Napitupulu
Napitupulu
e-ISSN 2476-9266
p-ISSN: 2088-9402
DOI : 10.17933/jppi.2016.060203
Abstrak
Sejak adanya Inpres No.3 tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi pengembangan e-Government, Pemerintah
dituntut harus mampu memanfaatkan kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) melalui pengembangan
e-Government. Jika ditilik kondisi pemanfaatan e-Government di tingkat nasional, memang sudah banyak daerah yang
memiliki inisiatif mengimplementasikan e-government, namun tidak dipungkiri disparitas juga terjadi antar daerah
atau lembaga di Indonesia dengan berbagai alasan, seperti faktor manajemen, infrastruktur, dan sumber daya manusia
yang berbeda-beda. E-Government yang dikembangkan hanya mengindikasikan sekedar pemenuhan terhadap
kebijakan tanpa disertai kualitas. Penelitian ini bertujuan mengetahui sejauh mana pengembangan e-Government di
Indonesia khususnya kualitas layanan publik melalui website. Metode penelitian yang digunakan adalah survei
berbasis kuesioner dengan pendekatan e-Govqual. Hasil survey dianalisis dengan metode IPA untuk melihat gap
antara harapan dan kinerja layanan yang diberikan. Hasil dari penelitian diharapkan dapat membantu pemerintah
daerah dalam mengetahui kualitas layanan dari sistem e-Government yang telah diimplementasikan berdasarkan
perspektif pengguna. Selain itu juga dapat diberikan rekomendasi terkait kualitas layanan apa yang harus ditingkatkan
dan dipertahankan oleh pemerintah daerah.
Kata Kunci : Kualitas, Layanan, e-Government, e-GovQual, IPA
Abstract
Since the PI 3 of 2003 on policies and strategies for developing e-Government, the Government is required to be able
to capitalize on advances in Information and Communication Technology (ICT) through the development of e-
Government. If judging the condition of the use of e-Government at national level, it has many areas that have the
initiative to implement e-government, but it is inevitable disparities also occur between regions or institutions in
Indonesia with a variety of reasons, such as the factor of management, infrastructure and human resources different.
E-Government developed only indicate a fulfillment of the policy without quality. This study aims to determine the
extent to which the development of e-Government in Indonesia in particular the quality of public services through the
website. The method used was a questionnaire-based survey by e-Govqual approach. The survey results were analyzed
by the method of IPA to see the gap between expectation and performance of the services provided. The results of the
study are expected to help local governments to determine the quality of e-government system that has been
implemented based on the user's perspective. It can also be given recommendations related to the quality of what
services should be improved and maintained by local governments.
Keywords : Quality, Services, e-Government, e-GovQual, IPA
153
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol.6 No 2 Desember 2016 : hal 153 - 168
154
Analisa Kualitas Layanan e-Governement Dengan Pendekatan e-Govqual & IPA (Darmawan Napitupulu)
dengan Malaysia (59) dan Singapura (10). Sejalan (Dewi, 2011; Faizah & Dana, 2009; Furuholt &
dengan hal tersebut, e-Government ranking dari Wahid, 2008; Junaidi, 2011; Napitupulu, 2014).
Waseda (2015) menunjukkan bahwa Indonesia Faktor-faktor keberhasilan ini merupakan key area
berada pada peringkat 29 dari 38 negara yang yang harus diakomodasi oleh lembaga pemerintah
disurvey. Indonesia juga jauh berada di bawah untuk mendukung kesuksesan penerapan e-
Malaysia (25), Thailand (22) dan Singapura (1). Government dan salah satu faktor kunci
Kondisi pemanfaatan e-Government di tingkat keberhasilan (CSF) yang berhasil dirumuskan
nasional tidak jauh berbeda. Memang sudah banyak adalah layanan yang berkualitas (Napitupulu, 2014)
daerah, departemen atau lembaga pemerintah yang Oleh karena itu kualitas layanan yang disediakan
telah mengimplementasikan e-Government. pemerintah (e-Government service quality) melalui
Hal ini terlihat dari data yang diambil setahun e-Government menjadi penting untuk diperhatikan
setelah kebijakan Inpres 3 tahun 2003 yaitu dari 530 dan ditingkatkan secara berkesinambungan dimana
lembaga pemerintah yang ada, 53,61% diantaranya layanan yang cepat dan transparan diharapkan dapat
telah memiliki situs web sendiri. Namun tidak mengurangi waktu proses dan biaya. Pelayanan
dipungkiri disparitas juga terjadi antar publik yang berkualitas menjadi bagian dari tata
propinsi/kabupaten/kota/lembaga di Indonesia kelola pemerintah yang baik (good governance).
