Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI DAN KONTROL

BIOSISTEM

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Instrumentasi dan Kontrol


Biosistem

Oleh:

Nama : Ikmal Maulana Ishaq


NIM : 201710201035
Kelas : TEP – C
Acara : VI (Dioda)
Asisten : Eustolia dyah

LABORATORIUM ENERGI, OTOMATISASI, DAN INSTRUMENTASI


PERTANIAN
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dioda merupakan komponen elektronika non-linier yang sederhana. Struktur
dasar dioda berupa bahan semikonduktor type P yang disambung dengan bahan
type N. Pada ujung bahan type P dijadikan terminal Anoda (A) dan ujung lainnya
katoda (K), sehingga dua terminal inilah yang menyiratkan nama dioda. Operasi
dioda ditentukan oleh polaritas relatif kaki Anoda terhadap kaki Katoda.
Karakteristik dioda terdiri atas kurva maju dan kurva mundur. Pada bias maju
arus mengalir dengan besar sedangkan pada bias mundur yang mengalir hanya
arus bocor kecil.
1.2 Rumusan Masyalah
1.
1.3 Tujuan
Memberikan pengertian tentang penerapan dioda sebagai penyearah arus
listrik.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DIODA
Dioda sebagai salah satu komponen aktif sangat popular digunakan dalam
rangkaian elektronika, karena bentuknya sederhana dan penggunaannya sangat
luas. Ada beberapa macam rangkaian dioda, diantaranya : penyearah setengah
gelombang (Half-Wave Rectifier), penyearah gelombang penuh (Full-Wave
Rectifier), rangkaian pemotong (Clipper), rangkaian penjepit (Clamper) maupun
pengganda tegangan (Voltage Multiplier).

Anoda & Katoda


Sisi Positif (P) disebut Anoda dan sisi Negatif (N) disebut Katoda. Lambang
dioda seperti anak panah yang arahnya dari sisi P ke sisi N. Karenanya ini
mengingatkan kita pada arus konvensional dimana arus mudah mengalir dari sisi
P ke sisi N. Dioda terbagi atas beberapa jenis antara lain : ¾ Dioda germanium ¾
Dioda silikon ¾ Dioda selenium ¾ Dioda zener ¾ Dioda cahaya (LED) Dioda
termasuk komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor. Beranjak
dari penemuan dioda, para ahli menemukan juga komponen turunan lainnya yang
unik. Dioda memiliki fungsi yang unik yaitu hanya dapat mengalirkan arus satu
arah saja. Struktur dioda tidak lain adalah sambungan semikonduktor P dan N.
Satu sisi adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang lain adalah
tipe N. Dengan struktur demikian arus hanya akan dapat mengalir dari sisi P
menuju sisi N.
Sambungan PN dengan sedikit porsi kecil yang disebut lapisan deplesi
(depletion layer), dimana terdapat keseimbangan hole dan elektron. Seperti yang
sudah diketahui, pada sisi P banyak terbentuk hole-hole yang siap menerima
elektron sedangkan di sisi N banyak terdapat elektron-elektron yang siap untuk
bebas merdeka. Lalu jika diberi bias positif, dengan arti kata memberi tegangan
potensial sisi P lebih besar dari sisi N, maka elektron dari sisi N dengan serta
merta akan tergerak untuk mengisi hole di sisi P. Tentu kalau elektron mengisi
hole disisi P, maka akan terbentuk hole pada sisi N karena ditinggal elektron. Ini
disebut aliran hole dari P menuju N, Kalau menggunakan terminologi arus listrik,
maka dikatakan terjadi aliran listrik dari sisi P ke sisi N.
Dioda sebagai salah satu komponen aktif sangat popular digunakan dalam
rangkaian elektronika, karena bentuknya sederhana dan penggunaannya sangat
luas. Ada beberapa macam rangkaian dioda, diantaranya : penyearah setengah
gelombang (Half-Wave Rectifier), penyearah gelombang penuh (Full-Wave
Rectifier), rangkaian pemotong (Clipper), rangkaian penjepit (Clamper) maupun
pengganda tegangan (Voltage Multiplier).

