Anda di halaman 1dari 12

BAB I

MENGENAL ANTROPOLOGI HUKUM

A. Pengertian Antropologi
Istilah Antropologi berasal dari kata Antropos dan Logos yang berasal dari bahasa Yunani,
Antropos artinya Manusia dan Logos artinya Ilmu atau studi. Sehingga antropologi artinya
adalah ilmu atau studi tentang manusia, atau jelasnya ilmu pengetahuan yang mempelajari
manusia, baik dari segi hayati maupun dari segi budaya.
Ilmu tentang hayati manusia dapat dibedakan menjadi dua antara lain yang disebut Paleo-
Antropologi dan Antropologi Fisik dalam arti sempit. Kedua pembagian ini merupakan satu
kelompok ilmu yang disebut Antropologi Fisik. Mempelajari manusia merupakan persoalan
kompleks karena pada diri manusia terdapat dua hal mendasar, yaitu sebagai makhluk jasmani
dan rohani atau sebagai hewan dan sebagai manusia yang berpikir. Sebagai makhluk jasamani,
manusia memiliki perbedaan warna kulit, bentuk tubuh, model rambut, bibir, hidung, dsb.
Adapun pada aspek rohani, pada diri manusia terdapat unsur nilai, budaya, keyakinan, agama,
bahasa, dsb.
Manusia adalah hewan berpikir artinya manusia sebagai bagian dari jenis hewan, memiliki
kesamaan dengan hewan, seperti kera, kerbau, kambing dll. Hewan memiliki nafsu yang sama
dalam mengambil sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya, menghindarkan diri dari yang
membahayakan jiwanya. Adapun manusia sebagai makhluk berpikir, memiliki tata cara menilai
baik dan buruk, yang manfaat dan madharat, tidak hanya mengandalkan insting dan nafsu.
Penilaian baik dan buruk berubah-ubah dan bervariasi bergantung pada kebiasaan, kebudayaan,
dan mungkin juga bergantung pada keyakinan terhadap nilai agama yang dianut, dan bergantung
pada keilmuan yang dimilikinya.
Masyarakat pedalaman seperti suku Dayak menggunakan daun unuk berpakaian tanpa
menutup seluruh bagian tubuhnya.itu suatu cara yang paling ideal menurut suku Dayak. Adapun
pada masyarakat pedesaan yang bertempat tinggal di daerah industrialisasi, tidak akan ada orang
yang berpakaian dari daun atau membiarkan anggota tubuhnya terbuka. Orang muslimah yang
taat misalnya berjilbab dan hampir seluruh tubuhnya ditutup kain kecuali wajah dan telapak
tangan. Gambaran tersebut menunjukan bahwa kehidupan manusia dipengaruhi oleh kondisi
geografis, kebudayaan, nilai-nilai agama, dan ilmu pengetahuan. Disamping itu pengaruh
eksternal ikut membentuk perilaku manusia, cara berpikir, cara bertahan hidup, dana cara
berkeyakinandalam agama. Jilbab pada wanita muslimah adalah cara berpakaian yang
dipengaruhi oleh kebiasaan orang Arab atau orang Timur Tengah pada umumnya dan dipengauhi
oleh nilai-nilai ajaran Islam. Dengan demikian, cara berpakaian seperti itu tidak berdiri sendiri
dan tidak muncul tiba-tiba di dunia. Ilustrasi tersebut menjelaskan antropologi yang mengkaji
kehidupan manusia, yaitu cara berpikir manusia bertahan hidup, dan menciptakan peradaban