dengan berbagai alasan, seperti faktor manajemen, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh
infrastruktur, dan sumber daya manusia yang mana kualitas layanan yang diberikan oleh lembaga
berbeda-beda. Hasil survey pemeringkatan e- pemerintah berdasarkan perspektif publik. Obyek
Government di Indonesia tahun 2014 menunjukkan yang dipilih dalam penelitian ini adalah Pemerintah
hasil yang kurang memuaskan dimana dari total 22 Kota (PemKot) X yang telah diasumsikan berhasil
propinsi yang dinilai lebih dari 50 % (13) propinsi menerapkan e-Government di Indonesia (best
termasuk dalam kategori kurang dan bahkan rata- practice). Hasil penelitian diharapkan dapat
rata seluruh propinsi juga mendapat penilaian menunjukkan kondisi pelayanan publik berbasis
kurang (“Pemeringkatan e-Government di elektronis khususnya di Pemkot XYZ sebagai dasar
Indonesia (PeGI),” 2014). Berdasarkan sumber data (baseline) peningkatan kualitas layanan pemerintah
di atas, Indonesia dapat dikatakan termasuk salah (e-government service quality) di masa mendatang.
satu negara yang perkembangan e-Government-nya Kualitas layanan dikatakan dapat mempengaruhi
lambat. kepuasan pelanggan, bahkan secara langsung atau
Untuk mengetahui apa saja yang dibutukan tidak langsung juga mempengaruhi loyalitas
atau dilakukan oleh pemerintah terkait penerapan pelanggan (Caruana, 2002). Senada dengan hal
e-Government, banyak penelitian telah berupaya tersebut penelitian yang dilakukan dalam
merumuskan faktor kunci keberhasilan (CSF) pengukuran kualitas layanan berbasis online di
khususnya dalam penerapan sistem e-Government industri perbankan dan industri lainnya ditemukan
155
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol.6 No 2 Desember 2016 : hal 153 - 168
bahwa dimensi kualitas layanan yang berdasarkan memang telah digunakan secara luas untuk
teknologi ternyata berpengaruh terhadap kepuasan mengukur kualitas layanan di berbagai industri jasa,
dan kesetiaan pelanggan (Ganguli, S., & Kumar, bahkan beberapa studi menerapkan model
2011) Mereka menemukan bahwa kualitas layanan SERVQUAL untuk mengukur e-service quality.
dengan dukungan teknologi yang mudah dan Namun demikian, menerapkan model SERVQUAL
reliabel (e-service quality) mempunyai pengaruh dalam konteks e-service quality menjadi kurang
positif terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan. efisien (Parasuraman et al., 1985) dimana dimensi
Hal ini sesuai dengan pernyataan John dalam SERVQUAL yang generik perlu dirumuskan ulang
(Lupiyoadi, 2013) bahwa persepsi positif dari sehingga dapat digunakan secara bermakna dalam
pelanggan dapat diciptakan dari kualitas layanan lingkup e-service quality khususnya untuk domain
yang diberikan, yang pada akhirnya akan mengacu pemerintah. Hal ini disebabkan e-service memang
kepada suatu kepuasan dan loyalitas pelanggan berbeda dengan traditional service dilihat dari tiga
untuk menggunakan produk atau jasa tersebut. hal yakni :
Bahkan kualitas layanan berdasarkan perbandingan
1. Ketidakhadiran staf. Pada konteks e-service,
(gap) antara ekspektasi pengguna dan persepsi yang
tidak ada pertemuan atau layanan yang bersifat
dirasakan oleh penggunanya (Parasuraman,
fisik antara konsumen dan staf/pegawai seperti
Zeithaml, & Berry, 1985) mengukur.
pada traditional service.
