Jawaban
https://www.alodokter.com/seperti-apa-kondisi-hipersensitivitas
Sesak napas;
Hidung berair;
Bengkak pada bagian tubuh yang terpapar dengan alergen, misalnya pada wajah,
mulut, lidah, dan tenggorokan;
Beberapa reaksi yang timbul akan tergantung sistem organ mana yang terpengaruh. Beberapa
gangguan yang termasuk hipersensitivitas tipe ini adalah::
Reaksi alergi bisa bersifat ringan atau berat. Kebanyakan reaksi terdiri dari mata berair,mata terasa gatal
dan kadang bersin. Pada reaksi yang esktrim bisa terjadi gangguan pernafasan, kelainan fungsi jantung
dan tekanan darah yang sangat rendah, yang menyebabkan syok. Reaksi jenis ini disebut anafilaksis, yang
bisa terjadi pada orang-orang yang sangat sensitif, misalnya segera setelah makan makanan atau obat-
obatan tertentu atau setelah disengat lebah, dengan segera menimbulkan gejala.
Reaksi hipersensitivitas tipe I, atau tipe cepat ini ada yang membagi
menjadi reaksi anafilaktik (tipe Ia) dan reaksi anafilaktoid (tipe Ib). Untuk
terjadinya suatu reaksi selular yang berangkai pada reaksi tipe Ia
diperlukan interaksi antara IgE spesifik yang berikatan dengan reseptor
IgE pada sel mast atau basofil dengan alergen yang
bersangkutan.Proses aktivasi sel mast terjadi bila IgE atau reseptor
spesifik yang lain pada permukaan sel mengikat anafilatoksin, antigen
lengkap atau kompleks kovalen hapten-protein. Proses aktivasi ini akan
membebaskan berbagai mediator peradangan yang menimbulkan gejala
alergi pada penderita, misalnya reaksi anafilaktik terhadap penisilin atau
gejala rinitis alergik akibat reaksi serbuk bunga.Eosinofil berperan
secara tidak langsung pada reaksi hipersensitivitas tipe I melalui faktor
kemotaktik eosinofil-anafilaksis (ECF-A =eosinophil chemotactic factor of
anaphylaxis).Zat ini merupakan salah satu dari preformed mediators
yaitu mediator yang sudah ada dalam granula sel mast selain histamin
dan faktor kemotaktik neutrofil (NCF = neutrophil chemotactic
factor).Mediator yang terbentuk kemudian merupakan metabolit asam
arakidonat akibat degranulasi sel mast yang berperan pada reaksi tipe I.
4. bagaimana cara penanganan hipersensitivas? (nida ashifa)
Jawaban :
Pengobatan Alergi
Pengobatan utama pada seseorang yang mengalami alergi adalah menghindari alergen yang
dapat memicu kekambuhan. Selain itu, beberapa obat-obatan juga dapat dikonsumsi yang
bisa mengendalikan gejala alergi yang muncul, seperti obat penghambat efek penyebab dari
alergi, obat yang mengatasi peradangan, dan obat yang menghambat efek leukotrien
penyebab pembengkakan pada saluran pernapasan saat terjadi gejalanya timbul.
Selain itu, kamu dapat melakukan terapi desensitisasi melalui suntikan, tetesan, maupun
tablet yang dilakukan selama beberapa tahun dan bertujuan untuk membiasakan tubuh
terpapar alergen tersebut, sehingga tidak memberikan reaksi yang berlebihan.
Pencegahan Alergi
Pencegahan alergi tergantung pada jenis alergen yang menjadi pemicunya agar tubuh tidak
terpapar alergen. Kamu dapat menggunakan gelang atau kalung penanda alergi saat
bepergian, sehingga orang di sekitar dapat menolong pengidap jika terjadi gejala alergi
sewaktu-waktu.
5. apa penyebab hipersensitivitas? (nida shifa)
Jawaban :
Reaksi alergi yang timbul dapat disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang salah
mengidentifikasi alergen. Zat ini dianggap menimbulkan bahaya pada tubuh, tetapi faktanya
tidak begitu. Saat tubuh terpapar alergen, antibodi yang disebut dengan Imunoglobulin E
(IgE) akan terbentuk. Adanya kontak di dalam tubuh dengan alergen, produksi IgE akan
meningkat yang merupakan reaksi dari tubuh. Hal ini dapat memicu pelepasan histamin yang
akhirnya gejala alergi dapat dirasakan atau timbul.
Beberapa pemicu alergi atau alergen yang umum menimbulkan gangguan, antara lain:
Bahan kimia tertentu, seperti sabun, sampo, parfum, atau bahan lateks.
Jawaban :
Tipe ini sama dengan alergi dan biasa disebut reaksi hipersensitivitas tipe cepat. Reaksi
hipersensitivitas tipe 1 melibatkan sejenis antibodi yang disebut imunoglobulin E (IgE).
Senyawa IgE tersebut akan melepaskan histamin yang kemudian bisa memicu reaksi alergi
ringan hingga berat, seperti anafilaksis. Disebut reaksi hipersensitivitas ‘cepat’ karena
respons yang terjadi dari hipersensitivitas tipe 1 ini terjadi dalam waktu kurang dari satu jam
setelah terpapar antigen.
Beberapa reaksi yang timbul akan tergantung sistem organ mana yang terpengaruh. Beberapa
gangguan yang termasuk hipersensitivitas tipe ini adalah::
Tipe kedua dari reaksi hipersensitivitas biasa disebut reaksi hipersensitivitas sitotoksik, di
mana sel tubuh yang normal secara keliru dimusnahkan oleh sistem kekebalan tubuh sendiri.
Reaksi ini melibatkan antibodi imunoglobulin G (IgG) atau imunoglobulin M (IgM).
Contoh dari reaksi hipersensitivitas jenis ini adalah anemia hemolitik autoimun, penolakan
transplantasi organ, dan penyakit Hashimoto .
Reaksi hipersensitivitas jenis ini disebut juga penyakit kompleks imun. Yaitu ketika antibodi
dan antigen, atau unsur penyebab produksi antibodi, akan bergabung menjadi suatu
komponen dan beredar dalam darah atau jaringan tubuh. Kombinasi antara antibodi dan
antigen inilah yang disebut kompleks imun.
Kompleks imun kemudian memicu respons peradangan tubuh dan bisa terdeposit pada
pembuluh darah di berbagai organ. Jika tertanam pada ginjal, dapat menyebabkan
glomerulonefritis atau peradangan ginjal. Reaksi hipersensitivitas tipe 3 umumnya muncul 4-
10 hari setelah tubuh terpajan antigen.
Contoh penyakit yang terjadi karena reaksi hipersensitivitas tipe 3 antara lain lupus dan
rheumatoid arthritis.
Contoh hipersensitivitas tipe 4 adalah dermatitis kontak, eritema multiformis, dan berbagai
bentuk reaksi hipersensitivitas akibat obat-obatan.