EPIDEMIOLOGI INTERMEDIATE
DOSEN : PROF. Dr. dr. Sudarto Ronoatmodjo, S.KM, M.Sc
UKURAN FREKUENSI
PENYAKIT
Oleh kelompok 3 :
1. Fitri Dwi Anggraini (2006560535)
2. Rahmadhini (1906336265)
3. Ryan Augustian (2006560245)
4. Sidhi Laksono (2006560756)
JENIS UKURAN DALAM
EPIDEMIOLOGI
TIPE MATEMATIK
• Dengan denominator
• Tanpa denominator
TIPE EPIDEMIOLOGIK
• Ukuran Frekuensi Penyakit (UFP)
• Ukuran Asosiasi
• Ukuran Dampak/Efek
TIPE MATEMATIK
JENIS UKURAN TIPE MATEMATIK
• Hitungan/Enumerasi/Angka Mutlak
– Merupakan jumlah kasar atau frekuensi
– Misal: 10 kasus, 1867 kasus
• Rasio
– Didapat dengan pembagian satu kuantitas dengan kuantitaslain. Misal: a/b,
dimana a = pria dan b = wanita;
– Unsur denominator (penyebut) berbeda atau bukan merupakan bagian dari
nominator (pembagi)
• Proporsi
– Seperti halnya rasio, bedanya nominator bagian dari denominator. Bila
dikalikan 100 disebut juga persentase.
– Misal: 28/56 = 0,5 ➔ 0,5 x 100% = 50%. Pada contoh ini, angka 28 merupakan
bagian dari angka 56, atau ada 28 kasus dari 56 kasus.
• Rate/Tingkat/Laju
– Tipe rasio untuk mengkuantifikasi proses dinamik (mis: pertumbuhan,
percepatan)
– Mis: jumlah individu yang mengalami peristiwa (numerator) dibagi dengan
jumlah total individu yang DAPAT mengalami peristiwa atau populasi berisiko
(denominator), kemudian dikalikan dengan suatu konstanta
– 5/100.000 x 10.000 = 0,5 per 10.000 penduduk
➢ Rate
– Format umum dari rate adalah :
Numerator σ 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠
Rate = x F → 𝑅𝑎𝑡𝑒 =
Denomin ator σ 𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
– Contoh
• Incidence rate = 3 kasus per 100 orang per tahun
• Kematian per 1000 penumpang - kilometer
➢ Contoh perhitungan RATE :
• Pada tahun 2004, ada 100 kasus DB di suatu
kota yang berpenduduk 1.250.000 orang.
Berapa rate kasus DB di kota itu?
• Jawab =
Rate =
kasus
konstanta =
100
100.000 = 8
populasi 1.250.000
atau 8 kasus per 100.000
➢ Contoh perhitungan RATE :
• Hepatitis C spesifik di kota (2000)
Kasus (thn Populasi pertengahan Kasus / Rate per
2000) tahun 2000 Populasi 100.000
Kota A 15 784.712 ? ?
Kota B 13 1.500.546 ? ?
• Jawaban
Kasus (thn Populasi pertengahan Kasus / Rate per
2000) tahun 2000 Populasi 100.000
Kota A 15 784.712 0,00001912 1,91
Kota B 13 1.500.546 0,00000866 0,87
TIPE EPIDEMIOLOGIK
JENIS UKURAN TIPE EPIDEMIOLOGIK
1. UKURAN FREKUENSI PENYAKIT / UFP
▪ UFP = kuantifikasi kejadian suatu penyakit dengan menghitung individu yang
terinfeksi, sakit (morbiditas), atau meninggal (mortalitas) pada suatu populasi;
▪ Interpretasi UFP biasanya memakai kata-kata (mis: kadang-kadang,
jarang);
▪ Kesepakatan umum dalam interpretasi UFP
– Bila angka 0,6 – 0,8 ➔”biasanya”
– Bila angka 0,2 – 0,5 ➔ “kadang-kadang”
– Bila angka 0,01 – 0,2 ➔”jarang”
▪ Biasanya diukur sebagai suatu rate atau proporsi
▪ Mencakup :
a. Insidens (incidence)
b. Prevalens (prevalens)
c. Mortalitas (mortality)
UKURAN – UKURAN FREKUENSI
PENYAKIT
a. Insidens
– Merefleksikan jumlah kasus baru (insiden) yang berkembang dalam suatu
periode waktu di antara populasi yang berisiko
• Yang dimaksud kasus baru adalah perubahan status dari sehat menjadi sakit
• Periode Waktu adalah jumlah waktu yang diamati selama sehat hingga menjadi
sakit
− Merupakan alat ukur untuk penelitian etiologi suatu penyakit baik akut
maupun kronis
− Merupakan indikator yang baik untuk mengestimasi suatu “resiko” oleh karena
insidens mengukur secara langsung peluang bahwa seseorang yang sehat akan
menjadi sakit
− Insidens rate yang tinggi dari suatu penyakit menunjukkan resiko yang tinggi
