Anda di halaman 1dari 9

SEJARAH PERTUMBUHAN, DAN PERKEMBANGAN TAUHID

PADA MASA RASULULLAH, KHULAFAUR RASYIDIN, DAN

PADA ZAMAN SEKARANG

Diajukan untuk memenuhi tugas Tauhid.

Dosen Pengampu:

Drs. H.Muhammad Achyar. M.Si

Disusun Oleh:

Muhammad Noval Fahreza (07020520052)

PRODI ILMU HADITS

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UIN SUNAN AMPEL

2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah SWT. Atas izin-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tak lupa pula kami kirimkan shalawat serta salam
kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta keluarganya, para sahabatnya, dan
seluruh umatnya yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman.Penulisan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Tauhid yang berjudul “Sejarah Pertumbuhan, dan
Perkembangan Tauhid pada masa Rasulullah, Khulafaur Rasyidin, dan pada Zaman
Sekarang”.

Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapatkan bantuan serta bimbingan dari beberapa
pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kami haturkan terima kasih kepada :

1. Drs. H.Muhammad Achyar. M.Si selaku Dosen pengampu Mata Kuliah SPI.
2. Media massa, dan media lainnya yang menjadi sumber atau acuan makalah ini.
3. Semua pihak yang memberikan dukungan yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Akhirul kalam, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu
kami mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi perbaikan makalah di masa mendatang.
Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai pihak. Amiin.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................................................i

Daftar Isi.....................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1

a. Latar Belakang.....................................................................................................................1
b. Rumusan Masalah................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................2

A. Definisi Ilmu Tauhid...........................................................................................................2


B. Sejarah perkembangan Tauhid............................................................................................2
C. Perkembangan ilmu tauhid pada masa Nabi  Muhammad SAW .......................................3
D. Perkembangan Ilmu Tauhid pada masa Khulafaurrasydin..................................................4

BAB III PENUTUP....................................................................................................................5

a. Kesimpulan.....................................................................................................................5
b. Saran ...............................................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................6

ii
BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Inti dari ajaran agama islam adalah dalam kajian ketauhidan. Karena itu dalam berbagai
kitab maupun buku ditegaskan bahwa kewajiban pertama seorang muslim adalah mempelajari
tauhid. Dari kajian tauhid yang secara mendalam dan dibarengi dengan dalil naqli serta dalil aqli,
maka umat islam diharapkan menjadi semakin kuat akidahnya. Agama islam memerlukan tauhid
sebagai dasar keyakinan. Tujuan dibentuknya ilmu tauhid/kalam adalah usaha pemahaman yang
dilakukan para ulama (teolog muslim) tentang akidah islam yang terkandung dalam dalil naqli (Al-
Qur’an dan Hadits). Dan usaha pemahaman itu adalah menetapkan, menjelaskan atau membela
akidah islam, serta menolak akidah yang salah dan yang bertentangan dengan akidah islam.
Tauhid, sebagaimana diketahui, membahas ajaran-ajaran dasar dari agama islam. Setiap orang
yang ingin menyelami seluk beluk agama islam secara mendalam, perlu mempelajari tauhid.
Mempelajari tauhid akan memberi seseorang keyakinan – keyakinan yang berdasarkan pada
landasan kuat, yang tidak mudah di ombang – ambing oleh peredaran zaman.
b. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan dari tauhid ?
2. Bagaimana sejarah perkembangan ilmu tauhid pada masa Nabi Muhammad SAW?
3. Bagaimana sejarah perkembangan ilmu tauhid pada masa Khulafaurrasydin?

