“PEMERIKSAAN AUDIT 3”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Auditing
Dosen Pengampu: Samsul Rosadi, S. Pd., M. Si.
Disusun Oleh:
1. Rizki Nur Rohman (195221160)
2. Anita Puji Lestari (195221174)
3. Novia Anggraini (195221188)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang mana telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
serta pertolongan untuk dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Tidak
lupa saya ucapkan banyak terimakasih kepada orang tua kami yang senantiasa selalu
mendoakan dan mendukung kegiatan dan segala tugas-tugas kuliah kami.
Terimakasih kepada Bapak Dosen Samsul Rosadi, S. Pd., M. Si. yang telah
memberikan arahan dan juga waktu untuk kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu. Sholawat serta salam tidak lupa kami haturkan kepada junjungan Nabi besar kita
Nabi Muhammad SAW yang selalu kita rindukan dan harapkan syafa’atnya di yaumul
kiyamah . Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas auditing dari Bapak Dosen Samsul
Rosadi, S. Pd., M. Si. yang berjudul “Pemeriksaan Audit 3” dan juga untuk memperdalam
ilmu pengetahuan kami dan juga teman-teman yang lain dalam Pengetahuan dan Pemahaman.
Dengan segala keterbatasan yang ada sebagai penulis kami sudah berusaha dengan
segala daya dan upaya untuk menyelesaikan makalah ini. kami menyadari bahwasannya
makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami sangat membutuhkan kritik dan
saran yang membangun kepada pembaca agar kami dapat belajar dari kesalahan dan dapat
menyempurnakan makalah ini. Atas kritrik dan sarannya kami ucapkan banyak terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
ii
JUDUL........................................................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
A. Pemeriksaan Liabilitas Jangka Pendek.................................................................................2
1. Sifat dan contoh liabilitas jangka pendek....................................................................2
2. Tujuan pemeriksaan (audit objectives) liabilitas jangka pendek.................................4
3. Prosedur pemeriksaan liabilitas jangka pendek...........................................................5
B. Pemeriksaan Liabilitas Jangka Panjang................................................................................7
1. Sifat dan contoh liabilitas jangka panjang...................................................................7
2. Tujuan Pemeriksaan Liabilitas Jangka Panjang........................................................10
3. Prosedur Pemeriksaan Liabilitas Jangka Panjang.....................................................11
C. Pemeriksaan Ekuitas.............................................................................................................14
1. Sifat dan Contoh Ekuitas...........................................................................................14
2. Tujuan pemeriksaan ekuitas......................................................................................17
3. Audit prosedur yang disarankan................................................................................17
BAB III PENUTUP................................................................................................................21
A. Kesimpulan............................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan
sistematis, terhadap laporan keuangan yang disusun oleh manajemen beserta catatan-
catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya yang dilakukan oleh pihak
independen dengan tujuan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan yang diperiksa (Agoes, 2014). Dalam laporan keuangan perusahaan ini
mencakup elemen liabilitas jangka pendek, liabilitas jangka panjang, dan ekuitas.
Pemahaman mengenai prosedur pemeriksaan elemen-elemen dalam laporan
keuangan juga diperlukan, sebab prosedurnya berbeda antara satu dengan yang
lainnya. Oleh sebab itu, penyusun tertarik untuk membahas dan meneliti lebih lanjut
mengenai prosedur pemeriksaan kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang
lainnya, surat berharga dan investasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prosedur dari pemeriksaan liabilitas jangka pendek?
2. Bagaimana prosedur dari pemeriksaan liabilitas jangka panjang?
3. Bagaimana prosedur dari pemeriksaan ekuitas?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan liabilitas jangka pendek.
2. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan liabilitas jangka panjang.
3. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan ekuitas.