manusia seutuhnya. Dengan demikian antropologi adalah ilmu tentang manusia dilihat dari segi
fisik dan kebudayaannya, manusia sebagai makhluk yang mampu berkomunikasi dengan bahasa
yang dapat dimengerti sesamanya, bahasa yang dapat dipelajari dan diakui eksistensinya oleh
bangsa lain. Antropologi juga ilmu yang mempelajari hakikat manusia mempertahankan
kehidupannya dari satu generasi ke generasi berikutnya, melalui evolusi kebudayaan, adaptasi
biologis, dan keyakinan yang mendorong manusia mengakui adanya kehidupan yang kekal
setelah kehidupan duniawi. Para antropolog mendefinisikan antropologi sebagai berikut:
1. William A. Haviland antropologi adalah studi tentang manusia yang berusaha menyusun
generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta memperoleh
pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
2. David Hunter, antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas
tentang manusia.
3. Koentjoroningrat, antropologi adalah ilmu yang mempelajari aneka warna, bentuk fisik
masyarakat, serta kebudayaan yang dihasilkan.
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa antropologi adalah ilmu yang
mempelajari manusia dari segikeragaman fisik serta kebudayaan yang dihasilkan sehingga
manusia yang satu dan spesias manusia yang satu dan lainnya berbeda-beda. Perbedaan
keadaan biologis dan spesies manusia dilihat dari kejasmanian manusia, sedangkan
perbedaan manusia sebagai makhluk rohani dikaji dalam perpektif kebudayannya.
Kajian antropologi fisik adalah aspek fisik sedangkan kajian antropologi budaya adalah
kebudayaan manusia dan masyarakat etnis tertentu, pola pikir dan pola hidup manusia dalam
bermasyarakat. Antropologi berhubungan dengan penduduk yang merupakan masyarakat
tunggal,tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal di daerah yang sama,
antropologi mirip seperti sosiologi, hanya sosiologi menitikberatkan kajiannya pada
masyarakat dan kehidupan sosialnya. Antropologi erat kaitannya dengan kebudayaan
masyarakat, kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial
yang digunakan unuk memahami lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi landasan
tingkah lakunya. Dengan demikian kebudayaan merupakan serangkaian norma, kaidah,
moralitas, sosial, petunjuk, rencana, dan strategi yang terdiri atas model-model yang dimiliki
manusia dan menjadi alat utama untuk menghadapi lingkungannya dalam wujud pola pikir
dan pola tindak. Kebudayaan merupakan idealisme manusia dalam menjalankan
kehidupannya yang normal, terutama dalam berinteraksi dengan sesama manusia dan
lingkungannya. Kesatuan idealisme tersebut dirangkai dalam bentuk norma yang berisi
larangan melakukan tindakan pada saat menghadapi lingkungan sosialnya, kebudayaan, dan
alam. Serta berisi konsep dan model pengetahuan tindakan dan tingkah laku yang
seharusnya diwujudkan dalam perbuatan konkret.

