Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Ekonomi Modernisasi

http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/JEKO
JEM 13 (1) 2017, 25-36

Pengungkapan Corporate Social Responsibility, Struktur


Corporate Governance dan Nilai Perusahaan

Salmah Pattisahusiwa1, Ferry Diyanti2


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman

Abstract
The concept of the corporate social responsibility has a significant interest in Indonesia because
believed to increase FRUSRUDWH·V YDOXH IRU VKDUHKROGHUV. This study aims to find the effect of corporate
social responsibility disclosure and corporate governance structure on corporate value. The data were
taken from annual report of mining companies listed in Indonesian Stock Exchange for period of 2014-
2015. The sample collection has been done by using purposive sampling with the certain criteria so that
18 companies which meet criteria have been obtained as samples. Multiple Regression analysis was
employed to analyze data. The result of this research show that corporate social responsibility
disclosure and corporate governance structure have significant effect to thecorporate value.

Keyword: Corporate Social Responsibiliy Disclosure; Corporate Governance Structure; Corporate


Value

Abstrak
Konsep corporate social responsibility saat ini merupakan isu penting bagi perusahaan karena diyakini dapat
meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pengungkapan
corporate social responsibility dan struktur corporate governance terhadap nilai perusahaan. Pengambilan data
diperoleh dari laporan tahunan perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama tahun 2014-2015. Pengumpulan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive
sampling sehingga diperoleh diperoleh sampel sebanyak 18 perusahaan sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa pengungkapan corporate social responsibility dan struktur corporate governance
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Kata Kunci: Pengungkapan Corporate Social Responsibility; Struktur Corporate Governance; Nilai Perusahaan

Permalink/DOI : http://dx.doi.org/10.21067/jem.v13i1.1763
Cara mengutip : Pattisahusiwa, S., & Diyanti, F. (2017). Pengungkapan Corporate Social
Responsibility, Struktur Corporate Governance dan Nilai Perusahaan. Jurnal
Ekonomi Modernisasi, 13(1), 25-36.
doi:http://dx.doi.org/10.21067/jem.v13i1.1763
Sejarah Artikel : Artikel diterima : Januari 2017; direvisi Februari 2017; diterima Maret 2017

Alamat korespondensi :
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mulawarman ISSN 0216-373X (cetak)
Jl. Tanah Grogot No. 1, Kampus Unmul Mount Kelua Samarinda, Samarinda Ulu, ISSN 2502-4578 (online)
Gn. Kelua, Samarinda, Kota Samarinda, Kalimantan Timur
E-mail: amahjais@gmail.com
Jurnal Ekonomi Modernisasi, 13 (1) 2017, 25-36

lingkungan termasuk masyarakat sekitar. Hal


Pendahuluan
ini menjelaskan hubungan antara struktur
Perkembangan ekonomi yang begitu corporate governance dan corporate social
pesat dan persaingan yang begitu ketat responsibility dengan nilai perusahaan
memberikan tekanan bagi perluasan bisnis (Habbash, 2016).
perusahaan. Hal ini berdampak kepada Penelitian ini menguji pengaruh
lingkungan karena tingkat konsumsi pengungkapan corporate social responsibility dan
masyarakat terhadap sumber daya alam yang struktur corporate governance yang diproksikan
semakin meningkat. Dampak negatif ini dengan dewan komisaris independen
semakin terlihat dengan semakin banyaknya terhadap nilai perusahaan. Nilai perusahaan
kerusakan lingkungan yang mempengaruhi dipilih karena adanya anggapan bahwa setiap
kehidupan masyarakat. Upaya yang kebijakan dan tindakan yang diambil
dilakukan untuk meningkatkan nilai perusahaan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan dengan memanfaatkan sumber perusahaan.
daya sekitar pada kenyataannya sering tidak Penelitian ini memiliki perbedaan
sejalan dengan upaya untuk menjaga dengan beberapa penelitian sebelumnya
keberlangsungan lingkungan sumber daya karena berfokus pada praktik corporate social
tersebut berada. Oleh karena itu, merupakan responsibility pada perusahaan pertambangan
hal yang penting bagi perusahaan untuk di Indonesia yang diatur oleh Undang-
menjaga lingkungan sekitar perusahaan. Undang No 32 tahun 2009 yang mengatur
Adeneye dan Ahmed (2015) tentang Perlindungan dan Pengelolaan
menjelaskan bahwa corporate social responsibility Lingkungan Hidup. Perusahaan
memberikan pemahaman bahwa perusahaan pertambangan selama ini selalu menjadi
memiliki kemampuan dan rasa tanggung sorotan utama ketika membahas tentang
jawab terhadap pertumbuhan dan corporate social responsibility karena masih
perkembangan lingkungan sekitar banyak perusahaan pertambangan yang
perusahaan tersebut beroperasi. Hal ini merugikan lingkungan. Salah satu contoh
berarti bahwa perusahaan memberikan adalah praktik pertambangan di kota
pelayanan jasa secara sukarela kepada Samarinda, dimana jumlah tambang yang
masyarakat sehingga berdampak secara cukup banyak menurut data Pemerintah,
langsung terhadap nilai perusahaan di telah memaksa desa-desa dan sekolah untuk
masyarakat. menjauhi longsoran lumpur yang beracun
Struktur corporate governance menjaga dan sumber-sumber air yang tercemar
keseimbangan antara tujuan ekonomi (Suryawan, 2013). Pada tingkat kepatuhan,
dengan tujuan sosial maupun tujuan perusahaan pertambangan juga menarik
individu dengan tujuan masyarakat. Struktur untuk diamati dalam menjaga lingkungan
corporate governance juga dikembangkan lebih sekitar dengan menggunakan variabel
lanjut untuk permasalahan etika, struktur corporate governance yang diproksikan
akuntabilitas, pengungkapan dan pelaporan dengan dewan komisaris independen
(Gill, 2008). adanya beberapa bentuk dari sebagai mekanisme internal pengawasan
struktur corporate governance memiliki peran yang dapat meningkatkan nilai perusahaan.
dalam mengawasi serta mengendalikan Variabel pengungkapan corporate social
keputusan manajemen dan aktivitas responsibility dan struktur corporate governance
perusahaan yang berdampak pada terhadap nilai perusahaan dipilih karena
26
Salmah Pattisahusiwa & Ferry Diyanti / 3HQJXQJNDSDQ &RUSRUDWH 6RFLDO «.