Anoda & Katoda


Sisi Positif (P) disebut Anoda dan sisi Negatif (N) disebut Katoda. Lambang
dioda seperti anak panah yang arahnya dari sisi P ke sisi N. Karenanya ini
mengingatkan kita pada arus konvensional dimana arus mudah mengalir dari sisi
P ke sisi N. Dioda terbagi atas beberapa jenis antara lain : ¾ Dioda germanium ¾
Dioda silikon ¾ Dioda selenium ¾ Dioda zener ¾ Dioda cahaya (LED) Dioda
termasuk komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor. Beranjak
dari penemuan dioda, para ahli menemukan juga komponen turunan lainnya yang
unik. Dioda memiliki fungsi yang unik yaitu hanya dapat mengalirkan arus satu
arah saja. Struktur dioda tidak lain adalah sambungan semikonduktor P dan N.
Satu sisi adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang lain adalah
tipe N. Dengan struktur demikian arus hanya akan dapat mengalir dari sisi P
menuju sisi N.

Sambungan PN dengan sedikit porsi kecil yang disebut lapisan deplesi


(depletion layer), dimana terdapat keseimbangan hole dan elektron. Seperti yang
sudah diketahui, pada sisi P banyak terbentuk hole-hole yang siap menerima
elektron sedangkan di sisi N banyak terdapat elektron-elektron yang siap untuk
bebas merdeka. Lalu jika diberi bias positif, dengan arti kata memberi tegangan
potensial sisi P lebih besar dari sisi N, maka elektron dari sisi N dengan serta
merta akan tergerak untuk mengisi hole di sisi P. Tentu kalau elektron mengisi
hole disisi P, maka akan terbentuk hole pada sisi N karena ditinggal elektron. Ini
disebut aliran hole dari P menuju N, Kalau menggunakan terminologi arus listrik,
maka dikatakan terjadi aliran listrik dari sisi P ke sisi N.
2.1.1 Macam – Macam Dioda
Berikut tentang macam – macam dioda dan kegunaannya.
a) Dioda Penyearah (Rectifier)
Dioda penyearah adalah jenis dioda yang terbuat dari bahan Silikon yang
berfungsi sebagai penyearah tegangan / arus dari arus bolak-balik (ac) ke arus
searah (dc) atau mengubah arus ac menjadi dc. Secara umum dioda ini
disimbolnya.

Kaki-kaki dioda yaitu kaki katoda ditandai dengan garis pada ujungnya

Gambar 3. dioda penyearah


b) Dioda Zener
Dioda Zener merupakan dioda junction P dan N yang terbuat dari bahan
dasar silikon. Dioda ini dikenal juga sebagai Voltage Regulation Diode yang
bekerja pada daerah reverse (kuadran III). Potensial dioda zener berkisar mulai 2,4
sampai 200 volt dengan disipasi daya dari ¼ hingga 50 watt.
Fenomena tegangan breakdown dioda ini menginspirasi pembuatan
komponen elektronika kerabat dioda yang bernama Zener. Tidak ada perbedaan
struktur dasar dari Zener dengan dioda. Dengan memberi jumlah doping yang
lebih banyak pada sambungan P dan N, ternyata tegangan breakdown dioda bisa
makin cepat tercapai. Jika pada dioda biasanya baru terjadi breakdown pada
tegangan ratusan volt, pada Zener bisa terjadi pada angka puluhan dan satuan volt.
Di datasheet ada Zener yang memiliki tegangan Vz sebesar 2 volt, 5.6 volt dan
sebagainya. Fungsi dari komponen ini biasanya dipakai untuk pengamanan
rangkaian setelah tegangan Zener.
Gambar 4. dioda zener
Perhatikan rangkaian berikut, input tegangan akan yang masuk ke
rangkaian lain dan beban akan dibatasi oleh dioda zener. Jika input tegangan
dibawah 5.6V, dioda tidak menghantarkan arus sehingga arus akan mengalir ke
rangkaian lain dan beban. Jika input tegangan mencapai 5,6 V atau lebih maka
dioda zener akan terjadi brekadown dan arus akan mengalir melalui dioda, bukan
ke rangkaian atau beban.
c) Dioda Emisi Cahaya (Light Emitting Diode)
Dioda emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED merupakan Solid
State Lamp yang merupakan piranti elektronik gabungan antara elektronik dengan
optik, sehingga dikategorikan pada keluarga “Optoelectronic”. Sedangkan
elektroda-elektrodanya sama seperti dioda lainnya, yaitu anoda (+) dan Katoda (-).
Ada tiga kategori umum penggunaan LED, yaitu :
- Sebagai lampu indikator,
- Untuk transmisi sinyal cahaya yang dimodulasikan dalam suatu jarak tertentu,
- Sebagai penggandeng rangkaian elektronik yang terisolir secara total. Simbol,
bangun fisiknya dan konstruksinya diperlihatkan pada gambar berikut.
Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium
Arsenida (GaAs) atau Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium
Phospida (GaP), bahan-bahan ini memancarkan cahaya dengan warna yang
berbeda-beda. Bahan GaAs memancarkan cahaya infra-merah, Bahan GaAsP
memancarkan cahaya merah atau kuning, sedangkan bahan GaP memancarkan
cahaya merah atau hijau. Seperti halnya piranti elektronik lainnya , LED
mempunyai nilai besaran terbatas dimana tegangan majunya dibedakan atas jenis
warna.
TABEL LED DAN TEGANGANYA