 Ralph Linton mengatakan bahwa kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan


masyarakat, bukan hanya sebagian pola hidup manusia yang dianggap lebih tinggi
dan lebih diinginkan tetapi pada berbagai aspek kehidupan yaitu cara berperilaku
kepercayaan, sikap dan kegiatan manusia yang khas terdapat pada masyarakat
atau kelompok penduduk tertentu.

 Aristoteles mengatakan bahwa manusia adalah zoon politicon artinya manusia


adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang membutuhkan kehidupan bersama
orang lain yang disebabkan oleh kebutuhan fisiologis dan psikisnya.
Contoh: manusia mempunyai uang, kemudian membutuhkan beras. Apabila tidak
ada petani yang menanam padi, tidak akan pernah ada yangmenjual beras.

 Abraham Maslow menggambarkan bahwa kebutuhan manusia tersusun seperti


piramid dimulai dari kebutuhan fisiologis seperti makan dan minum hingga
kebutuhan tertinggi yang bersifat psikis seperti kebutuhan aktualisasi diri seperti
pengakuan dan potensi diri. Kecenderungan dasar manusia adalah
mengaktualisasi, memelihara dan mengembangkan pengalaman diri.
Pemenuhan kebutuhan itu terus menerus seiring bertambahnya usia, manusia mulai
mengerti pada kelompoknya terdapat norma sosial yang harus dipatuhi dengan sukarela
agar dapat berlangsung harmonis. Dimensi lain setiap individu manusia adalah kodratnya
sebagai makhluk yang bertuhan artinya secara sadar atautidak manusia akan menuhankan
atau memperlakukan sesuatu sebagai Tuhannya. Bahkan sebelum adanya agama formal,
manusia meyakini adanya kekuatan yang menguasai alam. Meyakini adanya dewa yang
mengatur perjalanan alam, di Indonesia memiliki nenek moyang yang memercayai
animisme dan dinamisme.

B. Perkembangan Antropologi
Perkembangan antropologi sama dengan ilmu-ilmu sosial lainnya misalnya
sosiologi. Koentjoroningrat memetakan perkembangan antropologi menjadi 4 (empat)
tahap sebagai berikut:
1. Tahap Pertama (Sebelum Tahun 1800-an)
Sekitar abad ke-15 dan abad ke-16 bangsa-bangsa Eropa mulai berlomba
menjelajahi dunia dimulai dari Afrika, Amerika, Asia hingga Australia. Mereka banyak
menemukan hal-hal baru juga menjumpai banyak suku yang asing bagi mereka, kisah
petualangan dan penemuan mereka kemudian dicatat di buku harian maupun jurnal
perjalanan, mereka mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan suku-suku asing
tersebut seperti ciri fisik, kebudayaan, susunan masyarakat dan bahasa bahan tersebut
kemudian dikenal dengan bahan etnografi (etnos berarti bangsa) atau deskripsi tentang
bangsa-bangsa.

2. Tahap Kedua (Tahun 1800-an)


Pada tahap ini, bahan etnografi telah disusun menjadi karangan berdasarkan cara
berpikir evolusi masyarakat pada saat itu. Masyarakat dan kebudayaan berevolusi secara
perlahan-lahan, mereka menganggap bangsa selain Eropa sebagai bangsa primitif yang
tertinggal, dan menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya. Pada
tahap ini mereka memiliki keinginan untuk mengumpulkan dan menerbitkan tulisan-
tulisan atau deskripsi yang tersebar. Disusun berdasarkan cara berpikir evolusi
masyarakat yaitu masyarakat dan kebudayaan manusia berevolusi sangat lambat, dari
tingkat rendah ke tingkat tinggi. Sekitar tahun 1860 terbit karangan yang
mengklarifikasikan berbagai kebudayaan dunia berdasarkan tingkat evolusinya saat itulah
lahirnya Antropologi. Dengan demikian antropologi telah bersifat akademis, antropologi
mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif untuk memperoleh pengertian
mengenai tingkat perkembangan dalam sejarah evolusi dan sejarah penyebaran
kebudayaan manusia di dunia.

3. Tahap Ketiga (Awal Abad Ke 20)


Pada tahap ini negara-negara Eropa berlomba membangun koloni di benua lain
seperti Asia, Amerika, Australia, dan Afrika. Dalam rangka membangun koloni tersebut
muncul berbagai kendala diantaranya serangan dari bangsa asli, pemberontakan, cuaca
serta hambatan lain, mereka mulai mempelajari kebudayaan dan kebiasaan untuk
kepentingan pemerintah kolonial. Pada tahap ini antropologi menjadi ilmu yang bersifat
praktis, antropologi mempelajari masyarakat jajahan demi kepentingan pemerintah
kolonial. Pada awal abad 20 antropologi semakin penting untuk mengukuhkan dominasi
bangsa Eropa barat di daerah jajarannya dengan antropologi mereka dapat mempelajari
dan mengetahui cara menghadapi masyarakat daerah jajahannya.