1
BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Ilmu Tauhid


ilmu tauhid ialah ilmu yang membicarakan tentang sifat – sifat Allah SWT dan sifat –
sifat para utusanNya yang terdiri dari sifat yang wajib (yang pasti ada), sifat jaiz (yang
mungkin ada) dan sifat yang mustahil (yang tidak ada). Selain itu, juga membicarakan
bagaimana menetapkan kepercayaan – kepercayaan agama Islam dengan dalil – dalil Naqli.
Serta menolak akidah yang salah dan yang bertentangan dengan akidah islam. Dan meyakini
Allah-lah Sang pemberi kehidupan di alam ini. 
B. Sejarah perkembangan Tauhid
Nabi Adam a.s adalah nenek moyang manusia yang pertama. Sejarah tentang Tauhid
dimulai sejak diutusnya Nabi Adam a.s oleh Allah untuk menganjarkan  ketauhidan yang
murni  kepada anak dan cucunya. Ajaran Adam tentang Tauhid yaitu tentang KeEsaan Allah
SWT. Semenjak itulah manusia telah mengetahui dan meyakinkan tentang adanya keEsaan
Allah sebagai sang Pencipta alam semesta ini.
Umat manusia yang telah dibuka hatinya oleh Allah menerima hakikat hidup itu,
menerima dan mematuhi ajaran Nabi Adam. Akan tetapi setelah Nabi Adam wafat, umat pun
kehilangan pembimbing. Mereka pun mulai menyimpang dari ajaran semula dan
meninggalkan sedikit demi sedikit ajarannya sehingga tersesat dari jalan lurus dan  kehidupan
mereka  pun menjadi kacau. Untuk itu Allah mengutus para Nabi dan Rosul untuk
memberikan petunjuk kepada umat manusia.
Nabi Nuh a.s.,diutus sebagai pemimpin dan pengatur manusia yang kacau porak poranda
setelah ditinggalkan oleh Nabi Adam. Sebelum Nabi Nuh a.s pun telah diutus Nabi-Nabi yang
ditugaskan untuk meneruskan ajaran Nabi Adam a.s. Setelah Nabi Nuh wafat, manusia
kembali kehilangan pemimpin dan pengaturnya dan menjadi kacau balau sampai diutusnya
Nabi Ibrahim Oleh Allah SWT . Nabi Ibrahim selain mengajarkan dan memimpin ketauhidan
terhadap Allah juga beliaulah yang mula-mula membawa dan mengajarkan syari’at. Periode
antara Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad masih banyak lagi Nabi-Nabi yang diutus Allah
untuk menjaga ketauhidan dikalangan umat manusia, agar tidak terkikis dari sanubari
manusia. Diantara Nabi-Nabi itu ialah: Nabi Luth a.s, Nabi Ismail a.s, Nabi Ishaq a.s, Nabi