1
BAB II
PEMBAHASAN
3
Yaitu biaya yang sudah terjadi dan menjadi bebab periode yang
diperikasa, tetapi baru akan dilunasi dalam periode berikutnya. Misalnya
biaya gaji, biaya listrik, telepon, air, dan lain-lain.
f. Voucher Payable
g. Hutang Deviden
h. Pendapan yang diterima dimuka
i. Uang Muka Penjualan
j. Hutang Pemegang Sahajtohm
k. Hutang Leasing yang jatoh tempo satu tahun yang akan dating
l. Hutang Bunga
m. Hutang Perusahaan Afiliasi (Hutang dalam rangka hubungan khusus)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memeriksa liabilitas jangka
pendek, adalah sebagai berikut:
a. Kecenderungan perusahaan untuk mencatat kewajiban lebih rendah dari
yang sebenarnya (understatement of liabilities) dengan tujuan untuk
melaporkan laba lebih besar dari jumlah yang sebenarnya. Untuk itu
auditor harus melakukan prosedur yang disebut searching of unrecorded
liabilities, dengan cara memeriksa pembayaran sesudah tanggal laporan
posisi keuangan.
b. Perbedaan accounts payable dan accrued expenses. Accounts
payablememiliki angka lebih pasti, karena perusahaan mencatat
4
Untuk meyakini bahwa utang dalam mata uang asing per tanggal nerca, sudah
dikonveksikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI dan
Selisih kurs dibebankan pada rugi laba tahun berjalan.
Untuk menyakinkan bahwa biaya bunga dan bunga yang terutang dari
liabilitas jangka pendek telah dicatat per tanggal neraca.
Untuk menyakinkan bahwa bunga liabilitas jangka pendek yang tercatat pada
tanggal neracabetul telah terjadi, dihitung secara akurat dan merupakan beban
perusahaan.
Untuk menyakinkan bahwa semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah
diikuti oleh perusahaan sehingga tidak terjadi bank default (right and
obligation).
Untuk penyajian current liabilities dalam neraca dan catatan laporan keuangan
telah sesuai dengan SAK.
5
per tanggal neraca dan untuk menyakinkan diri mengenai kewajaran saldo
utang per tanggal neraca.
Seandainya ada utang kepada bank baik dalam bentuk kredit modal kerja,
kredit investasi, maupun kredit overdraft, maka kirim konfirmasi ke bank,
periksa surat perjanjian kreditnya dan buatkan excerpt dari perjanjian kredit
tersebut, dan periksa otorisasi dari direksi untuk perolehan kredit bank
tersebut.
Seandainya ada utang dari pemegang saham atau dari direksi atau dari
perusahaan afiliasi, yang harus dilunasi dalam waktu satu tahun yang akan
datang, harus dikirim konfirmasi, periksa perjanjian kreditnya dan periksa
apakah ada pembebanan bunga atas pinjaman tersebut.
Seandainya ada utang leasing, periksa apakah pencatatannya sudah sesuai
dengan standar akuntansi sewa, dan apakah bagian yang jatuh tempo dalam
waktu satu tahun yang akan datang sudah dicatat sebagai utang jangka pendek.
Periksa perhitungan dan pembayaran bunga, apakah sudah dilakukan secara
akurat dan tiap jumlah beban bunga tersebut dengan jumlah yang tercantum
pada laporan rugi laba. Perhatikan juga aspek pajaknya.
Seandainya ada saldo debit dari utang usaha maka harus ditelusuri apakah ini
merupakan uang muka pembelian atau karena adanya pengembalian barang
yang dibeli tetapi sudah dilunasi sebelumnya. Kalau jumlahnya besar harus
direklasifikasikan sebagai piutang.
Seandainya ada uang muka penjualan per tanggal neraca, periksa bukti
pendukungnya dan periksa apakah saldo tersebut sudah diselesaikan diperiode
berikutnya misalnya dengan megirimkan barang yang dipesan oleh pembeli.
Seandainya ada kredit jangka panjang , harus diperiksa apakah bagian yang
jatuh tempo satu tahun yang akan datang sudah direklasifikasikan sebagai
utang jangka pendek.
Seandainya ada kewajiban dalam mata uang asing, periksa apakah saldo
tersebut per tanggal neraca telah dikonversikan kedalam rupiah dengan
menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal neraca, dan selisih kurs
yang terjadi dibebankan pada rugi laba tahun berjalan.
