A. Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah jumlah semua interaksi antara suatu organisme dan makanan
yang dikonsumsinya. Dengan kata lain, nutrisi adalah sesuatu yang dimakan
seseorang dan bagaimana tubuh menggunakannya. Zat gizi adalah zat organik dan
anorganik yang dijumpai dalam makanan dan dibutuhkan untuk fungsi tubuh.
Manusia memerlukan zat gizi esensial dalam makanan untuk pertumbuhan dan
untuk memelihara semua jaringan tubuh dan fungsi normal semua proses tubuh.
(Kozier, 2010)
2. Gangguan Menelan
Batasan Karakteristik
a. Gangguan Fase esofagus
1) Abnormalitas pada fase esofagus pada pemeriksaan menelan
2) Pernapasan bau asam
3) Bruksisme
4) Nyeri epigastrik
5) Menolak makan
6) Nyeri uluhati
7) Hematemesis
8) Hiperekstensi kepala
9) Bangun malam karena mimpi buruk
10) Batuk malam hari
11) Terlihat bukti kesulitan menelan
12) Odinofagia
13) Regurgitasi isi lambung
14) Menelan berulang
15) Keluhan “ada yang menyangkut”
16) Kegelisahan yang tidak jelas seputar waktu makan
17) Pembatasan volume
18) Muntah
19) Muntahan di bantal
Gastrointestinal Malnutrisi
obesitas
Kekurangan nutrisi
Ketidakma- Risikokelebihann
Ketidakmamp dalam tubuh
mpuan utrisi
menelan Ketidakmampuan uan untuk
makanan untuk mencerna mengabsorpsi
makanan nutrient
Akumulasi lemak pd
seluruh jaringan Kesiapan meningkatkan
Ggn. Menelan dan adiposa nutrisi
Kelebihan nutrisi
Ketidakseimba-
ngan nutrisi:
kurang dari
kebutuhan
D. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan
nutrisi adalah sebagai berikut :
1. Kadar total limfosit
2. Albumin serum
3. Zat Besi
4. Transferin serum
5. Kreatinin
6. Hemoglobin
7. Hematokirit
8. Keseimbangan nitrogen
9. Tes antigen kulit
Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan risiko status
nutrisi buruk meliputi penurunan hemoglobin dan hematokrit, peneurunan
nilai limfosit, penurunan albumin serum < 3,5 gr/dl, dan
peningkatan/penurunan kadar kolesterol (Mubarak, 2008).
1. Pemeriksaan Laboratorium dan Biokimia
Pemeriksaan laboratorium umum digunakan untuk mempelajari status
nutrisi meliputi mengukur protein plasma seperti albumin, transferin,
prealbumin, protein pengikat retinol, kapasitas pengikat zat besi total, dan
haemoglobin. Setelah makan, waktu respon untuk perubahan pada rentang
protein dari jam ke minggu. Masa hidup metabolisme albumin adalah 21 hari,
transferin 8 hari, prealbumin 2 hari, dan protein pengikat retinol adalah 12
hari. Faktor yang mempengaruhi kadar albumin serum meliputi hidrasi,
perdarahan, penyakit ginjal dan hepatik, jumlah drainase yang besar untuk
luka, drain luka bakar, atau traktus gastrointestinal, pemberian steroid, infus
albumin eksogenus, umur, trauma, luka bakar, stres, atau pembedahan. Kadar
albumin adalah indikator penyakit kronis yang lebih baik, sedangkan kadar
prealbumin dianggap sebagai keadaan akut.
Keseimbangan nitrogen penting untuk menyatakan status protein serum.
Hitung keseimbangan nitrogen dengan membagi 6,25 ke dalam gram total
protein yang dimakan dalam satu hari (24 jam). Ukur keluaran nitrogen melalui
analisis laboratorium 24 jam urea nitrogen urinari (UUN). Untuk klien dengan
diare dan drainase fistula, perkirakan tambahan 2-4 gram keluaan nitrogen
yang lebih lanjut. Keseimbangan nitrogen didapatkan dengan membagi
keluaran nitrogen yang dibutuhan untuk anabolisme. Sebaliknya,
keseimbangan nitrogen negatif terjadi saat katabolisme terjadi. (Potter & Perry,
2010).