adanya ketidakkonsistenan hasil dari (2003) dalam Hussein dan Venkatram


beberapa penelitian sebelumnya. Hasil (2013) tidak menemukan pengaruh yang
penelitian dari Dahlia dan Veronica (2008) signifikan antara struktur corporate governance
serta Byus et al. (2010) menunjukkan bahwa khususnya komposisi dewan komisaris
corporate social responsibility berpengaruh dengan nilai perusahaan.
terhadap nilai perusahaan. Kegiatan corporate Berdasarkan latar belakang tersebut,
social responsibility memiliki pengaruh positif maka tujuan penelitian ini adalah untuk
yang tercermin dalam peningkatan mengetahui: (1) pengaruh pengungkapan
profitabilitas perusahaan. corporate social responsibility terhadap nilai
Kepedulian terhadap sosial dan perusahaan; (2) pengaruh struktur corporate
lingkungan sekitar akan memberikan governance yang diproksikan dengan
dampak kepada produk yang dihasilkan keberadaan dewan komisaris independen
sehingga dapat diterima publik dengan baik terhadap nilai perusahaan.
dan meningkatnya penjualan. Adanya
peningkatan penjualan akan berdampak Tinjauan Pustaka
pada nilai perusahaan. Hasil ini berbeda Agency Theory
dengan penelitian dari Crisostomo et al. Jensen dan Meckling (1976)
(2011) yang meneliti pengaruh dari corporate menjelaskan bahwa dalam agency theory,
social responsibility terhadap nilai perusahaan perspektif hubungan Manajer (agency)
dan kinerja perusahaan di negara Brazil. merupakan dasar untuk memahami corporate
Hasil penelitian menunjukkan bahwa governance. Masalah yang dihadapi dalam
corporate social responsibility berpengaruh perusahaan yaitu pemilik (the principal) tidak
negatif terhadap nilai perusahaan sementara memainkan peran aktif dalam manajemen.
corporate social responsibility memiliki pengaruh Pemilik perusahaan mendelegasikan
netral terhadap kinerja perusahaan. Margolis wewenang dan tanggung jawab kepada
dan Walsh (2003) menemukan bahwa pihak manajemen untuk bekerja atas nama
corporate social responsibility tidak memiliki kepentingan pemilik perusahaan.
kontribusi terhadap nilai perusahaan karena Pendelegasian wewenang membuat
investor lebih berorientasi kepada kinerja manajemen mengambil strategi, taktik dan
jangka pendek. keputusan operasional yang dapat
Weisbach (1988) memberikan bukti menguntungkan kepentingan mereka,
empiris bahwa jumlah dewan komisaris yang sehingga dapat memicu konflik kepentingan.
berasal dari luar perusahaan dapat Di satu sisi, pemilik menginginkan manajer
memperkuat corporate governance pada untuk bekerja keras sehingga dapat
perusahaan tersebut. Hal ini berdampak memaksimalkan keuntungan pemilik,
pada nilai perusahan yang semakin namun di sisi lainnya, manajer juga ingin
meningkat. Dahya dan McConnell (2007) memaksimalkan keuntungan bagi diri
menemukan bahwa perusahaan dengan sendiri.
jumlah proporsi dewan komisaris
independen yang lebih banyak akan Stakeholder Theory
memiliki nilai perusahaan yang lebih tinggi. Stakeholder theory merupakan
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penghubung bagi masalah etika dan strategi
penelitian sebelumnya, dimana Park dan perusahaan. Tujuan utama perusahaan
Shin (2003) serta Singh dan Davidson adalah mendapatkan keuntungan yang