Untuk membedakan e-service quality, perlu
2. Tidak adanya unsur yang bersifat tangible
ditelaah terlebih dahulu service quality tradisional
(fisik). Pada konteks e-service, proses layanan
yang tidak berbasis elektronik karena kebanyakan
dilakukan dalam lingkungan virtual yang
model e-service quality dikembangkan berdasarkan
bersifat intangible (non fisik).
model tradisional. SERVQUAL yang telah
3. Melakukan secara mandiri. Pada konteks
dikembangkan lalu digunakan sebagai instrumen
e-service, konsumen melalukan pemesanan
yang generik untuk mengukur kualitas layanan di
atau transaksi serta mengontrol proses bisnis
berbagai sektor industry (Parasuraman, Zeithaml, &
sendiri (self-service).
Berry, 1988; Parasuraman et al., 1985). Walaupun
Bahkan dikatakan untuk memisahkan antara
sebenarnya proses awal pembentukan dimensi
layanan berbasis elektronik dan layanan tradisional,
SERVQUAL terkait empat sektor industri yakni
struktur layanan tradisional secara signifikan
retail banking, kartu kredit, lembaga sekuritas dan
berubah dengan adanya e-service dimana aspek
jasa perbankan (Parasuraman et al., 1988).
fisik berkurang dominannya oleh karena itu level e-
SERVQUAL terdiri dari lima dimensi yaitu
service quality merupakan faktor yang
tampilan fisik (tangible), keandalan (reliability),
membedakan dan menjadi faktor kritis keberhasilan
daya tanggap (responsiveness), jaminan
(CSF) khususnya bagi bisnis berbasis elektronik (e-
(assurance) dan empati (emphaty). SERVQUAL
156
Analisa Kualitas Layanan e-Governement Dengan Pendekatan e-Govqual & IPA (Darmawan Napitupulu)
commerce) untuk dapat bertahan [16]. Namun isu Beberapa penelitian telah melakukan kegiatan
e-service quality tidak hanya berlaku pada pengukuran dan analisa kualitas layanan elektronis
lingkungan bisnis namun juga sektor yang lain (e-service quality) seperti Affan (2015) melakukan
termasuk pemerintah, khususnya untuk penelitian untuk menganalisa kualitas website
meningkatkan layanan e-Government kepada jaringan dokumentasi dan informasi hukum (JDIH)
publik (Papadomichelaki & Mentzas, 2001). di Sulawesi Tengah dengan pendekatan kualitas
Berangkat dari perbedaan tersebut antara e-service model kesuksesan Delone & McLane. Hasil
dan traditional service maka dapat dikatakan skala penelitian menunjukkan bahwa kualitas sistem
SERVQUAL tidaklah sesuai jika digunakan untuk (system quality) tidak terbukti berpengaruh positif
mengukur e-service quality khususnya pada layanan terhadap kepuasan pengguna (user satisfaction),
e-Government. perkembangan model untuk sedangkan variabel lain terbukti berpengaruh
mengukur kualitas layanan (e-service quality) yang positif. Selain itu penelitian yang dilakukan Candra
ditujukan secara spesifik untuk domain pemerintah Irawan (2012) yakni mengukur kualitas website
(e-Government) yang disebut dengan e-GovQual. Pemerintah Daerah Kabupaten Ogan Ilir
Model ini dapat meningkatkan kemampuan berdasarkan perspektif pengguna. Penelitian
lembaga pemerintah untuk menggali kebutuhan dan tersebut menggunakan metode Webqual (Web
mendorong publik memanfaatkan layanan secara Quality) untuk mengetahui faktor-faktor apa
optimal (Papadomichelaki & Mentzas, 2001). berkontribusi terhadap kualitas website. Hasil
Seperti disebutkan sebelumnya kualitas layanan penelitian menunjukkan dimensi yang ada pada
suatu organisasi memegang peranan penting karena Webqual yakni kualitas informasi (information
dapat mempengaruhi pelanggan untuk quality), kualitas interaksi layanan (service
menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan. interaction quality) dan kegunaan (usability)
Lebih jauh lagi kualitas layanan dapat menciptakan berpengaruh signifikan dan positif terhadap kualitas
kepuasan pelanggan yang pada gilirannya akan website. Achmad Fuad (2013) juga telah melakukan
menimbulkan loyalitas pelanggan (Lupiyoadi, penelitian untuk menilai kualitas layanan e-
2013). Untuk meningkatkan kualitas layanan Government dengan menggunakan dimensi e-
diperlukan suatu evaluasi atau pengukuran untuk GovQual di Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
menilai efektivitas organisasi dalam menyediakan Instrumen e-GovQual dimodifikasi dan disesuaikan
layanan kepada pelanggan. Dari hasil evaluasi ini dengan kondisi organisasi dalam hal ini Pemprov
diperoleh informasi dan rekomendasi perbaikan sehingga mewakili e-Government di Provinsi Jawa
yang dapat meningkatkan kualitas layanan Timur. Hasil penelitian menunjukkan seluruh
organisasi khususnya layanan berbasis elektronis variabel indikator yang diukur ternyata dapat
(e-services). dikatakan belum memuaskan atau memenuhi
ekspektasi publik.