D. Penatalaksanaan Medis
1. Nutrisi enteral
Metode pemberian makanan alternative untuk memastikan kecukupan
nutrisi meliputi metode enteral (melalui sistem pencernaan). Nutrisi enteral
juga disebut sebagai nutrisi enteral total (TEN) diberikan apabila klien tidak
mampu menelan makanan atau mengalami gangguan pada saluran
pencernaan atas dan transport makanan ke usus halus terganggu. Pemberian
makanan lewat enteral diberikan melalui slang nasogastrik dan slang
pemberian makan berukuran kecil atau melalui slang gastrostomi atau
yeyunostomi.
2. Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteral (PN) juga disebut sebagai nutrisi parenteral total
(TPN) atau hiperalimentasi intravena (IV H), diberikan jika saluran
gastrointestinal tidak berfungsi karena terdapat gangguan dalam kontinuitas
fungsinya atau karena kemampuan penyerapannya terganggu. Nutrisi
parenteral diberikan secara intravena seperti melalui kateter vena sentral ke
vena kava superior.
Makanan parenteral adalah larutan dekstrosa, air, lemak, protein,
elektrolit, vitamin dan unsur renik, semuanya ini memberikan semua kalori
yang dibutuhkan. Karena larutan TPN bersifat hipertonik larutan hanya
dimasukkan ke vena sentral yang beraliran tinggi, tempat larutan dilarutkan
oleh darah klien. (Nurjanah, 2011)
E. Pengkajian
Pengkajian nutrisi penting khususnya bagi klien yang berisiko masalah nutrisi
yang berhubungan dengan stress, penyakit, hospitalisasi, kebiasaan gaya hidup,
dan faktor –faktor lain. Pusat pengkajian nutrisi sekitar empat area pokok :
1. Pengukuran Fisik Dan Antropometri
Pengukuran fisik meliputi, tinggi badan dan berat berat badan. Pengukuran
antropometri sistem pengukuran ukran dan ssunan tubuh dan bagian
khusus tubuh. Pengukuran antropometri yang membantu dalam
mengidentifikasi masalah nutrisi termasuk perbandingan ketinggian untuk
lingkar pergelangan tangan, lingkar lengan bagian tengah atas.
2. Tes Laboratorium Dan Biokimia
Tes – tes dipengaruhi oleh banyak faktor seperti keseimbangan cairan,
fungsi hati, fungsi ginjal, dan adanya penyakit. Tes biasanya diguakan
untuk mempelajari status nutrisi termasuk ukuran protein plasma seperti
albumin, transferin, retinol yang mengikat protein, total kapasitas ikatan
zat besi, dan hemoglobin. Tes – tes lain digunakan untuk menentukan
status nutrisi termasuk ukuran imunitas, seperti penundaan sensitivitas
kutaneus, dan ukuran metabolism protein.
3. Riwayat Diet Dan Kesehatan
Riwayat diet berfokus pada kebiasaan asupan makanan dan cairan klien,
sebaik informasi tentang pilihan, alergi, masalah dan area yang
berhubungan lainnya, seperti kemampuan klien untuk memperoleh
makanan. Selama mengkaji riwayat keperawatan perawat juga
menggabungkan informasi tentang tingkat aktivitas klien untuk
menentukan kebutuhan energy dan membandingkannya dengan asupan
makanan.
Faktor yang mempengaruhi pola diet :
a. Status Kesehatan
b. Kultur Dan Agama
c. Status Sosioekonomi
d. Pilihan Pribadi
e. Faktor Psikologis
f. Alcohol Dan Obat
g. Kesalahan Informasi Dan Keyakinan Terhadap Makanan
4. Observasi Klinis
Seperti pada bentuk pengkajian keperawatan lain, perawat mengobservasi
klien tanda – tanda perubahan nutrisi. Karena nutrisi yang tidak tepat
mempengaruhi semua system tubuh, petunjuk malnutrisi dapat diobservasi
selama pengkajian fisik.
F. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
a. Definisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
b. Faktor yang Berhubungan
1) Faktor biologis
2) Faktor ekonomi
3) Ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrien
4) Ketidakmampuan untuk mencerna makanan
5) Ketidakmampuan menelan makanan
6) Faktor psikologis
c. Batasan Karakteristik
1) Kram abdomen
2) Nyeri abdomen
3) Menghindari makanan
4) Berat badan 20% atau lebih di bawah berat badan ideal
5) Kerapuhan kapiler
6) Diare
7) Kehilangan rambut berlebihan
8) Bising usus hiperaktif
9) Kurang makanan
10) Kurang informasi
11) Kurang minat pada makanan
12) Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
13) Kesalahan konsepsi
14) Kesalahann informasi
15) Membran mukosa pucat
16) Ketidakmampuan memakan makanan
17) Tonus otot menurun
18) Mengeluh gangguan sensasi rasa
19) Mengeluh asupan makanan kurang dari RDA
20) Cepat kenyang setelah makan
21) Sariawan rongga mulut
22) Steatorea
23) Kelemahan otot pengunyah
24) Kelemahan otot untuk menelan
2. Gangguan Menelan
a. Definisi
Abnormal fungsi mekanisme menelan yang dikaitkan dengan
struktur atau fungsi oral, faring, atau esofagus
b. Faktor yang Berhubungan
Defisit Kongenital
1) Masalah perilaku makan
2) Gangguan dengan hipotonia signifikan
3) Penyakit jantung kongenital
4) Gagal bertumbuh
5) Riwayat makan dengan slang
6) Obstruksi mekanis
7) Gangguan neuromuskular
8) Malnutrisi energi-protein
9) Gangguan pernapasan
10) Anomali saluran napas atas
Masalah Neurologis
1) Akalasia
2) Defek anatomik didapat
3) Paralisis serebral
4) Gangguan saraf kranial
5) Keterlambatan perkembangan
6) Defek esofagus
7) Abnormalitas orofaring
8) Prematuritas
9) Penyakit refluks gastroesofagus
10) Abnormalitas laring
11) Defek laring
12) Defek nasal
13) Defek rongga nasofaring
14) Defek trakea
15) Trauma
16) Cedera kepala traumatik
17) Anomali jalan napas atas
c. Batasan Karakteristik
Gangguan Fase esofagus
1) Abnormalitas pada fase esofagus pada pemeriksaan menelan
2) Pernapasan bau asam
3) Bruksisme
4) Nyeri epigastri
5) Menolak makan
6) Nyeri uluhati
7) Hematemesis
8) Hiperekstensi kepala
9) Bangun malam karena mimpi buruk
10) Batuk malam hari
11) Terlihat bukti kesulitan menelan
12) Odinofagia
13) Regurgitasi isi lambung
14) Menelan berulang
15) Keluhan “ada yang menyangkut”
16) Kegelisahan yang tidak jelas seputar waktu makan
17) Pembatasan volume
18) Muntah
19) Muntahan di bantal
Gangguan fase oral
1) Abnormalitas pada fase oral pada pemeriksaan menelan
2) Tersedak sebelum menelan
3) Batuk sebelum menelan
4) Ngiler
5) Makanan jatuh dari mulut
6) Makanan terdorong keluar dari mulut
7) Muntah sebelum menelan
8) Ketidakmampuan membersihkan rongga mulut
9) Masuknya bolus terlalu dini
10) Bibir tidak menutup rapat
11) Kurang mengunyah
12) Kurang kerja lidah untuk membentuk bolus
13) Makan lama dengan konsumsi sedikit
14) Refluks nasal
15) Piecemeal deglutition
16) Makanan terkumpul di sulkus lateral
17) Sialorea
18) Pembentukan bolus terlalu lambat
19) Kelemahan mengisap yang mengakibatkan ketidakcukupan
mengatup puting
Gangguan fase faring
1) Abnormalitas pada fase faring pada pemeriksaan menelan
2) Gangguan posisi kepala
3) Tersedak
4) Batuk
5) Keterlambatan menelan
6) Menolak makan
7) Muntah
8) Suara seperti kumur
9) Ketidakadekuatan elevasi
10) Menelan berkali-kali
11) Refluks nasal
12) Infeksi paru berulang
13) Demam yang tidak jelas penyebabnya
b. Batasan Karakteristik
1) Sikap terhadap minum sama dengan tujuan kesehatan
2) Sikap terhadap makan sama dengan tujuan kesehatan
3) Mengonsumsi cairan adekuat
4) Mengonsumsi makanan adekuat
5) Makan secara teratur
6) Menunjukkan pengetahuan tentang pilihan minuman yang
sehat
7) Menunjukkan pengetahuan tentang pilihan makanan yang
sehat
8) Menyatakan keinginan untuk meningkatkan nutrisi
9) Mengikuti standar yang tepat untuk asupan
10) Pembuatan cairan yang aman
11) Pembuatan makanan yang aman
12) Penyimpana cairan yang aman
13) Penyimpanan cairan yang aman
G. Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Keperawatan Hasil
1 Ketidakseimba Setelah dilakukan asuhan