27
Jurnal Ekonomi Modernisasi, 13 (1) 2017, 25-36

sebesar-besarnya bagi pemiliknya, namun Beberapa penelitian memberikan


hal ini dimaksudkan bahwa perusahaan tidak pengukuran yang berbeda sebagai proksi
hanya beroperasi untuk kepentingannya saja, dari nilai perusahaan. Sebagian besar peneliti
tetapi juga untuk kepentingan para PHQJJXQDNDQ 7RELQ·V 4 VHEDJDL SURNVL
stakeholder. Beberapa teori stakeholder untuk penelitian yang dilakukan.
berpendapat bahwa dengan mengatur
perusahaan khususnya dalam menjaga Corporate Social Responsibility
hubungan baik dengan stakeholder akan Prastowo dan Huda (2011)
berdampak baik bagi nilai perusahaan menjelaskan bahwa corporate social responsibility
tersebut (Margolish dan Walsh, 2003). merupakan tanggungjawab organisasi
Suatu kasus bisnis yang berkaitan sebagai dampak dari suatu keputusan dan
dengan corporate social responsibility kegiatan kemasyarakatan dan lingkungan,
berpendapat bahwa ada beberapa alasan melalui perilaku transparan dan etis yang
yang sah untuk sebuah perusahaan harus memberikan kontribusi untuk
berinvestasi di kegiatan yang berkaitan pembangunan berkelanjutan, kesehatan dan
dengan corporate social responsibility. Dari sudut kesejahteraan masyarakat; memperhitungkan
pandang ekonomi, terdapat teori yang logis harapan para pemangku kepentingan; sesuai
dan bukti empiris yang menjamin bahwa dengan hukum yang berlaku dan konsisten
kegiatan yang berhubungan dengan dengan norma-norma internasional perilaku
tanggung jawab sosial dapat menurunkan dan terintegrasi di seluruh organisasi dan
biaya dan risiko dari perusahaan tersebut, dipraktekkan dalam suatu hubungan.
memberikan keuntungan yang kompetitif Selanjutnya dijelaskan bahwa Siallagan dan
bagi perusahaan, meningkatkan reputasi dan Machfoedz (2006) menjelaskan bahwa
legitimasi, dan juga menciptakan sinergi tujuan utama perusahaan adalah
(Salazar dan Husted, 2008) memaksimalkan nilai perusahaan.
Berdasarkan definisi tersebut dapat
Nilai Perusahaan dilihat bahwa pentingnya kesadaran dalam
Nilai perusahaan yang semakin pengungkapan corporate social responsibility
tinggi akan diikuti dengan semakin tingginya oleh perusahaan. Tujuan dari adanya
harga saham. Nilai perusahaan yang tinggi pengungkapan corporate social responsibility
menjadi keinginan para pemilik perusahaan, yaitu sebagai wujud tanggung jawab atau
sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan komitmen yang dilakukan oleh perusahaan
kemakmuran pemegang saham juga tinggi. atas dampak-dampak lingkungan yang
Kekayaan pemegang saham dan perusahaan ditimbulkan dari aktivitas bisnisnya. corporate
dipresentasikan oleh harga pasar dari saham social responsibility juga dapat diartikan sebagai
yang merupakan cerminan dari keputusan suatu bentuk kepedulian sosial sebuah
investasi, pendanaan (financing) dan perusahaan untuk melayani kepentingan
manajemen aset (Hermuningsih, 2012). organisasi maupun kepentingan publik
Brigham dan Houston (1999) eksternal.
mendefinisikan nilai perusahaan sebagai nilai
pasar yang dihasilkan manajemen dan Struktur Corporate Governance
organisasi perusahaan yang menggambarkan Corporate governance (CG) merupakan
bahwa perusahaan tersebut akan terus mekanisme yang saling menyeimbangkan
tumbuh dan berkembang. antara tindakan maupun pilihan manajer