4. Tahap Keempat (Setelah Tahun 1930-an)


Pada tahap ini antropologi berkembang pesat, kebudayaan suku bangsa asli yang
dijajah bangsa Eropa mulai hilang akibat pengaruh kebudayaan bangsa Eropa. Pada masa
ini terjadi perang besar di Eropa yaitu Perang Dunia II, perang ini membawa banyak
perubahan dalam kehidupan manusia dan membawa kehancuran di sebagian besar negara
di dunia. Kehancuran itu menimbulkan kemiskinan, kesenjangan sosial dan kesengsaraan
yang tidak berujung. Pada tahap ini antropologi berkembang luas baik dalam akurasi
bahan pengetahuan maupun ketajaman metode ilmiahnya. Hal ini berlangsung sekitar
abad ke-20. Sasaran antropologi pada masa ini bukan lagi suku bangsa primitif dan
bangsa Eropa barat tetapi beralih pada penduduk pedesaan, baik mengenai
keanekaragaman fisik, masyarakat maupun kebudayaannya. Termasuk peralihan sasaran
penelitian itu. Terutama disebabkan oleh munculnya disebabkan oleh munculnya
ketidaksenangan terhadap penjajah dan makin berkurangnya masyarakat yang dianggap
primitif. Secara umum ada dua bidang spesialisasi dalam antropologi yaitu antropologi
fisik dan antropologi budaya.
a. Antropologi Fisik
Antropologi fisik tertarik pada sisi fisik manusia atau organisasi biologis dan evolusi
manusia, termasuk mempelajari gen-gen yang menetukan struktur tubuh manusia.
Antropologi melihat perkembangan manusia sejak ada di bumi hingga saat ini.
Beberapa ahli antropologi fisik menjadi terkenal dengan penemuan-penemuan fosil
yang membantu memberikan keterangan mengenai perkembangan manusia, melacak
nenek moyang jenis manusia untuk mengetahui perkembangannya. Sebagian lain
menjadi terkenal keahlian forensiknya karena dibutuhkan dalam kasus hukum tertentu
dan membantu pihak berwenang dalam penyelidikan kasus pembunuhan.
b. Antropologi Budaya
Antropologi budaya berhubungan dengan etnologi, ilmu yang mempelajari tingkah
laku individu maupun tingkah laku individu maupun tingkah laku kelompok, tingkah
laku yang dipelajari tidak hanya kegiatan yang diamati tetapi juga yang ada dalam
pikiran. Pada manusia, tingkah laku ini bergantung pada proses pembelajaran. Perilaku
merupakan hasil proses belajar yang dilakukan oleh manusia sepanjang hidupnya.
Manusia mempelajari tata cara bertingkah laku dengan mencontoh atau belajar dari
lingkungan alam dan sosial yang terdapat di sekelilingnya. Inilah yang disebut oleh
para ahli antropologi dengan kebudayaan. Kebudayaan dari kelompok manusia, baik
kelompok kecil maupun kelompok besar menjadi objek spesial penelitian antropologi
budaya. Dalam perkembangannya, antropologi budaya dibagi ke dalam bentuk-bentuk
spesialisasi atau pengkhususan disesuaikan dengan bidang kajian yang dipelajari dan
diteliti. Salah satunya antropologi hukum yang mempelajari bentuk-bentuk hukum