NIC
ngan Nutrisi keperawatan … x 24 jam Nutrition Management
Kurang dari diharapkan masalah
a. Kaji adanya alergi makanan
Kebutuhan keperawatan b. Kolaborasi dengan ahli gizi
Tubuh ketidakseimbangan nutrisi untuk menentukan jumlah
kurang dari kebutuhan kalori dan nutrisi yang
tubuh dapat teratasidibutuhkan pasien
dengan : c. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake Fe
Kriteria Hasil d. Anjurkan pasien untuk
a. Adanya peningkatan meningkatkan protein dan
berat badan sesuai vitamin C
dengan tujuan e. Berikan substansi gula
b. Berat badan ideal f. Yakinkan diet yang dimakan
sesuai dengan tinggi mengandung tinggi serat untuk
badan mencegah konstipasi
c. Mampu g. Berikan makanan yang terpilih
mengidentifikasi (sudah dikonsultasikan dengan
kebutuhan nutrisi ahli gizi)
d. Tidak ada tanda-tanda h. Ajarkan pasien bagaimana
malnutrisi membuat catatan makanan
e. Menunjukkan harian
peningkatan fungsi i. Monitor jumlah nutrisi dan
pengecapan dari kandungan kalori
menelan j. Berikan informasi tentang
f. Tidak terjadi kebutuhan nutrisi
penurunan berat badan k. Kaji kemampuan pasien untuk
yang berarti mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
Nutrition Monitoring
a. BB pasien dalam batas normal
b. Monitor adanya penurunan
berat badan
c. Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa dilakukan
d. Monitor interaksi anak atau
orang tua selama makan
e. Monitor lingkungan selama
makan
f. Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam
makan
g. Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
h. Monitor turgor kulit
i. Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
j. Monitor mual dan muntah
k. Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
l. Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
m. Monitor pucat, kemerahan,
dan kekeringan jaringan
konjungtiva
n. Monitor kalori dan intake
kalori
o. Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papilla
lidah dan cavitas oral
p. Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
2 Gangguan NOC NIC
Menelan Setelah dilakukan asuhan Apriration Precautios
keperawatan … x 24 jam a. Memantau tingkat kesadaran,
diharapkan masalah reflex batuk, reflex muntah,
keperawatan gangguan dan kemampuan menelan
menelan pada pasien dapat b. Memonitor status paru
teratasi dengan menjaga/mempertahankan
Kriteria Hasil : jalan nafas
a. Dapat c. Posisi tegak 90 derajat atau
mempertahankan sejauh mungkin
makanan dalam mulut d. Jauhkan manset trakea
b. Kemampuan menelan meningkat
adekuat e. Jauhkan pengaturan hisap
c. Pengiriman bolus ke yang tersedia
hipofaring selaras f. Menyuapkan makanan dalam
dengan reflex menelan jumlah kecil
d. Kemampuan untuk g. Periksa penempatan tabung
mengosongkan rongga NG atau gastrostomy sebelum
mulut menyusui
e. Mampu mengontrol h. Periksa penempatan tabung
mual dan muntah NG atau gastrostomy sisa
f. Imobilitas sebelum makan
konsekuensi : i. Hindari makan, jika residu
fisiologis tinggi tempat "pewarna"
g. Pengetahuan tentang dalam tabung pengisi NG
prosedur pengobatan j. Hindari cairan atau
h. Tidak ada kerusakan menggunakan zat pengental
otot tenggorong atau k. Penawaran makanan atau
otot wajah, menelan, cairan yang dapat dibentuk
menggerakkan lidah menjadi bolus sebelum
atau reflex muntah menelan
i. Pemulihan pasca l. Potong makanan menjadi
prosedur pengobatan potongan-potongan kecil
j. Kondisi pernapasan, m. Permintaan obat dalam
ventilasi adekuat bentuk obat mujarab
k. Mampu melakukan n. Istirahat atau menghancurkan
perawatan terhadap pil sebelum pemberian
non pengobatan o. Jauhkan kepala tempat tidur
parenteral ditinggikan 30 sampai 45
l. Mengidentifikasi menit setelah makan
faktor emosi atau p. Sarankan pidato/berbicara
psikologis yang patologi berkonsultasi
menghambat menelan q. Sarankan barium menelan
m. Dapat mentoleransi kue atau video fluoroskopi
ingesti makanan tanpa
tersedak
n. Menyusui adekuat
o. Kondisi menelan bayi
p. Memelihara kondisi
gizi : makanan dan
asupan cairan ibu dan
bayi
q. Hidrasi tidak
ditemukan
r. Pengetahuan
mengenai cara
menyusui
s. Kondisi pernafasan
adekuat
t. Tidak terjadi
gangguan neurologis