28
Salmah Pattisahusiwa & Ferry Diyanti / 3HQJXQJNDSDQ &RUSRUDWH 6RFLDO «.

dengan kepentingan shareholders (Susanti, ingin memaksimalkan keuntungannya


2011). Penelitian mengenai corporate masing-masing.
governance telah banyak yang dapat Hal ini juga berkaitan erat dengan
mengidentifikasikan berbagai macam stakeholder theory yang menyatakan bahwa
mekanisme untuk memastikan bahwa team tujuan utama perusahaan adalah
manajemen bertindak yang terbaik untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-
mewakili kepentingan para pemegang besarnya bagi Pemiliknya, namun hal ini
saham. Mekanisme ini terbagi atas dimaksudkan bahwa perusahaan tidak hanya
mekanisme internal dan mekanisme beroperasi untuk kepentingannya saja, tetapi
eksternal. Mekanisme internal antara lain: juga untuk kepentingan para stakeholder.
dewan direksi, kepemilikan manajemen dan Stakeholder theory sejalan dengan corporate social
kompensasi eksekutif. Mekanisme eksternal responsibility karena perusahaan harus
antara lain: kepemilikan institusional dan the memiliki perilaku tanggungjawab diantara
level of debt financing (Barnhart and Rosentein, dua pemilik, yaitu baik dengan para
1998). pemegang saham maupun dengan
Struktur corporate governance lainnya masyarakat sekitar (Harrison dan Wicks,
adalah dewan komisaris independen. 2013).
Struktur Puncak sistem operasional internal Corporate social responsibility berdampak
perusahaan dipegang oleh dewan komisaris secara langsung kepada nilai perusahaan di
yang mempunyai peranan penting terhadap masyarakat karena perusahaan yang
pengawasan operasional perusahaan. Dewan memiliki orientasi untuk tetap menjaga dan
komisaris memegang kendali dalam melindungi lingkungan sekitar akan
menentukan keputusan dan kebijakan yang membuat nama perusahaan menjadi lebih
akan dilaksanakan perusahaan termasuk baik dan secara langsung berdampak pada
kebijakan mengenai CSR. Keberadaan peningkatan nilai perusahaan.
dewan komisaris independen diharapkan Hasil penelitian dari Dahlia dan
dapat mempengaruhi perusahaan untuk Veronica (2008) serta Byus et al. (2010)
melaksanakan dan mengungkapkan CSR menunjukkan bahwa corporate social
dengan lebih baik karena dewan komisaris responsibility berpengaruh terhadap nilai
independen mendapat tanggungjawab besar perusahaan. Kegiatan corporate social
untuk bertindak independen demi menjaga responsibility memiliki pengaruh positif yang
kepentingan pemegang saham tercermin dalam peningkatan profitabilitas
(Purrbopangestu dan Subowo, 2014). perusahaan.
Kepedulian terhadap sosial dan
Pengaruh Pengungkapan Corporate lingkungan sekitar memberikan dampak
kepada produk yang dihasilkan sehingga
Social Responsibility terhadap Nilai
dapat diterima publik dengan baik dan
Perusahaan
meningkatnya penjualan. Adanya
Agency theory menjelaskan bahwa
peningkatan penjualan berdampak pada nilai
terjadi konflik kepentingan antara pihak
perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut,
manajemen dengan pemilik karena adanya
maka hipotesis sebagai berikut:
perbedaan kepentingan dimana setiap pihak