Warna Tegangan Maju


Merah 1.8 volt
Orange 2.0 volt
Kuning 2.1 volt
Hijau 2.2 volt

Gambar 5. dioda LED


Sedangkan besar arus maju suatu LED standard adalah sekitar 20 mA.
Karena dapat mengeluarkan cahaya, maka pengujian LED ini mudah, cukup
dengan menggabungkan dengan sumber tegangan dc kecil saja atau dengan
ohmmeter dengan polaritas yang sesuai dengan elektrodanya.
LED konvensional terbuat dari mineral inorganik yang bervariasi sehingga
menghasilkan warna sebagai berikut:
* Aluminium Gallium Arsenide (AlGaAs) – merah dan inframerah
* Gallium Aluminium Phosphide – hijau
* Gallium Arsenide/Phosphide (GaAsP) – merah, oranye-merah, oranye, dan
kuning
* Gallium Nitride (GaN) – hijau, hijau murni (atau hijau emerald), dan biru
* Gallium Phosphide (GaP) – merah, kuning, dan hijau
* Zinc Selenide (ZnSe) – biru
* Indium Gallium Nitride (InGaN) – hijau kebiruan dan biru
* Indium Gallium Aluminium Phosphide – oranye-merah, oranye, kuning, dan
hijau
* Silicon Carbide (SiC) – biru
* Diamond (C) – ultraviolet
* Silicon (Si) – biru (dalam pengembangan)
* Sapphire (Al2O3) – biru
LED biru dan putih
LED biru pertama kali dan bisa dikomersialkan menggunakan substrat galium
nitrida. LED ini ditemukan oleh Shuji Nakamura tahun 1993 sewaktu berkarir di
Nichia Corporation di Jepang. LED ini kemudian populer di penghujung tahun
90-an. LED biru ini dapat dikombinasikan ke LED merah dan hijau yang telah ada
sebelumnya untuk menciptakan cahaya putih.
d) Dioda Cahaya (Photo Diode)
Dioda cahaya ini bekerja pada daerah reverse, jadi hanya arus bocor saja
yang melewatinya. Dalam keadaan gelap, arus yang mengalir sekitar 10 A untuk
dioda cahaya dengan bahan dasar germanium dan 1A untuk bahan silikon. Kuat
cahaya dan temperature keliling dapat menaikkan arus bocor tersebut karena dapat
mengubah nilai resistansinya dimana semakin kuat cahaya yang menyinari
semakin kecil nilai resistansi dioda cahaya tersebut. Penggunaan dioda cahaya
diantaranya adalah sebagai sensor dalam pembacaan pita data berlubang (Punch
Tape), dimana pita berlubang tersebut terletak diantara sumber cahaya dan dioda
cahaya. Jika setiap lubang pita itu melewati antara tadi, maka cahaya yang
memasuki lubang tersebut akan diterima oleh dioda cahaya dan diubah dalam
bentuk signal listrik. Sedangkan penggunaan lainnya adalah dalam alat pengukur
kuat cahaya (Lux-Meter), dimana dalam keadaan gelap resistansi dioda cahaya ini
tinggi sedangkan jika disinari cahaya akan berubah rendah. Selain itu banyak juga
dioda cahaya ini digunakan sebagai sensor sistem pengaman (security) misal
dalam penggunaan alarm.