157
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol.6 No 2 Desember 2016 : hal 153 - 168
Pada penelitian ini akan dilakukan evaluasi dirasakan dan harapan pengguna terhadap layanan
atau analisa terhadap kualitas layanan publik di yang diberikan. Dengan demikian dapat diperoleh
Pemkot X dengan menggunakan pendekatan informasi apakah layanan yang disediakan oleh
e-GovQual. Instrumen e-GovQual dikembangkan pemerintah telah memenuhi kepuasan publik atau
untuk mengukur kualitas layanan yang diberikan justru masih di bawah ekspektasi. Kuesioner
pemerintah melalui website berdasarkan perspektif dibangun berdasarkan kerangka e-GovQual
publik. Dengan kata lain, penelitian ini ingin yang terdiri dari 4 (empat) dimensi yaitu efisiensi
mengetahui sejauh mana tingkat kepuasan (efficiency), kepercayaan (trust), kehandalan
masyarakat terhadap pelayanan publik di Pemkot (reliability) dan dukungan publik (citizen support)
XYZ dan bagaimana tingkat kesesuaian antara dimana jumlah total pernyataan dalam kuesioner
kinerja layanan Pemkot XYZ dengan harapan atau adalah 21 pernyataan. Dimensi efisiensi (efficiency)
tingkat kepentingan masyarakat pengguna layanan terdiri dari 7 pernyataan, dimensi kepercayaan
khususnya di Pemkot XYZ. Untuk menjawab (trust) ada 4 pernyataan, dimensi kehandalan
permasalahan tersebut yakni tingkat kesesuaian (reliability) 6 pernyataan dan dimensi dukungan
antara harapan dan kinerja layanan, digunakan publik (citizen support) terdapat 4 pernyataan.
Importance-Performance Analysis (IPA) sekaligus Kuesioner terbagi menjadi dua buah bagian, yang
juga dapat diketahui indikator-indikator kualitas pertama menanyakan persepsi publik terhadap
yang belum baik dan perlu mendapatkan prioritas kinerja layanan sedangan di bagian kedua
untuk ditingkatkan. Model kombinasi e-GovQual menanyakan harapan atau ekspektasi publik
dan IPA ini belum banyak digunakan oleh karena terhadap layanan. Untuk memudahkan penilaian
itu kontribusi penelitian ini adalah penerapan model digunakan skala Likert yang terdiri dari 4 (empat)
e-GovQual dan IPA pada pengukuran kualitas skala untuk mengukur persepsi responden terhadap
layanan e-Government di Pemkot XYZ. kinerja layanan dimana 1=”Sangat Tidak Setuju”,
2=”Tidak Setuju”, 3=”Setuju” dan 4=”Sangat
METODE Setuju” dan 1=”Sangat Tidak Penting”. 2=”Tidak
Penting”, 3=”Penting” dan 4=”Sangat Penting”
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur harapan atau ekspektasi responden.
adalah survey yang ditujukan kepada publik Pemkot
XYZ untuk mengetahui persepsi publik terhadap Variabel Operasional E-GovQual
kualitas layanan e-Government yang disediakan. EGovQual adalah model yang dikembangkan untuk
Alat bantu yang digunakan adalah kuesioner yang mengukur persepsi masyarakat terhadap kualitas
dirancang berdasarkan pendekatan e-GovQual dan layanan dari website atau portal e-Government.
