Permasalah Lingkungan Lokal Kel.6
Permasalah Lingkungan Lokal Kel.6
PENDIDIKAN BIOLOGI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, atas limpahan rahmat dan hidayahnya kami
dapat menyelesaikan makalah tentang “Permasalahan Lingkungan Hidup Secara Lokal ”.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Islam dan Lingkungan Hidup.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada Yth
Bpk.Ahmad Mughofar, M.Si. Semoga makalah yang kami susun ini, membantu rekan-rekan
dalam memahami materi pada pembelajaran mata kuliah Islam dan Lingkungan Hidup
Penyusun
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
A. Kesimpulan ........................................................................................................
B. Saran ..................................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tidak ada yang salah dengan manusia yang mencoba memanfaatkan alam untuk mendukung
kehidupan mereka karena memang alam diciptakan untuk mendukung kehidupan manusia.
Akan tetapi, pemanfaatan alam menjadi hal yang salah ketika pemanfaatan alam tidak
diimbangi dengan pelestarian lingkungan terlebih dengan fakta bahwa perkembangan
teknologi yang kian hari kian pesat dan menjadi tumpuan kehidupan bagi banyak manusia
modern rupanya merupakan salah satu faktor yang menggerus alam dalam waktu yang tidak
begitu lama.
Masalah lingkungan merupakan isu nyata yang sudah menjadi perbincangan ramai dalam
Konferensi PBB mengenai lingkungan hidup yang diadakan di Stockholm, Swedia 15 Juni
1972. Di tahun yang sama pada tanggal 15-18 Mei, Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup
dan Pembangunan Nasional oleh Universitas Pajajaran membahas isu mengenai masalah
lingkungan hidup untuk pertama kalinya di Indonesia. Kenyataan mengenai laju pertumbuhan
populasi penduduk yang kian tahun kian meningkat merupakan salah satu faktor yang paling
penting dalam masalah lingkungan.
Pertumbuhan penduduk membuat pembangunan dan industri semakin diperlukan sementara
itu pembangunan dan industri juga memberikan dampak yang negatif terhadap lingkungan
yang kemudian akan berimbas kepada manusia.
Alquran Surat Al-Baqarah (2): 60 berikut ini juga menekankan bahwa Allah memberikan
rezeki kepada semua manusia dan melarang manusia berbuat kerusakan di muka bumi ini:
“…dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman:
“Pukullah batu itu dengan tongkatmu,” lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air.
sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan
minumlah rezeki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi
dengan berbuat kerusakan….” (QS. Al Baqarah : 60)
Dari ayat di atas dapat diketahui bahwa Allah memberikan rezeki kepada manusia yang
disediakan-Nya di bumi ini. Manusia hanya tinggal mencari tahu bagaimana memanfaatkan
apa yang ada di muka bumi ini untuk memenuhi keperluannya dengan catatan bahwa
manusia tidak merusaknya, hanya memanfaatkan dengan memeliharanya.
Selain ayat di atas, penekanan tentang larangan berbuat kerusakan di muka bumi dan
kepastian bahwa Allah akan memberikan rezeki kepada manusia yang berbuat baik dan
bersyukur di muka bumi ini dijelaskan dalam Alquran Surat Al-A’raf (7): 56-58 yang artinya
sebagai berikut :
) َوه َُو الَّ ِذي يُرْ ِس ُل56( ط َمعا ً إِ َّن َرحْ َمتَ هّللا ِ قَ ِريبٌ ِّمنَ ْال ُمحْ ِسنِين ِ ُْوا فِي األَر
َ ض بَ ْع َد إِصْ الَ ِحهَا َوا ْدعُوهُ خَ وْ فا ً َو ْ َوالَ تُ ْف ِسد
َ
َت َكذلِك َّ ُ ْ َ ْ ْ َ
ِ ت فَأن َزلنَا بِ ِه ال َماء فَأخ َرجْ نَا بِ ِه ِمن ك ِّل الث َم َرا ْ ً َّ َ ً
ٍ ِّالرِّ يَا َح بُ ْشرا بَ ْينَ يَ َديْ َرحْ َمتِ ِه َحتى إِذا أقَلت َس َحابا ثِقَاال ُسقنَاهُ لِبَل ٍد َّمي
َ ً ْ َ َّ
ِ صرِّ فُ اآليَا
ت َ ) َو ْالبَلَ ُد الطَّيِّبُ يَ ْخ ُر ُج نَبَاتُهُ بِإ ِ ْذ ِن َربِّ ِه َوالَّ ِذي خَ ب57( نُ ْخ ِر ُج ْالموْ تَى لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُون
َ ُُث الَ يَ ْخ ُر ُج إِالَّ نَ ِكداً َك َذلِكَ ن
)58( لِقَوْ ٍم يَ ْش ُكرُون
“ Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya
dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan
dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat
baik. Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum
kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung,
Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, Maka
Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami
membangkitkan orang-orang yang telah mati, Mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.
Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah
yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami
mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.” (QS Al A’raf
56-58)
Dari ayat tersebut di atas, dapat dipahami bahwa Allah memperhatikan kesejahteraan
manusia di muka bumi ini dengan, misalnya diturunkannya hujan, yang memungkinkan
pepohonan tumbuh dan menghasilkan buah yang bisa dinikmati manusia. Dengan ini semua,
diharapkan manusia dapat bersyukur dan berdoa dengan penuh harap kepada Allah,
senantiasa memelihara karunia Allah dan tidak berbuat kerusakan.
Contoh berbuat kerusakan pada masa sekarang, misalnya dengan tidak mematikan listrik
ketika tidak menggunakannya (mubazir), tidak menutup keran saat keluar dari kamar mandi
sehingga kemudian air terbuang begitu saja, padahal untuk mengeluarkan air dari keran itu
sendiri membutuhkan energi listrik, mengemas barang dengan terlalu banyak bungkus
(overwrap) sehingga memperbanyak sampah yang penghancurannya membutuhkan waktu
ratusan tahun, memilih menggunakan transportasi pribadi ketika sebenarnya akan lebih
menghemat energi dan uang jika menggunakan transportasi umum serta yang lebih besar lagi
dampaknya bagi banyak orang yaitu menebang pepohonan di hutan tanpa diimbangi dengan
penanamannya kembali atau melakukan pengeboran tanpa memperhatikan dampaknya
terhadap masyarakat di sekitarnya, seperti yang terjadi pada kasus sebuah perusahaan yang
melakukan pengeboran di Jawa Timur. Keinginan untuk mendapatkan keuntungan pribadi
yang berlimpah mengakibatkan seseorang tidak berfikir panjang tentang dampak lingkungan
yang diakibatkan jika penebangan pohon besar-besaran dan pengeboran tersebut dilakukan.
Lingkungan merupakan satu kesatuan segala mahluk ciptaan Allah yang juga bukti
kebesaran-Nya. Sesungguhnya salah satu tujuan hidup manusia adalah mensyukuri segala
nikmat yang diberikan Allah SWT, dan salah satu caranya adalah dengan menjaga
lingkungan. Sebagai khalifah di bumi, kita dituntut untuk menjaga lingkungan sebagai salah
satu tujuan hidup menurut islam. Sebagaimana firman Allah SWT:
Artinya: ” Dan bila dikatakan kepada mereka: “Janganlah kamu membuat kerusakan di
muka bumi”. Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan
perbaikan” (Q.S. Al Baqarah :11
B. Masalah Lingkungan Lokal
Masalah lingkungan lokal merupakan hal yang sangat mudah dilihat bahwa Indonesia masih
mempunyai kesadaran yang rendah terhadap isu lingkungan terutama masyarakatnya yang
kebanyakan masih terlalu terfokus pada usaha untuk bertahan hidup dan mendapatkan
kehidupan yang lebih layak secara ekonomi sehingga mereka melakukan segala upaya untuk
mendapatkan uang lebih meskipun hal ini berarti mereka harus mengancam lingkungan dan
alam. Kegiatan ini sudah berlangsung selama bertahun-tahun dan kini masyarakat mulai
merasakan imbas atas apa yang mereka lakukan terhadap alam. Berbagai macam isu
lingkungan muncul di berbagai wilayah di Indonesia dan tentu saja banyak masyarakat yang
merasakan derita baik secara langsung maupun tidak langsung atas kerusakan alam yang
terjadi di wilayah mereka. Boleh saja kita tidak memberikan tanggapan serius terhadap isu
lingkungan global seperti kerusakan lapisan ozon karena pada dasarnya daerah yang terimbas
pertama kali bukan Indonesia melainkan kutub bumi meskipun kemudian tentu ada imbas
besar yang akan dirasakan oleh rakyat Indonesia. Kini, banyak peristiwa yang membawa
derita yang harus dialami oleh banyak orang di daerah asalnya masing-masing dan hal ini
terjadi bukan tanpa sebab yang berkaitan dengan ulah manusia terhadap alam.
Saat ini masalah lingkungan cukup sering diperbincangkan. Sebagaimana telah
diketahui bersama bahwa lapisan ozon kini semakin menipis. Dengan terus menipisnya
lapisan itu, sangat dikhawatirkan bila lapisan itu tidak ada atau menghilang sama sekali dari
alam semesta ini. Tanpa lapisan ozon sangat banyak akibat negatif yang akan menimpa
makhluk hidup di muka bumi ini, antara lain: penyakit-penyakit akan menyebar secara
menjadi-jadi, cuaca tidak menentu, pemanasan global, bahkan hilangnya suatu daerah karena
akan mencairnya es yang ada di kutub Utara dan Selatan. Jagat raya hanya tinggal menunggu
masa kehancurannya saja.
Memang banyak cara yang harus dipilih untuk mengatasi masalah ini. Para ilmuwan
memberikan berbagai masukan untuk mengatasi masalah ini sesuai dengan latar belakang
keilmuannya. Para sastrawan pun tak ketinggalan untuk berperan serta dalam menanggulangi
masalah yang telah santer belakangan ini.