Gambar 6. dioda cahaya.


e) Dioda Varactor
Dioda Varactor disebut juga sebagai dioda kapasitas yang sifatnya
mempunyai kapasitas yang berubah-ubah jika diberikan tegangan. Dioda ini
bekerja didaerah reverse mirip dioda Zener. Bahan dasar pembuatan dioda
varactor ini adalah silikon dimana dioda ini sifat kapasitansinya tergantung pada
tegangan yang diberikan padanya. Jika tegangan tegangannya semakin naik,
kapasitasnya akan turun. Dioda varikap banyak digunakan pada pesawat penerima
radio dan televisi di bagian pengaturan suara (Audio).

Gambar 7. dioda varactor


f) Dioda Schottky (SCR) DIODA
DIODA SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang
mempunyai fungsi sebagai pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk
keluarga semikonduktor dengan karateristik yang serupa dengan tabung thiratron.
Sebagai pengendalinya adalah gate(G).SCR sering disebut Therystor. SCR
sebetulnya dari bahan campuran P dan N. Isi SCR terdiri dari PNPN (Positif
Negatif Positif Negatif) dan biasanya disebut PNPN Dioda.

Gambar 8. dioda schottky.


Pada gambar tersebut terlihat SCR dengan anoda pada kaki yang berulir,
Gerbang gate pada kaki yang pendek, sedangkan katoda pada kaki yang panjang.
2.1.2 Bias Balik dan Bias Maju
a. Dioda Bias Maju
Jika terminal P dihubungkan dengan kutub (+) baterai, sedang terminal N
dihubungkan dengan kutub (–) baterai, maka dikatakan sambungan diberi bias/
prategangan maju (forward biased).
Akibat bias maju ini, maka hole di P-N didorong ke N oleh kutub (+)
baterai, elektron bebas di N didorong ke P oleh kutub baterai, dan potensial
penghalang diperkecil sehingga timbul arus listrik yang disebut arus maju
(forward current) dari pembawa muatan mayoritas. Arus ini dipertahankan terus
selama baterai tetap memberikan energinya.
b. Dioda Bias Balik
Jika terminal P dihubungkan dengan kutub (–) baterai, sedang terminal N
dihubungkan dengan kutub (+) baterai, maka dikatakan sambungan diberi bias
balik (reverse biased).
Akibat prasikap balik ini maka hole di P ditarik oleh kutub-kutub baterai
menjauhi sambungan, elektron bebas di N ditarik oleh kutub (+) baterai menjauhi
sambungan, sehingga daerah muatan ruang dan potensial penghalang diperbesar.
Ini mengakibatkan tidak akan terjadi arus listrik dari pembawa muatan mayoritas.
Tetapi terdapat arus listrik yang sangat kecil (dalam orde A) yang disebabkan oleh
pembawa muatan minoritas. Seperti telah diuraikan, bahwa semi konduktor tipe P
mempunyai muatan minoritas elektron bebas, sedangkan semi konduktor tipr N
mempunyai muatan minoritas hole yang jumlahnya sangat sedikit, yang adanya
akibat suhu. Muatan- muatan minoritas ini mendapat prasikap maju dari baterei
sehingga mengalirkan arus yang disebut arus balik (Io) atau arus jenuh balik (Is).
Arus ini tergantung pada suhu.
2.2 Penerapan Dioda Dalam Kehidupan Sehari Hari