IPA (Importance-Performance Analysis) untuk Website atau portal e-Government adalah media
mengukur performa layanan e-Government yang dimana masyarakat dapat memperoleh informasi
158
Analisa Kualitas Layanan e-Governement Dengan Pendekatan e-Govqual & IPA (Darmawan Napitupulu)
atau layanan yang dibutuhkan (Papadomichelaki & yang memungkinkan pengumpulan informasi yang
Mentzas, 2001). Model e-Govqual dibangun diperlukan, media utama untuk mengirimkan
berdasarkan survey terhadap sejumlah besar informasi secara online.
literatur yang terkait dengan website quality dan e- 4. Reability (keandalan)
service quality. Penelitian ini menemukan ada Sebagai kepercayaan masyarakat terhadap e-
beberapa atribut kualitas layanan yang mungkin Government mengenai layanan pengiriman yang
dapat diterapkan baik untuk e-Commerce maupun benar dan tepat waktu. Istilah meliputi fungsi teknis
e-Government sementara itu disisi lain yg lain ada yang benar (aksesibilitas dan ketersediaan) dan
atribut yang hanya sesuai untuk e-Commerce dan layanan yang akurasinya sangat menjanjikan.
beberapa atribut cocok untuk e-Government. 5. Content and Appearance of Information (isi dan
Padahal pengguna layanan e-Commerce tentunya tampilan informasi)
mempunyai ekspektasi yang berbeda dengan Kualitas dari informasi itu sendiri serta penyajian
pengguna layanan e-Government. Implikasinya dan tata letaknya, seperti penggunaan yang tepat
adalah atribut kualitas layanan yang diusulkan akan dari warna, grafis, dan ukuran halaman web.
berbeda pula. Oleh karena itu model e-GovQual 6. Citizen Support (pendukung)
diusulkan untuk menjawab dan menganalisa atribut Bantuan yang diberikan oleh pemerintah untuk
kualitas layanan yang sesuai untuk e-Government membantu masyarakat dalam pencarian informasi
atau fokus pada e-Government quality. Dari hasil atau bertransaksi.
penelitian tersebut dihasilkan 33 buah atribut
kualitas layanan e-Government yang terbagi ke
dalam enam dimensi seperti yang disajikan pada
Gambar 1.
159
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol.6 No 2 Desember 2016 : hal 153 - 168
Berdasarkan Tabel 1 di atas dengan demikian tingkat kinerja (performance) dan tingkat harapan
terdapat total 21 variabel atau atribut penilaian (importance) akan menunjukkan sejauh mana
kualitas layanan e-Government yg akan digunakan pelanggan merasa puas terhadap kualitas produk
pada penelitian ini. atau jasa yang ditawarkan. Hal ini berarti kalau
kinerja yang dirasakan (dipersepsikan) masih jauh
Pendekatan IPA dibawah harapan maka dikatakan pelanggan belum
IPA (Importance Performance Analysis) telah merasa puas namun sebaliknya jika performa yang
digunakan secara luas untuk mengetahui persepsi dirasakan sudah sesuai bahkan melebihi harapan
pelanggan terhadap kinerja suatu produk atau jasa pelanggan maka dikatakan pelanggan sudah merasa
dan harapan pelanggan yang sesungguhnya puas. Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa
terhadap kinerja tersebut (Herwanto, Dene, Zulfa, & kepuasan pelanggan merupakan faktor yang sangat
Euis, 2013) Perbandingan antara keduanya yakni penting dan menentukan keberhasilan suatu
160
Analisa Kualitas Layanan e-Governement Dengan Pendekatan e-Govqual & IPA (Darmawan Napitupulu)
organisasi karena kepuasan adalah evaluasi pelanggan tersebut dipetakan kedalam diagram
pengguna untuk menggunakan kembali produk atau kartesius seperti yang diilustrasikan pada Gambar 2
jasa yang ditawarkan (Sukamti & Utomo, 2015) berikut ini :
Hasil analisa terhadap kinerja dan harapan
Harapan (Importance)
Kinerja (Performance)
Gambar 2. Diagram Kartesius IPA
Diagram Kartesius IPA memiliki 4 (empat) buah 3. Kuadran C (Prioritas Rendah). Kuadran ini
kuadran yaitu : menunjukkan beberapa aspek yang kurang penting
1. Kuadran A (Prioritas Utama). Kuadran ini pengaruhnya bagi pelanggan. Performa layanan
menunjukkan aspek atau atribut yang dianggap organisasi juga dianggap rendah. Layanan di
mempengaruhi kepuasan pelanggan termasuk kuadran ini merupakan prioritas rendah bagi
unsur-unsur layanan yang dianggap sangat penting, organisasi sehingga dapat diabaikan.