Untuk utang PPh 21 dan PPN periksa apakah utang tersebut sudah dilunasi
pada periode berikutnya. Seharusnya hutang PPh 21 dan PPN per 31
6
Desember dilunasi dibulan Januari tahun berikutnya. Sedangakan untuk PPh
Badan harus diperiksa apakah pada waktu mengisi dan memasukan SPT PPh
Badan, perusahaan telah membayar PPh 29.
Periksa dasar perhitungan accrued expense yang dibuat oleh perusahaan,
apakah reasonable dan konsisten dasar perhitungan tahun sebelumnya. Selain
itu harus diperiksa pembayaran sesudah tanggal neraca.
Periksa notulen rapat direksi, pemegang saham dan perjanjian-perjanjian yang
dibuat perusahaan dengan pihak ketiga, untuk mengetahui apakah semua
kewajiban yang tercantum dalam notulen dan perjanjian tersebut sudah dicatat
per tanggal neraca.
Kirim konfirmasi kepada penasihat hukum perusahaan.
Periksa apakah penyajian utang jangka pendek di neraca dan catatan atas
laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK).
8
Coupon Bonds atau Bearer Bonds (Obligasi atas unjuk yang tidak
mencantumkan nama pemilik di sertifikat obligasinya, sehingga tidak
perlu di-endorse pada saat dipindahtangankan).
Term Bonds (Obligasi yang seluruhnya jatuh tempo pada suatu tanggal
tertentu.
Serial Bonds (Obligasi yang tanggal jatuh temponya bertahap pada
beberapa tanggal tertentu).
Convertible Bonds (Obligasi yang bisa ditukar dengan surat berharga).
Callable Bonds (Obligasi yang memberikan hak kepada perusahaan
yang mengeluarkan obligasi tersebut, untuk melunasi obligasi tersebut
sebelum tanggal jatuh temponya).
Secured Bonds (Obligasi yang dijamin dengan harta perusahaan).
c. Wesel Bayar (Promissory Notes/Pronotes) yang jatuh temponya lebih dari
satu tahun.
Yakni suatu pernyataan tertulis dari debitur bahwa ia berjanji untuk
membayar sejumlah tertentu, pada tanggal tertentu, dengan
memperhitungkan tingkat bunga tertentu.
d. Utang kepada pemegang saham atau perusahaan induk (Holding
Company) atau Perusahaan Afiliasi (Affiliated Company).
Biasanya diberikan untuk membantu perusahaan anak atau
perusahaan afiliasi yang baru mulai beroperasi dan membutuhkan
pinjaman (pinjaman tersebut bisa dikenakan bunga , bisa juga tidak).
e. Utang Subordinasi (Subordinatde Loan)
Yakni utang dari pemegang saham atau perusahaan induk, yang
mempunyai beberapa sifat:
tanpa bunga
baru dibayar kembali pada saat perusahaan telah mempunyai
kemampuan untuk membayar kembali utangnya.
mempunyai kemungkinan untuk dialihkan sebagai setoran modal
f. Bridging Loan
Yaitu pinjaman sementara yang akan dikembalikan jika kredit
investasi yang dibutuhkan perusahaan sudah diperoleh. Tingkat bunga
9
biasanya lebih tinggi dari tingkat bunga pasar dan bisa berupa short term
loan atau long term loan.
g. Utang Leasing (Utang dalam Rangka Sewa Guna)
Adalah utang yang diperoleh dari perusahaan leasing untuk pembelian
aset tetap (dalam bentuk capital lease atau sales and lease back) dan
biasanya dicicil dalam jangka panjang.
12
Amortisasi atas keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan harus
dilakukan secara proporsional dengan biaya amortisasi aktiva yang disewa
guna usaha apabila leaseback merupakan capital lease atau secara
proporsional dengan biaya sewa apabila leaseback merupakan operating
lease.
Selain itu PSAK No 30 juga mengatur mengenai pelaporan dan
pengungkapan transaksi sewa guna usaha dalam bentuk capital lease oleh
penyewa guna usaha sebagai berikut :
Aktiva yang di sewa guna usaha dilaporkan sebagai bagian aktiva tetap
dalam kelompok tersendiri. Kewajiban sewa guna usaha yang
bersangkutan harus disajikan terpisah dari kewajiban lainnya.