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menggunakan alat-alat elektronik


yang tanpa kita sadari menggunakan komponen pasif bernama dioda, contohnya
adalah dalam penggunaan charger HP. Didalam charger HP yang kita gunakan
terdapat dioda yang fungsinya untuk menyearahkan arus dari PLN konvensional
yang ada di negara Indonesia ini. Dioda terbuat dari bahan semikonduktor.
Dimana dioda memanfaatkan prinsip p-n junction. Untuk memahami prinsip ini,
maka dari itu dilakukanlah percobaan karakteristik dioda ini agar dapat
memahami lebih lanjut prinsip dari diode.
Pada dasarnya, dioda terbentuk dari dua komponen, yaitu komponen tipe-n
dan komponen tipe-p. Ketika kedua komponen tersebut digabungkan maka akan
terbentuk sebuah semi konduktor yang memiliki sifat p-n junction. Sifat dari pn
junction ini pada hakekatnya adalah sebuah penyearah arus yang melewati dioda.
Maka dari itu secara garis besar dioda berfungsi sebagai jembatan satu arah. P-N
junction memuat tiga daerah, yaitu daerah p, daerah n dan sebuah daerah kecil
yang melebar beberapa mikrometer ke salah satu sisinya yang disebut daerah
deplesi.
Berdasasarkan fungsinya, dioda dibagi menjadi lima jenis, yaitu dioda penyearah,
Light Emiting diode (LED), Dioda Zener, Dioda caghaya (Photo Diode), Dioda
Varactor dan dioda SRC. Dioda penyearah adalah jenis dioda yang terbuat dari
bahan Silikon yang berfungsi sebagai penyearah tegangan / arus dari arus bolak-
balik (ac) ke arus searah (dc) atau mengubah arus ac menjadi dc. Dioda Zener
merupakan dioda junction P dan N yang terbuat dari bahan dasar silikon. Dioda
ini dikenal juga sebagai Voltage Regulation Diode yang bekerja pada daerah
reverse (kuadran III). Potensial dioda zener berkisar mulai 2,4 sampai 200 volt
dengan disipasi daya dari ¼ hingga 50 watt.
BAB 3 METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum


Hari : Rabu
Tanggal : 20 september 2021
Tempat : daring

3.2 Alat dan Komponen yang Digunakan


Alat dan komponen yang digunakan dalam praktikum adalah sebagai berikut.
1) Kit Percobaan
2) Osciloscop
3) Probe Osciloscop
4) Catu Daya AC 6 Volt

3.3 Rangkaian

D1

DIODE

V1 R1
VSINE 1k

Gambar 1. Rangkaian Percobaan 1

BR1

V2 R2
VSINE 1k

2W04G

Gambar 2. Rangkaian Percobaan 2


BR2

V3 R3
VSINE 1k

2W04G

Gambar 3. Rangkaian Percobaan 3

3.4 Prosedur Kerja


Percobaan 1
Mulai

Menghubungkan catu daya AC dengan rangkaian setengah gelombang


yang telah dirakit

Mengamati dan menggambar channel1 tegangan catu daya dan tegangan


keluaran penyearah seterngah gelombang seperti yang tampak dalam layar
osciloscop (pisahkan channel 1 dan channel 2)

Selesai
Percobaan 2

Mulai

Menghubungkan catu daya AC dengan rangkaian setengah gelombang


yang telah dirakit
Menghubungkan channel 1 osciloscop pada rangkaian penyearah
gelombang penuh

Mengamati dan menggambar dalam channel 2 tegangan catu daya seperti


yang tampak dalam layar osciloscop

Menghubungkan catu daya dengan rangkaian penyearah gelombang penuh


yang telah dirakit

Menghubungkan channnel 1 osciloscop pada rangkaian penyearah


gelombang penuh

Mengamati dan menggambar dalam channel 2 tegangan keluaran


penyearah gelombang penuh seperti yang tampak dalam layar osciloscop

Selesai
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Dan Analisis
1. Gelombang AC pada rangkaian setengah gelombang

Gelombang AC pada rangkaian setengah gelombang merupakan gelombang


masukan yang berasal dari sumber arus berbentuk AC. Penyearah setengah
gelombang dalam rangkaian akan mempengaruhi arus AC tersebut untuk diubah
menjadi menjadi tegangan keluaran berbentuk DC. Karena bentuk tegangan yang
dihasilkan belum melewati rangkaian diode maka gelombang yang dihasilkan
akan berupa lembah dan bukit atau rangkaian dari sebuah gelombang penuh.