untuk mendapatkan penyakit tersebut
− Insidens memberikan informasi mengenai efektifitas dari suatu pencegahan
atau intervensi terhadap suatu penyakit
1) Insidens Kumulatif / Cumulative Incidence = Risk = Proporsi
Insidens
– Berarti rata-rata risiko seorang individu terkena penyakit
– Orang-orang yang berada dalam denominator haruslah terbebas dari
penyakit pada permulaan periode (observasi atau tindak lanjut)
– Metode ini hanya layak bila ada sedikit atau tidak ada kasus yang lolos dari
pengamatan karena kematian, tidak lama berisiko, hilang dari pengamatan
– Memerlukan bahwa semua non-kasus diamati selama seluruh periode
pengamatan
– Probabilitas individu berisiko berkembang menjadi penyakit dalam periode
waktu tertentu
– menyatakan individu tidak meninggal karena sebab lain selama periode itu
– Tidak berdimensi, dinilai dari nol sampai satu
– Merujuk pada individu
– Mempunyai periode rujukan waktu yang ditentukan dengan baik
A 7
B 7
C ⚫* 2
D 7
E 3
F 2
G 5
Keterangan
Periode sehat
Periode sakit
⚫* Meninggal
• Dari Gambar 1.
1. Berapa Insiden Kumulatif (IK) selama 7 tahun waktu pengamatan?
➢ Jawab :
IK =
Kasus baru
Populasi berisiko pada awal pengamatan
3 kasus
IK = = 43 kasus per 100 orang
7 orang
2. Hitunglah nilai Densitas Insidens (DI)= Insidens orang-waktu (PTI) = Incidence
Rate (IR)?
➢ Jawab:
– Hitung jumlah orang-waktu terlebih dulu :
2) Prevalens Periode
– Probabilitas seorang individu berada dalam keadaan sakit kapan saja
selama suatu periode waktu
A 7
B 7
C ⚫* 2
D 7
E 3
F 2
G 5
Keterangan
Periode sehat
Periode sakit
⚫* Meninggal
• Dari Gambar 2.
1. Hitung prevalens pada tahun ke 2, 3, 4, 5, 6, 7 .
Rumus Prevalens = prevalens titik (Point Prevalence) = proporsi prevalens
Jumlah kasus yang ada pada satu titik waktu T
Prevalens titik =
Total jumlah orang pada waktu T
➢ Jawaban : ➢ Jawaban :
PT pada T = 2 ➔0/7 PT pada T = 5 ➔2/6
PT pada T = 3 ➔2/7 PT pada T = 6 ➔2/5
PT pada T = 4 ➔2/6 PT pada T = 7 ➔2/5
Prevalens
(Permukaan air)
Kasus Baru
Kasus Lama
Sembuh
atau meninggal
Bekas-bekas kasus
UKURAN – UKURAN FREKUENSI
PENYAKIT
c.c.Mortalitas
Mortality
− Merefleksikan jumlah kematian dalam suatu populasi
− Ukuran mortalitas
▪ Ratio kematian terhadap kasus (Death-to-case Ratio)
DTCR =
(kematian dari penyakit t ertentu selama periode tertentu )
(kasus baru dari penyakit yang didentifik asi selama periode yang sama )
Contoh :
Pada tahun 2004, ada 200 kasus baru tuberkulosis paru-paru yang dilaporkan di
suatu wilayah. Pada tahun yang sama ada 15 kematian yang terjadi pada
penderita tuberkulosis paru-paru, maka DTCR = 15/200 ➔ 75 kematian per 1000
kasus baru
− Ukuran Mortalitas :
▪ Infant Mortality Rate (IMR)
IMR =
(bayi yang meninggal)
(bayi yang lahir hidup)
Contoh : IMR = 7,2 bayi yang meninggal per 1000 kelahiran hidup
▪ Neonatal mortality rate (NMR)
(kematian bayi umur dalam 28 hari pertama kehidupan)
NMR =
(bayi yang lahir hidup)
Contoh : NMR = 5,4 kematian neonatal per 1000 kelahiran hidup
PNMR =
(bayi yang meninggal umur 28 sampai11 bulan)
(bayi yang lahir hidup)
Contoh : PMNR = 2,8 kematian postneonatal per 1000 kelahiran hidup
PM grup1
PMR =
PM grup2
Contoh : PM pada semua kasus = 7,1%; PM pada umur 25 – 44 = 2,5%; PM
pada umur 45 – 64 = 4,3%. PMR antara umur 45 – 64 dan 25 – 44 adalah
(4,3/2,5) = 1,72
JENIS UKURAN TIPE EPIDEMIOLOGIK
2. UKURAN ASOSIASI
– Merefleksikan kekuatan atau besar asosiasi
antara suatu eksposur/faktor risiko dan kejadian
suatu penyakit
– Mengukur keeratan hubungan statistik antara
faktor tertentu dengan kejadian penyakit yang
diduga merupakan akibat pemaparan tersebut.
