EKOLOGI PERAIRAN
i
HALAMAN PENGESAHAN
2. Ruang Kuliah
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW,
sebagai pemimpin yang patut kita teladani.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan laporan ini, terkhusus kepada dosen pengampu mata kuliah Ekologi Perairan,
Dosen pengampau Bapak Arif Mustofa yang telah memberikan tugas ini, sehingga saya dapat
mengembangkan wawasan saya dan menyelesaikan Laporan praktikum ini tepat waktu.
Dalam Makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mohon maaf dan penulis juga mengharapkan kritik
serta saran yang bersifat membangu dari pembaca demi kesempurnaan penyusunan laporan
praktikum berikutnya. Dalam penyusunan laporan ini penulis berharap laporan ini dapat
bermanfaat bagi penulis sendiri maupun kepada pembaca.
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Secara geografis perairan karimun jawa merupakan bagian dari kepulauan jepara.
Perairan karimun jawa terkenal dengan indahnya perairan dan wisata bahari tentunya
memiliki keanekaragam hayati yang melimpah pada Praktikum ini membahas tentang
keanekaragaman makrozoobentos pada perairan karimun jawa. Praktikum dilakukaan
diberbagai tempat pada laporan praktikum kali ini akan membahas tentang banyaknya
keanekaragama di stasiun 2 lokasi yang diamati pantai jati kereb yang berada pada
perairan karimun jawa.
Ekosistem merupakan suatu unit ekologis yang mempunyai komponen biotik yang
saling berintegrasi. Menurut manurung (Sri, 2013) menyatakan bahwa mahluk hidup
dapat hidup dalam tipe habitat yang berbeda tergantung bagaimana respon dan
adaptasinya terhadap kondisi dan sumber daya alam habitat itu sendiri sehingga
menyebabkan keanekaragaman makhluk hidup di dalam suatu ekosistem.
Makrozoobenthos adalah suatu organisme dasar perairan, baik berupa hewan
maupun tumbuhan, baik yang hidup dipermukaan dasar ataupun di dasar perairan.
Bentos adalah makhluk hidup yang melekat atau sedang beristirahat pada dasar perairan
atau hidup di dalam sedimen perairan (Soetjipta, dalam Sri, 2013).
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui seberapa banyak keanekaragaman
dan kelimpahan Makrozoobenthos pada perairan karimun jawa.
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini antara lain:
1
BAB II
LANDASAN TEORI
Kehidupan di laut sangat beranekaragam, salah satu biota laut yang mudah
ditemukan pada zona litoral pantai adalah makrozoobenthos. Makrozoobenthos
merupakan organisme yang hidup pada dasar perairan (permukaan dan di dalam
substrat/sedimen) yang menurut Lind (1979), selain itu Makrozoobentos juga berguna
dalam kehidupan makhluk yang lain dalam hal jaring makanan. Hewan ini biasanya
pemakan tumbuhan air atau hewan mikrozoobentos dan merupakan hewan sesil atau
melekat, juga dikatakan beristirahat pada dasar perairan atau endapan sungai.
2.2 Keanekaragaman
2
disusun oleh sangat sedikit jenis dan hanya sedikit saja yang dominan, maka
keanekaragaman jenisnya rendah (Santosa dalam Nor,2013).
Konsep keanekaragaman terbagi 2 yaitu kekayaan jenis/Richness yang
meliputi kemelimpahan dan kompetansi jenis, dan Evenes yang meliputi penyebaran,
asosiasi dan suksesi.HIdayah dan Abdullah (Nor,2013) juga menyebutkan indeks
keanekaragaman ini menunjukkan kekayaan spesies dalam suatu komunitas dan juga
memperlihatkan keseimbangan dalam pebagian jumlah individu per spesies atau
keanekaragaman. Menurut Taqwa (Nor,2013) indeks keanekaragaman jenis adalah
angka yang menggambarkan keanekaragaman jenis dalam suatu komunitas.
Perubahan kualitas air dan substrat hidupnya sangat mempengaruhi
kemelipahan dan keanekaragaman makrozoobentos (Sinaga dalam Nor,2013).
Perairan karimun jawa yang biasa dikenal dengan indahnya laut dan wisata bahari
ini juga mempunyai keanekaragaman hayati yang melimpah termasuk dengan
keberadaan makroozobenthos pada perairan karimun jawa. Pada praktikum yang
dilakukan mengenai keanekaragaman dan komunitas makrozoobentos di perairan
karimun jawa ini dilakukan di berbagai stasiun.
Pada praktikum kali ini dilakukan pada stasiun 2 yang berlokasi di pantai jati
kereb kepulauan karimun jawa. Tingkat keanekaragaman makrozoobenthos di pantai
jati kereb ini terdapat berbagai spesies antara lain Gastropoda, Anelida dan Bilvalvia.
Dari tingkat keanekaragaman makrozoobenthos ini juga bisa dilihat dari faktor
lingkungan dan tingkat kesuburan pada perairan tersebut.
Apabila tingkat keanekaragaman makrozoobenthos itu kecil berarti ada
permasalahan faktor lingkungan dari faktor fisik maupun faktor kimia yang
mengakibatkan tingkat keanekaragaman makrozoobenthos itu menjadi kecil.
Sebaliknya apabila tingkat kesuburan pada perairan tersebut sangat subur maka
tingkat keanekaragaman makrozoobenthos sangat melimpah.