C. Contoh dan Dampak Masalah Lingkungan Lokal
Ada banyak berita mengenai dampak lingkungan yang terjadi di berbagai wilayah di
Indonesia salah satunya Aceh yang terkenal dengan potensi alam dan potensi wisata alam
kini keadaanya sangat memprihatinkan. Kerusakan lingkungan sudah menjadi pemandangan
biasa dimana-mana. Eksploitasi tambang yang berlebihan, perubahan fungsi hutan menjadi
perkebunan kelapa sawit, kebakaran hutan serta sejumlah isu lingkungan lainnya dituding
menjadi penyebab utama. Aceh sendiri tidak lepas dari akibat kerusakan lingkungan tersebut.
Berikut beberapa isu lingkungan di Aceh :
1. Kebakaran Hutan Di Aceh
Proses kebakaran hutan dapat terjadi karena proses alami atau ulah dari manusia. Kebakaran
oleh ulah manusia biasanya bermaksud untuk pembukaan lahan untuk perkebunan. Manusia
dengan sengaja membakar hutan supaya memudahkan proses clearing.
Di Aceh selama beberapa tahun terakhir sering terjadi kebakaran hutan, Lokasi kebakaran
lahan berada di Aceh. Kejadian ini berlangsung sporadis dan dalam waktu yang hampir
bersamaan di setiap lokasi. Pemicu kebakaran diduga berasal dari aktivitas pembukaan lahan
pertanian.
Allah telah mempercayakan kita untuk menjaga lingkungan dimana saat itu para malaikat
justru meragukan kita. Maka hendaknya kita betul-betul menjalankan perintah Allah untuk
menjaga segala apa yang telah ia ciptakan utnuk kita.
Namun sayang, semakin hari justru semakin banyak manusia yang merusak lingkungan.
Berbagai kehancuran dan kerusakan terjadi dimana-mana hingga menimbuolkan banyak
bencana. Allah juga telah menceritakan hal ini pada kita dalam Al Quran:
Artinya: ” Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (Q.S. Ar Rum:41
Dampak longsor :
Dampak dari longsor bisa berdampak terjadinya kerusakan tempat tinggal atau tempat
kegiatan aktivitas seperti ladang, sawah dan juga bisa menganggu transportasi kegiatan
perekonomian. Dampaknya sangat dirasakan bagi daerah lokal dan ada kemungkinan berantai
kedaerah lainnya.
6. Erosi Pantai ( Abrasi ).
Erosi di kawasan Ujong Mangki Kecamatan Bakongan dan Ujong Pulo Rayek kecamatan
Bakongan Timur Kabupaten aceh selatan kian meluas, bahkan rumah warga yang berada di
pesisir pantai mulai terkikis ombak.
Erosi adalah terkikisnya lahan daratan pantai akibat gelombang air laut. Erosi ini terjadi
karena kurangnya vegetasi seperti bakau yang biasa tumbuh di bibir pantai. Kurangnya
vegetasi ini disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat akan kelestarian pantai.
Dampak erosi pantai :
Dampak erosi pantai berdampak lokal dan dapat menyebabkan kerusakan tempat tinggal, dan
hilang potensi ekonomi seperti kegiatan pariwisata.
7. Intrusi Air Laut
Masuknya air laut (asin) mengisi ruang bawah tanah akibat air tanah telah banyak digunakan
oleh manusia dan tidak adanya tahanan intrusi air laut seperti kawasan mangrove.
Dampak intrusi air laut :
Dampak dari intrusi air laut adalah terjadinya kekurangan stok air tawar, menganggu
kesehatan.
8. Penebangan Liar Hutan
Jika hutan itu terbuka dalam hamparan yang luas seperti pasca eksploitasi HPH, penebangan
hutan, dengan kerapatan dibawah 50 persen maka akan mudah terbakar. Akibatnya dedaunan
busuk dengan humus yang tebal, ranting dan dahan yang kering lekang sehingga dengan
pemantik kecil saja kawasan ini segera terbakar. Keadaan hutan yang sudah longgar, pohon-
pohon besar dan kecil ditebang dan tidak ada regenerasi berdampak pada perairan terutama
anak-anak sungai akan banjir besar dan menerima debit air yang melebihi kapasitas normal.
Sungai yang dahulunya tidak bisa meluap dan begitu bersahabat sekarang sebaliknya, seperti
banjir di beberapa Kabupaten di Aceh. Sedangkan di musim kemarau persediaan air sangat
kurang.
Fakta di atas menunjukkan bahwa kawasan hutan bukit dan pegunungan sudah kurang
fungsinya sebagai penahan air agar secara perlahan-lahan mengalir ke muara sungai. Yang
kita khawatirkan jika musim hujan tiba dengan curah hujan sangat tinggi yang merupakan
siklus sepuluh tahunan maka air akan tertumpuk di daerah muara.
Dampak : Terjadinya kerusakan pada bumi, dengan terjadinya bencana alam seperti : tanah
longsor, banjir, erosi (perubahan bentuk batuan, tanah dan lumpur), dan pemanasan global
TIM IAD MKU UMS, TIM MUP.2008. Ilmu Kealaman Dasar. Surakarta:
Muhammadiyah University Press