TINJAUAN PUSTAKA
Air yang digunakan pada proses pengolahan dan air umpan ketel diperoleh dari air
sungai, air waduk, sumur bor dan sumber mata air lainnya. Kualitas air tersebut tidak
sama walaupun menggunakan sumber air sejenis ini dipengaruhi oleh kandungan
penduduk atau industri, oleh sebab itu perlakuan pemurnian air harus dilakukan. Perlu
dilakukan “ water treatment” untuk menghasilkan air yang sesuai untuk pengolahan
dan air umpan air boiler yang reliable dan ekonomis. Pengertian reliable ialah mudah
Bahan padat keseluruhan ditetapkan dengan menguapkan suatu sampel air dan
menimbang sisanya yang telah kering. Bahan padatan terapung didapat dengan
menyaring suatu sampel air. Perbedaan antara bahan padat keseluruhan dan bahan
padat terapung merupakan bahan padat terlarut. Tergantung pada ukuran saringan
kertas yang dipergunakan, sebagian bahan koloidal akan juga dihitung sebagai bahan
untuk menguji kecocokan berbagai sumber air untuk berbagai pemanfaatan, misalnya
b Kekeruhan
pencemar yang terbagi halus, dari manapun asalnya, yang ada didalam air. Kekeruhan
Jackson. Dengan alat ini kekeruhan ditetapkan sebagai ukuran kedalaman air yang
dengan suatu tubidimeter yang mengukur gangguan lintasan cahaya melalui suatu
contoh air. Air permukaan yang mengalami kenaikan tingkat kekeruhan yang besar
lebih sulit untuk diolah daripada air yang tingkat kekeruhannya hampir-hampir tetap.
c. Warna
jenis-jenis tertentu dari bahan organik yang terlarut dan koloidal yang terbilas dari
tanah atau tumbuh-tumbuhan yang membusuk. Warna adalah suatu sampel tentang
warna organik yang koloidal. Warna yang sebenarnya terjadi karena pencemar
terlarut. Limbah-limbah dari kegiatan industri sering menjadi sebab dari adanya warna
didalam air. Intensitas warna diukur dengan perbandingan visual dari sampel air yang
Rasa dan bau pada air disebabkan oleh adanya bahan organik yang membusuk
atau bahan kimia yang mudah menguap. Pengukurannya dengan melarutkan sampel
air yang bersangkutan hingga rasa dan baunya tak dapat lagi ditemukan dengan
pengujian oleh manusia. Air minum secara praktis harus bebas dari warna, rasa dan
bau.
e. Suhu
Suhu air merupakan hal yang penting sehingga dikaitkan dengan tujuan
pengangkutannya suhu tergantung pada sumber airnya. Suhu air tanah akan bervariasi
menurut kedalaman dan ciri-ciri akifer yang menjadi sumber air itu. Suhu air
permukaan yang disadap dari suatu waduk yang dalam bervariasi juga menurut
Daya hantar listrik adalah kemampuan air untuk mengalirkan arus listrik dan
kemampuan tercermin dari kadar padatan total dalam air dan suhu pada saat
ion dan kadar yang terlarut. Senyawa anorganik merupakan konduktor kuat
dibandingkan dengan senyawa organik. Pengukuran daya hantar listrik ini untuk
melihat keseimbangan kimiawi dalam air dan pengaruhnya terhadap kehidupan biota.
( Agusnar, H, 2008).
Sebagai pengukur sifat keasaman atau kebasaan air diambil nilai pH yang
didefinisikan sebagai logaritma dari pulang baliknya konsentrasi ion hidrogen dalam
mol per liter dari tiap-tiap jenis. Dengan demikian, pH dari air netral adalah 7. Air
yang pH-nya kurang dari 7, sifat asam, sedangkan yang pH-nya lebih dari itu, bersifat
basa. Nilai pH air biasanya didapat dengan suatu pontensiometer yang mengukur
potensial listrik yang dibangkitkan oleh ion-ion H+ atau dengan bahan celup penunjuk
b. Kesadahan
kesadahan air dapat dibagi atas dua kelompok: karbonat dan nonkarbonat, atau
pada sudu-sudu turbin. Dengan demikian diperlukan proses pelunakan air, yaitu
Kelas 1 2 3 4
(Suripin, 2001)
c .Alkalinitas
hidroksida, kalium, magnesium, dan natrium dalam air. Semakin tinggi kesadahan
suatu air semakin sulit air membuih. Penggunaan air untuk ketel selalu diupayakan air
yang mempunyai kesadahan rendah karena zat tersebut dalam konsentrasi tinggi
menimbulkan terjadinya kerak pada dinding dalam ketel maupun pada pipa pendingin.