29
Jurnal Ekonomi Modernisasi, 13 (1) 2017, 25-36

H1: Pengungkapan corporate social responsibility akan memiliki nilai perusahaan yang lebih
berpengaruh terhadap nilai perusahaan tinggi. Berdasarkan uraian tersebut, maka
dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
Pengaruh Struktur Corporate H2: Struktur Corporate Governance yang
Governance terhadap Nilai Perusahaan diproksikan dengan keberadaan dewan
Corporate Governance (CG) secara komisaris independen berpengaruh terhadap
umum adalah seperangkat mekanisme yang nilai perusahaan
saling menyeimbangkan antara tindakan
maupun pilihan manajer dengan
kepentingan shareholders (Susanti, 2011). Hal Metode
ini sesuai dengan agency theory yang
Variabel dependen dalam penelitian
menjelaskan hubungan antara pihak principal
ini adalah nilai perusahaan. Brigham (1999)
dan pihak agent. Menurut agency theory,
mendefinisikan nilai perusahaan sebagai nilai
perbedaan kepentingan antara pihak principal
pasar yang dihasilkan manajemen dan
dan pihak agent dapat menimbulkan asimetri
organisasi perusahaan yang menggambarkan
informasi. Oleh karena itu, corporate governance
bahwa perusahaan tersebut akan terus
memegang peranan penting untuk
tumbuh dan berkembang. Nilai perusahaan
mengatasi masalah asimetri informasi
dalam penelitian ini diukur menggunakan
tersebut.
7RELQ·V 4
Struktur Corporate Governance dalam
Variabel independen dalam penelitian
penelitian ini diproksikan dengan
ini ada 2 (dua) variabel yaitu pengungkapan
keberadaan dewan komisaris independen.
Corporate Social Responsibility dan Struktur
Keberadaaan Dewan Komisaris independen
Corporate Governance. Variabel pertama yaitu
dalam Dewan Komisaris merupakan salah
pengungkapan Corporate social responsibility
satu indikator adanya independensi dari
akan dihitung dengan menggunakan
Dewan yang ada dalam Perusahaan.
Corporate Social Disclosure Index (CSDI),
Kehadiran Dewan Komisaris Independen
indikatornya mengacu pada GRI (Global
dapat meningkatkan kualitas pengawasan
Reporting Initiatives) dengan komponen
dalam perusahaan serta mengendalikan
pengungkapan yang terdiri atas: ekonomi,
keputusan manajemen dan aktivitas
lingkungan dan sosial sebagai dasar
perusahaan yang berdampak pada internal
Sustainability Reporting.
perusahaan, seperti dalam penyusunan
Variabel kedua yaitu struktur Corporate
laporan keuangan yang berkualitas.Adanya
Governance yang diproksikan dengan
hasil output berupa laporan keuangan yang
keberadaan dewan komisaris independen.
berkualitas dan berkurangnya asimetri
Pengertian dewan komisaris independen
informasi antara agent dan principalakan
menurut Komite Nasional Kebijakan
dinilai baik oleh pihak-pihak yang
Governance (2011) adalah Dewan
berkepentingan, karena dianggap
Komisaris yang tidak berasal dari pihak
perusahaan memiliki kinerja yang baik. Hal
terafiliasi, yang dimaksud dengan terafiliasi
ini dapat meningkatkan nilai perusahaan di
adalah pihak yang mempunyai hubungan
mata investor. Weisbach (1988), Muryati
bisnis dan kekeluargaan dengan pemegang
dan Suardhika (2014), serta Dahya dan
saham pengendali, anggota direksi dan
McConnell (2007) menemukan bahwa
dewan komisaris lain, serta dengan
perusahaan dengan jumlah proporsi dewan
perusahaan itu sendiri. Keberadaan dewan
komisaris independen yang lebih banyak
30
Salmah Pattisahusiwa & Ferry Diyanti / 3HQJXQJNDSDQ &RUSRUDWH 6RFLDO «.

komisaris independen diukur dengan cara Indonesia berturut-turut selama tahun 2014
menghitung persentase proporsi jumlah s./d 2015 yang berjumlah 41 perusahaan.
dewan komisaris independen dibandingkan Pemilihan sampel dilakukan dengan
dengan total anggota komisaris secara menggunakan metode purposive sampling yaitu
keseluruhan. Populasi dalam penelitian ini metode pengambilan sampel sesuai dengan
adalah perusahaan-perusahaan sektor kriteria yang telah ditentukan.
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

Tabel 1. Seleksi Sampel Penelitian

Keterangan Jumlah
Perusahaan sektor pertambangan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek 41
Indonesia berturut-turut selama 2014 s/d 2015
Perusahaan mengalami kerugian selama periode pengamatan (8)
Data yang dibutuhkan tidak tersedia dengan lengkap (15)
Jumlah Objek yang Diteliti 18

Berdasarkan tabel diatas, maka jumlah objek variabel independen terhadap variabel
yang diteliti adalah 18 perusahaan. Periode dependen.
penelitian yang digunakan adalah selama 2
(dua) tahun, sehingga total sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 36 Hasil dan Pembahasan
sampel.
Hasil Uji Asumsi Klasik
Tehnik analisis mengunakan tehnik
Hasil uji normalitas dengan menggunakan
analisis kuantitatif. Alat analisis yang
uji Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai
digunakan dalam penelitian ini adalah
berikut:
Analisis Regresi Linier Berganda. Persamaan
Regresi yang digunakan dalam penelitian ini
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Data
adalah sebagai berikut:
Unstandardized
7RELQV·4 ¡ ¢1CSRD ¢2KI
Residual
N 36
Tahap analisis data dimulai dengan
Mean 0.0000
melakukan Uji Asumsi Klasik, yang terdiri
Parameters Std. 0.26878619
dari uji Normalitas, uji Multikolonearitas, uji
deviation .120
Autokolerasi dan uji Heteroskedastisitas.
Absolute .100
Tahap berikutnya yaitu melakukan Uji
Difference -.130
Statistik F (Uji Kelayakan model) untuk
PositiveNegative .423
menunjukkan apakah semua variabel
Kolmogorov Smirnov .216
independen mampu menjelaskan variabel
Z
dependen, sehingga model layak untuk
Asymp. Sig (2-tailed)
digunakan. Tahap terakhir dilakukan
Sumber: Data diolah
Pengujian Hipotesis (Uji t) untuk
menunjukkan seberapa jauh pengaruh