Hubungan antara pemaparan dan akibatnya
diukur dengan menggunakan Relative Risk (RR)
atau Odds Ratio (OR)
– Beberapa ukuran assosiasi digunakan untuk
mengestimasi efek
UKURAN – UKURAN ASOSIASI
y = b0 + b1 X 1 + b2 X 2 + b3 X 3 + ...... bk X k
• Logistik
– Interpretasi b1
Peningkatan dalam log odds outcome (penyakit) per unit meningkat dalam X1, disesuaikan dengan semua variabel lain dalam
model
KOEFISIEN KORELASI
– Ukuran lain asosiasi yang juga diturunkan dari
model matematis, namun tidak merefleksikan
parameter kausal
y = b0 + b1 X
b0 = intersep yaitu nilai y yang diestimasi ketika x = 0
b1 = koefisien korelasi (regresi) yaitu peningkatan yang diperkirakan pada
dependen variabel (y) per unit dalam variabel prediktor (x). Jika x =1, y =
b0+b1, jika x=2, y = b0 + b1 * 2.
UKURAN – UKURAN ASOSIASI
UKURAN RASIO
❖ Rasio risiko atau risiko relatif (RR)
Risiko pada kelompok terpajan
RR =
Risiko pada kelompok tidak terpajan
❖ Rasio Insidens Kumulatif (RIK)
Insidens kumulatif pada kelompok terpajan
RIK =
Insidens kumulatif pada kelompok tidak terpajan
❖ Rasio Rate atau Rasio Densitas Insidens (RDI)
Densitas insidens pada kelompok terpajan
RDI =
Densitas insidens pada kelompok tidak terpajan
❖ Rasio Prevalens (RP)
Prevalens pada kelompok terpajan
RP =
Prevalens pada kelompok tidak terpajan
• Risk rasio atau disebut juga Relative risk (RR) merupakan
rasio dari risiko untuk terjadinya penyakit pada
kelompok terpapar dibandingkan kelompok yang tidak
terpapar
• Resiko relatif sebagai ukuran yang dapat menunjukkan
berapa kali risiko untuk mengalami penyakit pada
populasi terpapar relatif dibandingkan dengan populasi
tidak terpapar
• Risiko rasio disebut juga rasio insidensi kumulatif (RIK) /
Cummulative Incidence Ratio (CIR)
• Incidence density adalah potensi perubahan status
penyakit per satuan waktu, relatif terhadap besarnya
populasi individu yang sehat pada waktu itu
➢ Contoh :
Tabel 1. Kaitan antara merokok dan angka insidens stroke dalam
suatu kohort
Kategori merokok Jumlah kasus stroke Orang-tahun Tingkat insidens
observasi (lebih stroke (per 100.000
dari 8 tahun) orang tahun)
• Odds kasus artinya perbandingan jumlah kasus terpapar dengan kasus tidak
terpapar, sedangkan odds kontrol artinya perbadingan jumlah kontrol
terpapar dan kontrol tidak terpapar
• Odds suatu kejadian adalah rasio probabilitas bahwa kejadian terjadi
terhadap probabilitas kejadian tidak terjadi
P
Odds suatu peristiwa =
1− P
P = Probabilitas suatu kejadian terjadi
1–P = Probabilitas suatu kejadian tidak terjadi
Tabel 2. Tabulasi silang pemajan dan status sakit,
insidens sakit dan Probabilitas odds sakit
Status sakit
- c d c+d c/(c+d) c
c+d =
c
c d
1−
c+d
+ a b a
Pemajan
axd
- c d ORpemajan = c = = ORsakit
b bxc
d
b
ORpemajan/ kontrol = b + d =
b
b d
1−
b+d
Prevalence Odds Ratio (POR) = Cross Product Ratio ➔
bila data didasarkan pada kasus-kasus prevalens
20 / 1000 0,02
Incidence proportion (risk ) Ratio = = = 2,00
10 / 1000 0,01
KAPAN OR DIANGGAP BAIK UNTUK
MEMPREDIKSI NILAI RR?