d. Klorida
Klorida banyak dijumpai dalam pabrik industri kaustik soda. Bahan ini berasal
dari proses elektrolisa, penjernihan garam dan lain-lain. Klorida merupakan zat
terlarut dan tidak mudah menyerap. Sebagai klor bebas berfungsi desinfetans, tapi
dalam bentuk ion yang bersenyawa dengan ion natrium menyebabkan air menjadi asin
Sulfat dalam jumlah besar akan menaikkan keasaman air. Ion sulfat dapat
terjadi secara proses alamiah. Sulfur dioksida dibutuhkan pada sintesa. Pada industri
kaustik soda ion sulfat terdapat sewaktu pemurnian garam. Ion sulfat oleh bakteri
direduksi menjadi sulfida pada kondisi anaerob dan selanjutnya sulfida diubah
menjadi hidrogen sulfida. Dalam suasana anaerob hidrogen sulfida teroksidasi secara
bakteriologis menjadi sulfida. Dalam bentuk H2S bersifat racun dan berbau busuk.
Pada proses digester lumpur H2S yang bercampur dengan metana CH4 dan CO2 akan
Total dissolved Solid ialah jumlah keseluruhan zat yang larut dalam air, yang
dimasukkan dalam kelompok ini ialah mineral dan garam-garam yang terlarut dalam
g. Silika
bermacam- macam, ditunjukkan pada tabel 2. Reduksi silika tidak selalu penting,
301-450 90 90
451-600 40 55
601-750 30 35
751-900 20 20
901-1000 8 15
(Frank N, 2006)
Dalam penilaian mutu air, pencemar didalam air biasa diklasifikasikan atas fisik,
kimiawi dan biologis. Dengan demikian, bakteri yang koloidal, non-ionik dan
estetika mungkin bersifat ofensif atau bahkan berbahaya berkenaan dengan tujuan
pemakaian airnya. Untuk menetapkan mutu air atau membandingkan air satu dengan
yang lainnya, diperlukan dasar penetapan mutu atau dasar perbandingan yang harus
Air di alam sangat jarang ditemukan dalam keadaan murni. Sekalipun air
hujan, meskipun awalnya murni, telah mengalami reaksi dengan gas-gas diudara
Pabrik kelapa sawit membutuhkan air bersih untuk pengolahan, untuk kebutuhan
rumah tangga dan air umpan boiler membutuhkan kemurnian yang memenuhi
kebutuhan air minum. Air yang digunakan pada proses pengolahan dan air umpan
boiler diperoleh dari air sungai, air waduk, sumur bor, dan sumber mata air lainnya.
Kualitas air tersebut tidak sama walaupun menggunakan sumber air sejenis ini
dipengaruhi oleh lingkungan asal mata air tersebut. Sumber mata air sungai umumnya
sudah mengalami pencemaran oleh penduduk atau industri, oleh sebab perlakuan
pemurnian air harus dilakukan. Berdasarkan sumber air alam yang selalu mengandung
pabrik. Air sangat dibutuhkan dalam proses pengolahan minyak sawit sebagai air
dan filtrasi melalui pasir atau batu bara keras serta oksidasi dengan cara aerasi.
2.5 Demineralisasi
Sistem demineralisasi sangat banyak digunakan, bukan saja untuk pengolahan air
umpan ketel uap tekanan tinggi, tetapi juga untuk berbagai air proses dan air cuci.