3
peranannya dalam jaring makanan, dan berfungsi sebagai degradator bahan organik
(Pratiwi et al.,dalam Yuniar Andri S etal, 2012).
4
BAB III
METODOLOGI
3.1 Materi
Materi yang digunakan pada praktikum kali ini adalah pengambilan sampel
makrozobentos dengan menggunakan alat transek di suatu tempat/stasiun yang sudah
ditentukan. untuk mengetahi seberapa banyak tingkat keanekaragam pada suatu
makrozoobentos di perairan karimun jawa juga penuh ketelitian dalam
mengidentifikasi makrozoobenthos yang sudah diambil sampel nya.
3.3 Metoda
Metode yang digunakan dalam hal ini adalah metode kuadran. Hal yang perlu
diperhatikan dalam menggunakan kuadran untuk pengambilan sampel diantaranya adalah
bentuk, ukuran dan cara peletakan. Bentuk dari kuadran yang dipakai berupa persegi
1x1m. Berdasarkan ukuranya, standar minimal sampel yang diambil sekitar 10% dari luas
populasi yang akan diteliti. Langkah kerja adalah sebagai berikut :
1. Menentukan pola transek berdasarkan lokasi penelitian. Tiap stasiun minimal 3 kali
ulangan dengan lokasi yang berbeda di sepanjang line transek.
2. Menggunakan tali plastik untuk mengukur jarak 30 m dari titik lokasi stasiun. Titik
transek adalah berjarak 10m tiap kali ulangan.
5
3. Kuadran dijatuhkan di titik transek dan biarkan tenggelam, kemudian mengambil
sampel yang ada di dalam kuadran, memasukkan ke dalam kantong plastik yang telah
diberi label.
4. Setelah semua transek dilakukan, membawa kantong sampel ke Laboratoium Biologi
UNISNU untuk melakukan identifikasi.
Mencatat dalam bentuk tabulasi hasil identifikasi kemudian dilakukan perhitungan
seluruh indeks ekologis, yaitu : indeks keanekaragaan, indeks keseragaman dan
indeks dominasi.
Adapun pola pengambilan sampel menggunakan kuadran adalah sebagai berikut :
3
3
2 1
Stasiun B
Stasiun A
6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1. Indeks keanekaragaman
7
keterangan :
H' = indeks keanekaragaman
pi = ni / N
ni = jumlah individu jenis ke-i
N = jumlah total individu semua jenis
Kisaran indeks keanekaragaman (Shannon – Weiner, 1949)
H' < 2,3026 = keanekaragaman kecil dan kestabilan komunitas rendah
2,3026 < H' < 6,9078 = keanekaragaman sedang dan kestabilan komunitas sedang
H' > 6,9078 = keanekaragaman tinggi dan kestabilan komunitas tinggi
Spesies H'
Gastropoda -0,192
Anelida -0,265
Divalvia -0,212
Total 0,669
2. Indeks keseragaman
Untuk mengetahui struktur komunitas pohon dalam plot penelitian maka dihitung
nilai indeks keseragaman antar jenis atau indeks Evennes (E) (Odum, 1996) sebagai
berikut:
8
Dimana:
E = Indeks kemerataan jenis
H’ = Indek Keanekaragaman
S = Jumlah jenis yang ditemukan
Ln = Logaritma natural
H'
E=
0,669
ln(¿ S )= =0,609 ¿
1,099
Jadi indek keseragaman makrozoobenthos dipantai jati kereb kepulauan karimun jawa
terdapat 0,609 keseragaman spesies Makrozoobenthos
3. Indeks Dominasi
Untuk menentukan nilai indeks dominasi digunakan rumus Simpson (1949) dalam
Misra (1973) sebagai berikut :
Dimana :
C : Indeks dominasi
ni : Nilai penting masing-masing jenis ke-n
N : Total nilai penting dari seluruh jenis
9
Nilai indeks dominansi mendekati satu (1) apabila komunitas didominasi oleh jenis
atau spesies tertentu dan jika indeks dominansi mendekati nol (0) maka tidak ada jenis
atau spesies yang mendominasi. (Odum, 1971)
Spesies C
Gastropoda 0,612
Anelida 0,017
Bivalvia 0,007
Total 0,636
Jadi indeks dominasi Makrozoobenthos di pantai jati kereb kepulauan karimun jawa
terdapat 0,636 dominasi spesies makrozoobenthos.
Tabel 2. Parameter fisika dan kimia di stasiun 2 pantai jati kereb kepulauan karimun jawa
Tr.2 = 32
Tr. 3 = 30
4.2 Pembahasan
Dilihat dari tabel 1. pengambilan sampel makrozoobenthos terdapat 3jenis spesies antara
lain Gastropoda, Anelida, Bivalvia dengan jumlah 23 spesies.
Dari hasil tabel diatas bahwa indeks keanekaragaman terdapat 0,669 keanekaragaman
spesies maka dari hasil indeks keanekaragaman tersebut masih terbilang
keanekaragaman masih kecil dan komunitas rendah karena disebutkan bahwa H' <
10
2,3026 maka keanekaragaman dan kestabilan komunitas dari suatu spesies sangat rendah
atau sangat kecil.
BAB V
PENUTUP
11
DAFTAR PUSTAKA
Rusmarianti, sri.2013. Keanekaragaman Makrozoobentos di Sungai Kapuas Desa
Pulau Telo Kecamatan Selat Kabupaten Kapuas. PMIPA FKIP UNLAM :
Banjarmasin.
12