2
Yakub a.s, Nabi Yusuf  a.s, Nabi Musa a.s, Nabi Harun a.s, Nabi Yusa’ a.s, Nabi Daud a.s,
Nabi Sulaiman a.s, Nabi Hud a.s, Nabi Shaleh a.s, Nabi Syu’aib a.s, Nabi Zakaria a.s, Nabi
Yahya a.s, Nabi Ayyub a.s, Nabi Zulkifli a.s, Nabi Isa a.s dan Nabi Muhammad SAW.
Diantara Nabi-Nabi yang dua puluh lima tersebut ada lima orang Nabi yang mendapat julukan
Ulul Azmi yaitu: Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa , Nabi Isa dan Nabi Muhammad SAW.
Semua Nabi-Nabi itu mengajarkan kepada umatnya untuk mentauhidkan dan meyakini bahwa
yang menjadikan alam semesta ini Esa yaitu Allah SWT.
Nabi Musa a.s diutus oleh Allah untuk mengajarkan ketauhidan. Allah menurunkan  kitab
Taurat secara sekaligus kepada Nabi Musa a.s. Taurat itu mengandung syariat atau peraturan-
peraturan Allah yang diturunkan kepada Nabi Musa untuk diamalkan dan berpegang teguh
padanya. Syariat itu telah dijalankan oleh umat Nabi Musa  sebagai petunjuk dan pedoman
hidup mereka sewaktu Nabi Musa masih hidup. Akan tetapi setelah Nabi Musa wafat  bani
Israil atau orang Yahudi lama kelamaan menyimpang dari kitab Taurat sehingga menyebab
kerusakan. Pada masa bani Israil ditinggalkan Nabi Musa, timbul perselisihan dan perubahan-
perubahan atau penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh sebagian  mereka.
Nabi Isa pun diutus oleh Allah sebagai Pendamai dan mengembalikan pada ajaran agama
yang semula, yaitu tentang ke Esaan Allah. Nabi Isa mengajaran ketauhidan dengan
berdasarkan pada kitab yang telah diturunkan oleh Allah yaitu kitab Injil. Di dalam kitab Injil
terkandung: nasihat-nasihat,petunjuk-petunjuk terhadap orang yang mengimaninya. Nabi Isa
secara terus menerus menyiarkan agama tauhid serta mendamaikan umatnya walaupun
mendapat rintangan-rintangan dari bani Israil. Dengan kebencian orang-orang Yahudi, mereka
berniat untuk membunuh Nabi Isa. Akan tetapi Allah melindungi Nabi Isa dengan
menyamarkan orang yahudi . Orang Yahudi itu menangkap salah seorang dari mereka yang
telah diubah wajahnya mirip dengan Nabi Isa. Nabi Isa pun diangkat oleh Allah.
Setelah ditinggalkan Nabi Isa (menurut kepercayaan orang-orang Nasrani), sedikit demi
sedikit mulai berubah ketauhidannya sehingga umat menyimpang dari ajaran semula dan
terlepas dari dasar-dasar ketauhidan yang murni. 
C. Perkembangan ilmu tauhid pada masa Nabi  Muhammad SAW
Masa Rasulullah SAW adalah masa menyusun peraturan-peraturan, menetapkan pokok-
pokok akidah, menyantukan umat islam dan membangun kedaulatan islam. Masa ini para

3
muslim kembali kepada Rasul sendiri untuk mengetahui dasar-dasar agama dan hukum-
hukum syari’ah. Mereka disinari oleh nur wahyu dan petunjuk-petunjuk Al-qur’an.
Rasulullah menjauhkan para umat dari segala hal yang menimbulkan perpecahan dan
perbedaan pendapat.tidak dapat diragukan lagi bahwa perdebatan dalam masalah akidah
adalah sebab utama perpecahan dan perbedaan pendapat. Masing-masing pihak senantiasa
berusaha mempertahankan kebenaran pendapatnya dengan dalil-dalil, sebagaimana telah
terjadi dalam agama-agama sebelum Islam. Rasulullah mengajak kaum muslimin untuk
mentaati Allah swt dan RasulNya serta menghindari dari perpecahan yang menyebabkan
timbulnya kelemahan dalam segala bidang sehingga menimbulkan kekacauan. Seperti firman
Allah:
َّ ‫ َع‬LLLLL‫ُو اِ ّن هّللا َ َم‬Lْ ‫بِر‬LLLLL‫اص‬
‫بِ ِري َ ِْن‬LLLLL‫الص‬ ْ ‫م َو‬Lْ ‫َب ِر ْي ُح ُك‬ ْ ‫ َوت‬L‫لُوْ ا‬LLLLL‫وْ لَهُ َوالَتَنَازَ ُعوْ افَتَ ْف َش‬LLLLL‫ َو َر ُس‬Lَ ‫َواَ ِط ْيعُوْ اهَّللا‬
َ ‫ذه‬LLLLLَ
Artinya:“ Dan taatilah Allah dan RasulNya dan janganlah kamu saling berbantah yang
menyebabkan kamu gagal dan hilanglah kekuatanmu serta bersabarlah, sesungguhnya Allah
berada bersama-sama orang yang sabar.”(QS.Al-Anfal : 46)
Bila terjadi perdebatan haruslah dihadapi dengan nasihat dan peringatan. Berdebat
dengan cara baik dan dapat menghasilkan tujuan dari perdebatan, sehingga terhindar dari
pertengkaran.
D. Perkembangan Ilmu Tauhid pada masa Khulafaurrasydin
Setelah Rosulullah SAW wafat dalam masa khalifah pertama dan kedua, umat islam tidak
sempat membahas dasar-dasar akidah, karena mereka sibuk menghadapi musuh dan berusaha
mempertahankan kesatuan dan persatuan umat. Tidak pernah terjadi perbedaan dalam bidang
akidah. Mereka membaca dan memahamkan Alqur’an tanpa mencari takwil bagi ayat-ayat
yang mereka baca. Mereka mengikuti perintah Alqur’an dan mereka menjahui larangannya.
Mereka mensifatkan Allah dengan apa yang Allah sifatkan sendiri. Dan mereka mensucikan
Allah dari sifat-sifat yang tidak layak bagi keagungan Allah. Apabila mereka menghadapi
ayat-ayat yang mutasyabihat mereka mengimaninya dengan menyerahkan pentakwilannya
kepada Allah sendiri.
    Dimasa khalifah ketiga akibat terjadi kekacauan politik yang diakhiri dengan terbunuhnya
khalifah usman umat islam menjadi terpecah menjadi beberapa golongan dan partai, barulah
dari masing-masing partai dan golongan-golongan itu berusaha mempertahankan
pendiriannya dengan perkataan, usaha dan terbukalah pintu takwil bagi nash-nash alqur’an