(2) persyaratan kualitas hasil pengolahan, sesuai dengan tujuan penggunaanya, dan
sistem itu bisa terdiri atas unit penukar kation-hidrogen dan unit penukar anion basa
lemah, dan biasanya diikuti dengan unit degasifikasi untuk membuang, dengan cara
daerasi, sebagian besar karbondioksida yang terbentuk dari bikarbonat dalam langkah
pertama. Jika ada silika yang harus disingkirkan, sistemnya boleh terdiri atas unit
penukar kation-hidrogen dan unit penukar anion basa kuat, biasanya dengan unit
penukar anion basa kuat. Unutk penggunaannya yang memerlukan air hasil yang
berkualitas tinggi unit ini bisa diikuti lagi dengan unit “pemoles” (penguapan) kedua
yang terdiri atas unit penukar kation-hidrogen dan unit penukar anion basa kuat atau
satu unit tunggal tanur yang berisi campuran penukar kation-hidrogen dan unit
Proses lain yang dapat mengeluarkan semua ion dari air adalah distilasi.
Pengangkutan air distilasi maupun air deionisasi harus dilakukan didalam basa tahan
karat atau kaca untuk mencegah agar air murni itu tidak menyebabkan korosi pada
pipa mengalir. Timah juga digunakan untuk ini, tetapi kelemahannya ialah bahwa
bahan ini sangat lunak. Bahan lain yang cukup baik sebagai gantinya ialah pipa
untuk demineralisasi parsial atau total air yang berkadar garam tinggi seperti air laut
(35.000) ppm garam terlarut) atau air payau. Proses pertama (penyingkiran parsial)
digunakan untuk menurunkan kadar garam sampai air itu layak untuk diminim (500
ppm atau kurang) atau untuk penggunaan lain. Proses keduanya (penyingkiran
dengan pertukaran ion yang telah diuraikan terdahulu dalam bab ini tidak cocok untuk
menyingkirkan garam dari air yang berkadar garam tinggi, sehingga untuk
menyingkirkan garam dari air yang berkadar garam tinggi, sehingga untuk itu harus
Ion exchanger (penukar ion) sebagai water softener merupakan fungsi umum dan
digunakan sangat luas di industri yang memerlukan soft water untuk proses dan bahan
baku boiler. Air baku yang tingkat ke-sadahan-nya (hardness) tinggi karena
Proses pertukaran ion terus berjalan sampai tercapai kesetimbangan dan jenuh
dan sesudah kondisi resin jenuh maka segera dilakukan re-generasi dengan dicuci
dengan air yang mengandung garam NaCl tinggi. Soft water digunakan untuk boiler
air umpan guna mencegah terjadinya endapan (scaling) pada pipa saluran air baik
pada sistem boiler maupun pada sistem pendingin ( Hartomo & Dofner, 1995).
Air dari tangki penyimpanan dipompakan ketangki kation yang berisi resin penukar
kation. Resin penukar kation ini bersifat asam kuat (strong acid cation) atau bersifat
asam lemah (weak acid cation), bahan kimia yang dipakai untuk mengaktifkan resin
Didalam kation terjadi pertukaran antara ion kalsium, magnesium dengan ion-ion
menjadi asam karbonat, asam sulfat, asam klorida, dan asam silikat yang larut dalam
air.
Ca++ CaX
Mg++ MgX
2Na+ Na2X
2NH4+ (NH4)2X
Selanjutnya dari water tower, air dipompakan kembali untuk diproses dengan
unsur kimiawi yang dikandung oleh air tersebut. Air yang bersal dari water tower
dimasukkan ke dalam tangki kation Exchanger resin, setelah air kontak dengan resin,
maka semua ikatan-ikatan unsur kimiawi dari garam alkali, seperti Ca2+, Mg2+, Fe2+,
dan lain sebagainya yang dikandung oleh air, diikat dengan 1 (satu) atom Hidrogen
(H+)
anion yang berisi resin bersifat basah kuat (strong base anion) dan basa lemah (weak
base anion). Bahan kimia yang dipakai adalah kaustik soda, dosis pemakaian 60 g/L
air yang dihasilkan tidak mengandung garam mineral lagi (Austin.T.G. 1996).
Oksidasi Kimia
(Linsley.K.,Ray, 1995).