2. Gelombang DC pada rangkaian setengah gelombang

Setelah gelombang penuh tersebut melewati rangkaian yang terdapat diode,


maka bentuk keluaran akan selalu positif dan nol sehingga membentuk bukit dan
dataran hal tersebut terjadi karena pada penyearah setengah gelombang
menggunakan diode yang dibis maju sehingga hambatan yang dikeluarkan akan
kecil tetapi gelombang yang dihasilkan selalu bernilai positif dan nol.
3. Gelombang AC pada rangkaian gelombang penuh

Gelombang AC pada rangkaian gelombang penuh merupakan gelombang


masukan yang berasal dari sumber arus berbentuk AC. Penyearah gelombang
penuh dalam rangkaian akan mempengaruhi arus AC tersebut untuk diubah
menjadi menjadi tegangan keluaran berbentuk DC. Karena bentuk tegangan yang
dihasilkan belum melewati rangkaian diode maka gelombang yang dihasilkan
akan berupa lembah dan bukit atau rangkaian dari sebuah gelombang penuh.

4. Gelombang DC pada rangkaian gelombang penuh

Pada gelombang penuh setelah melewati rangkaian tegangan keluaran


(DC) selalu positif kecuali pada derajat kelipatan 180o nilianya nol sehingga
membentuk seperti bukit yang saling berhimpitan. Hal ini terjadi karena pada
penyearah gelombang penuh tegangan beban mempunyai polaritas sama arus
mengalir melalui tahanan beban dari arah yang sama tanpa melalui dioda yang
menghantarkan bentuk sinyal gelombang yang disearahkan (Sugiarto, 2012).
4.2 Perbedaan bentuk Tegangan Keluaran Pada Penyearah Setengah
Gelombang Dengan Tegangan Keluaran Pada Penyearah Gelombang
Penuh
Penyearah gelombang pada rangkaian bersifat untuk mengubah sumber
tegangan AC menjadi tegangan DC yang digambarkan dalam bentuk sinyal
gelombang. Pada penyearah setengah gelombang, arus mengalami bias maju
melalui dioda yang terdapat dalam rangkaian. Pada dioda yang dibias maju, arus
listrik akan mengalir tetapi searah, namun gelombang keluaran tidak sepenuhnya
rata melainkan, berdenyut (Pulsating Direct Current). Sedangkan pada
gelombang penuh, arus yang mengalir dari sumber akan melewati empat buah
diode yang terdapat dalam rangkaian. Empat diode tersebut disusun seperti
jembatan wheatsone. Dalam penyusunan jembatan wheatsone tersebut, terdapat
dua buah diode yang dibias maju dan dua diode lain dibias balik. Sehingga besar
arus yang dihasilkan pun berbeda dengan penyearah setengah gelombang. Maka
hal tersebutlah yang menyebabkan adanya perbedaan tegangan keluaran antara
penyearah setengah gelombang dengan penyearah gelombang penuh.

4.3 Tugas

1. Penerapan Dioda Dalam Kehidupan Sehari Hari

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menggunakan alat-alat elektronik


yang tanpa kita sadari menggunakan komponen pasif bernama dioda, contohnya
adalah dalam penggunaan charger HP. Didalam charger HP yang kita gunakan
terdapat dioda yang fungsinya untuk menyearahkan arus dari PLN konvensional
yang ada di negara Indonesia ini. Dioda terbuat dari bahan semikonduktor.
Dimana dioda memanfaatkan prinsip p-n junction. Untuk memahami prinsip ini,
maka dari itu dilakukanlah percobaan karakteristik dioda ini agar dapat
memahami lebih lanjut prinsip dari diode.
Pada dasarnya, dioda terbentuk dari dua komponen, yaitu komponen tipe-n
dan komponen tipe-p. Ketika kedua komponen tersebut digabungkan maka akan
terbentuk sebuah semi konduktor yang memiliki sifat p-n junction. Sifat dari pn
junction ini pada hakekatnya adalah sebuah penyearah arus yang melewati dioda.
Maka dari itu secara garis besar dioda berfungsi sebagai jembatan satu arah. P-N
junction memuat tiga daerah, yaitu daerah p, daerah n dan sebuah daerah kecil
yang melebar beberapa mikrometer ke salah satu sisinya yang disebut daerah
deplesi.
Berdasasarkan fungsinya, dioda dibagi menjadi lima jenis, yaitu dioda
penyearah, Light Emiting diode (LED), Dioda Zener, Dioda caghaya (Photo
Diode), Dioda Varactor dan dioda SRC. Dioda penyearah adalah jenis dioda yang
terbuat dari bahan Silikon yang berfungsi sebagai penyearah tegangan / arus dari
arus bolak-balik (ac) ke arus searah (dc) atau mengubah arus ac menjadi dc. Dioda
Zener merupakan dioda junction P dan N yang terbuat dari bahan dasar silikon.
Dioda ini dikenal juga sebagai Voltage Regulation Diode yang bekerja pada
daerah reverse (kuadran III). Potensial dioda zener berkisar mulai 2,4 sampai 200
volt dengan disipasi daya dari ¼ hingga 50 watt (sama dengan bab 2 sub bab 2.2).