31
Jurnal Ekonomi Modernisasi, 13 (1) 2017, 25-36

Berdasarkan pada tabel 2, hasil uji Durbin Watson (DW) sebesar 1,659. Nilai
normalitas terhadap data residual ini akan dibandingkan dengan nilai tabel
menunjukkan bahwa besarnya Asymp. Sig (2- dengan menggunakan signifikansi 0,05
tailed) sebesar 0,216 diatas tingkat dengan jumlah sampel 36 perusahaan.
signifikansi 0,05. Hasil pengujian ini Sedangkan dari tabel dw dengan signifikansi
menunjukkan bahwa model regresi telah 0,05 dan jumlah data (n) = 36, maka
memenuhi standar normalitas. diperoleh nilai 4-du sebesar 2,3568 dan du
Hasil uji Multikollinearitas dapat dilihat sebesar 1,6432. Nilai dw sebesar 1,6592
berikut ini: lebih besar dari du yaitu 1,6432 dan lebih
kecil dari nilai 4-du sebesar 2,3568, maka
Tabel 3. Hasil Uji Multikollinearitas menunjukkan bahwa model regresi tersebut
tidak terjadi autokorelasi.
Collinearity
Model Statistics Hasil Uji Kelayakan Model
Tolerance VIF Hasil uji kelayakan model dapat dilihat pada
CSRD .861 1.162 tabel berikut ini:
KI .943 1.035
Sumber: Data diolah Tabel 5. Hasil Uji F

Nilai tolerance pada tabel tersebut Mean


Model Df F Sig
menunjukkan bahwa tidak ada variabel Square
independen yang memiliki nilai tolerance Regression 2 12,425 2.841 .030
Residual 33 5,529
kurang dari 0,10 (10%). Nilai VIF juga
Total 35
menunjukkan bahwa tidak ada variabel
independen yang memiliki nilai VIF lebih Sumber: Data diolah
dari 10. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
bahwa tidak ada multikolinearitas antara Hasil uji pada tabel tersebut
variabel independen dalam model regresi. menunjukkan bahwa nilai signifikansi F
Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada lebih kecil daripada QLODL ¡ ¡
tabel berikut: sehingga dapat disimpulkan bahwa semua
variabel independen mampu menjelaskan
Tabel 4. Hasil Uji Autokorealasi variabel dependen atau dengan kata lain
model layak untuk digunakan.
Model Adjusted Std Error Durbin
R Square of the Watson Hasil Pengujian Hipotesis
Estimate Uji Statistik t pada dasarnya
1 .042 2.26173 1.6592 menunjukkan pengaruh satu variabel
Sumber: Data diolah independen secara individual dalam
menerangkan variabel dependen. Hasil
Berdasarkan pada tabel 4, hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut :
uji autokorelasi dapat dinilai bahwa nilai

32
Salmah Pattisahusiwa & Ferry Diyanti / 3HQJXQJNDSDQ &RUSRUDWH 6RFLDO «.

Tabel 6. Hasil Uji t

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) .653 .234 14.623 .000
CSRD .746 .051 .596 3.808 .023
KI .672 .074 .386 2.169 .034
Sumber: Data Diolah

Berdasarkan tabel tersebut, dapat Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-


