Anda di halaman 1dari 1

kelompoknya dengan merekrut anggota keluarga ataupun kroninya.

Hal ini
ditumbuhsuburkan di Indonesia karena anggapan bahwa nepotisme merupakan hal
yang wajar. Namun, hal ini memiliki dampak terhadap kevalidan seleksi dan
penempatan tenaga kerja, pelatihan dan pengembangan, kepemimpinan dalam
perusahaan, budaya organisasi, penimbangan karya dan terhadap kepuasan kerja.
Tindakan nepotis yang sehat adalah ketika telah calon karyawan telah dipersiapkan
dari awal menyesuaikan dengan kebutuhan perusahaan sehingga memiliki kompetensi
untuk terjun ke dunia kerja.
B. SARAN
Kesadaran masyarakat akan pentingnya sebuah pekerjaan seharusnya membuat
kesadaran pula terhadapa penyiapan anggota keluarga yang siap bergelut di dunia kerja.
Hal ini merujuk pada tindakan nepotis tipe A. Juga, ketika sebuah perusahaan melakukan
tahap perekrutan, seharusnya mendisiplinkan tim pengawas demi kebersihan proses
perekrutan. Ketika sebuah perusahaan merenggangkan pengawasan, maka bias saja
karyawan yang terekrut adaah tipe B, dimana karyawan ini tidak berkompeten dalam
pekerjaannya.

DAFTAR PUSTAKA
Ardana, I Komang, Bisnis Dan Tanggung Jawab Sosial, dalam Jurnal Buletin Studi Ekonomi
Volume 13 Nomor 1 Tahun 2008 diakses di
http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/km%20ardana.pdf
Mathis, Robert L. dan John H. Jakson, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Salemba
Empat, 2001
Munandar, Ashar Sunyoto, Psikologi Industri dan Organisasi, Jakarta : UI Press, 2001
Nasir, Muhammad, Reformasi Sistem Rekrutmen Pejabat Dalam Birokrasi Pemerintah,
dalam Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS, Pusat Pengkajian dan Penelitian
Kepegawaian BKN diakses di
http://www.bkn.go.id/attachments/184_jurnalvol3nov2009.pdf
Nuryanta, Nanang, Pengelolaan Sumber Daya Manusia (Tinjauan Aspek Rekrutmen dan
Seleksi) dalam Jurnal Pendidikan Islam NO. 1. VOL. I. 2008 diakses di
http://journal.uii.ac.id/index.php/JPI/article/viewFile/188/177
Redaksi Sinar Grafika, Himpunan Peraturan Tentang Korupsi, Jakarta : Sinar Grafika, 2006

Anda mungkin juga menyukai