2. Perbedaan Amplitudo Tegangan Puncak Antara TeganganMasukan

Dan Tegangan Keluaran

Selain perbedaan model gelombangnya, dapat juga dilihat perbedaan pada


amplitudo masing-masing gelombang. Amplitudo gelombang yang dihasilkan
pada penyearah setengah gelombang menunjukkan nilai yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan amplitudo gelombang yang dihasilkan pada penyearah
gelombang penuh. Terjadinya perbedaan besar amplitudo tegangan puncak antara
tegangan masukan dengan tegangan keluaran disebabkan oleh adanya besarnya
hambatan yang terdapat rangkaian tersebut. Jika penyearah ½ gelombang
menggunakan dioda jenis bias maju sehingga amplitudo yang dihasilkan lebih
tinggi karena memiliki hambatan yang kecil sedangkan gelombang penuh
menggunakan 4 dioda yang dirangkai menjadi dua bagian dengan arah bias yang
berbeda yaitu 2 dioda dibias maju dan 2 dioda lain dibias balik yang kemudian
disambung menjadi satu sehingga membentuk seperti jembatan wheatsone. Hal
tersebut dapat menyebabkan timbulnya hambatan yang besar dan berdampak pada
amplitudo yang dihasilkan, amplitudo yang dihasilkan sangat rendah. Besar
amplitudo memiliki nilai berbanding terbalik dengan hambatan, jika hambatan
tersebut besar maka amplitudonya rendah begitu pula sebaliknya.

D1

DIODE

V1 R1
VSINE 1k

Gambar 1. Skema Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang

BR2

V3 R3
VSINE 1k
A

B
2W04G
C

BR1

V2 R2
VSINE 1k

2W04G
A

Gambar 2. Skema Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh


BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, maka dapat diambil beberapa


kesimpulan diantaranya sebagai berikut.
1) Adanya perbedaan tegangan dan amplitudo pada penyearah setengah
gelombang dan gelombang penuh disebabkan oleh bentuk bias dan
banyaknya dioda yang rangkai dalam rangkaian tersebut.
2) Besar amplitudo memiliki nilai berbanding terbalik dengan hambatan, jika
hambatan dalam rangkaian tersebut besar maka amplitudo yang dihasilkan
rendah begitu pula sebaliknya.
3) Gelombang bias yang terdapat di dalam dioda dibagi menjadi dua macam
yaitu bias maju dan bias balik.
5.2 Saran
1. Pemberian materi pada metode analisa dc dan ac belum tersampaikam.
DAFTAR PUSTAKA

Bahri, Z. (2013). Penuntun Praktikum Dasar Elektronika dan Telekomunikasi. [14


Mei 2013].
Surjono, H. D. (2011). Elektronika: teori dan penerapan. Cerdas Ulet Kreatif
Publisher.
Sugiarto, Y. 2012. Rangkaian Penyearah Dioda.
http://yusronsugiarto.lecture.ub.ac.id/files/2012/09/4.-penyearah-dioda.pdf.
[14 Mei 2014] .

PENYETELAN, P. A. B. T. D., AIR, S., YOGYA, D. P. W. S. B., & SHOLIHIN,


A. PROGRAM STUDI TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA. [15 Mei 2014].

Anda mungkin juga menyukai