EPIDEMIOLOGI INTERMEDIATE
DOSEN : PROF. Dr. dr. Sudarto Ronoatmodjo, S.KM, M.Sc
STRATEGI EPIDEMIOLOGI
DAN KONSEP KAUSALITAS
Oleh kelompok 3 :
1. Fitri Dwi Anggraini (2006560535)
2. Rahmadhini (1906336265)
3. Ryan Augustian (2006560245)
4. Sidhi Laksono (2006560756)
EPIDEMIOLOGI
• Definisi
Studi yg mempelajari distribusi dan determinant
status atau kejadian yg berhubungan dengan
kesehatan pada sekelompok populasi, dan
aplikasi studi ini adalah untuk mengkontrol /
mengendalikan masalah kesehatan
TUJUAN EPIDEMIOLOGI
atau
Difference
Frequency of disease is different under two separate
circumstances
Agreement
A factor is common to a number circumstances that are
associated with disease
Concomitant variation
Its frequency varies with frequency of disease
Analogy
Distribution of disease may be sufficiently similar to that
other disease that has been more completely and
successfully investigated as to suggest that certain causes
may be common in both
METODE PERBEDAAN
(METHOD OF DIFFERENCE)
Jika frekuensi penyakit berbeda mencolok pada
2 keadaan terpisah, dan keberadaan suatu atau
beberapa faktor dapat diidentifikasi pada satu
keadaan sementara pada keadaan lain tidak
ada, maka penyakit tersebut mungkin
diakibatkan satu atau beberapa faktor tersebut
Contoh :
Incidence rate kanker lambung di US dan Jepang
berbeda. Faktor genetik atau gaya hidup atau
lingkungan?
METODE PERSETUJUAN
(METHOD OF AGREEMENT)
Adanya sebuah faktor yang umum ditemukan pada
berbagai keadaan yang berbeda yang ada
hubungannya dengan keberadaan penyakit tertentu,
mengindikasikan kemungkinan faktor tersebut
sebagai penyebab keberadaan penyakit tersebut
Contoh :
Prevalence HIV tinggi pada penerima donor darah,
pengguna obat bius suntik, penderita hemofilia.
Penularan lewat darah merupakan faktor penyebab
tingginya prevalensi di kelompok tersebut?
METODE VARIASI COCOK / BERIRINGAN
(METHOD OF CONCOMITTANT VARIATION)
• Karakteristik subjek
• Sebab atau paparan
• Efek / akibat yang diperkirakan atau penyakit
• Hubungan sebab akibat, “dose – response
relationship”
• Periode waktu antara pemaparan dan
timbulnya penyakit
PENGUJIAN HIPOTESIS
Terdiri dari :
A. Studi Observasional
Hanya mengobservasi kejadian / fenomena
yang terjadi di suatu masyarakat untuk
menjawab pertanyaan penelitian
Tidak melakukan intervensi apapun
B. Studi Eksperimental / Uji Klinis
Mengukur efek dari suatu intervensi
terhadap hasil tertentu yang diprediksi
sebelumnya
STUDI OBSERVASIONAL
Terbagi menjadi 2 besar :
1. Studi Deskriptif
Menjelaskan / menggambarkan karakter umum
distribusi masalah kesehatan terutama berdasarkan
faktor orang (siapa/who), tempat (dimana/where),
dan waktu (bila mana/when)
Untuk menggambarkan pola penyakit dan untuk
mengukur kejadian dari faktor risiko untuk penyakit
(pajanan) pada suatu populasi
Memberikan bukti untuk mengembangkan hipotesis
Memberikan informasi untuk pelayanan kesehatan
dan administrator bagi pengalokasian sumber daya
dan perencanaan program pencegahan dan
pendidikan
Studi Deskriptif terdiri dari :
a. Serial Kasus (Case Series)
Melihat karakteristik suatu penyakit yang terjadi di
suatu populasi
b. Studi Migran
Melihat perbedaan kondisi kesehatan / penyakit pada
masyarakat berbeda etnik, suku, dan negara
Melihat perubahan pola penyakit pada etnik yang
berbeda jika mereka bermigrasi ke negara lain
Melihat perbedaan pola penyakit pada etnik yang
tinggal di daerah asalnya dengan etnik yang telah
berpindah ke negara lain
c. Studi Prevalensi
Menggambarkan kondisi kesehatan suatu populasi atau
faktor risiko kesehatan