4
dan terjadilah pembuatan riwayat-riwayat palsu. Karena itu pembahasan mengenai akidah
mulai subur dan berkembang selangkah demi selangkah dan kian kian membesar dan meluas.

BAB III PENUTUP


a. Kesimpulan
Pada  dasarnya  setiap  manusia  mempunyai  fitrah  berupa kepercayaan terhadap adanya
Tuhan. Para ahli Tafsir mengatakan, fitrah artinya ciptaan atau kejadian yang asli. Kalau ada
manusia kemudian tidak beragama tauhid berarti telah terjadi penyimpangan dari fitrahnya.
Hal ini disebabkan oleh pengaruh lingkungan tempat ia hidup, pemikiran yang menjauhkan
dari agama tauhid dan sebagainya. Karena naluri beragama tauhid merupakan fitrah maka
ketauhidan dalam diri seseorang telah ada sejak ia dilahirkan, untuk menyalurkan dan
memantapkan naluri itu, Allah SWT mengutus Nabi atau Rasul yang memberikan bimbingan
dan petunjuk ke jalan yang benar sehingga manusia terhindar dari kesesatan.
Tauhid tidak hanya sekedar diketahui dan dimiliki oleh Seseorang, tetapi lebih dari itu, ia
harus dihayati dengan baik dan benar, kesadaran  seseorang akan tugas dan kewajiban sebagai
hamba Allah akan muncul dengan sendirinya. Hal ini nampak dalam hal pelaksanaan ibadat,
tingkah laku, sikap, perbuatan, dan perkataannya sehari-hari. Maksud dan tujuan tauhid
bukanlah sekedar mengakui bertauhid saja tetapi lebih jauh dari itu.
b. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua, walaupun penulis disini
menyadari masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Oleh karena itu masukan dan
saran dari dosen dan teman-teman sekalian sangat bermanfaat untuk kemajuan makalah ini.

5
DAFTAR PUSTAKA
http://yenie-oey.blogspot.com/2013/05/sejarah-perkembangan-ilmu-tauhid.html
https://www.slideshare.net/RoisMansur/makalah-tauhid-kelompok-satu
https://memetkoplak.wordpress.com/2012/04/21/sejarah-pertumbuhan-dan-perkembangan-
ilmu-tauhid/
https://media.neliti.com/media/publications/118344-ID-none.pdf

Anda mungkin juga menyukai