tetapi belum dilaksanakan sesuai keinginan 4. Kuadran D (Berlebihan). Kuadran ini
pelanggan. Akibatnya layanan mengecewakan atau menunjukkan aspek yang mempengaruhi pelanggan
pelanggan tidak merasa puas. Layanan di kuadran ternyata kurang penting namun dalam
ini merupakan prioritas utama organisasi untuk pelaksanaannya berlebihan. Sumber daya yang
ditingkatkan. digunakan perlu dialihkan ke layanan yang
2. Kuadran B (Pertahankan Prestasi). Kuadran ini dianggap lebih penting seperti kuadran A dan
menunjukkan layanan telah berhasil disediakan oleh kuadran B.
organisasi dan dianggap telah memuaskan
pelanggan atau memenuhi harapan pelanggan. HASIL DAN PEMBAHASAN
Layanan di kuadran ini dianggap penting oleh Berdasarkan survey yang dilakukan, kuesioner telah
pelanggan sehingga wajib dipertahankan didistribusikan kepada 114 orang yakni masyarakat
kualitasnya. pengguna layanan Pemkot XYZ dimana data yang
akan diolah memenuhi kriteria yakni masyarakat
161
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol.6 No 2 Desember 2016 : hal 153 - 168
162
Analisa Kualitas Layanan e-Governement Dengan Pendekatan e-Govqual & IPA (Darmawan Napitupulu)
Dimensi
Cronbach's Jumlah kebutuhan atau harapan publik. Kesenjangan ini
Alpha Variabel
Reliability 0.947 6 diidentifikasi Heeks (2003) ternyata justru lebih
Citizen Support 0.903 4 dominan disebabkan oleh faktor yang tidak terkait
Seperti disebutkan sebelumnya bahwa data hasil teknologi (non-teknologi) di bandingkan faktor
kuesioner dengan pendekatan e-GovQual akan teknologi. Faktor non-teknologi tersebut seperti
dianalisa dengan bantuan IPA (Importance- sumber daya manusia, budaya organisasi, komitmen
Performance Analysis) untuk mengetahui sejauh manajemen, dll. Sejalan dengan penelitian Heeks
mana kualitas layanan e-Government Pemkot XYZ (2003), pada Tabel 7 jika dicermati gap atau
berdasarkan perspektif masyarakat atau publik. kesenjangan yang paling tinggi terdapat pada
Lebih jauh lagi bagaimana tingkat kesesuaian antara dimensi dukungan publik (citizen support)
kinerja yang dirasakan dengan harapan publik khususnya pada variabel CS1 yang diikuti oleh
sesungguhnya terhadap layanan e-Government. variabel CS3 dan CS4. Hasil penilaian
Hasil analisis IPA dilakukan dengan menghitung menunjukkan bahwa ternyata pegawai belum
nilai rata-rata (Mean) dari tiap item yang diukur tanggap terhadap masalah pengguna dalam hal
terkait kualitas layanan yang dapat disajikan pada informasi dan layanan publik. Dengan kata lain
Tabel 7 di bawahn. Berdasarkan Tabel 7 di atas publik mengharapkan pegawai lebih tanggap dalam
dapat dilihat bahwa secara umum untuk setiap item membantu untuk memenuhi kebutuhan publik. Hal
pengukuran, gap antara kinerja dan harapan ini tentu saja terkait faktor non-teknologi yaitu
mempunyai nilai negatif dengan rentang antara - budaya organisasi khususnya budaya melayani
0.056 s/d -0.829. Hal ini berarti kualitas layanan e- masyarakat yang belum terbangun. Selain itu hasil
Government yang dirasakan (persepsi) responden penilaian variabel CS3 dan CS4 juga terkait faktor
dapat dikatakan belum memenuhi apa yang non-teknologi yaitu ketersediaan SDM yang punya
diharapkan oleh publik. Semakin tinggi gap yang kemampuan di bidang TIK khususnya e-
ada maka semakin jauh antara realitas dan Government. Faktor-faktor yang masih menjadi
kebutuhan. Hal ini sejalan dengan penelitian Heeks kelemahan perlu mendapat perhatian pemerintah
(2003) bahwa penyebab kegagalan penerapan e- untuk meningkatkan kualitas layanan publik
Government khususnya di negara berkembang melalui sistem e-Government.
