Lelaki dengan kacamata minusnya, sibuk dengan beberapa lembar berkas yang serius
dibaca dan disebar di atas meja, Dia kelihatan stress sambil memegang kepalanya menarik
napas panjang. Tiba-tiba seorang mendekat.
Chris duduk di dekat arkha yang masih kelihatan stress, dengan beberapa berkas yang
berhamburan di atas meja belajar arkha, ditemani dengan laptop yang Masih menyala.
“Tragedi Banjarsari”
Arkha Sekali Menarik nafas dan mulai menjelaskan Tragedi Banjarsari, terjadi pada
bulan april tahun 1987, pelakunya seorang petani 42 tahun bernama wirjo. Membantai 20
orang secara acak dengan senjata sabit dan parang serta melukai 12 penduduk desa lainnya.
“Orang bisa menjadi jahat ketika dia mendapatkan perlakuan buruk dari
lingkungannya”
“Sepertinya kali ini, kau mendapatkan Tugas Kuliah yang berat” Tanya Chris
Arkha Terdiam sejenak dan menatap Chris dengan wajah serius bercampur ketakutan
Arkha, begitu biasa dia dipanggil. Dengan lensa kacamata kurang lebih minus dua
yang selalu terpasang di matanya. Mahasiswa Kriminology tahun ke dua di salah satu
fakultas negeri di Jakarta. Arkha selalu mengeluh kepada sahabatnya chris betapa
menyesalnya dia dengan pilihannya mengambil jurusan ini.
Chris adalah sahabat Arkha dari sejak Sekolah menengah, dan sama-sama lulus,
dengan jurusan yang berbeda. Chris dengan jurusan arsiteknya sementara arkha dengan
randomnya memilih jurusan kriminology, dengan alasan konyol. hobbynya yang selalu
menonton detective Conan.
Makanya chris selalu memanggil arkha dengan panggilan conan, seperti panggilan
akrab dua orang sahabat.
Arkha selalu kelihatan pendiam di keramaian, Chris adalah satu-satunya orang yang
bisa arkha ajak bicara dengan serius. Hanya Chris yang dihormati oleh Arkha.