Pengungkapan yang layak harus dicantumkan dalan catatan atas laporan
keuangan mengenai halhal sebagai berikut :
Jumlah pembayaran sewa guna usaha yang harus dibayar paling tidak
untuk dua tahun berikutnya.
Penyusutan aktiva yang disewa guna usahakan yang dibebankan dalam
tahun berjalan.
Jaminan yang diberikan sehubungan dengan transaksi sewa guna usaha.
Keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan beserta amortisasinya
sehubungan dengan transaksi sales and leaseback.
Ikatanikatan penting yang dipersyaratkan dalam perjanjian sewa guna
usaha (major covenants).
Periksa apakah ada bagian dari hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam
waktu satu tahun yang akan datang, sehingga harus direklasifikasi sebagai hutang
jangka pendek.
C. Pemeriksaan Ekuitas
13
menambah saldo modal, kerugian yang diderita dalam satu periode dan
pengambilan prive akan mengurangi saldo modal.
Dalam suatu firma (partnership) modal terdiri atas modal lbih dari satu partner.
Modal masing-masing partner akan bertambah dengan adanya pembagiaan laba
atau tambahan setoran modal dan akan berkurang dengan adanya pembagian
kerugian atau pengambilan prive.
Dalam badan hukum yang berbentuk koperasi, modal pokoknya adalah
simpanan pokok anggota yang tak dapt dipindahtangankan dan dapat diambil
kembali pada saat seorang anggota mengundurkan diri. Kekayaan bersih koperasi
adalah simpanan pokok, simpanan lain, pinjaman-pinjaman, penyisihan hasil
usaha termasuk cadangan.
Menurut SAK ETAP (IAI, 2009:103)
Ekuitas sebagai bagian hak pemilik dalam entitas harus dilaporkan
sedemikian rupa sehingga memberikan informasi mengenai sumbernya secara
jelas dan disajikan sesuai dengan peraturan perundangan dan akta pendirian
yang berlaku.
Perseroan Terbatas (PT)
Modal perseroan terbatas terdiri atas saham. Tanggung jawab persero
terbatas pada jumlah modal saham yang disetor jika perseroan terbatas telah
disahkan menteri kehakiman dan HAM.
Jika pemegang instrument keuangan tidak mempunyai hak keuangan
masa depan pada penerbit instrument, namun berhak secara proporsional atas
deviden atau distribusi berlandaskan ekuitas, maka instrument tersebut
digolongkan sebagai ekuitas. Instrument keuangan yang tidak mengandung
pemaksaan kewajiban keuangan pada saat entitas dalam kondisi kurang
menggemberikan, digolongkan sebagai ekuitas.
Akuntansi Ekuitas untuk badan usaha berbentuk PT
Modal saham meliputi saham preferen, saham biasa dan akun tambahan
modal disetor. Pos modal lainnya seperti modal yang berasal dari sumbangan
dapat disajikan sebagai bagian dari tambahan modal disetor.
Unsur penambahan modal disetor PT
Akun tambahan modal disetor terdiri atas berbagai macam unsur
penambahan modal, harga seperti agio saham, tambahan modal dari perolehan
14
kembali saham dengan harga yang lebih rendah dari jumlah yang diterima
pada saat pengeluaran, tambahan modal dari penjualan saham yang diperoleh
kembali dengan harga diatas jumlah yang dibayarkan pada saat perolehannya,
tambahan modal dari perbedaan kurs modal disetor dan sebagainya. Akun
tambahan modal disetor tidak boleh atau dikreditkan dengan pos laba atau
rugi.
