permintaan dan penawaran. Pada musim tanam petani mengalami
tingginya harga benih bermutu, sedangkan pada saat panen menghadapi
rendahnya harga produk (Prasekti dan Krisanti, 2018).
Produktivitas bawang merah yang tergolong rendah berkaitan dengan
efisiensi produksi. Untuk meningkatkan rendahnya produktivitas bawang merah
maka diperlukan peningkatan efisiensi pada usahatani bawang merah. Kombinasi
penggunaan faktor – faktor produksi akan mempengaruhi besarnya produksi yang
dihasilkan. Penggunaan sarana produksi yang tidak optimal dan tidak efisien
menyebabkan usahatani bawang merah yang dilakukan tidak dapat menuai hasil

1
produksi yang maksimal. Jika produksi yang dihasilkan petani rendah maka akan
berdampak pada rendahnya pendapatan petani (Tristya dkk, 2018).
Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi bawang merah lokal
melalui teknik budidaya adalah dengan pemberian pupuk kandang. Pemberian
pupuk kandang ditujukan untuk memperbaiki sifat fisik tanah, menambah unsur
hara tanah dan meningkatkan aktivitas mikroorganisme dalam tanah. Kebutuhan
tanaman akan pupuk kandang tergantung pada kesuburan tanah, jenis pupuk
kandang, dan iklim, tetapi umumnya tanaman bawang merah membutuhkan
pupuk kandang 10-20 ton/ha (Latarang dan Syukur, 2006).

METODE

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dengan


melakukan survei dan wawancara kepada petani yang melakukan usaha tani
tanaman bawang merah. Metode penentuan responden dilakukan dengan metode
sensus, yaitu mengambil seluruh petani di desa Karangsono K, Kecamatan kalidawir
kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur dengan jumlah sebanyak 5
responden.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara secara langsung kepada responden
menggunakan kuesioner sebagai alat bantu, sedangkan data sekunder diperoleh dari
studi literatur, laporan, serta lembaga/instansi.

PEMBAHASAN

Desa Karangsosno merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan


Kalidawir Kabupaten Tulungagung. Sebagian besar petani di Desa Karangsono
adalah laki-laki dengan tamatan SMP rata-rata berumur 30 tahun. Jenis tanaman
yang banyak di tanam adalah padi, sebagaian ada bawang merah dan jagung.
Rata-rata luas yang ditanami bawang merah adalah 1000-9000 m 2. Petani desa

2
karangsono untuk mengatasi masalah tanaman bawang merah menggunakan
fungisida untuk membasmi jamur , 80 % responden melakukan penyiraman
untuk menjaga kestabilan tanaman agar terhindar dari hama dan penyakit, dan
selalu menjaga pengairan untuk menjaga kelembaban tanah.

Berdasarkan hasil analisis PAM menunjukkan bahwa secara finansial


maupun ekonomis usahatani bawang merah di Kabupaten Tulungagung mampu
memberikan keuntungan. Hal ini mengindikasikan bahwa usahatani bawang
merah masih layak untuk diusahakan. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan
mampu ditutup oleh total penerimaan yang diterima pada tingkat produksi yang
dicapai dan tingkat harga yang berlaku. Keuntungan usahatani secara finansial
lebih tinggi daripada keuntungan ekonomi. Perbedaan ini disebabkan karena
tingkat harga aktual yang diterima petani lebih tinggi daripada harga sosialnya.
Disamping itu, harga privat input tradeable lebih rendah dibanding harga
sosialnya yang terjadi karena adanya subsidi harga pupuk (Prasekti dan Krisanti,
2018).

STRUKTUR ORGANISASI LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KEC

DESA KARANGTALUN KEC. KALIDAWIR KAB. TULUNGAGUNG

KETUA

NARWINTO,S.Pd

WAKIL KETUA

Drs. KHOIRL HIDAYAT

SEKRETARIS
BENDAHARA
HERU PURWANTO
Dra. ISTIKANAH

3
SEKSI SEKSI
SEKSI SEKSI
SEKSI AGAMA KETENTRAMAN PEMBANGUNAN
PENDIDIKAN PEREKONOMIA
DAN KETERTIBAN DAN LINGKUNGAN
H. JAMIL DAN INFORMASI N MASYARAKAT
MASYARAKAT HIDUP
ASY’ARI
SAMSUDIN,S.Pd MARJI
SUJARWOKO PURWAJI

SEKSI SEKSI SEKSI GENERASI MUDA SEKSI PEMBERDAYAAN


KESEHATAN KESEJAHTERAAN PEREMPUAN
DENDIK
ANA ROHANI SURAJI KURNIAWAN,S. P d KHUSNUL KHOTIMAH

Bagan 1. Kelembagaan Desa Karangtalun

4
PENUTUP
Kesimpulan

Saran
Ditujukan kepada Lembaga yg diamati
DAFTAR PUSTAKA
Prasekti, Y. H. (2018). ANALISIS DAYA SAING AGRIBISNIS BAWANG MERAH (Allium
Cepa L.) Di Kabupaten Tulungagung. Jurnal Agribis, 14(1), 1-10.
Tristya, H., Murniati, K., & Affandi, M. I. (2018). Efisiensi Teknis Usahatani Bawang
Merah di Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan. JIIA (Jurnal Ilmu-
Ilmu Agribisnis), 6(3), 222-228.
Latarang, B., & Syakur, A. (2006). Pertumbuhan dan hasil bawang merah (Allium
ascalonicum L.) pada berbagai dosis pupuk kandang. Agroland: Jurnal Ilmu-ilmu
Pertanian, 13(3).

Anda mungkin juga menyukai