2. Studi Analitik
Studi yang menganalisis hubungan antara status kesehatan dan variabel
lainnya
Untuk mengetahui asosiasi antara kejadian penyakit dan faktor risikonya
Untuk menggali pertanyaan “kenapa/why”
Kelebihan :
• Sebagai langkah awal untuk mempelajari gambaran epidemiologi suatu
penyakit
• Sebagai jembatan antara penelitian klinis dan penelitian epidemilogi
• Dapat digunakan untuk meneliti penyakit baru
• Dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian epidemiologi lebih
lanjut :
- dengan melihat kelompok yang diduga berisiko tinggi
- dengan membuktikan hipotesis yang dibangun
STUDI EKOLOGI
Nama lain : Studi Korelasional
Merupakan studi epidemiologi yang bersifat studi
observasional
Studi yang menggunakan data dari seluruh populasi
untuk membandingkan :
• Frekuensi penyakit pada kelompok – kelompok yang
berbeda dari suatu populasi pada suatu periode yang
sama
• Frekuensi dari kelompok – kelompok yang sama
pada periode yang berbeda
Tujuan :
Mengkorelasikan karakteristik umum suatu populasi dengan suatu masalah
kesehatan dalam kurun waktu yang sama pada beberapa populasi, atau pada
populasi yang sama dalam kurun waktu yang berbeda
Kelebihan :
Murah, cepat, dan sederhana / simpel
Kelemahan :
Tidak bisa menghubungkan antara paparan dan penyakit pada
tingkat individu
Menggunakan tingkat paparan rata – rata daripada tingkat paparan
sesungguhnya
Tidak dapat mengontrol faktor – faktor perancu (cofounding factors)
ECOLOGICAL FALLACY
Ketidak tepatan kesimpulan terhadap hubungan pada tingkat individu
berdasarkan data ekologik (bila unit analysis adalah group / kelompok)
Tidak dapat mendirikan hubungan antara exposure dan outcome (hanya
menyarankan)
STUDI CROSS SECTIONAL
Nama lain : studi prevalen atau survey
Kunci utama : sampel dalam suatu survei direkrut
tidak berdasarkan status paparan atau suatu
penyakit / kondisi kesehatan lainnya, tetapi
individu yang dipilih menjadi subjek dalam
penelitian adalah mereka yang diasumsikan
sesuai dengan studi yang akan kita teliti dan
mewakili populasi yang akan diteliti secara
potong lintang sehingga hasil studi bisa
digeneralisasikan ke populasi
Faktor paparan (exposure factor) dan kejadian
penyakit / kondisi kesehatan (disease) diteliti
dalam 1 waktu
Kelemahan :
- Keterbatasan dimensi dari interpretasi sebab – akibat (fenomena ayam dan telur /
chicken and egg), kita kurang mengetahui apakah sebab atau akibat terlebih dahulu
dari suatu kondisi kesehatan atau penyakit
- Desain ini tidak efisien untuk faktor paparan atau penyakit (outcome) yang jarang
terjadi. Untuk pengolahan data analitik, kita membutuhkan faktor paparan dan
penyakit dengan jumlah yang cukup sehingga peneliti bisa melanjutkan analisis
asosiasi lebih lanjut
- Kasus prevalensi kemungkinan tidak mewakili semua populasi jika angka rata – rata
respons (response rate) yang bersedia mengikuti survei tidak mencapai target yang
ditentukan
Alur studi desain Potong Lintang (Cross –
Sectional) :
STUDI CASE CONTROL
Digunakan ketika kita bisa membedakan status responden sebagai kelompok
yang menderita suatu penyakit atau suatu kondisi kesehatan dan status
responden yang sehat atau memiliki penyakit lainnya
Terdapat 2 partisipan :
a. Kelompok Kasus
Semua orang yang akan datang ke pusat layanan kesehatan dan datanya
disimpan ke dalam rekam medis jika mereka menderita penyakit yang
akan diteliti
b. Kelompok Kontrol
Partisipan dalam kelompok kontrol dipilih dengan cara :
Kontrol dari populasi (Population controls)
Kontrol dari tetangga (Neighbourhood controls)