Dalam badan hukum yang berbentuk PT, permodalannya terdiri atas berikut:
1) Modal menurut akta pendirian yang telah disahkan Menteri Kehakiman
a. Modal dasar
b. Modal ditempatkan
c. Modal disetor
2) Treasury Stock (saham perusahaan yang sudah beredar lalu dibeli kembali
oleh perusahaan)
3) Premium (agio) atau discount (disagio) dari penjualan saham baik saham
biasa maupun saham preferen
4) Selisih kurs atas modal disetor
5) Selisih penilaian kembali aset tetap, untuk perusahaan yang melakukan
revaluasi aset tetap berdasarkan peraturan pemerintah
6) Retained earnings (saldo laba/sisal aba tahun lalu) atau deficit/accumulated
losses (sisa rugi tahun lalu)
Beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai pemeriksaan ekuitas
adalah sebagi berikut:
1) Jika akta pendirian suatu PT blum mendapat pengesahan dari menteri
hokum dan HAM menurut UU PT yang baru (no. 1 tahun 1995, yang
mulai berlaku pada tanggal 7 Maret 1996), transaksi hukum perusahaan
(perjanjianperjanjian yang dibuat perusahaan) belum dianggap sah.
2) Modal disetor dan modal ditempatkan tidak dapat melebihi modal dasar.
Jika modal disetor melebihi modal dasar maka harus dilakukan perubahan
akta pendirian yang harus disahkan melebihi modal dasar maka harus
dilakukan perubahan akta pendirian yang harus disahkan oleh menteri
hukum dan HAM
3) Modal yang tercantum di neraca adalah modal yang disetor
4) Tujuan pembelian kembali saham (treasury stock) adalah:
15
a. Untuk meningkatkan harga pasar saham perusahaan
b. Untuk dibagikan sebagai saham bonus kepada para manajr dan
pegawai perusahaan.
5) Jika akumulasi suatu kerugiaan mencapi 50% dari modal disetor,
perusahaan harus melaporkan hal tersebut ke pengadilan negeri untuk
diumumkan dalam berita Negara.
6) Menurut SAK aset tetap harus dicatat/disajikan dalam laporan posisi
keuangan yang berdasarkan harga perolehannya
7) Adjustment ke retained earnings (deficit) hanya diperbolehkan jika
menyangkut laba rugi tahun lalu yang jumlahnya material (besar) atau
menyangkut pembayaran pajak yang berasal dari STP atau SKP walaupun
jumlahnya kecil.
8) Setoran saham dalam bentuk barang (inbreng), harus menggunakan nilai
wajar aset bukan kas yang diserahkan (disetor), yaitu nilai appraisal yang
disetuji dewan komisaris untuk PT yang sahamnya terdaftar di bursa efek,
atau nilai yang disepakati oleh dewan komisaris dn penyetor bentuk
barang.
9) Waktu yang dibutuhkan dalam pemeriksaan permodalan biasanya tidak
banyak, kecuali jika:
a. Prusahaan banyak membuata koreksi retained earnings (deficit),
sehingga auditor harus memeriksa koreksi tersebut secara rinci
b. Perusahaan dalam proses go public
16
d. Untuk memeriksa apakah perubahan terhadap ekuitas telah mendapat otorisasi
baik dari pejabat perusahaan yang berwenang (direksi,dewan komisaris), rapat
e. umum pemegang saham (RUPS) maupun dari instansi pemerintah.
f. Untuk memeriksa apakah setiap perubahan pada retained earnings atau
accumulated losses didukung oleh bukti-bukti yang sah.
g. Untuk memeriksa apakah penyajian permodalan di laporan posisi keuangan
neraca) sesuai dengan SAK dan hal-hal yang penting sudah diungkapkan
dalam catatan atas laporan keuangan.
18
Bila terdapat lebih dari satu jenis saham, hak preferen dari suatu
golongan saham atas deviden dan pelunasan modal pada saat likuidasi
dicantumkan dalam laporan keuangan.
Dalam hal terdapat tunggakan dividen atas saham preferen dengan hak
dividen kumulatif, jumlah tunggakan tiap saham dan jumlah keseluruhan
dividen periode sebelumnya diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan.
Perubahan atas modal yang ditanam dalam tahun berjalan diungkapkan
dalam catatan atas laporan keuangan.
Modal disajikan dalam neraca setelah kewajiban. Bentuk penyajiannya
sesuai akta pendirian badan usaha tersebut, misalnya saham adalah penyertaan
modal dalam kepemilikan PT.