adalah kesenjangan yang lebar antara realitas dan
rancangan. Rancangan disini dibangun berdasarkan
Tabel 4. Analisa IPA
No Variable Pengukuran Kinerja Harapan Gap
(Mean) (Mean)
Dimensi Efisiensi (Efficiency)
1. Struktur website jelas dan mudah diikuti (EF1) 3.176 3.639 -0.463
2. Mesin pencari efektif digunakan (EF2) 3.283 3.473 -0.190
3. Peta situs terorganisasi dengan baik (EF3) 3.194 3.342 -0.148
4. Website disesuaikan dengan kebutuhan pengguna (EF4) 3.235 3.593 -0.358
163
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol.6 No 2 Desember 2016 : hal 153 - 168
Untuk menganalisa faktor-faktor layanan Dengan analisis IPA seperti pada Gambar 3
e-Government yang perlu ditingkatkan berdasarkan dapat dijabarkan faktor layanan mana saja yang
skala prioritasnya maka perlu dipetakan ke dalam perlu ditingkatkan sebagai berikut :
perspektif kinerja dan harapan dengan IPA yang I. Kuadran A merupakan faktor-faktor yang menjadi
dapat disajikan pada Gambar 3 sebagai berikut : prioritas utama perbaikan atau peningkatan kualitas
layanan e-Government berdasarkan perspektif
publik karena faktor-faktor tersebut dianggap
Kuadran A Kuadran B
penting (importance) oleh publik namun
performanya masih dirasakan kurang atau belum
memenuhi harapan. Faktor-faktor layanan tersebut
Kuadran C Kuadran D
adalah :
164
Analisa Kualitas Layanan e-Governement Dengan Pendekatan e-Govqual & IPA (Darmawan Napitupulu)
Pegawai mempunyai pengetahuan yang Pegawai memberikan balasan yang cepat untuk
memadai untuk menjawab pertanyaan publik pertanyaan publik (CS2)
(CS3) Website disesuaikan dengan kebutuhan
Pegawai punya kemampuan untuk pengguna (EF4)
menyampaikan layanan dengan kepercayaan dan Waktu muat halaman situs singkat (RE5)
keyakinan (CS4) Mesin pencari efektif digunakan (EF2)
Informasi tentang layanan yang memadai (EF7) Peta situs terorganisasi dengan baik (EF3)
II. Kuadran B merupakan faktor-faktor layanan IV. Kuadran D merupakan faktor-faktor layanan
publik yang perlu dipertahankan kualitasnya karena publik yang dianggap kurang penting oleh publik
sudah dianggap memenuhi harapan berdasarkan namun pada kenyataannya diberikan secara
perspektif publik. Faktor-faktor layanan tersebut berlebihan oleh pemerintah. Dengan demikian hal
yaitu : ini menyebabkan layanan menjadi tidak efisien
Data pengguna dijaga kerahasiaannya (TR1) karena sumber daya yang ada difokuskan untuk
Pengiriman layanan tepat waktu (RE4) meningkatkan kinerja layanan publik. Faktor-faktor
Layanan direspon dengan baik (RE3) layanan tersebut yakni :
Informasi yang ditampilkan cukup detail (EF5) Data pengguna hanya digunakan untuk layanan
Informasi yang ditampilkan selalu diperbaharui yang diminta (TR2)
(EF6) Data pengguna yang diperlukan untuk
Formulir dapat diunduh dengan cepat (RE1) otentikasi situs (TR3)
Website e-Government dapat diakses dan Data pengguna tidak dibagi dengan yang lain
tersedia setiap saat (RE2) (TR4)
III. Kuadran C terdiri dari faktor-faktor layanan Kecocokan sistem browser (RE6)
publik yang merupakan prioritas rendah (non- Berdasarkan pemetaan faktor-faktor kualitas
priority) bagi pemerintah untuk diperhatikan. layanan e-Government di atas dapat membantu
Faktor-faktor pada kuadran ini kurang dianggap pemerintah khususnya Pemkot X untuk melakukan
penting oleh masyarakat sehingga dapat diperbaiki tindakan perbaikan atau peningkataan berdasarkan
setelah faktor-faktor layanan pada kuadran A dan B skala prioritas khususnya faktor-faktor kualitas
ditingkatkan. Faktor-faktor layanan tersebut adalah layanan yang masih lemah namun dianggap penting
oleh publik.