Tujuan penambahan bahan-bahan kimia dalam proses pengolahan air umpan boiler
1. Bereaksi dengan kesadahan dan kandungan silika air umpan dan mencegah
kalsium karbonat (CaCO3). Dan ion-ion magnesium dan silika diendapkan dalam
menjadi suatu massa yang tidak melekat pada logam ketel. Pengaturan agar sifat
lumpur tidak melekat pada logam ketel dilakukan dengan penggunaan bermacam-
terlarut dan tersuspensi dalam air ketel pada taraf tertentu tanpa terjadi kejenuhan.
4. Menghilangkan oksigen dari air yang menyediakan alkalinitas yang cukup untuk
mencegah korosi ketel. Sejumlah oksigen dapat terbawa dalam air umpan
resin penukar ion yang telah habis saat kerjanya atau telah terbebani, telah jenuh.
Regenerasi penukaran ion dapat dilakukan dengan mudah karena pertukaran ion
merupakan suatu proses yang reversibel yang perlu diusahakan hanyalah agar pada
regenerasi berlangsung reaksi dalam arah yang berlawanan dari pertukaran ion.
ion asam kuat dan basa kuat adalah senyawa polimer stiren divinilbenzena. Ikatan
kimia pada polimer ini amat kuat sehingga tidak mudah larut dalam keasaman dan
sifat basa yang tinggi dan tetap stabil pada suhu diatas 150oC.
terbentuk kerangka resin penukar ion maka akan digunakan untuk menempelnya
Resin penukar kation dibuat dengan cara mereaksikan senyawa dasar tersebut
dengan gugus ion yang dapat menghasilkan (melepaskan) ion positif. Gugus ion yang
biasa dipakai pada resin penukar kation asam kuat adalah gugus sulfonat dan cara
Resin penukar ion yang direaksikan dengan gugus ion yang dapat melepaskan
ion negatif diperoleh resin penukar anion. Resin penukar anion dibuat dengan matrik
yang sama dengan resin penukar kation tetapi gugus ion yang dimasukkan harus bisa
melepas ion negatif, misalnya –N (CH3)3+ atau gugus lain atau dengan kata lain
Material penukar ion yang utama berbentuk butiran atau granular dengan
gugus fungsional dari asam sulfonat, ion karboksil. Senyawa ini akan bergabung
dengan ion pasangan seperti Na+, OH− atau H+. Senyawa ini merupakan struktur yang
porous. Senyawa ini merupakan penukar ion positif (kationik) untuk menukar ion
dengan muatan elektrolit yang sama (positif) demikian sebaliknya penukar ion negatif
(anionik) untuk menukar anion yang terdapat di dalam air yang diproses di dalam unit
“Ion Exchanger”.
- Bahan H2SO4(p)
Ca + R + 2H+ H2 + R + Ca 2+
Urutan Penukar Kation : Ra2+ < Ba2+ < Sr2+ < Ni2+ < Cu2+ < Co2+ < Zn2+ < Mn2+
< UO2+ < Ag2+ < Cs+ < K+< NH4+< Na+< Li+
- Bahan: NaOH
HCrO4 < NO3 < Br- < HPO4 < CN- < NO2- < Cl- < OH- < CH3COO- < F-
1. Unit kation
a. Pencucian kembali
Larutan asam (H2SO4) diinjeksikan kedalam unit kation. Sesudah melalui permukaan
resin, asam atau ion hidrogen akan menggantikan semua kation seperti ion kalsium,
Bila unit beroperasi kembli, akan terdapat sejumlah kecil leakage (kelewatan ion)
2. Unit anion
a. Pencucian kembali
Larutan kaustik diinjeksikan kedalam unit anion dan akan kontak langsung dengan
resin. Sesudah melalui permukaan resin, Kaustik Soda (larutan NaOH) atau ion
c. Pembilasan
Apabila unit sudah kembali beroperasi akan terdapat sejumlah kecil ion leakage,
Diusahakan jangan sampai ada kelebihan H2SO4 dan NaOH masuk kedalam ketel uap
(Austin.T.G.1996).