Penyajian dan pengungkapan saldo laba
Saldo laba menunjukkan akumulasi hasil usaha periodic setelah
memperhitungkan pembagian dividend an koreksi laba rugi periode lalu. Akun
ini dinyatakan terpisah dari akun modal saham. Seluruh saldo laba dianggap
bebeas untuk dibagikan sebagai dividen, kecuali jika diberikan indikasi
mengenai pembatasan saldo laba, misalnya dicadangkan untuk perluasan
pabrik atau untuk memenuhi ketentuan regulasi maupun ikatan tertentu. Saldo
laba yang tersedia untuk dibagikan sebagai deviden karena pembatasan-
pembatasan tersebut, dilaporkan dalam akun tersendiri yang menggambarkan
tujuan pencadangan termaksud; pembatasan-pembatasan yang diungkapkan
dalam catatan atas laporan keuangan.
Saldo laba tidak boleh dibebani atau dikreditkan dengan pos-pos yang
seharusnya diperhitungkan pada laporan laba rugi periode berjalan.
Pengungkapan saldo laba meliputi berikut ini:
a. Pengungkapan penjatahan (apropriasi) dan pemisahan saldo laba,
menjelaskan jenis penjatahan dan pemisahan, tujuan penjatahan dan
pemisah saldo laba, serta jumlahnya. Perubahan akun-akun penjatahan
atau pemisahan saldo laba juga diungkapkan.
b. Peraturan, perikatan, batasan, dan jumlah batasan di sekitar saldo laba,
diungkapkan. Misalnya selama perjanjian kredit berlangsung, entitas tidak
diizinkan membagi saldo tanpa seizing kreditur.
19
c. Koreksi masa lalu, baik bruto maupun neto setelah pajak
d. Pengungkapan jumlah deviden dan deviden per lembar saham,
pengungkapan, keterbatasan saldo laba tersedia bagi deviden
e. Tunggakan deviden, jumlah maupun tunggakan per lembar saham
f. Pengungkapan deklarasi deviden setelag tanggal laporan posisi keuangan
(neraca), sebelum tanggal penyelesaian laporan keuangan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam liabilitas jangka pendek perusahaan mempunyai kecenderungan untuk
mencatat kewajibannya lebih rendah dari yang sebenarnya dengan tujuan untuk
melaporkan laba lebih bersih dari jumlah yang sebenarnya. Oleh karena itu liabilitas
jangka pendek yang tercantum dilaporan posisi keuangan (neraca) harus didukung
oleh bukti – bukti yang lengkap dan berasal dari transaksi yang betul – betul terjadi.
Jika liablitas jangka pendek berupa utang deviden, maka harus didukung oleh notulen
rapat umum pemegang saham yang memberikan otorisasi untuk pembagian deviden.
Kewajiban Jangka Panjang adalah kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga,
yang harus dilunasi dan jatuh temponya lebih dari satu tahun atau setelah tanggal
neraca. Keberadaan dan Keterjadian Auditor membuktikan apakah saldo hutang
20
jangka panjang mencerminkan kepentingan transaksi yang berkaitan dengan hutang
jangka panjang selam tahun yang diaudit.
Dari segi perusahaan, modal merupakan kewajiban perusahaan kepada pemilik
perusahaan. Sedangkan dari segi pemilik perusahaan, modal adalah bagian dari hak
pemilik atas kekayaan bersih perusahaan (harta dikurangi kewajiban).
Dalam badan hukum yang berbentuk koperasi, modal pokoknya adalah simpanan
pokok anggota yang tidak dapat dipindahtangankan dan dapat diambil kembali pada
saat seseorang anggota mengundurkan diri. Salah satu tujuan dari pemeriksaan ekuitas
adalah untuk memeriksa apakah penyajian ekuitas di neraca dan catatan atas laporan
keuangan sudah sesuai dengan SAK.adapun prosedur yang penting dalam
pemeriksaan ekuita adalah kesimpulan mengenai kewajaran ekuitas.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, S. (2017). Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik Edisi
5 Buku 2. Jakarta: Salemba Empat .
21