pada kelompok masyarakat. Arkeolog termasuk dalam antropologi budaya, mereka
bekerja mencari benda-benda peninggalan manusia dari masa lampau dengan
melakukan penggalian untuk menemukan sisa-sisa peralatan hidup atau senjata. Benda
tersebut adalah tambang mereka, tujuannya adalah menggunakan bukti yang mereka
dapatkan untuk merekonstruksi atau membentuk kembali model kehidupan masa
lampau dengan cara melihat bentuk kehidupan yang direkonstruksi tersebut dapat
dibuat dugaan tentang cara mereka hidup atau datang ke tempat itu bahkan dengan
siapa mereka berinteraksi. William A. Haviland arkeologi adalah cabang dari
antropologi kebudayaan yang mempelajari benda-benda untuk menggambarkan dan
menerangkan perilaku manusia, sebagian besar penelitian dipusatkan pada kehidupan
masa lalu. Antropologi linguistik adalah antropologi yang mempelajari cara manusia
berkomunikasi, mempelajari bahasa yang digunakan dan berbagai cara lain yang
digunakan sebagai alat komunikasi dalam bentuk simbol, sandi dsb.
C. Pengertian Hukum dan Unsur-unsurnya
1. Pengertian Hukum
Pada dasarnya sifat hukum itu normatif yang berarti berdasarkan norma-norma
sebagai pedoman hidup yang menghendaki seluruh manusia bertingkah laku sesuai
kehendak hukum. Hukum dapat didefinisikan sebagai berikut:
1.) Peraturan yaitu mengatur tingkah laku manusia dengan tujuan meluruskan
tindakan sesuai kehendak hukum yang berlaku,
2.) Ketetapan yaitu menetapkan perbuatan yang harus dilaksanakan dan dilanggar
oleh manusia,
3.) Keputusan yaitu memutuskan bahwa tindakan yang dilakukan bertentangan
dengan hukum dan harus dikenakan sanksi hukum tertentu yang ditentukan oleh
hakim dalam pengadilan dan vonis.
4.) Pengadilan yaitu materi hukum yang diputuskan atas dasar pertimbangan lembaga
hukum dan aparat penegak hukum dengan maksud menegakkan keadilan.
Lembaga hukum berfungsi sebagai sarana untuk menyelesaikan sengketa antara
pihak-pihak tertentu dan untuk mengatasi terjadinya pelanggaran terhadap aturan-
aturan.
5.) Pemaksaan yaitu memaksa manusia tunduk, patuh, dan taat tanpa reserve (tawar-
menawar) pada hukum yang berlaku.
6.) Aparat penegak hukum yaitu sebagai bentuk kewenangan yang dimiliki para
penegak hukum.
7.) Pengendalian yaitu mengendalikan kehidupan manusia sebagai individu ataupun
sosial.
8.) Norma yaitu aturan bertingkah laku.
9.) Sanksi yaitu akibat yang bersifat menyakitkan dan menjerakan para pelanggar
hukum dan orang yang bertindak melawan hukum.
10.) Adat yaitu yang dianggap mengikat dan dikukuhkan oleh penguasa, pemerintah
atau otoritas.
11.) Undang-undang peraturan yang mengatur kehidupan masyarakat dalam bentuk
materi hukum yang termuat dalam kitab undang-undang.
12.) Patokan yaitu kaidah atau ketentukan yang menjadi tolak ukur tindakan baik dan
buruk.