Kontrol dari klinik atau RS (Hospital or clinic based controls)
Kontrol dari orang yang telah meninggal (Dead people)
Kelebihan :
- Desain ini sangat tepat sekali pada kasus yang jarang terjadi di masyarakat,
sehingga kita bisa mengetahui faktor risiko suatu kondisi kesehatan dengan
metode retrospektif dengan cepat, responden ditanya tentang faktor
paparan yang telah terjadi pada periode tertentu di masa lampau hingga
terjadinya penyakit
- Bisa dilakukan pada jumlah sampel terbatas dan bisa mengeksplorasi banyak
faktor paparan di masa lampau pada satu outcome
- Odds rasio nilainya mendekati risiko rasio (risk ratio), terutama pada kasus
yang jarang terjadi (nilai odds rasio adalah rata – rata, karena kelompok
kasus dan kontrol seharusnya mewakili populasi dengan memerhatikan
paparan
Kelemahan :
- Hanya bisa menginvestigasi satu penyakit outcome atau satu kondisi
kesehatan / penyakit, karena kita mulai dari satu kondisi kesehatan dan kita
kilas balik ke belakang banyak paparan yang mungkin telah terjadi
- Tidak bisa menghitung angka insiden atau ukuran asosiasi absolut lainnya
- Bias seleksi
- Bias informasi dan bias recall
Alur studi desain Kasus Kontrol (Case –
Control) :
STUDI KOHORT
• Kelemahan :
- Memerlukan waktu yang panjang terutama untuk mengetahui efek dari
beberapa faktor paparan karena desain ini umumnya untuk menginvestigasi
penyakit kronik
- Membutuhkan jumlah sampel penelitian dalam cukup besar yang bisa
bermanfaat jika adanya banyak sampel yang hilang sepanjang penelitian
berlangsung dalam periode tertentu (loss of follow up)
- Biaya tidak murah
- Jika penyakit yang diteliti jarang terjadi di kedua group, maka sangat sulit
mencari responden dalam jumlah yang sangat besar
Alur studi desain Kasus Kohort :
STUDI EKSPERIMENTAL
Bertujuan mengukur efek dari suatu intervensi terhadap hasil
tertentu yang diprediksi sebelumnya
Merupakan metode utama untuk menginvestigasi terapi baru
Kelebihan :
Memungkinkan untuk dilakukan randomisasi dan
melakukan penilaian penelitian dengan double blind dan
juga triple blind
Meminimalisir faktor perancu yang dapat menyebabkan
bias dalam hasil penelitian
Kekurangan :
Masalah etika, waktu, dan masalah pengorganisasian
penelitian
Terbagi menjadi 2 besar :
1. Penelitian Eksperimen / Randomised Controlled
Trial (RCT)
Untuk intervensi secara individu
Contoh : percobaan obat baru, efektivitas
vaksin
2. Penelitian Eksperimen Klaster / Cluster
Randomised Controlled Trial (Cluster RCT)
Untuk intervensi secara kelompok / klaster
Contoh : melihat efektivitas promosi dan
pelayanan kesehatan, efektivitas intervensi
terpadu pada rumah tangga tanpa asap rokok
Alur desain penelitian Randomised
Controlled Trial (RCT) :
Alur desain penelitian Cluster Randomised
Controlled Trial (CRCT) :
Beberapa tipe studi Eksperimental :
Tipe Studi Alternatif Nama
Unit Studi
Eksperimental Lain
Uji Randomised Controlled
Uji Klinis Individu
(Randomise Controled Trial)
Uji Kluster
(Cluster Randomise Prevalensi Kelompok
Controled Trial)
Uji Lapangan
Kasus – Referensi
(Field Trip)
Uji Komunitas Studi Intervensi Komunitas
(Community Trials) Komunitas Orang Sehat
Perbedaan Umum Cluster RCT dan Individually RCT :
Cluster Randomised Individually
Karakteristik
Trial Randomised Trial
Apa / Siapa yang di- Kelompok atau Klaster Individu atau Personal
randomisasi
Kejadian Intervensi Sering dilaksanakan Diimplementasikan
(Nature of Intervention) pada level kelompok / pada tingkatan individu
klaster (contoh :
Puskesmas, Desa, RS)
Ukuran sampel Harus Mengasumsikan setiap