dilihat bahwa pengungkapan corporate social Undang ini memberikan rambu-rambu yang
responsibility dan struktur corporate governance mampu mengatur perusahaan untuk
yang diproksikan dengan keberadaan dewan melakukan corporate social responsibility dengan
komisaris independen memiliki nilai lebih baik, khususnya terhadap lingkungan.
signifikansi W GLEDZDK QLODL ¡ ¡ Di sisi lain, penerapan dan dan
sehingga dapat disimpulkan bahwa pengungkapan corporate social responsibility bagi
pengungkapan corporate social responsibility perusahaan akan mendapatkan keuntungan
dan struktur corporate governance yang berupa image perusahaan yang semakin baik
diproksikan dengan keberadaan dewan dan pada akhirnya akan meningkatkan nilai
komisaris independen berpengaruh terhadap perusahaan secara keseluruhan di mata para
nilai perusahaan. stakeholder khususnya investor. Perusahaan
Hasil pengujian hipotesis pertama dapat meraih dukungan yang berkelanjutan
menunjukkan bahwa pengungkapan corporate dan menikmati pertumbuhan pangsa pasar,
social responsibility berpengaruh terhadap nilai penjualan serta laba yang terus meningkat.
perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten Hasil pengujian hipotesis kedua
dengan penelitian dari Dahlia dan Veronica menunjukkan bahwa struktur corporate
(2008) serta Byus et al. (2010) dan governance yang diproksikan dengan
mendukung stakeholder theory yang keberadaan dewan komisaris independen
menjelaskan bahwa perusahaan seharusnya berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
bukan hanya memperhatikan kepentingan Hasil penelitian ini konsisten dengan
sendiri, namun juga memberikan manfaat penelitian dari Weisbach (1988), Muryati
bagi stakeholder yang berkepentingan dan Suardhika (2014) serta Dahya dan
terhadap perusahaan tersebut. Perusahaan McConnell (2007) dan mendukung agency
pertambangan di Indonesia sudah mulai theory bahwa memang terdapat perbedaan
melakukan corporate social responsibility karena kepentingan antara agent dan principal
menyadari bahwa keberadaan perusahaan sehingga dapat memunculkan asimetri
tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sosial, informasi, namun hal ini dapat dikurangi
lingkungan dan masyarakat sekitar. dengan adanya peranan dari dewan
Kepatuhan perusahaan dalam melakukan komisaris independen yang mampu
corporate social responsibility juga tidak terlepas menjalankan fungsi pengawasan terhadap
dari peranan Pemerintah yang mulai secara semua kebijakan dan kegiatan yang
tegas menerapkan Undang-Undang No 32 dilakukan oleh pihak manajemen.
tahun 2009 tentang Perlindungan dan Keberadaan dewan komisaris independen

33
Jurnal Ekonomi Modernisasi, 13 (1) 2017, 25-36

akan memberikan kontribusi yang cukup Daftar Pustaka


besar dan efektif terutama dalam proses Adeneye, Babatunde, Ahmed, Maryam.
penyusunan laporan keuangan yang (2015). Corporate Social
berkualitas sehingga berdampak pada Responsibility and Company
peningkatan nilai perusahaan di mata para Performance. Journal of Business Studies
investor. Quaterly Vol.7 No.1
Barnhart, Scott W, Stuart, Rosenstein.
Simpulan (2008). Board Composition,
Managerial Ownership and Firm
Berdasarkan hasil penelitian dapat Performance: An Empirical Analysis.
disimpulkan bahwa pengungkapan corporate The Financial Review. Vol 33: 1-16
social responsibility dan struktur corporate Byus, K., D. Deis, B. Ouyang. (2010).
governance yang diproksikan dengan Doing Well by Doing Good:
keberadaan dewan komisaris independen Corporate Social Responsibility and
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Profitability. SAM Advanced
Adanya pengungkapan corporate social Management Journal. Vol. 3, No.1: 44-55
responsibility dan keberadaan dewan komisaris Brigham, E.F, J.F Houston. (1999).
independen dapat meningkatkan nilai Majamenen Keuangan. Jakarta : Erlangga
perusahan di mata stakeholder khususnya para
Crisostomo, V. L, F. S. Freire, F. C.
investor.
Vasconcellos. (2007). Corporate Social
Adapun keterbatasan pada penelitian Responsibility, Firm Value and
ini adalah bahwa sampel yang digunakan Financial Performance in Brazil. Social
dalam penelitian ini terbatas pada sampel Responsibility Journal, Vol. 7, No. 2: 295-
perusahaan pertambangan dengan periode 309.
penelitian selama 2 (dua) tahun, sehingga
Dahya, Jay, McConnell , John J. (2007).
untuk penelitian berikutnya diharapkan Board Composition, Corporate
mempertimbangkan jenis perusahaan lain Performance, and the Cadbury
yang dapat dijadikan sampel, seperti: Committee Recommendation, Journal
industri kimia yang juga memiliki dampak of Financial and Quantitative Analysis,
besar terhadap lingkungan, serta Vol. 42: 535-564
memperpanjang periode penelitian untuk Dahlia, Veronica. (2008). Pengaruh Corporate
mendapatkan hasil yang lebih akurat. Social Responsibility terhadap Kinerja
Variabel independen yang digunakan Perusahaan (Studi Empiris Pada
dalam penelitian ini hanya terbatas pada Perusahaan yang Tercatat Di Bursa
pengungkapan Corporate Social Responsibility Efek Indonesia pada Tahun 2005 dan
dan struktur Corporate Governance yang 2006). Jurnal FE UNS. Semarang
diproksikan dengan keberadaan dewan Gill, A. (2008). Corporate Governance as
komisaris independen, sehingga untuk Social Responsibility: A Research
penelitian berikutnya diharapkan dapat Agenda. Berkeley Journal of International
mempertimbangkan variabel lainnya, seperti: Law. Vol.26 No. 2: 452-478
komite audit, rasio keuangan dan ukuran Habbash, Murya. (2016). Corporate
perusahaan. Governance and Corporate Social
Responsibility Disclosure: Evidence
From Saudi Arabia. Journal of Economic