Menurut para ahli definisi hukum adalah sebagai berikut:


a.) Hartland mengatakan bahwa hukum merupakan keseluruhan adat istiadat suatu
suku.
b.) Cardozo menyatakan bahwa hukum adalah kultur yang merupakan prinsip atau
aturan perilaku yang dibentuk untuk menjamin suatu prediksi yang mempunyai
derajat kepastian tertentu dan akan diterapkan pengadilan apabila wewenangnya
dilanggar.
c.) Salmond berpendapat bahwa semua hukum adalah aturan-aturan yang diakui dan
ditegakkan oleh pengadilan.
d.) Thurwald mengatakan bahwa hukum adalah kekuatan tanpa syarat merupakan
paksaan atau keadaan memaksa. Hak istimewa untuk mempergunakan kekuatan itu
selalu terdapat dalam hukum. Dalam hukum terdapat pihak yang berwenang
menerapkan paksaan.
e.) Malinowski berpendapat bahwa hukum tidak identik dengan pengadilan dan kitab
UU. Hukum merupakan perangkat aturan yang mengikat yang dianggap oleh satu
pihak sebagai hak dan dianggap oleh pihak lain sebagai tugas.
f.) Bohannan berpendapat bahwa adat istiadatlah yang ditegakkan oleh resioprositas
dan publisitas, hukum merupakan aturan mengikat tetapi dilembagakan dalam
suatu lembaga hukum.
g.) Para antropolog beranggapan bahwa masyarakat bersahaja tidak mengenal hukum.
Pendapat tersebut didasarkan pada asumsi bahwa kekuatan pada nilai-nilai dasar
ketertiban umum dalam masyarakat tersebut dipertahankan oleh kekuatan
mengikat dari adat istiadat.
h.) Popsil berkesimpulan bahwa hukum dinyatakan dalam bentuk keputusan yang
ditetapkan oleh pihak yang mempunyai wewenang hukum, yang menghentikan
pertikaian, atau pihak yang berperkara diberi anjuran tertentu sebelum terjadi
perilaku hukum yang relevan. Bentuk hukum tersebut mempunyai dua aspek
penting yaitu keputusan tidak hanya berfungsi untuk menyelesaikan perkara dan
mewakili pelaku pihak yang berwenang dalam menjatuhkan hukuman, tetapi juga
merupakan pegangan bagi pihak yang tidak berperkara. Mereka memandang isi
keputusan sebagai pernyataan dari perilaku yang secara ideal benar.

 Hukum adalah peraturan yang terdiri atas prinsip-prinsip yang diabstraksikan dari
keputusan-keputusan pihak berwenang.
 Hukum adalah pihak-pihak yang berperkara di pengadilan dan setiap pihak
berkeinginan memenangkan perkaranya. Keputusan pengadilan mempunyai
relevansi hukum atau berpengaruh dalam pengendalian sosial maka keputusan
tersebut harus diterima sebagai pemecahan masalah bagi pihak yang berperkara.
Apabila keputusan tersebut ditolak, keberlakuannya harus dipaksakan.
 Hukum adalah peraturan tentang pembagian hak dan kewajiban ikatan hukum
antara dua pihak yang terwujud dalam bentuk kewajiban bagi satu pihak dan dalam
bentuk hak bagi pihak lain dalam suatu kontrak atau perkara hukum.
 Hukum adalah ketentuan-ketentuan yang menjadi peraturan hidup masyarakat
yang bersifat mengendalikan, mencegah, mengikat dan memaksa
 Hukum adalah menetapkan sesuatu atas sesuatu yang lain yaitu menetapkan
sesuatu yang boleh dikerjakan, harus dikerjakan dan terlarang dikerjakan.
 Hukum merupakan ketentuan perbuatan yang terlarang berikut akibat atau sanksi
hukumnya
 Hukum adalah al-isbath atau ketetapan yang mengatur tata cara perbuatan manusia
yang sudah dewasa. Tuntutan dan ketetapan yang mengatur perilaku manusia
untuk meninggalkan atau mengerjakan perbuatan tertentu.
 Hukum adalah tuntunan Allah yang berkaitan dengan perbuatan orang dewasa,
menyangkut perintah, larangan dan kebolehan mengerjakan atau
meninggalkannya,tingkah laku manusia dibatasi oleh kaidah normatif yang berlaku
dalam kehidupan masyarakat yang bertujuan mencapai kehidupan yang tertib,
aman dan damai.
 Hukum adalah produk pemerintah atau penyelenggara negara atau lembaga
legislatif dan lembaga yang mempunyai wewenang untuk itu, yang kemudian
menjadi hukum positif. hukum positif adalah peraturan yang mengikat kehidupan
masyarakat dalam aktivitas sosial, ekonomi, politik dan budaya serta hukum yang
mengendalikan dan mencegah terjadinya tindakan kriminal, mengatur hubungan
antar individu, yang dengan adanya hukum itu gejolak sosial dan mobilitasnya
dapat dikendalikan.
 Hukum adalah sistem pelaksanaan rangkaian kekuasaan kelembagaan dari bentuk
penyalahgunaan kekuasaan bidang politik, ekonomi dan sosial dalam berbagai cara
bertindak sebagai perantara utama dalam hubungan sosial kemasyarakatan.