RR OR
• Digunakan jika periode • Odds ratio merupakan
waktu penyakit memiliki sebuah pendekatan relative
durasi yang tetap atau pasti. risk yang digunakan dalam
Namun, jika penyakit studi case control
memiliki masa inkubasi
lama atau bervariasi,
penetapan risk ratio
membutuhkan periode
observasi yang cukup lama.
▪ Jumlah orang yang berpindah status dari tidak
sakit ke status sakit selama periode waktu
tertentu merupakan hasil paduan antara tiga
faktor, yaitu :
1) Ukuran besarnya populasi
2) Lama periode pengamatan
3) Kekuatan penyebaran penyakit (force of morbidity)
▪ Pada penyakit yang jarang terjadi, nilai Odds
Ratio hampir sama dengan nilai Relative Risk
(Risk Ratio). Nilai Prevalence Odds Ratio hampir
sama dengan nilai Prevalence Proportion Ratio
▪ Pada penyakit yang umum terjadi, nilai Odds
Ratio lebih ekstrim dari pada Risk Ratio
JENIS UKURAN TIPE EPIDEMIOLOGIK
1. UKURAN DAMPAK / EFEK
– Merefleksikan dampak suatu faktor pada frekuensi atau risiko dari
suatu masalah (outcome) kesehatan
– Merefleksikan kelebihan jumlah kasus karena suatu faktor
(attributable) atau jumlah kasus yang dapat dicegah oleh eksposur
(pemajan)
– Ukuran yang digunakan adalah Attributable Risk Percent dan
Population Attributable Risk. Ukuran ini berguna untuk meramalkan
efficacy atau effectiveness suatu pengobatan dan strategi intervensi
pada populasi tertentu
– Perbedaan risiko = Risk Difference (RD) = Attributable Risk (AR) =
Excess Risk (ER) = Absolute Risk (AR)
• [Risiko pada kelompok terpajan] – [Risiko pada kelompok tidak terpajan]
• Berguna untuk mengukur besarnya masalah kesehatan masyarakat yang
disebabkan oleh suatu pemajan
• bermanfaat untuk penilaian prioritas untuk aksi kesehatan masyarakat (Public
Health Action)
❖ Ukuran Perbedaan Efek
– Attributable Risk (AR) Percent = AR%
Insidens ( terpajan) − Insidens ( tidak terpajan)
AR% = x 100 %
Insidens (terpajan)
– Perbedaan insidens kumulatif = Cumulative Incidence Difference=
CID
• [IK pada kelompok terpajan] - [IK pada kelompok tidak
terpajan]
IK = Insidens Kumulatif
– Perbedaan rate/ perbedaan densitas insidens (IDD = Insidence
Density Difference)
• IDD = [Densitas insidens dalam kelompok terpajan] - [Densitas
insidens pada kelompok tidak terpajan]
− Fraksi yang dicegah dalam kelompok terpajan (PFE = Prevented Fraction in the
Exposed)
Insidens (tidak terpajan) − Insidens (terpajan)
PFE =
Insidens (tidak terpajan)
RISIKO ATRIBUT (AR)
Obesitas 6 94 100
Tidak obesitas 2 98 100
Jumlah 8 182
Obesitas 6 94 100
Jumlah 8 182
= ( AR ) x P
Prevalens faktor risiko
➢ Tabulasi silang pemajan dan status sakit, insidens sakit dan Probabilitas
odds sakit
Status sakit
+ a b a+b a/(a+b)
- c d c+d c/(c+d)