34
Salmah Pattisahusiwa & Ferry Diyanti / 3HQJXQJNDSDQ &RUSRUDWH 6RFLDO «.

and Social Development. Vol 3 No 1: 87- Muryati, Ni Nyoman Tri Sariri, Suardhika, I
103 Made Sadha. (2014). Pengaruh
Harrison, Jeffrey S, Wicks, Andrew C. Corporate Governance terhadap Nilai
(2013). Stakeholder Theory, Value and Perusahaan. E-jurnal Akuntansi.
Firm Performance. Business Ethics Universitas Udayana. Vol. 9 No. 2:
Quaterly. Vol. 23 No. 1: 97-124 411-429
Hermuningsih, Sri. (2012). Pengaruh Purbopangestu, Hary Wisnu, Subowo.
Profitabilitas, Size terhadap Nilai (2014). Pengaruh Good Corporate
Perusahaan dengan Struktur Modal Governance terhadap Nilai
sebagai Variabel Intervening. Jurnal Perusahaan dengan Corporate Social
Siasat Bisnis. Vol.16 No. 2: 232-242 Responsibility sebagai Variabel
Hussein, Salih Kheiralla, Venkatram, Intervening. Accounting Analysis Journal.
Rengan. (2013). Corporate Vol. 3 No.3: 321-333
*RYHUQDQFH DQG )LUP·V 9DOXH $Q Prastowo, Joko, Huda, Miftachul. (2011).
Empirical Analysis of Agri-input Corporate Social Responsibility: Kunci
Firms in India. International Journal of Meraih Kemuliaan Bisnis. Yogyakarta:
Commerce, Business and Management. Vol. Samudra Biru
2 No.6: 353-362 Rustiarini, Ni Wayan. (2012). Corporate
Jensen, MC. W.H. Meckling. (1976). Theory Governance, Konsentrasi
of The Firm: Managerial Behavior, Kepemilikan dan Pengungkapan
Agency Cost and Ownership Enterprise Risk Management. Jurnal
Structure. Journal of Financial Economics, Manajemen Keuangan Dan
Vol 3: 305-360 Akuntabilitas.Vol. 11 No. 2: 279 ² 298
Komite Nasional Kebijakan Governance. Salazar, José & Husted, Bryan W. (2008).
(2011). Pedoman Penerapan Manajemen Measuring Corporate Social
Risiko Berbasis Governance. Jakarta Performance. Proceedings of the
Mangantar, Maryam, Ali, Muhammad. International Association for Business
(2015). An Analysis of the Influence and Society. 19, 149-161.
of Ownership Structure, Invesment, 6LDOODJDQ +DPRQDJDQ 0DV·XG
Liquidity and Risk to Firm Value: Machfoedz. (2006) ´0HNDQLVPH
Evidence from Indonesia. American Corporate Governance, Kualitas Laba
Journal of Economics and Business GDQ 1LODL 3HUXVDKDDQµ 6LPSRVLXP
Administration. Vol. 7 No. 4: 166-176 Nasional Akuntansi IX, Padang, 23-26
Margolis, J.D, Walsh, J.P. (2003). Misery Agustus.
Loves Companies: Rethinking Social Susanti, Serli Ike Ari. (2011). Pengaruh
Initiatives by Business. Administrative Kualitas Corporate Governance,
Science Quarterly. Vol 48 No. 5: 268-305 Kualitas Audit, dan Earnings
Moeljadi, Supriyati, Triningsih Sri. (2014). Management Terhadap Kinerja
Factors Affecting Firm Value: Perusahaan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis.
Theoretical Study on Public Vol. 5 No.2: 145-161
Manufacturing Firms in Indonesia. Sudiyatno, Bambang, Puspitasari, Elen.
South East Asia Journal of Contemporary (2010) 7RELQV·4 GDQ $OWPDQ =-Score
Business, Economic and Law. Vol. 5 No. sebagai Indikator Pengukuran Kinerja
2: 6-15 Perusahaan. Kajian Akuntansi. Vol. 2
No. 1: 9-21

35
Jurnal Ekonomi Modernisasi, 13 (1) 2017, 25-36

Suryawan, Zevanya. (2013). Eksploitasi Batu


Bara Rusak Kalimantan.
www.voaindonesia.com. Diakses pada
tanggal 2 April 2017
Undang-Undang No 32 tahun (2009).
Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Weisbach, M. (1988). Outside Directors
And Ceo Turnover. Journal of Financial
Economics, 20. 431-460

36

Anda mungkin juga menyukai