I. Hukum merupakan produk keputusan penguasa, seperti UUD dan lain-lain.


II. Hukum merupakan produk keputusan hakim dalam menghukum perkara yang
disebut jurisprudence (Yurisprudensi)
III. Dalam masyarakat tradisional hukum diartikan sebagai aparat penegak
hukumseperti polisi yang sedang bertugas.
IV. Hukum merupakan wujud sikap dan tindakan atau perilaku yang sudah disepakati.
V. Hukum sebagai tata hukum yang digunakan untuk mengatur tata tertib masyarakat
yang berbentuk hierarkis
VI. Hukum merupakan sistem ajaran yang menguraikan hukum yang dicita-citakan,
hukum sebagai ideologi masyarakat.
VII. Plato mengatakan hukum merupakan peraturan yang teratur dan tersusun baik dan
mengikat masyarakat
VIII. Aristoteles, hukum merupakan kumpulan peraturan yang mengikat masyarakat dan
hakim.
Dari semua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hukum adalah peraturan,
ketentuan dan ketetapan yang telah disepakati oleh masyarakat dan para penegak hukum,
yang harus dilaksanakan sebaik-baiknya. Hukum mengandung sanksi tertentu untuk
diterapkan pada para pelanggar hukum. Menurut Utrecht seseorang menaati hukum
hukum karena berbagai alasan yaitu merasakan bahwa peraturan sebagai hukum dan
merasa ada kepentingan pada berlakunya peraturan tersebut serta mengejar hidup tentram
dan paksaan (sanksi) sosial orang menjadi malu dan khawatir apabila melangar kaidah
hukum.

2. Unsur-unsur Hukum
Unsur-unsur Hukum terdiri atas:
a. Peraturan tingkah laku manusia dalam bermasyarakat;
b. Peraturan yang diadakan oleh badan resmi dan berwajib;
c. Peraturan yang bersifat memaksa
d. Sanksi yang tegas terhadap pelanggaran.
Dengan demikian unsur hukum yang paling substansial adalah peraturan tingkah
laku manusia yang diadakan oleh badan resmi dan yang berwajib bersifat memaksa
dan sanksi yang tegas bagi pelanggarnya. Adapun cirinya terdapat perintah dan
larangan yang harus dipatuhi oleh setiap orang, sifatnya hukum itu mengatur dan
memaksa. Pada setiap negara hukum terdapat ciri yang khas hukum yaitu:
a. Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi manusia;
b. Peradilan yang bebas, mandiri, dan tidak memihak;
c. Pembagian kekuasaan dalam sistem pengelolaan kekuasaan negara.
Selain unsur-unsur hukum terdapat unsur-unsur hukum lainnya yaitu unsur idiil
dan unsur real. Unsur idiil yaitu unsur yang terletak pada bidang yang abstrak, yang
tidak dapat dilihat oleh panca indera, tetapi kehadirannya dapat dirasakan. Unsur ini
terdapat dalam diri setiap pribadi manusia yang terdiri atas:
a. Unsur cipta, harus diasah yang dilandasilogika kognitif, unsur ini
menghasilkan ilmu tentang pengertian;
b. Unsur karsa harus diasah yang dilandasi etika dan beorientasi pada aspek
konatif;
c. Unsur rasa harus diasah dan dikembangkan dengan landasan estetika yang
beraspek afektif dalam perspektif aksiologis yang melahirkan asas-asas.

Adapun unsur real karena sifatnya yang konkret bersumber dari kehidupan
manusia seperti tradisi, norma sosial dan, pembawaan alamiah manusia semenjak
dilahirkan dll. Unsur hukum yang berasal dari akal.

Anda mungkin juga menyukai