165
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol.6 No 2 Desember 2016 : hal 153 - 168
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dosen pemula sehingga penelitian dapat
diselesaikan dengan baik.
terkait analisa kualitas layanan publik di Pemkot X
dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu Kualitas
DAFTAR PUSTAKA
layanan publik Pemkot X dievaluasi dengan
Caruana, A. (2002). Service Loyalty The Effects of
pendekatan e-GovQual terdiri dari 4 dimensi yakni
Service Quality and The Mediating Role of
efisiensi (efficiency), kepercayaan (trust),
Customer Satisfaction. European Journal of
kehandalan (reliability) dan dukungan kepada
Marketing, 36.
publik (citizen support) dengan total 21 variabel
Dewi, A. (2011). The Role of Local eGovernment
pengukuran yang valid dan reliabel. Analisis gap
in Bureaucratic Reform in Terong Bantul
antara kinerja layanan dan harapan publik
District. Internetworking Indonesia Journal,
menunjukkan secara umum kinerja layanan masih
Vol. 3,(No. 2), 49–56.
di bawah harapan publik artinya publik belum
Faizah, N., & Dana, I. S. (2009). Faktor-Faktor
merasa puas terhadap kualitas layanan yang
sukses implementasi e-Government di Empat
disediakan Pemkot X.Dari hasil analisis IPA
Kabupaten/Kota di Indonesia. In Digital
diperoleh bahwa terdapat 4 (empat) buah faktor
Information & System Conference.
layanan e-Government yang menjadi prioritas
Fuad, A., & Mudjahidin. (2013). Penilaian Kualitas
utama untuk ditingkatkan. Faktor-faktor tersebut
Layanan E-Government Dengan
kebanyakan terkait dengan faktor non-teknologi
Menggunakan Dimensi E-Govqual. Jurnal
yaitu pegawai tanggap terhadap masalah pengguna,
Teknik POMITS, Vol. 1(No. 1), 1–6.
pegawai mempunyai pengetahuan yang memadai
Furuholt, B., & Wahid, F. (2008). EGovernment
untuk menjawab pertanyaan publik, pegawai punya
Challenges and The Role of Political
kemampuan untuk menyampaikan layanan dengan
Leadership in Indonesia : The case of Sragen.
kepercayaan dan keyakinan serta informasi tentang
In Proceeding of the 41th International
layanan yang memadai. Saran penelitian lanjutan
Conference on System Sciences.
yang dapat dilakukan adalah menganalisa apakah
Ganguli, S., & Kumar, S. (2011). Generic
keseluruhan faktor-faktor yang diukur berpengaruh
Technology-Based Service Quality
secara signifikan terhadap kualitas layanan e-
Dimensions in Banking : Impact on customer
Government.
satisfaction and loyalty. International Journal
of Bank Marketing, Vol. 29(No. 2), 168–189.
UCAPAN TERIMA KASIH
Herwanto, Dene, Zulfa, F. I., & Euis, N. S. Y.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak (2013). Integration of Service Quality and
Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Importance Performance Analysis Method In
166
Analisa Kualitas Layanan e-Governement Dengan Pendekatan e-Govqual & IPA (Darmawan Napitupulu)
167
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol.6 No 2 Desember 2016 : hal 153 - 168
168