memperhitungkan nilai orang itu mandiri /
korelasi dalam klaster – independen
klaster
Analisi Harus Mengasumsikan setiap
memperhitungkan orang
kelompok / klaster
Contoh Pertanyaan Hipotesis :
Hipotesis Deskriptif
Tinggi mahasiswi S2 FKM UI mencapai 160 cm
Hipotesis Komparatif
Terdapat perbedaan pendapatan pada warung makan
di dalam dan luar Kantor X
Hipotesis Asosiatif
Tidak terdapat hubungan atara usia saat hamil dan
terjadinya preeklampsia
MENGUJI HIPOTESIS
Menentukan formulasi hipotesis :
– Ho : Hipotesis null (yang ingin kita uji)
contoh: Tidak terdapat hubungan antara usia saat hamil dan
terjadinya preeklamsia
– H1 : hipotesis alternatif
contoh : Terdapat hubungan antara usia saat hamil dan
terjadinya preeklamsia
Menentukan α : besarnya toletansi dalam menerima kesalahan hasil
hipotesis
Besarnya kesalahan disebut daerah penolakan
Kriteria pengujiannya:
– Ho diterima bila : -Zα/2 ≤ Z0 ≤ Zα/2
– H1 diterima bila : Z0 < -Zα/2 ; Z0 > Zα/2
Menentukan uji statistiK
Membuat kesimpulan
KONSEP SEBAB DALAM
EPIDEMIOLOGI
FAKTOR PENYEBAB :
suatu event, tindakan, kondisi atau status alamiah yg baik sendiri atau
bersama-sama, memulai atau memungkinkan event lain yang
menimbulkan akibat” (Rothman)
suatu event, kondisi atau ciri yang mendahului kejadian penyakit, yang
tanpa hal tersebut penyakit tak akan pernah terjadi atau terjadi at a later
time
TEORI PENYEBAB PENYAKIT
• Teori Supernatural
• Teori Hippocratik
• Teori Miasma
• Teori Kontagion
• Teori Germ (sebab ditunjukkan melalui Postulat
Henle – Koch)
• Teori Epidemiologik Klasik
• Teori multikausal dan jaring penyebab (sebab
ditunjukkan melalui Postulat Hill)
KONSEP KEJADIAN PENYAKIT
MONOKAUSAL
1. Penyakit disebabkan oleh satu penyebab
2. Penyebab penyakit merupakan faktor yang
penting dan sufficient
3. Banyak dianut pada era biologis, saat
ditemukan mikroskop & jasad renik
4. Mendorong timbulnya Postulat Koch
TEORI GERM (KUMAN)
• Sebab ditunjukkan oleh postulat Henle – Koch (kadang
– kadang disebut “Determinisme Murni”
Beberapa teori :
1. Konsep Segitiga Epidemiologi
2. Konsep Jejaring (Web of causation)
3. Konsep Roda
4. Konsep pie dari Rothman
TEORI EPIDEMIOLOGIK KLASIK
Gordon Model :
Pejamu Penyakit
Lingkungan
(host) (environment)
Lingkungan
Pejamu Lingkungan
TRIAD EPIDEMIOLOGI
(KEADAAN BERPENYAKIT)
Penyakit terjadi karena ketidakseimbangan antara faktor agen,
pejamu dan lingkungan
A A P
L L
P
A = Agen
A A P
P = Pejamu
L L L = Lingkungan
HOMEOSTATIC BALANCE
H A
A H
E E
Agent becomes more A H The proportion of
pathogenic susceptibles in population
decreases
E
H At equilibrium A
Steady rate
A H
E E
Environmental changes that Environmental changes that
favor the agent favor the host
TEORI JEJARING (CAUSAL WEB)
Tingkat Makro
• Penyebab tidak langsung seperti factor social, ekonomi,
budaya
Tingkat Individu
• Faktor pribadi, perilaku dan fisiologis
Tingkat Mikro
• Penyebab langsung pada tingkat organ, sel dan molekular
Contoh :
Umur
TB klinis
Status gizi
Faktor genetik
Kondisi lingkungan
TEORI PIE / PIZZA (CAUSAL PIES)
Oleh KJ Rothman
Sufficient cause :
• A set of conditions without any one of which the disease
would not have occurred (This is one whole pie)
Component cause :
• Any one of the set of conditions which are necessary for
the completion of a sufficient cause (This is a piece of the
pie)
Necessary cause :
• A component cause that is a member of every sufficient
cause
GENERAL MODEL OF
CAUSATION (CAUSAL PIES)
7. Coherence – the observed data should not conflict with known facts
about the natural history and biology of the disease